Minggu, 09 Juli 2017

Benarkah Hanya Alloh dan RosulNya Yang Bisa Menafsirkan Al Qur-an




BENARKAH HANYA 
ALLOH DAN ROSULNYA 
YANG BISA MENAFSIR-
KAN AL QUR-AN ?
  Contoh Kasus Tafsir Kata Wali
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi

Pendahuluan
Dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TVOne, Selasa (11/10/ 2016), ucapan Nusron Wahid banyak menimbulkan reaksi.
Pada makalah ini penulis mengomentari pendapatnya bahwa para ulama yaitu MUI tidak berhak menafsiri Al Qur-an, dalam hal ini adalah surat Al-Maidah : 51. Pada ayat ini MUI menafsirkan “auliya” dengan “pemimpin-pemimpin” sesuai dengan  Al-Quran dan Terjemahnya terbitan Depag RI.
Menurut Nusron hanya Alloh dan Rosulnya saja yang berhak menafsirkan Al Qur-an bukan MUI.
Terjemah Surat Al-Maidah ayat 51 dalam Al-Quran dan Terjemahnya terbitan Departemen Agama RI
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
     Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasroni menjadi pemimpin-pemimpin (auliya’)mu; sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya termasuk golongan mereka.
     Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zolim.
Asbabun Nuzul (latar belakang turunnya ayat) Surat Al-Maidah : 51
Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq, Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan al-Baihaqi, yang bersumber dari ‘Ubadah bin ash-Shamit bahwa ‘Abdulloh bin Ubay bin Salul (tokoh munafik Madinah) dan ‘Ubadah bin ash-Shamit (salah seorang tokoh Islam dari Bani ‘Auf bin Khazroj) terikat oleh suatu perjanjian untuk saling membela dengan Yahudi Bani Qainuqo’. 
Ketika Bani Qainuqo’ memerangi Rosulullah Saw. ‘Abdulloh bin Ubay tidak melibatkan diri. Sedangkan ‘Ubadah bin ash-Shamit berangkat menghadap Rosululloh saw. untuk membersihkan diri kepada Alloh dan RosulNya dari ikatannya dengan Bani Qainuqo’ itu, serta menggabungkan diri bersama Rosulullah dan menyatakan hanya taat kepada Alloh dan RosulNya. 
Maka turunlah ayat ini (al-Maaidah: 51) yang mengingatkan orang yang beriman untuk tetap taat kepada Alloh dan RosulNya, dan tidak mengangkat kaum Yahudi dan Nasroni menjadi pemimpin mereka
Bangsa Yahudi di Madinah
Selain Banu Aus dan Khazraj yang berbangsa Arob, di Yathrib / Madinah dan sekitarnya terdapat bangsa Yahudi / Bani Isroil yang lebih lama tinggal di situ, sehingga menguasai ekonomi dan politik.  
Mereka menunggu kedatangan seorang Nabi baru yang terulis di daIam Taurat. Kedatangan Nabi Muhamad Saw.yang bukan berbangsa Yahudi dan merebut kepemimpinan di Madinah mengecewakan mereka. Lalu mereka membuat gara-gara sehingga timbul peperangan dengan.kaum Muslimin.
Komentar para ulama terhadap pendapat pada judul makalah ini
1. Golongan yang setuju
     Dalll yang dipakai adalah  QS. Ali Imron [3]:7
Hanya Alloh yang mengetahui takwilnya
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ 
     Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang men-dalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

Tafsir QS. Al-Maidah Ayat 51
     Di dalam Al Qur-an ada dua macam ayat:
1. Ayat-ayat Muhkamat yakni ayat-ayat yang maknanya jelas terutama yang membahas masalah hukum, akhlaq, faraid, halal dan haram dll.
2. Ayat-ayat Mutasyabihat adalah ayat-ayat yang maknanya samar, bermakna lebih dari satu sehingga menimbulkan keraguan, yang membutuhkan bantuan tafsir dengan ayat lain atau hadits penjelas. Sehingga penafsirannya bisa terjadi multi tafsir.
     Nusron Wahid menggolongkan kata awliya pada Surat Al-Maidah ayat 51 sebagai ayat mutasyabihat yang multi tafsir.
     Menurut Alloh Swt. pada QS. Ali Imron (3):7, hanya Alloh saja yang mengetahui ta’wilnya. Bukan selain Alloh, bukan Rosulnya, bukan pula para Ahli Tafsir Al Qur-an, apalagi MUI.
     Pendapat penulis, karena hanya Alloh Swt. saja yang mengetahui ta’wil ayat-ayat mutasyabihat itu, untuk mengetahui ta’wilnya kita harus bertanya kepada Alloh Swt. Masalah ini akan dibahas nanti.
2. Golongan yang tidak setuju (bahwa hanya Alloh yang mengetahui ta’wilnya).
     Para ulama tafsir berpendapat bahwa selain Alloh Swt  dan RosulNya boleh menafsiri ayat-ayat mutasyabihat. Namun ada syarat yang berat yang harus dipenuhi. Sesuai dengan hadis berikut :  
     “Barangsiapa berkata tentang Al Qur’an dengan logikanya (semata), maka silakan ia mengambil tempat duduknya di neraka” (HR. Tirmidzi)
Menurut ustadz Felix Siauw, pendapat hanya Alloh Swt  saja yang mengetahui tafsir Al-Quran adalah pendapat para orientalis yang ingin memisahkan kaum muslimin dari Al-Quran sehingga umat Islam menjadi rusak.
    Menanggapi pernyataan bahwa hanya Alloh Swt. yang mengetahui ta’wil ayat-ayat mutasyabihat itu,. sebagian penafsir berpendapat bahwa kalimat berikutnya dapat digabung, sehingga ayat itu berbunyi :
     وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ
tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya, yaitu para ahli tafsir Al Qur-an.
     Maka keadaan Tafsir Al Qur-an tetap seperti sekarang yaitu para ahli tafsir boleh menafsirkan ayat-ayat mutasyabihat dengan segala akibatnya.
Metode Tafsir Al Qur-an sekarang.
Alloh berfirman : Sesungguhnya Kami menjadikannya (yakni kalam Alloh) berupa Qur-an yang berbahasa Arob agar kamu dapat memahami (pesan-pesannya). (QS. Az-Zukhruf [43] : 3).
Jalan fikiran para ahli tafsir Al Qur-an adalah :
Karena Al Qur-an menggunakan bahasa Arob (manusia) maka Bahasa (Arob) Al Qur-an juga harus memakai kaidah bahasa Arob (manusia)
Yaitu : setiap kata di dalam Al Qur-an mempunyai beberapa arti.
Seorang Ahli Tafsir periode awal bernama Muqotil ibn Sulaiman (w.150 H / 767 M. di Basrah) menegaskan bahwa kata-kata di dalam Kitab Al Qur-an di samping memiliki makna yang definitif, juga memiliki alternatif makna lainnya, yang harus diketahui oleh Ahli Tafsir Al Qur-an. Sebagai contoh, menurut beliau kata al-huda memiliki 17 makna.
Pendapat beliau ini dianut sampai sekarang oleh para mufassir modern yaitu setiap kata di dalam Al-Quran mempunyai beberapa arti.
Kaidah setiap kata di dalam Al-Quran memiliki beberapa arti menimbulkan Al Qur-an yang multi tafsir karena arti suatu kata di dalam Al Qur-an yang dipakai oleh mufassir yang satu berbeda dengan arti kata yang dipakai oleh mufasir yang lain, bahkan mungkin bisa saling bertentangan. Padahal Alloh menyatakan bahwa tidak ada pertentangan di dalam Al Qur-an.
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur-an? Kalau kiranya Al Qur-an itu bukan dari sisi Alloh, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. An-Nisa' [4] :82).
Kajian Bahasa Arob
Bahasa Arob terbagi atas empat macam.
 1. Bahasa Arob pasaran yang dipakai oleh masyarakat sehari-hari.
 2. Bahasa Arob baku (bahasa Arob sastra) yang digunakan di tempat kerja, pemerintahan, dan media massa.
 3. Bahasa Arob klasik atau bahasa Arob kuno, yaitu bahasa Arob yang dipakai pada zaman Nabi Muhammad Saw pada abad ke 7 M.
 4. Bahasa Arob Al Qur-an. 
Permasalahan
Benarkah Bahasa (Arob) Al Qur-an = Bahasa Arob Manusia?
1. Pendapat Sayidina Ali bin Abi Tholib Ra. tentang Bahasa Arob Al Qur-an.
Sayyidina Ali Ra. bersabda : “Bisa jadi yang diturunkan Alloh (Al Qur-an) sepintas terlihat serupa dengan ucapan manusia, padahal itu adalah firman Alloh sehingga pengertiannya tidak sama dengan ucapan manusia. Sebagaimana tidak serupa perbuatan Alloh dengan perbuatan manusia. Firman Alloh adalah sifatNya, sedang ucapan manusia adalah perbuatan mereka. Karena itu juga jangan sampai engkau menyamakan firmanNya dengan ucapan manusia sehingga mengakibatkan engkau binasa dan tersesat.
     Ucapan Sayidina Ali Kw. itu secara logis dapat diringkas menjadi :
     Al Qur-an yang satu, diturunkan oleh Alloh yang satu, lewat malaikat yang satu yaitu Jibril As. kepada Nabi yang satu yaitu Nabi Muhammad Saw., maka setiap katanya hanya mempunyai satu arti.
2. Pendapat Prof. Toshihiko Izutsu. 
(Toshihiko Izutsu, Konsep-konsep Etika Religius dalam Quran, PT Tiara Wacana, Yogjakarta, 1993)Prof. Toshihiko Izutsu adalah seorang pakar bahasa Arab kuno (zaman turunnya Al Qur-an). Menurut Izutsu kata-kata di dalam Al Qur-an berasal dari bahasa Arob kuno dengan makna tertentu.
a. Makna asli kata itu dapat diperoleh dari syair-syair yang diciptakan pada zaman jahiliah.
b. Makna asli kata-kata bahasa Arob di dalam Al Qur-an tidak bisa diperoleh dari kamus bahasa Arob modern yang sering berbeda dengan bahasa Arob kuno.
c. Kata-kata bahasa Arob kuno ini setelah dipakai oleh Al Qur-an maknanya menjadi berubah dari aslinya
 d. Untuk bisa memahami Al Qur-an dengan tepat, kita harus mengetahui makna baru kata-kata itu
Komentar penulis
Menurut Sayidina Ali Kw. bahasa Arob Al Qur-an berbeda dengan Bahasa Arob (manusia) yang setiap katanya mempunyai beberapa arti. Berarti bahasa (Arob) Al Qur-an setiap katanya hanya punya 1 arti.
Pendapat Profesor Izutsu bahwa Alloh merubah arti kata bahasa Arab kuno menjadi arti baru berarti Alloh merubah kata bahasa Arob (kuno) yang berarti ganda itu menjadi bahasa (Arob) Al Qur-an yang hanya mempunyai arti tunggal. Arti baru itu hanya diketahui oleh Alloh Swt. Untuk mengetahui arti kata itu kita harus bertanya kepada Alloh Swt. (tidak bisa bertanya kepada ahli tafsir Al Qur-an yang menggunakan kaidah bahasa Arob (manusia).
Bertanya kepada Alloh
Zaman manusia bisa berbicara dengan Alloh Swt seperti Nabi Adam As. dan Nabi Musa (Kalamulloh) sudah lewat, maka kita hanya bisa bertanya kepada Alloh Swt dengan membaca Al Qur-an. .
Bertanya kepada Alloh (BKA) dengan membaca Al Qur-an
     Prinsip yang kita pakai adalah : setiap kata di dalam Al Qur-an hanya mempunyai satu arti.
Sebagai contoh kita menanyakan kepada Alloh Swt. tentang arti kata wali dan awliya.                                      
    Adapun cara Bertanya kepada Alloh (BKA) tentang arti kata wali adalah sebagai berikut:
BKA 1. Kata yang kita tanyakan maknanya kepada Alloh Swt. adalah kata wali dan awliya.
BKA 2. Kita cari makna kata wali di dalam kamus Al Qur-an dan Kamus Bahasa Arob.
No.
Nama Kamus
Arti Wali
1
2
3
Kamus Arab Indonesia Abdullah bin Nuh
Qamus Al Qur-an Abdul Qadir Hasan
Kamus Arab Inggris Indonesia Elias
Pelindung
Penolong, pengawal, kawan, pengurus, yang kuasa, ketua, ahli waris.
Patron (suri tauladan), pendukung
Ada 10 arti kata wali dan awliya yang ditemukan.
BKA 3   Karena kata wali dan awliya hanya mempunyai satu arti, maka kita pilih salah satu arti dari 10 arti kata wali dan awliya yang kita anggap paling cocok pada daftar di atas,. Misalkan kita pilih artinya adalah pelindung. Pilihan lain adalah penolong, pengawal dll.
BKA 4. Kita kumpulkan semua ayat di dalam Al Qur-an yang mengandung kata wali dan awliya. Untuk mencari ayat-ayat tersebut kita bisa memakai Kamus Al Quran, Konkordansi Qur'an karangan Ali Audah, Indeks Al Qur-an karangan Sukmajaya dkk. dll. Ditemukan 41 ayat Al Qur-an yang mengandung kata wali dan awliya’.
Daftar ayat-ayat Al Qur-an yang mengandung kata wali dan awliya’.
No.
Ayat
No.
Ayat
No
Ayat
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
[2]:107
[2]:120
[2]:257
[3]: 68
[3]:122
[4]:45
[4]:75
[4]; 89
[4]:119
[4]:123
[4]:173
[5]:55
[6]:14
[6]:51
[6]:70 
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
(6]:127
[7]:155
[9]:74
[9]: 116 
[13]:37
[16]:63
[17]: 33
[17]:111
[18]:17
[18]:26 
[19]:5
[19]:45
[27]:49
[29]:22
[32]: 4 
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
[33]:17
[34]:41
[33]:65
[41]:34
[42]:8 
[42]:9
[42]:28
[42]:31
[42]:44
[45]:19 
[48]:22 
BKA 5. Semua ayat yang kata wali dan awliya nya kita artikan dengan pelindung itu kita analisa apakah cocok dengan keseluruhan isi ayat. Bila cocok kita tulis (cocok) di belakang kalimat ayat itu. Bila tidak cocok kita tulis (tidak cocok).
Analisa ke-41 ayat itu ada di lembar lampiran

 
 

BKA  6. Bila semua ayat yang kita analisa itu (cocok) maka itulah arti kata wali dan awliya di dalam Al Quran menurut Alloh Swt.. Bila (tidak cocok) maka kita ambil arti kata lainnya.
BKA  7, Ternyata arti kata wali dan awliya = pelindung cocok pada ke-41 ayat yang kita teliti
BKA  8 ,    Kesimpulan
1. Arti wali dan awliya adalah pelindung.
2. Pernyataan bahwa hanya Alloh dan rosulnya yang mengetahui ta’wil Al Qur-an adalah salah.
3. Yang benar adalah hanya Alloh sajalah yang mengetahui ta’wil Al Qur-an.
4. Untuk mengetahui ta’wil kata wali dan awliya kita tanyakan kepada Alloh dalam 8 tahap sebagai di atas.
 
 Maka terjemah dari QS. Al-Maidah : 51 adalah sebagai berikut :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasroni menjadi pelindung-pelindung (auliya’)mu; sebahagian mereka adalah pelindung bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pelindung, maka sesungguhnya termasuk golongan mereka.
     Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk  kepada orang-orang yang zalim.
Jember, 4 Juli 2017

Dr. H. M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember

Kepustakaan.
01. Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Bogor, 2008.
02.. Abdullah bin Nuh dkk, Kamus Arab Indonesia, Mutiara, Jakarta, 1971.
03. Abdul Qadir Hassan, Qamus Al-Qur'an, Yayasan Almuslimun, Bangil, 1991.
04. Ali Audah, Konkordansi Qur'an, Mizan, Bandung, 1991.
05. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, CV. Asy-Syifa, Semarang, 1999.
06. Elias A Elias &  Edward  E. Elias, H. Ali Almascatie BA,  Kamus Saku Arab Inggris Indonesia, Almaarif, Bandung, Tanpa tahun.
07. Toshihiko Izutsu, Konsep-konsep Etika Religius dalam Quran, PT Tiara Wacana, Yogjakarta, 1993).
09. http://muhammadsyukronfauzi.blogspot.co.id /2017 /03/tafsir-ibnu-katsir-asbabun-nuzul-ayat.html
10. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/ umum/16/10/13/oez9bx365-ini-sindiran-ustaz-felix-siauw-untuk-nusron-wahid
13. http://nabimuhammad.info/sejarah-yastrib/


Lampiran
Analisa ayat-ayat yang mengandung kata wali dan awliya
01. QS Al-Baqoroh [2]:107 Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Alloh? Dan tiada bagimu selain Alloh seorang pelindung (wali), maupun seorang penolong. (cocok)
02. QS Al-Baqoroh [2]:120 Orang-orang Yahudi dan Nasroni tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Alloh itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Alloh tidak lagi menjadi pelindung (wali) dan penolong bagimu. (cocok)
03. QS Al-Baqoroh [2]:257 Allah pelindung (wali), orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaiton, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (cocok)
04. QS. Ali Imron [3]: 68 Sesungguhnya orang yang berlindung (kepada Alloh) bersama (awla) Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Alloh adalah Pelindung (wali) semua orang-orang yang beriman. (cocok)
05. QS. Ali Imron [3]:122 Ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Alloh adalah pelindung bagi kedua golongan itu (waliyuhuma). Karena  itu hendaklah kepada Alloh saja orang-orang mukmin bertawakkal. (cocok)
06. QS An-Nisa’ [4]:45 Dan Alloh lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Alloh menjadi pelindung (wali) (bagimu). Dan cukuplah Alloh menjadi Penolong (bagimu) (cocok).
07. QS An-Nisa’ [4]:75 Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zolim penduduknya dan berilah kami pelindung (wali) dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!". (cocok)
08. QS An-Nisa’ [4]; 89 Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijroh pada jalan Alloh. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung (wali), dan jangan (pula) menjadi penolong. (cocok)
09. QS An-Nisa’ [4]:119 Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung (wali), selain Alloh, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. (cocok)
10. QS An-Nisa’ [4]:123 (Pahala dari Alloh) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang-siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung (wali), dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Alloh. (cocok)
11. QS An-Nisa’ [4]:173 Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Alloh akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karuniaNya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Alloh akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka pelindung (wali) dan penolong selain dari pada Allah. (cocok)
12. QS. Al-Maidah [5]:55 Sesungguhnya pelindung (wali) kamu hanyalah Allah, RosulNya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan sholat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Alloh). (cocok)
13. QS. Al-An’am [6]:14 Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung (wali) selain dari Alloh yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak memberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Alloh), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik". (cocok)
14. QS. Al-An’am [6]:51 Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung (wali) dan pemberi syafa'at pun selain daripada Alloh, agar mereka bertakwa. (cocok)
15. QS. Al-An’am [6]:70  Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu, agar masung-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka. Tidak akan ada baginya pelindung (wali) selain Alloh dan semua tebusan untuk selamat dari siksaan tidak ada yang diterima. Orang-orang kafir yang ditahan di dalam siksaan akibat perbuatan jahat yang mereka lakukan itu, di neraka jahannam akan mendapatkan siksa berupa air yang sangat panas dan siksaan yang sangat pedih akibat kekufuran mereka. (cocok)
15. QS. Al-An’am (6]:127 Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung (wali) mereka disebabkan amal-amal soleh yang selalu mereka kerjakan. (cocok)
17. QS. Al-A’rof [7]:155 Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata: "Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah yang melindungi (wali) kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rohmat. Dan Engkau lah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya". (cocok
18. QS At-Taubah [9]:74 Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Alloh, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, Dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya, Dan mereka tidak mencela (Alloh dan RosulNya), kecuali karena Alloh dan RosulNya telah melimpahkan karuniaNya kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka. Dan jika mereka berpaling, niscaya Alloh akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirot; dan mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung (wali).dan tidak (pula) penolong di muka bumi. (cocok)
19. QS At-Taubah [9]: 116  Sesungguhnya milik Alloh lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung (wali). dan penolong bagimu selain Alloh. (cocok)
20. QS Ar-Ro’d [13]:37 Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arob. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung (wali)  dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Alloh. (cocok)
21. QS  An-Nahl [16]:63 Demi Alloh, sesungguhnya Kami telah mengutus rosul-rosul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaiton menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaiton menjadi pelindung (wali) mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih. (cocok)
22. QS. Al-Isro’[17]: 33 Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharomkan Alloh (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan ba-rangsiapa dibunuh secara zolim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada yang dilindungi (wali) (ahli waris)nya tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. (cocok)
23. QS. Al-Isro’ [17]:111 Dan katakanlah: "Segala puji bagi Alloh yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaanNya. Dan Dia bukan pula hina yang memerlukan pelindung (wali) dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. (cocok)
24. QS Al-Kahf [18]:17 Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Alloh. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkanNya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pelindung pun (wali) yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (cocok)
25. QS Al-Kahf [18]:26  Katakanlah: "Alloh lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaanNya lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatanNya dan alangkah tajam pendengaranNya; Tak ada seorang pelindung pun (wali) bagi mereka selain dari padaNya; Dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutuNya dalam menetapkan keputusan". (cocok)
26. QS. Maryam [19]:5 Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap yang kulindungi (mawali)ku (anak) sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, (cocok)
27. QS. Maryam [19]:45 Wahai bapakku, sesung-guhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menja-di orang yang dilindungi (wali) syaiton". (cocok)
28. QS An-Naml [27]:49 Mereka berkata: "Bersumpah-lah kamu dengan nama Alloh, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada yang dilindungi (wali / waris)nya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar". (cocok)
29. QS Al-Ankabut [29]:22 Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Alloh) di bumi dan tidak (pula) di langit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung (wali).dan penolong selain Alloh. (cocok)
30. QS As-Sajdah [32]: 4  Alloh lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang pelindung pun (wali) dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (cocok)
31. QS. Al-Ahzab [33]:17 Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Alloh jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rohmat untuk dirimu?" Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung (wali), dan penolong selain Alloh. (cocok)
32. QS.Saba’ [34]:41 Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkau lah pelindung (wali) kami, bukan mereka; Bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu". (cocok)
33. QS. Al-Ahzab [33]:65 Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindung pun (wali), dan tidak (pula) seorang penolong. (cocok)
34. QS Fushilat [41]:34 Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi orang yang saling melindungi (wali). (cocok)
35. QS Asy-Syuro [42]:8  Dan kalau Alloh menghendaki niscaya Alloh menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendakiNya ke dalam rohmatNya. Dan orang-orang yang zolim tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun (wali).dan tidak pula seorang penolong. (cocok)
36. QS Asy-Syuro [42]:9 Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung (awliya) selain Alloh? Maka Alloh, Dia lah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (cocok)
37. QS Asy-Syuro [42]:28 Dan Dia lah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rohmatNya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung (wali) lagi Maha Terpuji. (cocok)
36. QS Asy-Syuro [42]:31 Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Alloh) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung (wali) dan tidak pula penolong selain Alloh. (cocok)
39. QS Asy-Syuro [42]:44 Dan siapa yang disesatkan Alloh maka tidak ada baginya seorang pelindung pun (wali) sesudah itu. Dan kamu akan melihat orang-orang yang zolim ketika mereka melihat azab berkata: "Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?" (cocok)
40. QS Jatsiyah [45]:19  Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikit pun dari siksaan Alloh. Dan sesungguhnya orang-orang yang zolim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, Dan Alloh adalah pelindung (wali).orang-orang yang bertakwa. (cocok)
41. QS. Al-Fath [48]:22  Dan sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah) kemudian mereka tiada memperoleh pelindung (wali) dan tidak (pula) penolong. (cocok)