Minggu, 11 April 2021

Leaflet Takwil Ayat Mutasyabihat 06

6. ANTARA MEMBACA

MAALIKI YAUMIDDIIN

dan MALIKI YAUMIDDIIN


Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi

Pendahuluan

Kita diwajibkan dalam sehari semalam mendirikan sholat 5 waktu sebanyak 17 rokaat, dimana setiap rokaatnya kita wajib membaca Surat Al-Fatihah.

Ayat ke-4 Surat Al-Fatihah biasanya dibaca Maaliki yaumiddiin yang maknanya adalah Yang Memiliki hari agama (kiamat).

Tentang ayat ke-4 Surat Al-Fatihah ini, Prof Dr Quraisy Shihab MA dalam kitab Tafsir Al-Qur’an Al-Karim (Tafsir atas Surat-surat pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu), menulis sebagai berikut:

Ada dua bacaan yang populer dan sah menyangkut ayat ke-4 ini, yaitu ada yang memanjangkan mim (baca Maalik) yang diartikan “Pemilik” dan ada pula yang memendekkan (baca Malik) yang berarti Raja.

Seorang pemilik belum tentu menjadi raja, sebaliknya kepemilikan seorang raja biasanya melebihi kepemilikan pemilik yang bukan raja.

Kata “raja” biasanya digunakan untuk menyebut penguasa atas manusia, sedang kata “pemilik” digunakan untuk penguasa atas harta benda yang tidak bernyawa. Atas dasar pertimbangan ini sementara ulama lebih senang bacaan Malik yang berarti Raja karena ia memberikan kesan keagungan dan kebesaran, di samping itu – kata mereka – Al Qur-an mengisyaratkan bahwa Alloh Swt adalah Raja pada hari Pembalasan. Dalam Al Qur-an banyak ayat-ayat yang menegaskan hal ini, antara lain:

لَهُ ٱلۡمُلۡكُ يَوۡمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّووَ (٧٣)

Dan baginya kerajaan (kekuasaan) pada hari ditiup sangkakala (QS Al-An’aam [6]:73)

 ٱلۡمُلۡكُ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ لِّلَّهِKerajaan  pada hari itu (kiamat) adalah milik Alloh (QS. Al-Hajj [22]:56)

Argumentasi fihak yang membaca Maaliki yaumiddiin

Pahala yang diterima oleh yang membaca Maaliki yaumiddin melebihi yang membaca Maliki yaumiddiin karena lebih panjang bacaannya (lebih panjang 1 huruf).

Komentar Penulis

Bacaan Maaliki yaumidiin dan Maliki yaumiddin kedua-duanya sama sahnya. Dalam pandangan penulis argumentasi pembaca Maliki yaumiddin lebih kuat daripada pembaca Maaliki yaumiddiin.

Boleh dikatakan Ayat ke-4 Surat Al-Fatihah ini mempunyai dua makna. Makna pertama adalah  Yang memiliki hari agama, sedang makna kedua adalah Raja hari agama. Sehingga tidak ada kepastian.

Setiap kata di dalam Al Qur-an seharusnya hanya mempunyai satu makna.

Dalam makalah MTA dikatakan bahwa Bahasa Arob Al Qur-an adalah istimewa karena setiap katanya hanya mempunyai satu makna. Berbeda dengan Bahasa Arob manusia yang setiap katanya mempunyai beberapa makna (homonim dan polisemi, lihat makalah MTA).

Maka kita harus memilih makna manakah yang lebih tepat di antara dua kalimat : Maaliki yauumiddiin dan Maliki yaumiddiin dengan cara bertanya kepada Alloh Swt

Cara Bertanya Kepada Alloh Swt.

MTA 1. Kata yang kita tanyakan maknanya kepada Alloh Swt adalah kata malik (dan maalik).

MTA 2. Makna kata malik (dan maalik) di dalam kamus Al Qur-an adalah sebagai berikut:

Nama Kamus Al Qur-an

Makna maalik / malik

Qamus Al-Quran, Abdul Qadir Hasan

Yang memiliki / raja

Karena kita beranggapan bahwa kata maalik (dan malik) hanya mempunyai 1 makna maka kita misalkan memilih kata malik yang artinya adalah raja.

MTA 3. Ayat-ayat Al Qur-an yang mengandung kata malik.

         Dari Qamus Al-Quran, Abdul Qadir Hasan diperoleh daftar ayat sebagai berikut.

QS. Al-Fatihah [1] : 4, QS. Ali Imron [3] : 26, QS. Zukhruf [43]:77, QS. Al-Kahf [18] : 79, QS. An-Nas [114] : 2, QS. Al-Baqoroh [2] : 246, 247, QS. Yusuf [12] : 43, 50, 54, 72, 76, QS. Thoha [20]:114, QS. Al-Mu’minun [23] : 116, QS. Al-Hasyr [59]:23, QS. Al-Jumu’ah [62] : 1, QS. Al-Qomar [54] : 55.

MTA 4. Kita masukkan makna kata malik adalah raja di dalam kurung di belakang kata malik tadi.

MTA 5. Kemudian dianalisa apakah kata malik bermakna raja itu sesuai dengan keseluruhan mak-na ayat. Bila cocok kita tulis (cocok) di belakang kalimat ayat itu. Bila tidak cocok kita tulis (tidak cocok).

 

 Analisa ayat-ayat yang mengandung kata malik (dan maalik).

 

1. QS. Al-Fatihah [2]:4 : مَـٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ (٤) Maliki (raja) hari agama (kiamat). (Cocok)

2. QS. Ali Imron [3]:26 :  قُلِ ٱللَّهُمَّ مَـٰلِكَ ٱلۡمُلۡكِ تُؤۡتِى ٱلۡمُلۡكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلۡمُلۡكَ مِمَّن تَشَآءُ (٢٦)

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang Malikal (merajai) mulki (kerajaan), Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. (Cocok)

3. QS. Zukhruf [43] 77 Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja. (Tidak cocok)

Malik di sini adalah nama Malaikat penjaga neraka, maka ayat ini kita keluarkan dari analisa.

4. QS. Al-Kahf [18]:79  Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang malik (raja) yang merampas tiap-tiap bahtera. (Cocok)

5. QS. An-Nas [114]:2. Malik (raja) manusia. (Cocok)

6. QS. Al-Baqoroh [2]:246. Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang malik (raja) supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Alloh".(Cocok)

7. QS. Al-Baqoroh [2]:247. Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Alloh telah mengangkat untukmu Thalut menjadi malik (raja)."

8. QS. Yusuf [12]:43. Al-malik (Raja) berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): "Sesungguhnya aku bermimpi melihat 7 ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh 7 ekor sapi betina yang kurus-kurus dan 7 bulir (gandum) yang hijau dan 7 bulir lainnya yang kering." (Cocok)

9. QS. Yusuf [12]:50. Al-malik (raja) berkata: "Bawalah dia kepadaku." (Cocok)

10. QS. Yusuf [12]:54. Dan al-malik (raja) berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku".(Cocok)

11. QS. Yusuf [12]:72. Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala al-malik (raja), dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku jamin itu.” (Cocok)

12. QS. Yusuf [12]:76. Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala al-malik (raja)  itu dari karung saudaranya. (Cocok)

13. QS. Thoha [20]:114. Maka Maha Tinggi Alloh Al-Maliku (Raja) Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur-an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (Cocok)

14. QS. Al-Mu’minun [23]:116. Maka Maha Tinggi Alloh Al-Malik (Raja) Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang Memiliki) Arsy yang mulia. (Cocok)

15. QS. Al-Hasyr [59:23. Dialah Alloh Yang tiada Tuhan selain Dia, Al-Malik (Raja), Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Alloh dari apa yang mereka persekutukan. (Cocok)

16. QS. Al-Jumu’ah [62]:1. Senantiasa bertasbih kepada Alloh apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Al-Malik (Raja) Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Cocok)

17. Al-Qomar [54]:55. Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Maliik Muqtadir. (Maliik adalah nama Alloh Swt yang berjumlah 99, maka kita keluarkan dari analisa). (Tidak cocok)

Dengan demikian malik berarti raja pada ke-15 ayat ini, semuanya cocok dengan keseluruhan makna ayat masing-masing.

MTA 6.  Kesimpulan

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sebagai bagian dari keistimewaan Al Qur-an yang setiap kata-katanya hanya mempunyai satu makna, kata malik di dalam  Al-Qur-an juga hanya mempunyai satu makna yaitu raja.

Maka bacaan malik pada QS. Al-Fatihah ayat ke-4 dan QS. Ali Imron ayat ke-26 adalah Maliki (raja), bukan Maaliki (yang memiliki)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jember, 12 Oktober 2015.

Dr. H. M. Nasim Fauzi

Jalan Gajah Mada 118

Tilpun (0331) 481127

Jember

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar