Minggu, 17 Agustus 2014


Wahai para dokter :
Janganlah kau anjurkan para pasenmu untuk mengonsumsi
minyak tidak jenuh

(unsaturated fat)



Oleh : Dr. H. M. Nasim Fauzi



A. Pendahuluan

Definisi
Dalam ilmu kimia lemak dan minyak adalah trigliserida. Satu molekul trigliserida  terdiri dari satu molekul glycerol dan tiga atom asam lemak.
Lemak dan minyak sering kali dipakai bersama-sama. Lemak berbentuk padat pada suhu kamar. Contoh : lemak hewani.
Sedangkan minyak berbentuk cair pada suhu kamar. Contoh : minyak sayur, seperti minyak jagung, kedele, biji bunga matahari, biji kapok, canola dll. Kedua jenis minyak ini dalam istilah ilmu kimia disebut fats atau triglycerida. Lemak jenuh adalah trigliserida, demikian pula lemak tak jenuh (minyak sayur). Setiap molekul trigliserida mengandung tiga molekul asam lemak.
Minyak tidak jenuh (unsaturated fat) adalah istilah dalam ilmu biokimia dan nutrisi kedokteran.
  
Kenyataan yang sekarang sedang terjadi
  
Para dokter di seluruh dunia menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi minyak yang tidak jenuh      
Sebaliknya melarang masyarakat agar tidak mengonsumsi  lemak yang jenuh dan mengandung kadar kolesterol yang tinggi.

B. Permasalahan
  

1.  Mengapa pendapat para dokter seperti itu ?2.  Benarkah minyak yang tidak jenuh itu baik bagi kesehatan ?3.  Benarkah lemak yang jenuh itu berbahaya bagi kesehatan ? 

C. Pembahasan

1.  1. Mengapa pendapat para dokter seperti itu ?
 1.  Di dalam Ilmu Kedokteran dan Gizi diajarkan bahwa
 Penyakit atherosklerosis dapat dihindari dengan mengonsumsi lemak yang kaya dengan asam lemak tak jenuh dan rendah kolesterol 
2.  Beberapa buku kedokteran dan gizi yang mencantumkan diet  untuk mencegah atherosklerosis sebagaimana uraian di atas ada di dalam daftar di  bawah ini.

No.
Nama buku
Nama pengarang
Tahun
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
Current Medical Diagnosis and Treatment
Fisiologi Kedokteran
Ilmu Gizi dan Diet
Kapita Selekta Kedokteran
Manual of Medicine
Patofisiologi
Physician’s Handbook
The Merck Manual
Stephen J. Mc.Phee
W.F. Ganong
Mary E. Beck
Purnawan Junadi
Harrison’s
Sylvia A. Price
Marcus A. Krupp
Charles E. Lyght
2009
1983
1993
1982
2002
2006
1973
1970
1102
230
130
576
124
263
439
1722


1. 
  

Gambar model trigliserida


Berdasarkan adanya ikatan ganda dalam molekul asam lemak yang terkandung dalam trigliserida, lemak dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yakni
  
1. Golongan minyak dengan asam lemak jenuh (saturated fatty acids),
2. Golongan minyak dengan asam lemak tak jenuh tunggal (mono-unsaturated fatty acids) dan
3. Golongan minyak dengan asam lemak tak jenuh majemuk (poly-unsaturated fatty acids).
Saturated Fatty Acid (SFA = Asam Lemak Jenuh)
Asam laurat (termasuk asam lemak jenuh)
Asam lemak jenuh, asam laurat terdiri dari 12 atom karbon, yang diikat jenuh oleh atom hidrogen dan tidak ada ikatan ganda. Asam lemak ini tergolong asam lemak rantai sedang (medium-chain triglyceride / MCT) yang banyak ditemukan dalam air susu ibu dan minyak kelapa.
 

Asam oleat (termasuk asam lemak tak jenuh tunggal)
Asam lemak tak jenuh tunggal Mono Unsaturated Fatty Acid = MUFA, asam oleat terdiri dari 18 atom karbon di mana 1 pasang karbon atom diganti oleh
satu ikatan ganda dan asam lemak ini tergolong dalam asam lemak rantai panjang serta kebanyakan ditemukan dalam minyak sayur seperti minyak kedele, minyak jagung, canola dan minyak sawit.
Asam linoleat (termasuk asam lemak tak jenuh ganda)
Asam lemak tak jenuh ganda Poly Undaturated Fatty Acid = PUFA, asam linoleat terdiri dari 18 atom karbon dengan 2 ikatan ganda (majemuk) dan tergolong dalam asam lemak rantai panjang serta banyak ditemukan pada minyak sayur seperti kedele, minyak jagung dan canola.
Asam lemak juga bisa dibedakan berdasarkan panjang rantai atom karbon, dengan demikian bisa dibagi lagi menjadi 3 kelompok:
1. Golongan minyak dengan asam lemak rantai pendek = short chain triglyceride, terdiri dari 2-5 atom karbon saja, seperti asam cuka dan asam mentega.
2. Golongan minyak dengan asam lemak rantai sedang = medium chain triglyceride (MCT) terdiri dari 6-12 atom karbon, seperti minyak kelapa dan minyak biji sawit (kernel).
3. Golongan minyak dengan asam lemak rantai panjang = long chain triglyceride, yang terdiri dari 14 atau lebih atom karbon.
Minyak sayur yang sekarang dijual di pasaran umumnya tergolong dalam asam lemak rantai panjang. Ketiga jenis golongan asam lemak ini mempunyai proses pencernaan dan metabolisme di dalam tubuh yang berbeda dan menghasilkan produk-produk zat bioaktif yang sangat berbeda pula. Maka setiap jenis golongan asam lemak mempunyai dampak fisiologis dan biologis yang sangat berbeda pula terhadap kesehatan kita.
2. Apa Bahayanya Lemak Tak Jenuh itu?
Sebelum tahun 1910, konsumsi lemak (di Barat) terdiri dari mentega susu / keju, lemak sapi, dan lemak babi.
Pada tahun 1901 ahli kimia Jerman Wilhelm Normann menemukan teknik membuat margarin dengan cara menghidrogenasi minyak nabati.
Proses hidrogenasi  adalah menambahkan hidrogen atom pada lemak tak jenuh, yang menghilangkan ikatan ganda dan membuat mereka sebagian atau seluruhnya menjadi lemak jenuh
Wilhelm Normann
Teknologi ini segera menyebar ke Inggris dan Amerika. Penemuan lemari es menjadikan margarin dapat disimpan lama. Maka margarin segera mengganti peran mentega susu untuk dioleskan pada roti dan dijadikan bahan kue pada tahun 1920.
Pada tahun 1940, Dr. Catherine Kousmine menemukan bahwa minyak nabati yang dihidrogenasi itu mengandung asam lemak trans yang diduga bisa menyebabkan kanker Kemudian pada awal 1956 ditemukan bahwa lemak trans bisa menjadi penyebab kenaikan besar kasus penyakit arteri koroner di AS.

Pada tahun 1994, diperkirakan bahwa lemak trans menyebabkan 20.000 kematian setiap tahunnya di AS akibat penyakit jantung.
Konsumsi lemak trans bisa meningkatkan kadar  LDL  kolesterol dan menurunkan tingkat "baik" HDL kolesterol.
3. Apakah Lemak Trans Itu ?
Telah disebutkan bahwa lemak atau trigliserida mengan-dung asam lemak. Asam lemak bisa jenuh atau tidak jenuh. Lemak tak jenuh adalah molekul lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap antara atom karbon.
Ikatan rangkap ini bisa dalam bentuk cis atau trans. Dalam bentuk cis, hidrogen berada pada sisi yang sama dari ikatan rangkap. Dalam bentuk trans, hidrogen berada di sisi berlawanan dari ikatan ganda. Hampir semua asam lemak di alam ada dalam bentuk cis yang tidak berbahaya. Asam lemak trans tidak alami dan bentuknya lebih padat daripada yang berbentuk cis.
Contoh Trans fatty acid, Elaidic acid

Proses hidrogenasi menjadikan asam lemak tak jenuh yang bentuknya cair ini menjadi jenuh dan berbentuk padat, contohnya adalah margarin.
Margarine
Celakanya proses hidrogenasi yang tidak sempurna /parsial bisa merubah asam lemak cis ini menjadi asam lemak trans yang sangat berbahaya.
Minyak goreng yang kita pakai setiap hari yaitu minyak kelapa sawit juga mengandung asam lemak tak jenuh.
 Asam-asam lemak tak jenuh yang ada di dalamnya berpotensi menjadi asam lemak trans bila dihidrogenasi adalah:
1. Asam oleat yaitu asam lemak tak jenuh tunggal / asam lemak rantai panjang (18 atom karbon).
2. Asam linoleat yaitu asam lemak tak jenuh ganda / asam lemak rantai panjang (18 atom karbon).
Agar hidrogenasi lemak nabati tidak menghasilkan lemak trans maka proses itu harus dilakukan pada suhu antara 140° C - 170° C dengan tekanan tinggi. Pada tekanan standar (20 psi) proses hidrogenasi menghasilkan sekitar 40% asam lemak trans berat, dibandingkan dengan sekitar 17 % bila menggunakan metode tekanan tinggi (200 psi).
Kadar lemak trans bisa lebih rendah lagi bila minyak nabati itu dicampur dengan minyak kedelai unhydrogenated cair, yang bisa menghasilkan margarin dengan kandungan 5 sampai 6 % lemak trans. Serta proses hidrogenasi harus dilakukan lebih lama.
4. Pemakaian Minyak Goreng Nabati untuk Menggoreng juga Menghasilkan Lemak Trans.
Sesuai dengan namanya minyak goreng nabati kita gunakan untuk menggoreng.
Ternyata pada proses penggorengan juga terjadi hidrogenasi lemak tidak jenuh yaitu asam oleat dan linoleat.

Minyak goreng bekas kelapa sawit
yang keruh, toksik dan karsinogenik
Para ibu di dapur tentu mengetahui bahwa minyak nabati rantai panjang yaitu minyak kelapa sawit yang semula jernih itu setelah dipakai untuk menggoreng berubah menjadi kental seperti oli mobil, karena terjadi proses polimerisasi (penggumpalan).
Di samping menghasilkan trans fatty acids juga akan terbentuk radikal bebas. Kedua bahan kimia itu terkenal bersifat toksik dan karcinogenik.
Gabungan dari trans fatty acids, radikal bebas, kelebihan kolesterol dan timbunan lemak dalam jaringan tubuh inilah yang menjadi penyebab utama berbagai jenis penyakit kardio-vaskuler, tekanan darah tinggi, stroke, kencing manis, obesitas, over-weight, kanker dan sebagai-nya yang sekarang sedang melanda seluruh dunia tanpa mengenal batas umur, gender dan suku.
Mari kita kembali membahas masalah diet.
Dalam kuliah Ilmu Kedokteran diajarkan bahwa penyakit atherosklerosis dapat dihindari dengan menjalani diet RKLT (Rendah Kolesterol dan Lemak Terbatas).
Pada uraian dibawah ini penulis mengutip artikel dalam pelajaran nutrisi/Ilmu Gizi & Diet karangan Mary  E. Beck, diterbitkan oleh Yayasan Essentia Medica.
5. Diet RKLT: Rendah Kolesterol dan
Lemak Terbatas
Yaitu : Kaya akan asam-asam lemak tak-jenuh dan rendah kolesterol
1. Gunakanlah susu skim atau susu kedelai untuk menggantikan susu full cream atau susu penuh (whole milk).
2. Hindarkanlah pemakaian mentega, margarin dan minyak goreng yang lazim kita pakai sehari-hari. Sebaiknya digunakan minyak jagung atau minyak kedelai untuk menumis atau memasak. Untuk keperluan makan roti dapat digunakan margarin khusus yang kaya akan asam lemak tak-jenuh. Contoh-contoh margarin ini adalah Flora (Van den Berghs), Golden Corn (Kraft Foods Ltd), Remia (Remia Ltd, Holland) yang dapat dibeli di toko swalayan.
3. (a) Sedapat mungkin memilih daging yang kurus, seperti daging ayam kampung dan daging sapi yang kurus, dan gajih yang terlihat harus dibuang (kulit ayam, brutu, kepala ayam jangan dimakan).
(b) Ikan dapat dimakan sebagai pengganti daging bila Anda menyukainya. Ikan yang dagingnya putih memiliki kandungan lemak yang rendah, sedangkan minyak yang banyak terdapat dalam jaringan ikan yang gemuk atau berdaging gelap sebagian besar berupa lemak tak-jenuh.
(c) Kuning atau merah telur, khususnya telur ayam negeri (broiler) mempunyai kandungan kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi. Sebaiknya memilih telur ayam kampung dan jumlah merah telur yang dimakan tidak melampaui dua butir/minggu. Putih telur dapat dimakan bebas.
(d) Keju seharusnya dihindari, kecuali cottage cheese yang dapat dimakan tanpa batas.
Makanan yang harus dihindari
     Sebagian makanan yang harus dihindari dalam diet rendah kolesterol sudah disebutkan di atas; di samping itu, makanan berikut ini harus pula dihindari:
     Otak dan jerohan seperti hati, ginjal, usus, babat. Lapis legit, tarcis, kue-kue kering, gorengan (lumpia goreng, ayam goreng, keripik kentang, dan Iain-Iain) yang mengandung telur dan/atau lemak jenuh. Demikian pula makanan manis seperti selai, sirup, jam, permen, cokelat, toffee, es krim, es teler.
     Makanan yang dimasak dengan santan kental, seperti gudeg, gulai, kare.
Komentar penulis
     Kalau kita cermati uraian tentang diet RKLT di atas, di samping sukar dilaksanakan karena tidak sesuai dengan pola makan sehari-hari, juga akan menyebabkan masyarakat yang melaksanakannya akan menderita bermacam-macam penyakit metabolik seperti yang sedang terjadi sekarang.
6. Kesimpulan pertama
Dari uraian di atas kita simpulkan bahwa minyak tidak jenuh adalah minyak yang berbahaya. Karena berpotensi berubah menjadi minyak trans serta menghasilkan radikal bebas. Kedua bahan kimia itu bersifat toksik dan karsinogenik.
Gabungan dari trans fatty acids, radikal bebas, kelebihan kolesterol dan timbunan lemak dalam jaringan tubuh inilah yang menjadi penyebab utama berbagai jenis penyakit kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, stroke, kencing manis, obesitas, over-weight, kanker dan sebagainya yang sekarang sedang melanda seluruh dunia tanpa mengenal batas umur, gender dan suku.
Oleh karena jelas-jelas pendapat ini keliru, maka kita para dokter harus menolaknya, kemudian mencari pendapat yang betul dan tidak berbahaya.
Penulis sarankan, sebaiknya kita gunakan pendapat tentang Lemak Baik, Lemak Buruk dan Lemak Jahat dalam  artikel penulis pada http://nasimfauzi.blogspot .com /search/label/Minyak_sawit ganggu_kesehatan, di internet.
 B. Permasalahan
Mengapa sampai terjadi anjuran yang salah ini tertulis di dalam Buku Ajar Kedokteran ?
Jawabannya adalah :
Karena para dokter (di seluruh dunia) telah terseret oleh persaingan bisnis antara minyak kelapa dan minyak sayur di Amerika Serikat, sebagai berikut:
Dikutip dari : Buku VCO Pencegahan Komplikasi Diabetes karangan Prof. DR. Dr. Susilo Wibowo, M.S. Med., Sp. And

1. Sejarah perang dagang antara minyak sayur produksi AS dan Minyak kelapa produksi daerah tropis
Sebelum Perang Dunia ke-2 rumah tangga di Amerika Serikat (AS) mengonsumsi minyak kelapa sebagai minyak goreng yang diperoleh dari jajahannya di daerah tropis yaitu Filipina dan pulau-pulau di Lautan Pasifik.
Setelah Perang Dunia ke-2 jajahan ini lepas sehingga AS mengalami kesulitan untuk memperoleh minyak kelapa  Sebagai penggantinya digunakan minyak produksi dalam negeri yaitu minyak kedelai dan minyak jagung.
Ternyata setelah penggantian ini terjadi wabah penyakit jantung koroner di AS setelah PD ke-2.
Setelah diteliti ternyata penyakit itu disebabkan oleh minyak sayur (minyak kedelai dan minyak kacang) yang dikonsumsi penduduk AS mengandung asam lemak rantai panjang yang tidak jenuh.
 Lemak ini bila terhydrogenasi bisa berubah menjadi trans fatty acid yang sangat beracun karena bisa menimbulkan atherosklerosis dan kanker.
Para produsen minyak sayur itu takut, bila data ini tersebar berakibat masyarakat akan meninggalkan minyak sayur produksi mereka, maka para produsen itu menggunakan segala cara, ermasuk rekayasa data untuk merusak reputasi minyak kelapa dan melancarkan kampanye jahat bahwa minyak kelapa / tropis itu berbahaya bagi kesehatan sedang minyak produksi mereka itu tidak apa-apa

Food And Drug Administration

Bahkan sampai sampai AHA  (Asosiasi Ahli Penyakit Jantung Amerika) dan FDA(Food And Drug Administration), badan yang mengatur peredaran obat dan makanan AS, ikut berkomplot menutupi bahayanya trans fatty acid pada minyak sayur dan menjelek-jelekkan minyak kelapa!.
Awal tahun 1965, wakil dari Procter dan Gamble (produsen mentega terbesar di AS) melaporkan kepada American Heart Association (AHA) untuk merubah pernyataan diet mereka.

Markas besar Procter & Gamble
di Cincinnati AS
Mereka disarankan untuk menyembunyikan semua kepustakaan mengenai trans fatty acid yang disadari merupakan penyebab penyakit jantung.
Mereka menganjurkan pemakaian istilah partially hydrogenated fat (minyak yang terhidrogenasi sebagian) untuk melunakkan tentangan para ilmuwan dan masyarakat.
Tetapi pada tahun 1970, kembali Procter dan Gamble ini, yang saat itu sudah menjadi konsultan nutrisi, mulai mengontrol penelitian-penelitian dalam National Heart Lung and Blood Institute’s Lipid Research Clinics (LRC).
Pada pertemuan National Cholesterol Education Program (NCEP) tahun 1984, mereka kembali menganjurkan untuk menggunakan margarin (yang notabene merupakan trans fatty acid) dan penggunaan partially hydrogenated fat. Tetapi mereka juga menyarankan bahwa trans fatty acid tidak boleh dikonsumsi berlebihan.
Pernyataan yang sangat tendensius dan menohok langsung adalah kata-kata: “Penggunaan minyak kelapa dan minyak sawit sebaiknya dihindari”.
Kata-kata itu sampai sekarang masih tetap teringat pada sebagian besar rakyat Indonesia bahkan para ilmuwan dan dokter.
Mulai tahun 1970 penelitian yang menyuarakan tentang bahaya trans fatty acid mulai menguat. Oleh karena itu Food and Drug Administration (FDA) bereaksi menjawab isu tersebut dengan berbagai cara, antara lain :
(1) mempromosikan penggunaan partially hydrogenated fat;
(2) Tetap melarang lemak jenuh (saturated fat) yaitu minyak kelapa dan
(3) menyembunyikan isu mengenai trans fatty acid.
Pada tahun 1972 dan seterusnya konsumen Amerika yang sangat vokal mulai ikut mengkampanyekan anti minyak jenuh (minyak kelapa).
Dalam tahun berikutnya semua industri minyak yang tergabung dalam American Soybean Association (ASA), aktivis konsumen dalam Center for Science in the Public Interest (CSPI) serta American Heart Savers Association (AHSA) kembali menjadi sponsor anti lemak jenuh (minyak kelapa). Mereka membuat aturan agar label pada produk minyak kelapa dan minyak sawit ditambahkan kata-kata ”rich in artery-clogging saturated fat atau kaya akan lemak yang menyebabkan sumbatan pembuluh darah jantung”.
Tahun 1982 CPSI bersama ASA membuat kampanye bersama-sama petani kedelai dan membuat iklan dengan tema “(Tropical) Fat Fighter Kit
Bahkan ASA menyewa ahli gizi (nutritionist) dari Washington DC untuk melakukan survey di supermarket. Mereka menekankan pada minyak goreng yang dipakai di restoran fast food. Tujuannya jelas untuk mendiskreditkan restoran-restoran yang berani memakai minyak jenuh atau minyak kelapa.
Pada tahun 1988 CSPI mempublikasikan buku yang berjudul Saturated Fat Attact.” Section III di buku ini yang berjudul “Those Troublesome Tropical Oils” menyarankan kalimat-kalimat dalam label produksi yang jelas-jelas mendiskreditkan minyak jenuh (minyak kelapa). Buku ini sangat tendensius dan banyak mengandung kesalahan data pada karakteristik biokimiawi minyak yang disajikan.
Surat kabar lokal juga ikut bersuara. Koran khusus yaitu Soybean Digest sangat aktif mengkampanyekan anti minyak tropis. Bahkan pada 3 Juni 1987, the New York Times mempublikasikan dalam kolom editorial mengenai “The Truth About Vegetable Oil atau kebenaran mengenai minyak sayur” yaitu minyak kelapa dan minyak sawit  sebagai “the cheaper, artery clogging oils from Malaysia and Indonesia atau minyak murah penyebab sumbatan pembuluh darah jantung yang berasal dari Malaysia dan Indonesia” dan mengklaim bahwa U.S. federal dietary guidelines juga menentang penggunaan minyak kelapa, meski klaim ini diragukan kebenarannya.
Kembali pada tahun 1989, ASA mengadakan konferensi dibantu CSPI di Washington DC untuk menjawab press conference dari palm oil group’s pada tanggal 6 Maret 1989. Media dari ASA yang bernama “Medsia Alert”, menyatakan bahwa National Heart Lung and Blood Institute and National Research Council merekomendasikan agar konsumen “avoid palm and coconut oils atau menghindari minyak sawit dan minyak kelapa”. Sepak terjang kelompok industri minyak kedelai dan minyak jagung ini terasa sangat absurd dan kasar.
2. Minyak Goreng Mana yang Paling Aman dan Sehat
Hasil analisa dari berbagai jenis minyak goreng menunjuk-kan bahwa semua minyak sayur mengandung asam lemak tak jenuh majemuk rantai panjang (poly unsaturated fatty acid) dalam kadar tinggi (22-78%).
Minyak safflower menduduki urutan paling atas dengan kadar 78%, disusul oleh minyak biji matahari (69%), dan seterusnya.
Sedang minyak kelapa menduduki urutan paling bawah dengan kadar asam lemak tak jenuh majemuk rantai panjang hanya 2% saja.
Sedangkan kandungan asam lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acids = MUSFA) kadarnya cukup bervariasi, dan kadar MUSFA yang paling rendah, sekali lagi adalah minyak kelapa (6%), sedangkan minyak jenis lain berkisar dari 12% pada minyak sawit sampai yang paling tinggi pada minyak zaitun 77%.
Minyak atau lemak yang mengandung persentasi asam lemak tak jenuh rantai panjang berkadar tinggi, seperti canola (93%) efeknya kurang baik untuk kesehatan. Karena bila dipakai untuk menggoreng, di samping terjadinya polimerisasi (penggumpalan), ia juga membentuk trans fatty acids dan radikal bebas yang toksik dan karcinogenik.
Minyak itu, di dalam alur proses pencernaan dan metabolisme akan menghasilkan energi, kolesterol dan lemak. Sedangkan minyak kelapa hanya menghasilkan energi saja. Dengan demikian minyak kelapa adalah lebih aman terhadap kesehatan dibandingkan semua jenis minyak goreng!
C. Kesimpulan kedua dan penutup
Dari uraian tentang sejarah perang dagang antara minyak kelapa dan minyak sayur produksi AS di atas, jelaslah bagi kita bahwa para dokter di seluruh dunia telah terseret ke dalam pertikaian di dalam negeri AS, sehingga kehilangan akal sehatnya, yaitu menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi minyak rantai panjang yang tidak jenuh (minyak kelapa sawit dan minyak sayur lainnya), serta meninggalkan minyak jenuh (minyak kelapa), yang jelas-jelas tidak betul.
Sekali lagi penulis sarankan sebaiknya menggunakan pandangan tentang Minyak Baik Minyak Buruk dan Minyak Jahat yang ada di makalah penulis di http://nasimfauzi.blogspot.com/ search/label/Minyak_sawit_ganggu_kesehatan, di internet.
Demikianlah tulisan ini, dan bila terdapat kesalahan di dalamnya mohon diberitahukan kepada penulis untuk dapatnya dilakukan perbaikan seperlunya.
Untuk itu penulis ucapkan mohon maaf dan terima kasih.

Jember,  17 Agustus 2014
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember

Kepustakaan
01. Charles E. Lyght, The Merck Manual, Merck Sharp & Domme, Rahway, Y.J, 1970.
02. Dr. H.M. Nasim Fauzi, Siapa Bilang Merokok Harom ?, Surya Pena Gemilang, Malang, 2010.
03. Guyton & Hall Fisiologi Kedokteran, Alih bahasa dr. Irawati Setiawan dkk., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1997.
04. Harrisons Manual of Medicine, McGraw-Hill, Boston, 2002.
05. Marcus A. Krupp, Physician’s Handbook, Maruzen, Tokyo, 1973.
06. Mary E. Beck, Ilmu Gizi & Diet, Yayasan Essentia Medica, Yoyakarta, 1993.
07. Purnawan Junadi, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta, 1982.
08. Prof. DR. Dr. Susilo Wibowo, M.S. Med., Sp. And., VCO Pencegahan Komplikasi Diabetes, Pawon Publishing, Jakarta, 2005.
09. Stephen J. Mc.Phee, Current Medical Diagnosis & Treatment, Mc, Graw Hill Lange, New York, 2009.
10. Sylvia A. Price, Patofisiologi, EGC, Jakarta, 2006.
11. W.F. Ganong, Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta, 1983.
13. http://en.wikipedia.org/wiki /Cisterna_chyli
17. http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit
18. http://jn.nutrition.org/content/132/3/329.long
21. http://www.kemenperin.go.id /paketinformasi/KelapaSawit/Minyak%20Kelapa%20Sawit.pdf
22. www.kppu.go.id/docs /positioning_paper_minyak_ goreng.pdf