RIWAYAT
MASJIDIL AQSHO
Oleh
: Dr. H.M. Nasim Fauzi
Riwayat Bangsa Yahudi dan Arab
Bangsa Arab dan Yahudi
adalah keturunan Nabi Ibrohim As. Beliau lahir di Negeri Babilon (Irak
sekarang) kemudian hijrah ke Kanaan /Palestina. Dari 3 orang isterinya Saroh,
Hajar dan Qanthura Nabi Ibrohim As. mempunyai 8 orang anak, tetapi yang
terkenal hanya 2 orang yaitu Nabi Ismail As. dari Hajar, bertempat tinggal di
Mekah yang menurunkan bangsa Arob dan Nabi Ishak As. dari Saroh yang tinggal di
Hebron Palestina, menurunkan bangsa Yahudi.
Riwayat Bani Isroil
Nabi
Ishak As. dari Ribka isterinya mempunyai 2 orang anak kembar, yaitu Esau
dan Nabi Yakub As. yang wataknya sangat berbeda.
Dari beberapa orang istrinya Nabi Yakub As. memiliki 12 orang putra dan 2
orang putri.
Di bawah ini adalah daftar nama mereka berdasarkan urutan kelahirannya: (1) Rubin, (2) Syam 'un, (3) Lawway, (4) Yahuda, (5) Zabulaon, (6) Yasakir, (7) Dann, (8) Gad, (9) Asyar, (10) Naftali, (11) Yusuf As. dan (12) Bunyamin. Sedangkan kedua putrinya adalah Dinah dan Yathirah kembaran Benyamin.
12 anak laki-laki inilah cikal bakal dari 12 suku Israel, kemudian mereka tinggal dan beranak pinak di Mesir karena Nabi Yusuf As. menjadi pembesar di sana. Namun kehidupan mereka di Mesir lama kelamaan mulai dirasakan mengganggu oleh penduduk asli Mesir dan mereka mulai tidak disukai. Akhirnya generasi berikutnya ditindas dan diperbudak oleh bangsa Mesir. Puncaknya pada masa Ramses II (Firaun).
Di bawah ini adalah daftar nama mereka berdasarkan urutan kelahirannya: (1) Rubin, (2) Syam 'un, (3) Lawway, (4) Yahuda, (5) Zabulaon, (6) Yasakir, (7) Dann, (8) Gad, (9) Asyar, (10) Naftali, (11) Yusuf As. dan (12) Bunyamin. Sedangkan kedua putrinya adalah Dinah dan Yathirah kembaran Benyamin.
12 anak laki-laki inilah cikal bakal dari 12 suku Israel, kemudian mereka tinggal dan beranak pinak di Mesir karena Nabi Yusuf As. menjadi pembesar di sana. Namun kehidupan mereka di Mesir lama kelamaan mulai dirasakan mengganggu oleh penduduk asli Mesir dan mereka mulai tidak disukai. Akhirnya generasi berikutnya ditindas dan diperbudak oleh bangsa Mesir. Puncaknya pada masa Ramses II (Firaun).
Kemudian ke-12 suku ini diselamatkan Tuhan melalui Nabi Musa As.
dan Harun As. Mereka keluar dari Mesir dan diperintahkan oleh Tuhan merebut daerah yang dijanjikan untuk mereka
dengan berperang. Namun mereka takut berperang maka daerah tersebut diharamkan
oleh Tuhan untuk mereka selama 40 tahun. Setelah
mengembara selama 40 tahun di padang pasir (sekitar Yordania), akhirnya mereka bisa masuk ke daerah yang dijanjikan (Palestina) di
bawah pimpinan Tholut (dibantu oleh pemuda Daud).
Lalu mereka mendirikan kerajaan Israel kuno dengan rajanya Tholut, kemudian digantikan oleh Nabi Daud As. Nabi/ Raja Daud As. inilah yang memperluas kerajaan Israel kuno hingga menguasai daerah dari Sungai Efrat sampai perbatasan Mesir. Kemudian daerah tersebut dibagi-bagi kepada 12 suku Israel yang ada. Nabi Daud As. digantikan oleh Nabi /Raja Sulaiman As. yang terkenal itu.
Setelah pemerintahan Raja Sulaiman As., yaitu pemerintahan raja Rehabeam sekitar 931 SM, 10 suku Bani Isroil menolak aturan pajak yang tinggi dari Nabi Sulaiman As., lalu mereka memberontak dan mendirikan kerajaan baru di utara dengan Jereboam I sebagai raja mereka. Jadi di sebelah selatan adalah kerajaan Judah /Yudea beribu-kota di Jerusalem dengan rajanya Rehabeam, beranggotakan 2 suku yaitu suku Judea dan Benyamin, sedangkan di utara adalah kerajaan Israel utara beribu kota di Samaria dengan 10 suku.
Pada tahun 721 SM, Samaria sebagai ibukota Kerajaan Israel Utara diserbu oleh pasukan Asyur (Assyria) yang dipimpin oleh Shalmaneser V dan dilanjutkan oleh Sargon II. Setahun kemudian Samaria takluk dan dihancurkan. Akhirnya, penduduk Kerajaan Israel Utara yang dihuni oleh 10 suku israel dibunuh, ditahan, diperbudak, diasingkan dan dibuang ke Khorasan, yang sekarang merupakan bagian dari Iran Timur dan Afghanistan Barat. Riwayat suku-suku ini kemudian tidak pernah terdengar lagi dan hilang dari sejarah. Beberapa bangsa diduga adalah mereka yaitu Pathans /Pasthun (Afghanistan-Pakistan), Kashmir (India), Shin-lung atau Bene Menashe (di sekitar perbatasan India-Myanmar).
Lalu mereka mendirikan kerajaan Israel kuno dengan rajanya Tholut, kemudian digantikan oleh Nabi Daud As. Nabi/ Raja Daud As. inilah yang memperluas kerajaan Israel kuno hingga menguasai daerah dari Sungai Efrat sampai perbatasan Mesir. Kemudian daerah tersebut dibagi-bagi kepada 12 suku Israel yang ada. Nabi Daud As. digantikan oleh Nabi /Raja Sulaiman As. yang terkenal itu.
Setelah pemerintahan Raja Sulaiman As., yaitu pemerintahan raja Rehabeam sekitar 931 SM, 10 suku Bani Isroil menolak aturan pajak yang tinggi dari Nabi Sulaiman As., lalu mereka memberontak dan mendirikan kerajaan baru di utara dengan Jereboam I sebagai raja mereka. Jadi di sebelah selatan adalah kerajaan Judah /Yudea beribu-kota di Jerusalem dengan rajanya Rehabeam, beranggotakan 2 suku yaitu suku Judea dan Benyamin, sedangkan di utara adalah kerajaan Israel utara beribu kota di Samaria dengan 10 suku.
Pada tahun 721 SM, Samaria sebagai ibukota Kerajaan Israel Utara diserbu oleh pasukan Asyur (Assyria) yang dipimpin oleh Shalmaneser V dan dilanjutkan oleh Sargon II. Setahun kemudian Samaria takluk dan dihancurkan. Akhirnya, penduduk Kerajaan Israel Utara yang dihuni oleh 10 suku israel dibunuh, ditahan, diperbudak, diasingkan dan dibuang ke Khorasan, yang sekarang merupakan bagian dari Iran Timur dan Afghanistan Barat. Riwayat suku-suku ini kemudian tidak pernah terdengar lagi dan hilang dari sejarah. Beberapa bangsa diduga adalah mereka yaitu Pathans /Pasthun (Afghanistan-Pakistan), Kashmir (India), Shin-lung atau Bene Menashe (di sekitar perbatasan India-Myanmar).
Perang pun terus berlanjut di Timur Tengah. Bangsa-bangsa kuat saling
beradu satu sama lain memperebutkan kawasan Timur Tengah.
Pada tahun 603 SM. kekuasaan bangsa Assyria diganti oleh bangsa Babel (Babylonia). Di masa kekuasaan Babel, Kerajaan Selatan Yehuda jatuh dan Jerusalem dihancurkan (597 SM.) dan semua penduduknya diperbudak oleh bangsa Babilonia. Berlangsunglah masa pembuangan di Babel.
60 tahun kemudian, 538 SM, Kerajaan Persia di bawah raja Cyrus II merebut kekuasaan Babel. Sebagian suku Jehuda dan Benyamin yang tersisa di Babilon dibebaskan dan kembali ke Yudea lalu membangun kembali kuil mereka yaitu Kuil Sulaiman ke-2 (Masjidil Aqsho ke-2).
Pada tahun 603 SM. kekuasaan bangsa Assyria diganti oleh bangsa Babel (Babylonia). Di masa kekuasaan Babel, Kerajaan Selatan Yehuda jatuh dan Jerusalem dihancurkan (597 SM.) dan semua penduduknya diperbudak oleh bangsa Babilonia. Berlangsunglah masa pembuangan di Babel.
60 tahun kemudian, 538 SM, Kerajaan Persia di bawah raja Cyrus II merebut kekuasaan Babel. Sebagian suku Jehuda dan Benyamin yang tersisa di Babilon dibebaskan dan kembali ke Yudea lalu membangun kembali kuil mereka yaitu Kuil Sulaiman ke-2 (Masjidil Aqsho ke-2).
Sekitar 600 tahun kemudian, sekitar 70 M, bangsa Romawi menghancurkan
Kuil Sulaiman ke-2 (Masjidil Aqsho ke-2) itu, membunuh + 1 juta orang
Bani Isroil (suku Jehuda dan Benyamin). Sisanya tercerai berai ke mana-mana. Di
antaranya ada yang menetap di Madinah, sampai munculnya Zionisme pada abad ke
20.
RIWAYAT MASJIDIL-AQSO
Pembangunan
Masjidil Aqso I
970 SM Raja Daud As membangun Masjidil Aqso I
(Haikal Sulaiman I) di Gunung Moria, dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman As. Di
dalamnya di-simpan Tabut Perjanjian (berisi 10 Firman Tuhan yang diterima oleh
Nabi Musa As.) dan Kitab Taurot yang diturunkan kepada Nabi Musa As. serta
Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud As.
10
Firman Tuhan
1. Jangan ada padamu
Allah lain di hadapanKu
2. Jangan membuat patung untuk disembah
3. Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan
4. Kuduskanlah hari Sabat
2. Jangan membuat patung untuk disembah
3. Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan
4. Kuduskanlah hari Sabat
5. Hormatilah orang
tuamu
6. Jangan membunuh
6. Jangan membunuh
7. Jangan berzinah
8. Jangan mencuri
8. Jangan mencuri
9. Jangan berdusta
10. Jangan
mengingini milik orang lain.
931 SM. Nabi Sulaiman As.
wafat. Israel pecah menjadi
Negara Yahuza
di selatan dan
Kerajaan Israel di utara.
722 SM. Bangsa Assyria menaklukkan
Kerajaan Israel dan Yerusalem
Kehancuran
Hikal Suliman I
Kerusakan yang pertama ialah Bani Isroil
menyembah dewa-dewa kaum kafir. Serta merasa sombong akan kemuliaan mereka
terhadap bangsa lainnya..
Kerusakan
Masjidil Aqso I
586. Raja Nebuchadnezzar II menaklukkan dan mengasingkan Bani
Isroil ke Babilonia, serta menelantarkan Masjidil Aqso I (Haikal Sulai-man I)
sehingga segala isinya hilang sampai sekarang. Masjidil
Aqso II (Haikal Sulaiman II) di Zaman Raja Herodes
Pembangunan Masjidil Aqso II
538 SM. Raja Persia Koresh Agung melepas Bani Isroil
dari Babilonia. Di Yerusalem mereka membangun Masjidil Aqso ke-II (Haikal
Sulaiman II) yang selesai tahun 516 SM
455 SM. – 198 SM. Yerusalem
dan Yudea dijajah Aleksander Agung dari Macedonia, lalu jatuh ke kekuasaan
Dinasti Ptolemaik selanjutnya ke bangsa Seleukus di bawah Antiochus III.
166 SM. – 37 SM. Yahudi Makkabe
mendirikan kerajaan di Yerusalem.
35 SM - 96 M. Dinasti Herodes
Jenderal
Romawi Pompey mendirikan
provinsi Romawi Siria pada 64 SM dan menaklukan
Yerusalem pada 63 SM. Julius Caesar
menaklukan Aleksandria pada kr. 47 SM dan mengalahkan Pompey pada 45 SM.
6 SM. Kelahiran Yesus atau Nabi Isa As.
Pembangunan
kembali Masjidil Aqso II
6 M. Romawi makin kuat, Herodes
diangkat sebagai raja boneka Yahudi. Herodes Agung membangun Masjidil Aqso II secara besar-besaran. Kota dan
wilayahnya dijadikan Provinsi Yudea, dan keturunan Herodes masih
memangku gelar raja boneka Yudea hingga 96 M.
33 M. Kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus
Kejahatan kedua yang dilakukan oleh Bani
Isroil di antaranya adalah membunuh Nabi
Yahya As. (Yahya pembaptis). Menyalib Yesus Kristus dan menuhankan beliau
Kehancuran Masjidil Aqso II. Lihat halaman 5
Pembangunan Masjidil Aqso III. Lihat halaman 4
TAKDIR, ISRO’
MI’ROJ
DAN FISIKA MODERN
DAN FISIKA MODERN
Oleh :
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Salah satu mukjizat Nabi Muhammad,
adalah diperjalankannya beliau oleh Alloh melalui peristiwa Isro’
Mi’roj.
Banyak yang mencoba mengungkapkan
peristiwa tersebut secara ilmiah, salah satunya melalui Teori Fisika paling
mutahir, yang dikemukakan oleh Dr. Stephen Hawking.
Teori Lubang Cacing (Worm Hole)
|
Kemudian
dilanjutkan oleh Albert Einstein (1879-1955) dengan
Teori Relativitasnya yang terbagi atas Relativitas Khusus (1905) dan Rela-tivitas
Umum (1907).
Dan yang terakhir adalah Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942), beliau dikenal sebagai ahli fisika teoretis. Dr. Stephen Haw-king dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama sekali karena teori-teorinya mengenai kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan tulisan-tulisan popnya di mana ia membicarakan teori-teori dan kosmologinya secara umum.
Dan yang terakhir adalah Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942), beliau dikenal sebagai ahli fisika teoretis. Dr. Stephen Haw-king dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama sekali karena teori-teorinya mengenai kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan tulisan-tulisan popnya di mana ia membicarakan teori-teori dan kosmologinya secara umum.
Tulisan-tulisannya ini termasuk novel
ilmiah ringan A Brief
History of Time, yang tercantum dalam daftar best-seller di Sunday
Times London selama 237 minggu berturut-turut, suatu periode terpanjang dalam
sejarah.
Berdasarkan
teori Roger Penrose “Bintang yang telah kehabisan bahan
bakarnya akan runtuh akibat gravitasinya sendiri dan menjadi sebuah titik kecil dengan rapatan dan kelengkungan ruang
waktu yang tak terhingga, sehingga menjadi
sebuah
singularitas di
pusat lubang hitam (black hole).“
Dengan cara membalik
prosesnya, maka diperoleh teori berikut.
Lebih
dari 15 milyar tahun yang lalu, penciptaan alam semesta di-mulai dari
sebuah singularitas dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak
terhingga, meledak dan mengembang. Peristiwa ini di-sebut Dentuman
Besar (Big Bang), dan sampai sekarang alam semesta ini masih terus
mengembang hingga mencapai radius maksimum sebe-lum akhirnya
mengalami Keruntuhan Besar (Big Crunch) menuju singu-laritas yang
kacau dan tak teratur.
Dalam kondisi singularitas awal
jagat raya, Teori Relativitas karena rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang
tak terhingga akan meng-hasilan besaran yang tidak dapat diramalkan.
Menurut Hawking, bila kita tidak
bisa menggunakan teori relativitas pada awal penciptaan jagat raya, padahal tahap-tahap
pengembangan jagat raya dimulai dari situ, maka teori relativitas itu juga
tidak bisa di-
pakai pada semua tahapnya. Di sini
kita harus menggunakan mekanika kuantum. Penggunaan mekanika kuantum pada alam semesta akan
menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan
ruang kuantum.
Pada kondisi waktu nyata (waktu
manusia) waktu hanya bisa ber-jalan maju dengan laju tetap, menuju nanti,
besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan seterusnya, tidak bisa melompat ke
masa lalu atau masa depan.
Menurut Hawking, pada kondisi waktu
maya (waktu Tuhan) me-lalui “lubang cacing (Worm Hole)” dengan
kekuasaan Allah, kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi,
bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan.
Hal
ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya) menurut Hawking “telah ada dan sudah selesai” sejak diciptakannya
alam semesta. Selain itu melalui “lubang
cacing” (dengan kekuasaan Allah) kita bisa pergi ke
manapun di seluruh alam semesta dengan se-ketika. Jadi, dalam
pandangan Hawking takdir
itu tidak bisa diubah, sudah jadi sejak diciptakannya.
Dalam bahasa ilmu kalam :
“Tinta
takdir yang jumlahnya lebih banyak daripada seluruh air yang ada di tujuh
samudera di bumi telah habis dituliskan di Luh Mahfudz pada awal penciptaan, tidak tersisa lagi
(tinta) untuk menuliskan peru-bahannya barang setetes.”
Sesuai
dengan teori Stephen Hawking, manusia dengan waktu nyatanya tidak bisa
menjangkau masa depan (dan masa silam). Tetapi bila manusia dengan kekuasaan Allah, bisa memasuki waktu maya (waktu Alloh) maka
manusia melalui lubang cacing bisa
pergi ke masa depan yaitu masa kiamat dan sesudahnya, bisa melihat masa
kebang-kitan, neraka dan shiroth serta bisa melihat surga kemudian kembali ke
masa kini, seperti yang terjadi pada Nabi Muhamad, sewaktu menjalani isro’ dan mi’roj.
Peristiwa Isro’ Mi’roj Nabi Muhamad Saw.
Salah satu dari enam rukun iman
yang harus kita percayai adalah : Iman akan adanya hari akhirot.
Di dalam Al Qur-an sangat banyak
diberitakan tentang peristiwa di akhirot yang akan terjadi setelah hari Kiamat
di masa depan.
Sebagai seorang Nabi yang menerima wahyu Al
Qur-an Nabi Muha-mmad Saw. harus bisa menerangkan segala kejadian di akhirot
itu.
Untuk itu beliau harus pernah
melihatnya dengan mata beliau sendiri, mendengar suaranya, mencium baunya dan
meraba dengan tangannya.
Agar bisa mengalaminya maka
Alloh Swt. membawa beliau pergi ke akhirot yang ada di masa depan dalam bentuk
Isro’ Mi'roj.
Mula-mula beliau menjalani Isro’
atau perjalanan malam dari Masjidil Harom di Mekah ke Masjidil Aqsho di
Palestina.
Maha Suci
Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil
Harom ke Al Masjidil Aqsho yang telah Kami ber-kahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Men-dengar lagi Maha Mengetahui. (QS.
Al-Isro [17] :1)
Dari situ kemudian Nabi Muhammad
Saw. menjalani miroj ke Sidrotil Muntaha, dimana beliau bisa melihat Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya
Dan Sesungguhnya Muhammad telah
melihat Jibril itu (dalam rupa-nya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di
Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal. (QS.
An Najm [53] : 13-15)
Seluk Beluk Sidrotul Muntaha
Sidr berarti
pohon bidara, pohon yang tumbuh di Asia, Afrika dan Australia. Dipakai sebagai
sumber makanan, obat-obatan dan bahan bangunan. Termasuk pohon yang sangat
berguna, tetapi bukan merupakan po-hon yang istimewa. Fungsi pohon bidara ini
di Sidrotil Muntaha adalah sebagai batas ter-jauh perjalanan di langit dan
bumi dalam waktu nyata, yang dapat ditempuh oleh mahluk Alloh
Swt. yaitu manusia, jin dan malaikat, termasuk Malaikat Jibril. Di seberang
pohon pembatas ini terdapat Jannatul Ma’wa (sorga) yang letaknya ada di
masa depan. Maka Sidro-tul Muntaha selain sebagai batas jarak atau ruang
terjauh, juga merupa-kan batas antara waktu nyata dan waktu maya. Merupakan
pintu masuk ke lubang cacing (Worm
Hole) yang berada di waktu maya. Melalui
jalan inilah Nabi Muhammad Saw. sewaktu mi’roj diperjalankan Alloh Swt. ke masa
depan, yaitu hari kiamat, hari kebangkitan dan pengadilan di padang Mahsyar. Pergi
ke neraka dan shiroth, kemudian pergi ke surga. Dengan perjalanan itu Nabi
Muhammad Saw. adalah satu-satu-nya manusia di muka bumi (kecuali Nabi Adam dan
Siti Hawa) yang pernah pergi ke akhirot dengan
jasad dan ruh beliau. Sehingga beliau
bisa menerangkannya kepada kita dalam hadis-hadith beliau.
Waktu yang digunakan oleh Nabi
Muhammad Saw. untuk pergi ke akhirot tidak terbatasi oleh waktu mi’roj yang
hanya semalam, tetapi bisa berhari-hari, karena waktu di akhirot tidak diikat
oleh waktu di du-nia. Kemudian Nabi Muhammad kembali melalui jalan yang sama ke
Sidrotil Muntaha, kembali masuk ke waktu nyata pada waktu yang sama dengan
waktu berangkatnya, selanjutnya pulang kembali ke Mekah.
Jember, 8 Agustus 2015
Dr. H.
M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada
118
Tilpun (0331)
481127
Jember
Hadis-hadis Isro’ Mi’roj
SANADNYA
SOHIH TETAPI MATANNYA TIDAK SOHIH
(Sanad =
Periwayat Hadis
Matan = Isi
Hadis)
Oleh
: Dr. H.M. Nasim Fauzi
Pendahuluan
Di dunia Islam, Hadis-hadis tentang
riwayat Isro’ dan Mi’roj sangat terkenal. Para ulama umumnya menafsirkan
Hadis-hadis itu akan pentingnya sholat 5 waktu, sehingga Alloh Swt. perlu
memanggil langsung Nabi Muhammad Saw. ke langit untuk menerima perintah
pelaksanaannya.
Sedang ibadah lainnya cukup melalui Al Qur-an yang
diturunkan melalui malaikat Jibril As.
|
Termasuk Hadis-hadis sohih
Hadis-hadis tentang Isro’ dan Mi’roj ada di dalam
Kitab-kitab Riwayat Hadis
yang ditulis
oleh Imam Bukhori dan Muslim serta Imam-imam Hadis lainnya. Termasuk Hadis-hadis sohih.
Hadis-hadis sohih yang diriwayatkan oleh ke-2 Imam Hadis ini bernilai hukum tertinggi ke-2 setelah Al Qur-an. Sangat
terpercaya, sehingga umat Islam tidak berani mengritik Hadis-hadis tentang
Isro’ Mi’roj itu.
Fungsi Hadis dalam hukum Islam
Fungsi hadis sebagai sumber hukum Islam ada 3 :
1. Sebagai penguat bagi dalil yang
sudah tertera dalam Al Qur-an (muakkadah),
2. Sebagai
penafsir bagi ayat-ayat Al Qur-an (mubayyinah).
3. Mendatangkan hukum-hukum yang tidak tercantum dalam Al Qur-an.
Definisi
Hadis Sohih
Ibnu As-Sholah mendefinisikan Hadis
Sohih sebagai Hadis Musnad (tersambung sampai ke Nabi Muhammad Saw.) yang
bersambung sanadnya dengan perowi yang adil (jujur) dan dhabit
(kuat hafalan-nya), (yang diterima) dari perowi lain yang adil dan
dhabith hingga ke akhir sanad, serta tidak syadz (bertentangan dengan perowi
lain) dan tidak ber’illat (cacat).
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nyata
disini bahwa kesohihan hadis terutama ditekankan pada segi sanad (periwayat)nya (bukan pada
matan / isinya).
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kesohihan Hadis dari segi
matan (isi)nya.
Menurut sebagian ahli hadis,
kriteria kesohihan matan hadits se-hingga dapat dinyatakan maqbul
(diterima) apabila memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut :
1. Tidak bertentangan dengan akal sehat.
2. Tidak bertentangan dengan hukum Al Qur-an yang telah muhkam
(ketentuan hukum yang telah tetap).
4. Tidak bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan ulama
masa lalu (Ulama Salaf)
5. Tidak bertentangan dengan dalil yang telah pasti.
6. Tidak bertentangan dengan hadits ahad yang kualitas kesohihannya
lebih kuat.
|
Imam Syafii
(pendiri madzhab Syafii) mengatakan : Al-Hadits ber-angkat
dari dhonni / duga-duga atau kontroversi, sedangkan Al Qur-an berangkat dari qoth’i (mutlak kebenarannya). Suatu hadis yang sa-nadnya sohih, tetapi matannya
bertentangan dengan Al Qur-an, tidak ada jalan lain kecuali mempertahankan
wahyu yang diterima secara meyakinkan (Al Qur-an) dan mengabaikan yang
tidak meyakinkan (hadis).
Muhammad Al-Ghazali
dalam bukunya Al-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadits,
menyatakan bahwa "Para imam fiqih menetapkan hukum-hukum dengan ijtihad yang luas
berdasarkan Al Qur-an terlebih dahulu. Apabila mereka menemukan riwayat
(hadits) yang sejalan dengan Al Qur-an, mereka
menerimanya, tetapi kalau tidak sejalan, mereka menolaknya karena Al Qur-an lebih utama untuk diikuti."
Adapun alasannya adalah
Al Qur-an sudah ditulis menjadi mushaf tunggal pada zaman Kholi-fah
Abu Bakar Ra. satu tahun setelah Nabi Muhammad Saw. wafat (tahun 632 M.). Dikutip dari tulisan-tulisan
dan hafalan para sohabat. Kemudian Kholifah Utsman bin Affan Ra. pada tahun 647
M. memerin-tahkan Zaid bin Tsabit Ra. dan tiga sohabat yang lain menyalin
mushaf pertama tadi menjadi beberapa mushaf dan mengirimkannya ke berba-gai propinsi di wilayah kekuasaan Islam (Kufah,
Basra, Madinah, Mekah, Mesir, Suriah, Bahrain, Yaman dan Al-Jazirah).
Sedangkan Al-Hadis baru
dikumpulkan dan ditulis dua abad (empat generasi) setelah Nabi Muhammad
Saw. wafat oleh para Imam Hadis yaitu (i) Imam Al-Bukhori (814-876 M.), (ii)
Al-Muslim (824-881 M.), (iii) An-Nasa'i (835-923 M.), (iv) Abu Daud (820-895
M.), (v) At-Turmudzi (829-899 M.) dan (vi) Ibnu Majah (829-893 M.) melalui penyaringan hadis.
Penyaringan
Hadis
Hadis-hadis itu disaring dari
ratusan ribu hadis yang dihafalkan oleh para perowinya (periwayat hadis).
Contohnya Imam Bukhori bersama gurunya Syekh Ishaq menghimpun Hadis-hadis sohih
dalam satu kitab, dari satu juta hadis yang
diriwayat-kan oleh 80.000 perowi lalu disaring menjadi 7.275 hadis.
Imam Muslim dalam Kitab Sohih Muslim, dari
sekitar 300.000 hadis beliau saring menjadi 4.000 Hadis sohih selama 15 tahun.
Penyaringan itu terutama dilakukan terhadap periwayatnya (sanad
Hadis), sedikit dari isi (matan) Hadis.
Demikian banyaknya hadis-hadis yang
disaring sehingga ada ke-mungkinan lolosnya hadis yang isi (matan)nya tidak
sohih.
Kritik terhadap matan (isi)
Hadis riwayat Isro’ dan Mi’roj
Akhir-akhir ini ada beberapa sarjana yang mengritisi
Hadis-hadis ri-wayat Isro’ dan Mi’roj. Penulis tidak menemukan kritik terhadap
Sanad (periwayat) Hadis, semua kritik ditujukan kepada matan (isi)
Hadis-hadis itu.
Hadis riwayat Isro’ dan Mi’roj, ditulis pada abad ke-9 (12
abad yang lalu). Selama itu telah berkembang ilmu-ilmu yang waktu itu belum ada
atau keadaannya sederhana.
Di antaranya adalah Ilmu sejarah,
ilmu astronomi (perbintangan), ilmu fisika modern, ilmu Tafsir Al Qur-an, ilmu
perbandingan agama dll.
Beberapa hal yang dikritik
1. Para Imam
Hadis tidak mengetahui sejarah Masjidil Aqso
a. Masjidil
Aqso sekarang (abad ke-21)
Masjidil Aqso terletak di kota Yerusalem Timur atau dikenal
dengan nama wilayah Al-Harom Asy-Syarif
bagi umat Islam atau Har Ha-Bayit (Bukit Bait Allah atau Temple Mount / Kuil
Bukit) bagi umat Yahudi dan Nasroni. Panjang
bangunannya sekitar 83 m. lebar 56 m. Sekitar 5.000 orang mampu ditampung
masjid ini. Jika ditambah dengan daerah seke-lilingnya, luasnya sekitar 144.000
m2. Muat untuk 400.000 jamaah.
Di sebelah utara masjid ini terdapat Masjid As-Sakhro (The Dome of the Rock) yang bukan sebuah masjid. Melainkan
sebuah bangunan pe-ringatan untuk tapak lokasi peristiwa malam Isro’ Mi’roj.
The Dome of the Rock dibangun antara tahun 687 M.
hingga tahun 691M. (abad ke-7) oleh Kholifah Abdul Malik bin Marwan,
kholifah Bani Umaiyyah.
Masjid As-Sakhro
/ The Dome
|
Masjid Al-Aqsho
/ Baitul Maqdis
b. Masjidil
Aqso pada zaman Imam Hadis Bukhori dan Muslim (abad ke-9)
Keadaan Masjidil Aqsho (dan As-Sakhro / The Dome of the Rock) sama dengan
keadaannya sekarang.
Banyak orang (termasuk para Imam
Hadis) yang mengira, masjid inilah yang dikunjungi oleh Nabi Muhammad Saw. di
waktu beliau Isro’ pada tahun 620
M.
c. Masjidil
Aqso pada waktu Nabi Muhammad Isro’ pada tahun 620
M. (abad ke-7)
Maha Suci (Alloh) yang telah mem-perjalankan
hambaNya (Muhammad) pada malam hari, dari Masjidil Harom (di Mekah) ke Masjidil
Aqso (di Yerusalem) (QS. Al-isro’ [17] : 1)
Pada waktu Nabi Muhammad Saw. Isto’, Baitul Maqdis berupa
puing-puing karena telah dihancurkan oleh Tentara Romawi pada tahun 70 M.
(abad ke-1) Yang dimaksud dengan
Masjidil Aqsho pada ayat ini adalah keseluruhan lapangan Al-Harom Asy-Syarif. Nabi Muhammad Saw. turun
di lapangan sebelah utara
puing-puing Masjid (di lokasi Masjid
As-Sahro / The
Dome of the Rock
d. Masjidil Aqso pada zaman
Kholifah Umar bin Khottob, 5
tahun setelah Nabi wafat tahun 637 M.
(abad ke-7)
Kholifah Umar bin Khottob datang ke Yerusalem untuk menerima
penyerahan kota itu dari Kepala Pendeta Yerusalem. Beliau melihat reruntuhan Masjidil Aqso, yang oleh
orang Kristen -yang benci pada orang Yahudi karena telah menyalib Yesus
Kristus- dijadikan tempat sampah. Maka setelah dibersihkan oleh tentara Islam,
didirikanlah Masjidil Aqso yang kecil di arah kiblat Masjidil Aqso sebelumnya. Masjid ini direnovasi oleh kholifah Bani Umayyah Abdul Malik dan diselesaikan
oleh putranya Al-Walid tahun 705 M.
Setelah gempa bumi tahun 746 M.,
masjid ini hancur seluruhnya dan dibangun kembali oleh kholifah Bani Abbasiyah
Al-Mansur pada tahun 754 M., dan
dikembangkan lagi oleh penggantinya Al-Mahdi pada tahun 780 M..
Gempa berikutnya menghancurkan sebahagian besar Masjid Al-Aqso pada tahun 1033 M., namun dua tahun kemudian kholifah Bani Fatimiyyah Ali Azh-Zhahir membangun kembali masjid ini yang masih tetap berdiri hingga sekarang. Pada zaman Kholifah Turki Usmaniyah nama Masjidil Aqsho diberikan kepada Baitul Maqdis.
Gempa berikutnya menghancurkan sebahagian besar Masjid Al-Aqso pada tahun 1033 M., namun dua tahun kemudian kholifah Bani Fatimiyyah Ali Azh-Zhahir membangun kembali masjid ini yang masih tetap berdiri hingga sekarang. Pada zaman Kholifah Turki Usmaniyah nama Masjidil Aqsho diberikan kepada Baitul Maqdis.
1a. Hancurnya Baitul Maqdis / Temple of Solomon sebelumnya.
Hancurnya
Masjid ini tertulis di dalam Al Qur-an sbb.
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sen-diri.
Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu
sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan
musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu me-reka masuk ke dalam masjid (Baitul Maqdis
II pada
tahun 70 M.) sebagaimana mereka memasukinya pertama
kali (tahun 586 SM.) dan ereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai. (QS. Al-isro’ [17] : 7)
66 M. pemberontakan ke-1 Yahudi vs Romawi, zaman Kaisar Nero
yang
mengirim Jendral Vespasianus
69 M. Kaisar Nero diganti
Kaisar Vespasianus yang mengirim
putera-nya Jendral Titus untuk menumpas pemberontakan Yahudi
70 M. Jendral Titus
menghancurkan Baitul Maqdis II / Bait
Sulaiman II di Yerusalem.
Kutipan dari Kitab Tafsir
Al Qur-an Departemen Agama RI.
Di dalam Kitab
Tafsir Al Qur-an yang diterbitkan oleh Depar-temen Agama RI tahun 2009
disebutkan bahwa Tentara Romawi memasuki Baitul Maqdis II (Haikal Sulaiman II)
secara paksa dan sewenang-wenang, merampas kekayaan di dalamnya dan menghan-curkan
bangunannya, hanya tembok barat (tembok ratapan) yang masih
ada.
2. Tujuan Nabi Isro’ ke Masjidil Aqso
Tujuan Nabi Isro’ sudah tertulis
pada QS.Al-isro’ : 1
Maha Suci (Alloh) yang
telah memperjalankan hambaNya (Muham-mad) pada malam hari, dari Masjidil Harom
(di Mekah) ke Masjidil Aqso (di Yerusalem) yang telah Kami berkahi
sekelilingnya, agar Kami perli-hatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguh-nya Dia (Alloh) Maha Mendengar, Maha Melihat. (QS. Al-isro’ [17] : 1)
Perjalanan Nabi Saw. berIsro’ adalah
hal yang luar biasa sehingga ayat itu didahului oleh kata Maha Suci Alloh
(sub-hana). Sehingga tu-juannya juga luar biasa yaitu diperlihatkan bukti
kebesaran (ayat-ayat) Alloh.
Bukan sekedar mampir ke masjid lalu
sholat 2 rokaat .
2a. Baitul
Maqdis adalah lokasi Padang Mahsyar pada hari kiamat. Semua
orang akan diisro’kan ke sana.
Baitul Maqdis merupakan tempat dikumpulkannya
manusia dan jin pada hari kiamat nanti, seperti diriwayatkan oleh Imam Ahmad
dalam Musnadnya bahwa Maimunah, saudara perempuan Sa’ad dan pem-bantu
Rosululloh Saw, berkata : ‘Wahai Nabi, berikanlah kami sebuah pernyataan
tentang Baitul Maqdis.’ Nabi menjawab, ‘Dia
adalah tanah tempat manusia dibangkitkan dan dikumpulkan.” (HR. Ahmad)Dan
ditiuplah sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dari kuburnya
(menuju) ke Robb mereka. (QS. Yaasiin [36] : 51).
Semua manusia dibangkitkan di tempat mereka dikubur di
seluruh dunia. Lalu masing-masing dibawa terbang (isro) oleh seorang malaikat ke padang mahsyar yang lokasinya di Baitul
Maqdis untuk diadili oleh Alloh Swt.
Pada mulanya padang mahsyar itu gelap gulita karena
matahari telah padam. Kemudian Alloh Swt. menampakkan diriNya sehingga menjadi
terang benderang.
Isro’ adalah rekonstruksi kebangkitan di hari kiamat.
3.
Penggambaran langit dalam hadis ini tidak sesuai dengan ilmu astronomi
Dalam Hadis ini langit digambarkan
dengan sangat sederhana, se-perti gedung 7 tingkat, dimana tiap tingkatnya
dihuni oleh seorang Nabi (yang sudah wafat, lalu dihidupkan lagi) untuk
menyambut Nabi Mu-hammad Saw. yang bermi’roj.
Gambaran Ilmu Bumi dan
Astronomi
Panas matahari dan angin membentuk siklus hidrologi, awan dan hujan.
Panas matahari dan angin membentuk siklus hidrologi, awan dan hujan.
Bumi yang bulat berputar pada porosnya dengan disinari
matahari dalam 24 jam membuat siang dan malam. Adanya bulan membentuk pasang
surut air laut.
Bulan mengitari bumi dalam 30 hari membuat hitungan bulan.
Bumi dalam posisi miring 23,44o mengelilingi matahari dalam 365 hari membentuk hitungan tahun dan 4 musim untuk daerah subtropis atau 2 musim untuk daerah katulistiwa (musim hujan dan kemarau).
Matahari bersama 9 planetnya berputar mengelilingi pusat galaksi Bimasakti.
Di alam semesta sangat banyak gugus bintang / galaksi mirip Bima-sakti. Galaksi-galaksi itu membentuk Cluster.
Bulan mengitari bumi dalam 30 hari membuat hitungan bulan.
Bumi dalam posisi miring 23,44o mengelilingi matahari dalam 365 hari membentuk hitungan tahun dan 4 musim untuk daerah subtropis atau 2 musim untuk daerah katulistiwa (musim hujan dan kemarau).
Matahari bersama 9 planetnya berputar mengelilingi pusat galaksi Bimasakti.
Di alam semesta sangat banyak gugus bintang / galaksi mirip Bima-sakti. Galaksi-galaksi itu membentuk Cluster.
Dalam ilmu astronomi besarnya langiit sangat luar biasa.
Penam-pangnya adalah 14 milyard tahun cahaya. Jarak ini mustahil dapat ditempuh
hanya dalam waktu semalam.
Dengan piring terbang Alien saja yang kecepatannya 6 x cahaya di-tempuh
bermilyard-milyard tahun (mustahil).
Sangat berbeda dengan jarak Masjidil Harom ke Masjidil Aqso yang
sekarang dapat ditempuh dengan pesawat
jet dalam waktu 1 jam.
Maka perjalanan ke langit itu
mustahil / irrasional.
4. Ruh para Nabi sekarang ada di alam kubur. Tidak mungkin berada di langit.
Dalam hadits ini
digambarkan bahwa para Nabi yang sudah wafat itu berada di langit dengan
jasadnya.
Sedangkan di dalam Al Qur-an disebutkan bahwa seluruh manusia, termasuk
para Nabi yang sudah wafat, sekarang berada di alam Qubur / Barzakh / dinding
yang membatasi Alam Dunia dan Akhirot. Ulama menyebutnya dalam genggaman Alloh Swt., atas dasar QS. Az-Zumar [39]: 42
menunggu datangnya Hari Berbangkit
Allah mematikan manusia / anfusu (secara tetap) bila sudah mati, dan mematikan manusia untuk sementara
di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah [ruh] yang telah Dia tetapkan kematiannya
dan Dia melepaskan [ruh] yang lain sampai waktu
yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan Alloh bagi kaum yang ber-fikir. (QS. Az-Zumar [39] : 42).
5. Salah
memahami kalimat “Bila Alloh menghendaki”
Umumnya fihak yang setuju dengan hadis ini berhujjah: Bila Alloh Swt.
menghendaki bisa saja menghidupkan kembali
para Nabi itu lalu
menempatkan mereka di langit untuk menyambut kedatangan Nabi Muhammad Saw.
sewaktu mikroj.
Bila demikian halnya, boleh kita sanggah pula: “Itu kalau Alloh Swt mau,
kalau tidak mau kan tidak mungkin terjadi”. Nah itu debat kusir atau
pokrol bambu yang tidak punya dasar hukum.
.Al Qur-an menggunakan kata “Kalau Alloh Menghendaki” (Wa
lau Syaa-a, walau Syi-naa dan walau Yasyaa)
dalam 23 ayat,
Pada ayat-ayat tersebut ternyata Allah TIDAK
menghendaki.
Kita lihat salah satu contoh ayat di bawah ini:
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua
orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) me-maksa
manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman se-muanya ? (QS Yunus [10] : 99)
Lalu apa
kenyataannya? Berimankah kepada Alloh semua orang di muka bumi ini ?
Ternyata, sebagian besar ummat manusia di bumi ini tidak meng-imaniNya.
Dengan pernyataan satu ayat ini saja, sebaiknya janganlah mengeluarkan
argumentasi: “Kalau Allah Swt. Menghendaki…….”, karena Alloh Swt. memiliki
aturan / takdir (sunnatulloh) yang tidak per-nah berubah.
6. Alloh Swt. tidak berada di langit
Dikatakan bahwa sewaktu Mi’roj, Nabi Muhammad Saw. menjemput atau
menerima perintah sholat dari Alloh Swt., kemudian sesudah ber-jumpa dengan
Nabi Musa As., beliau naik kembali berulang-kali mene-mui Alloh Swt. untuk
memohon keringanan. Hal ini menyimpulkan bah-wa Alloh Swt. tidak berada di bumi
atau di langit tempat Nabi Musa As. itu berada.
Sungguh keadaan demikian bertentangan dengan
Firman Alloh Swt. yang tidak hanya berada di langit,
Dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dan menge-tahui apa yang dibisikkan oleh
hatinya, dan Kami lebih dekat kepada-nya daripada urat lehernya. (QS. Qoof [50] : 16)
”Dan kepunyaan Allohlah timur dan barat,
maka ke mana pun kamu menghadap maka di situlah wajah Alloh.
Sesungguhnya Alloh Maha Luas (kekuasaanNya) lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Baqoroh
[2]:115)
7. Sebelum
Isro’ Mi’roj Nabi telah sholat bersama Khodijah dan Ali
|
7a. Penegasan waktu solat dalam Al Quran
“Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir
(zhuhur dan ashar) sampai gelap malam (maghrib dan isya') dan (dirikanlah pula
sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malai-kat). Dan
pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”
(QS. Al Isra’ [17] : 78-79).
7b. Jibril mengajari Nabi sholat 5 waktu
(di luar Isro’ dan Mi’roj)
“Dari Jabir
bin Abdulloh, bahwa Nabi Saw didatangi oleh Jibril As, lalu Jibril mengatakan kepadanya, “Berdirilah,
lalu sholatlah”, Kemudian Nabi sholat zhuhur ketika matahari sudah tergelincir.
Kemudian Jibril men-datanginya di waktu ‘ashar, lalu ia berkata, “Berdirilah,
lalu sholatlah” kemudian Nabi sholat ashar ketika bayangan sesuatu menjadi
sama. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu maghrib, lalu ia berkata,
“Berdirilah, lalu sholatlah” kemudian Nabi sholat maghrib ketika mata-hari
terbenam. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu ‘isya’, lalu ia berkata,
“Berdirilah, lalu sholatlah” kemudian Nabi sholat ‘isya’ ketika cahaya merah
telah lenyap. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu fajar, lalu ia berkata ,
“Berdirilah, lalu sholatlah”, kemudian Nabi sholat shubuh keika fajar
menyingsing, atau ia berkata ketika fajar memancar. Kemudian esok harinya
Jibril mendatangi (Nabi) kembali pada waktu zhuhur, lalu ia berkata,
“Berdirilah, lalu sholatlah”, kemudian Nabi sholat zhuhur ketika bayangan
segala sesuatu menjadi sama. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu
ashar, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu sholatlah” kemudian Nabi sholat ashar
ketika bayangan segala sesuatu menjadi dua kali. Kemudian Jibril
mendatangi kepadanya di waktu magh-rib, dalam waktu yang sama dengan yang
pertama, tidak bergeser dari-padanya. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di
waktu ‘isya’, ketika pertengahan malam telah lewat, atau ia berkata : sepertiga
malam telah lewat, lalu Nabi sholat ‘isya’. Kemudian Jibril mendatangi
kepadanya di waktu sudah terang benderang, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu
sholat-lah”, kemudian Nabi sholat shubuh. Kemudian Jibril berkata: Apa-apa yang
di antara kedua waktu ini, itulah waktu sholat.” (HR. Ahmad dan Al-Nasa’i.
Dan Al-Tirmidzi meriwayatkan seperti itu. Al-Bukhori ber-kata: Hadits
ini adalah hadits yang paling shah dalam menerangkan waktu-waktu sembahyang).
Dikutip dari Nailul Author jilid 1 halaman 685.
8. Para Nabi juga melaksanakan sholat
8a. Nabi Ibrohim As.
memohon agar keturunannya tetap mendirikan sholat.
Ya Robbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang
tetap mendirikan sholat, ya Robb kami, perkenankan do’aku. (QS. Ibrohim [14] : 40)
8b. Nabi Ismail As.
melaksanakan sholat
Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah
Ismail di dalam Kitab (Al Qur-an). Dia benar-benar seorang yang benar janjinya,
seorang rosul dan nabi.” “Dan dia menyuruh keluarganya untuk (melaksanakan)
sholat dan (menunaikan) zakat, dan dia seorang yang diridoi di sisi Tuhannya (QS. Maryam [19] : 54-55)
8c. Nabi Isa ibnu
Maryam As. mendirikan sholat
Dan dia menjadikan aku seorang yang
berbakti di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan)
sholat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. (QS. Maryam [19] : 31)
9. Bani Isroil solat 7x/ hari, bukan
50x
1. Di dalam Kitab Zabur / MAZMUR
119:164 Indonesian - Terjemahan Lama (TL) tertulis sebagai berikut :
Maka tujuh kali dalam sehari memujilah aku akan Dikau,
karena sebab segala hukum kebenaranMu itu
2. Buku To Pray As A Jew: A Guide To The Prayer Book And The Synagogue
Service karangan Hayim Halevy Donin, seorang rabbi (pendeta) Yahudi Amerika di Congregation B'nai David, Southfield, Michigan. Dalam
buku itu ada gambar tata cara
sembahyang kaum Yahudi yang sikap dan gerakannya sangat mirip dengan sholatnya
umat Islam Ritual sholat Yahudi
ini dilakukan 3 x sehari yaitu pada malam hari (Ma'ariv), di pagi hari
(Shacharit), dan pada sore hari (Minchah).
Gambar sembahyang Yahudi dalam buku
Rabbi Hayim Halevy Donin
Pada mulanya sholatnya
Yahudi adalah 7 x /hari sebagai berikut..
1 = Solat Subuh, 2 = Solat Dhuha, 3 = Solat Zuhur, 4 = Solat Ashor, 5 = Solat Maghrib, 6 = Solat Isya', 7 = Solat Al-Lail
Pada tahun 586 SM. Nebukadnezar, raja Babel menduduki Yerus-salem
dan negara Yuda. Bangsa Yahudi dibawa ke Babil dijadikan bu-dak sehingga
mereka tidak leluasa melakukan sholat. Maka sholat me-reka dibuat 3 x / hr.
sampai kini. (= sholat jamak qosor zhuhur + asar, maghrub + isya’ dan subuh)
10. Tujuan Mi’roj Nabi Muhammad Saw.
Maka tujuan Mi’roj Nabi Saw. bukanlah menerima perintah sholat 5 waktu
karena Nabi Muhammad Saw. telah melaksanakannya bersama Khodijah dan Ali, melainkan seperti yang tertulis
pada bagian akhir hadis mi'roj riwayat Imam Bukhori
Jibril lalu pergi bersamaku sampai
ke Sidrotul Muntaha dan Sidrotul Muntaha itu tertutup oleh warna-warna yang aku
tidak mengetahui apa-kah itu sebenarnya? Aku lalu dimasukkan ke surga.
Tiba-tiba di sana ada kail dari mutiara dan debunya adalah kasturi.'” (HR. Bukhori no. 193, 194)
10a. Hadis ini sesuai dengan ayat Al
Qur-an (QS. An-Najm [53] :13-18)
Dan Sesungguhnya
Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupa-nya yang asli) pada waktu yang
lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal
(Jannatul Ma’wa). Sidrotulmun-taha diliputi oleh sesuatu yang
meliputinya, penglihatan (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu
dan tidak pula melampauinya. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda
kebesaran Tuhannya yang paling besar” (surga). (QS. An Najm [53] : 13-18).
11. Surga
bukan berada di langit tetapi ada di masa depan
Dalam
menguraikan masalah Mi’roj ini penulis menggunakan Fisika Modern yaitu Mekanika
Kuantum yang dikembangkan oleh Stephen Hawking, Ahli Fisika Inggris.
Penggunaan mekanika kuantum pada alam semesta akan menghasilkan alam
semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum.
Pada
kondisi waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa ber-jalan maju dengan laju
tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan seterusnya,
tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan.
Menurut Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan)
melalui terowongan waktu kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi,
bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan.
Hal ini bermakna, masa
depan dan kiamat (dalam waktu maya) menurut Hawking
“telah ada dan sudah selesai” sejak diciptakannya alam semesta. Selain
itu melalui terowongan waktu (dengan kekuasaan Allah Swt.) kita
bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan seketika.
11 a. Seluk Beluk Sidrotul
Muntaha
Sidr berarti pohon bidara, pohon yang tumbuh di Asia, Afrika dan Australia. Dipakai sebagai sumber
makanan, obat-obatan dan bahan bangunan. Termasuk pohon yang sangat berguna,
tetapi bukan me-rupakan pohon yang istimewa. Fungsi pohon bidara ini di
Sidrotil Muntaha ada-lah adalah sebagai batas terjauh perjalan-an di langit dan
bumi dalam waktu nyata, yang dapat ditempuh oleh makhluk Alloh Swt.
yaitu manusia, jin dan malaikat termasuk Malaikat Jibril Di seberang pohon pembatas ini terdapat Jannatul
Ma’wa (sorga) yang letaknya ada di masa depan. Maka Sidrotul
Muntaha selain sebagai batas jarak atau ruang terjauh, juga merupakan batas
antara waktu nyata dan waktu maya. Merupakan pintu masuk ke terowongan waktu
yang berada di waktu maya menuju ke masa depan. Melalui jalan inilah Nabi Muham-mad
Saw. sewaktu mi’roj diperjalankan Alloh Swt. ke masa depan, ya itu hari kiamat,
hari kebangkitan dan pengadilan di padang mahsyar, mizan, pergi
ke neraka dan shiroth, kemudian pergi ke surga.
Dengan perjalanan itu
Nabi Muhammad Saw. adalah satu-atunya manusia di muka bumi (selain Nabi Adam
dan Siti Hawa), yang pernah pergi ke akhirot dengan jasad dan ruh beliau.
Sehingga beliau bisa me-nerangkannya kepada kita dalam hadis-hadis beliau.
Waktu yang digunakan
oleh Nabi Muhammad Saw. untuk pergi ke akhirot tidak terbatasi oleh waktu
mi’roj yang hanya semalam, tetapi bisa berhari-hari, karena waktu di akhirot tidak diikat oleh waktu di dunia. Kemudian Nabi
Muhammad kembali melalui jalan yang sama ke Sidrotil Muntaha, kembali masuk ke waktu nyata
pada waktu yang sama dengan waktu berangkatnya,
selanjutnya pulang kembali ke Mekah.
Kesimpulan
pertama
Ternyata matan (isi)
Hadis-hadis riwayat Isro’ dan mi’’roj
Tidak sejalan
dengan Al Qur-an pada
1a (pada QS. Al-Isro ayat
7 disebutkan bahwa Baitul Maqdis II yang lama / Temple of Solomon II telah dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70 M.
Sehingga Nabi Muhammad Saw. tidak mungkin sholat di dalamnya)
2. (Tujuan Isro’ adalah rekonstruksi kejadian di hari kiamat di
mana se-mua manusia dan jin dari seluruh dunia dikumpulkan / diisro’kan di
Baitul Maqdis)
4. (Ruh para Nabi ada di alam kubur, bukan di langit)
6. (Alloh Swt tidak berada di langit tapi berada di mana-mana)
7a (sholat 5 waktu ada di
dalam Al Qur-an QS. Al Isra’ [17]: 78-79)
8a, 8b dan 8c (Nabi–nabi Ibrohim As., Ismail As., Isa
ibnu Maryam As. dll. melakukan sholat)
Tidak sejalan dengan Hadis lain yang mutawatir
2a (Baitul Maqdis adalah tempat Padang Mahsyar, bukan tempat sholat).
7 (Nabi Muhammad Saw.
sudah sholat berjamaah dengan Khodijah dan Ali sebelum Isro’ dan mi’’roj)
7b (Nabi Muhamad Saw.
diajari sholat 5 waktu oleh Malaikat Jibril As di luar waktu Mi’roj)
Tidak sejalan dengan Alkitab / Bibel
9 (Bani Isroil sholat 7 waktu bukan 50 waktu)
Tidak sejalan
dengan ilmu sejarah
1a (Masjidil Aqso yang ada pada zaman para Imam
Hadis didirikan oleh Umar bin Khottob Ra),
Tidak
sejalan dengan ilmu astronomi / perbintangan
3 (Langit yang sangat
luas digambarkan seperti gedung 7 tingkat) padahal sangat besar dan rumit
Kesimpulan akhir
Terbukti bahwa matan Hadis-hadis Isro’ dan
mi’roj ini tidak sohih.
Termasuk Hadis mauduk atau palsu atau paling tidak termasuk hadis dhoif (lemah) dan mualal (sisipan) karena isinya diselipkan cerita–cerita
Israiliyat dari kaum Bani Israil, yang sengaja secara tersirat ingin
mengagungkan bangsa mereka, serta mengecilkan peran Nabi Muhammad beserta
pengikutnya.
Tujuan Isro’ Nabi
Muhammad Saw.
Isro’ adalah rekonstruksi kejadian di hari kiamat.
Semua manusia dibangkitkan di tempat mereka dikubur di seluruh dunia. Lalu masing-masing dibawa terbang (isro) oleh seorang malaikat ke padang mahsyar yang lokasinya di Baitul Maqdis untuk diadili oleh Alloh Swt.
Semua manusia dibangkitkan di tempat mereka dikubur di seluruh dunia. Lalu masing-masing dibawa terbang (isro) oleh seorang malaikat ke padang mahsyar yang lokasinya di Baitul Maqdis untuk diadili oleh Alloh Swt.
Tujuan
Mi’roj Nabi Muhammad Saw
Diperlihatkan surga yang ada di masa
depan, masuk Terowo-ngan Waktu melalui Sidrotul
Muntaha.
Selain surga Nabi Muhammad Saw. juga diperlihatkan peristiwa Kiamat, Kebangkitan, pengadilan di Padang Mahsyar, Mizan dan Penimbangan Amal, Shiroth, dan Neraka.
Sehingga Nabi Muhammad Saw. bisa menerangkan kepada kita tentang kejadian di Akhirot karena beliau pernah diperjalankan ke sana sewaktu Mi’roj.
Selain surga Nabi Muhammad Saw. juga diperlihatkan peristiwa Kiamat, Kebangkitan, pengadilan di Padang Mahsyar, Mizan dan Penimbangan Amal, Shiroth, dan Neraka.
Sehingga Nabi Muhammad Saw. bisa menerangkan kepada kita tentang kejadian di Akhirot karena beliau pernah diperjalankan ke sana sewaktu Mi’roj.
Jember, 5 Nopember 2017
Dr. H.
M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tlpun (0331) 481127
Jember
|
Kepustakaan
01. Abu Najdi Haraki dalam buku “Misteri Isra’ Mi’raj”, DIVA Press, Jogjakarta, 2007
02. Al Imam Muhammad Asy Syaukani, Nailul
Authar, Penerjemah Drs. Hadimulyo dkk. Penerbit Asy Syifa, Semarang, 1994, jilid 1
halaman 685.
03. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Djakarta, 1960.
04. Alkitab Elektronik
2.0.0, Alkitab Terjemahan Baru, @ 1974, Lembaga Alkitab Indonesia.
05. Bey
Arifin, Rangkaian Cerita dalam Al-Quran, PT Almaarif, Bandung, 1971
06. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, CV.
Asy-Syifa, Semarang, 1999.
07. Departemen Agama RI, Tafsir Al Qur-an Jilid
2, Jakarta, 2009
08. Felix Pirani dan Christine Roche, Mengenal Alam Semesta, Mizan
"For Beginners", Bandung, 1997.
09. J.P. McEnvoy dan Oscar Zarate, Mengenal Hawking For
Beginners, Mizan, Bandung, 1998.
10. Muhammad Muhibuddin, Keajaiban Yerusalem, Araska,
Yogyakarta, 2014, halaman 152-156.
11. Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, Grafiti, Jakarta, 1994
12. Thomas McElwain, Bacalah Bibel, Penerbit Citra, Jakarta, 2006
13. http://www.goodreads.com/book/show/949979
To_Pray_As_A_Jew
15. https://kanzunqalam.com/2011/10/09/meninjau-kembali-
kisah-isra-miraj-rasulullah
16. www.oocities.org/maurice_osborn/Serpo.htm
(planet asal piring terbang)
17. https://id.wikipedia.org/wiki/Hadits
18. https://id.wikipedia.org/wiki/
isra_Mikraj
19. https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Abdullah
Muhammad_i al-Bukhari
LAMPIRAN
Hadis-hadis
tentang Isro’ dan Mi’roj
Dari beberapa Hadis tentang Isro’
dan Mi’roj yang ada, penulis mengutip dua buah Hadis sebagai berikut.
1. Hadis Sohih Muslim yang sangat
panjang sebagai berikut.
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: bahwa
Rosulullah Saw. bersabda :
Isro’
ke Baitul-Maqdis
Aku didatangi Buraq. lalu aku
menunggangnya sampai ke Baitul Makdis. Aku mengikatnya pada pintu mesjid yang
biasa digunakan me-ngikat tunggangan oleh para nabi. Kemudian aku masuk ke
mesjid dan mengerjakan sholat dua rakaat. Setelah aku keluar, Jibril datang mem-bawa
bejana berisi arak dan bejana berisi susu. Aku memilih susu, Jibril berkata:
Engkau telah memilih fitroh.
Mi’roj
ke langit
Lalu
Jibril membawaku naik ke langit. Ketika Jibril minta dibukakan, ada yang
bertanya: Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu?
Jibril menjawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawab Jibril: Ya,
ia telah diutus. Lalu dibukakan bagi kami. Aku bertemu dengan Adam. Dia
menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Kemudian aku dibawa naik ke langit
kedua. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapakah engkau? Jawab
Jibril: Jibril. Ditanya lagi: Siapakah yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad.
Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Pintu pun dibuka
untuk kami. Aku bertemu dengan Isa bin Maryam as. dan Yahya bin Zakaria as. Mereka
berdua menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit
ketiga. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa engkau? Dijawab:
Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw. jawabnya. Ditanyakan: Dia
telah diutus? Dia telah diutus, jawab Jibril. Pintu dibuka untuk kami. Aku
bertemu Yusuf As. Ternyata ia telah dikaruniai sebagian keindahan. Dia
menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keempat.
Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril menjawab: Jibril. Ditanya
lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus?
Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun dibukakan. Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku
dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah Taala berfirman Kami mengangkatnya pada
tempat (martabat) yang tinggi. Aku dibawa naik ke langit kelima. Jibril minta
dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa
bersamamu? Dijawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Dijawab: Dia
telah diutus. Kami dibukakan. Di sana aku bertemu Nabi Harun As. Dia
menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keenam.
Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa
bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya:
Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana ada Nabi Musa As. Dia menyambut dan
mendoakanku dengan kebaikan. Jibril membawaku naik ke langit ketujuh. Jibril
minta dibukakan. Lalu ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya
lagi: Siapa bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanyakan: Apakah ia telah diutus?
Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Ternyata di sana aku bertemu Nabi Ibrahim as. sedang
menyandarkan punggungnya pada Baitulmakmur. Ternyata setiap hari ada tujuh
puluh ribu malaikat masuk ke Baitulmakmur dan tidak kembali lagi ke sana.
Pergi ke Sidratul-Muntaha menerima
wahyu
Kemudian
aku dibawa pergi ke Sidratulmuntaha yang dedaunannya seperti kuping-kuping gajah
dan buahnya sebesar tempayan. Ketika atas perintah Allah, Sidratul-muntaha
diselubungi berbagai macam keindahan, maka suasana menjadi berubah, sehingga
tak seorang pun di antara makhluk Allah mampu melukiskan keindahannya. Lalu
Allah memberikan wahyu kepadaku. Aku diwajibkan salat lima puluh kali dalam sehari semalam.
Tatkala turun dan bertemu Nabi saw. Musa As., ia bertanya: Apa yang telah
difardukan Tuhanmu kepada umatmu? Aku menjawab: Salat lima puluh kali. Dia berkata: Kembalilah
kepada Tuhanmu, mintalah keringanan, karena umatmu tidak akan kuat
melaksanakannya. Aku pernah mencobanya pada Bani Israel. Aku pun kembali kepada
Tuhanku dan berkata: Wahai Tuhanku, berilah keringanan atas umatku. Lalu Allah
mengurangi lima salat dariku. Aku kembali kepada Nabi Musa As. dan aku
katakan: Allah telah mengurangi lima waktu salat dariku. Dia berkata:
Umatmu masih tidak sanggup melaksanakan itu. Kembalilah kepada Tuhanmu,
mintalah keringanan lagi. Tak henti-hentinya aku bolak-balik antara Tuhanku dan
Nabi Musa As. sampai Allah berfirman: Hai Muhammad. Sesungguhnya kefarduannya
adalah lima waktu salat sehari semalam. Setiap sholat mempunyai nilai
sepuluh. Dengan demikian, lima salat sama dengan lima puluh shplat. Dan barang siapa yang
berniat untuk kebaikan, tetapi tidak melaksanakannya, maka dicatat satu
kebaikan baginya. Jika ia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan
baginya. Sebaliknya barang siapa yang berniat jahat, tetapi tidak
melaksanakannya, maka tidak sesuatu pun dicatat. Kalau ia jadi mengerjakannya,
maka dicatat sebagai satu kejahatan. Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa
as., lalu aku beritahukan padanya. Dia masih saja berkata: Kembalilah kepada
Tuhanmu, mintalah keringanan. Aku menyahut: Aku telah bolak-balik kepada Tuhan,
hingga aku merasa malu kepada-Nya. (Shohih Muslim No.234)
2. Ada beberapa Hadis pendek Sohih Bukhori. Penulis mengambil 1 hadisnya yang
berisi mi’roj Nabi Muhammad Saw. ke surga
Ibnu Hazm dan Anas bin Malik berkata bahwa Nabi Muhammad
saw. bersabda,
Menerima
perintah solat (di langit)
‘Alloh Azza wa Jalla lalu mewajibkan atas umatku 50 sholat (dalam se-hari
semalam). Aku lalu kembali dengan membawa kewajiban itu hingga kulewati Musa,
kemudian ia (Musa) berkata kepadaku, ‘Apa yang diwajib-kan Alloh atas umatmu?’
Aku menjawab, ‘Dia mewajibkan lima 50 Xi sho-lat (dalam
sehari semalam).’ Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak
kuat atas yang demikian itu.’ Alloh lalu memberi dis-pensasi (keringanan)
kepadaku (dalam satu ri-wayat: Maka aku kembali dan mengajukan usulan kepada
Tuhanku), lalu Tuhan membebaskan se-paronya. ‘Aku lalu kembali kepada Musa dan
aku katakan, ‘Tuhan telah membebaskan separonya.’ Musa berkata, ‘Kembalilah
kepada Tuhanmu karena sesungguhnya umatmu tidak
kuat atas yang demikian itu. ‘Aku kembali kepada Tuhanku lagi, lalu Dia
membebaskan separonya lagi. Aku lalu kembali kepada Musa, kemudian ia berkata,
‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat atas yang demikian itu.’
Aku kembali kepada Tuhan, kemudian Dia berfirman, ‘Sholat itu lima (waktu) dan lima itu (nilainya) sama
dengan 50 (kali), tidak ada firman yang diganti di hadapanKu.’ Aku lalu
kembali kepada Musa, lalu ia berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu.’ Aku jawab,
‘(Sungguh) aku malu kepada Tuhanku.’
Pergi ke Sidratul Muntaha dan ke Surga
Jibril lalu pergi
bersamaku sampai ke Sidratul Muntaha dan Sidratul Muntaha itu tertutup oleh
warna-warna yang aku tidak mengetahui apa-kah itu sebenarnya? Aku lalu dimasukkan ke surga. Tiba-tiba
di sana ada kail dari mutiara dan
debunya adalah kasturi. (HR. Bukhari no. 193, 194):
3.
Hadis Sohih Riwayat Imam Tirmidzi
Dari Ibnu Abbas, ia telah berkata: Ketika
Nabi Saw. diisra`kan, beliau melewati seorang Nabi dan beberapa Nabi, dan
bersama mereka ada banyak orang. Dan seorang Nabi dan beberapa Nabi, dan
bersama me-reka beberapa orang. Dan seorang Nabi dan beberapa Nabi, dan ber-sama
mereka tidak ada seorangpun sampai beliau melewati kelompok yang besar. Aku
berkata: “Siapa Ini?” Dijawablah (oleh Jibril): “Musa dan kaumnya. Akan tetapi
angkatlah kepalamu, kemudian lihatlah!” Kemudian ada kelompok besar yang
memenuhi ufuk dari sebelah sana dan dari sebelah sana. Lalu dikatakan (oleh Jibril): “Mereka adalah umat-mu
dan yang lainnya adalah kelompok dari umatmu yang berjumlah tujuh puluh ribu
(70.000) orang yang akan masuk surga tanpa hisab (perhitungan amal).” Kemudian
beliau masuk (ke kamar beliau) dan mereka (para sahabat) tidak menanyai beliau
dan beliau tidak mene-rangkan kepada mereka. Maka mereka berkata: "Kami
adalah mereka itu tadi". Dan ada pula yang berkata: "Mereka adalah
anak-anak kami yang lahir dalam fitroh dan Islam". Kemudian Nabi SAW
keluar, lalu ber-sabda: "Mereka adalah orang-orang yang tidak berobat
dengan besi panas, tidak meruqyah, dan tidak pula bertakhayul (tathayyur). Dan
mereka bertawakal kepada Tuhan mereka.” Lantas Ukasyah bin Mih-shan berdiri
lalu berkata: “Saya termasuk mereka wahai Rosulullah?” Beliau menjawab: “Ya.”
Kemudian yang lain lagi berdiri lalu berkata pula: “Saya termasuk mereka?"
Beliau menjawab: “Kamu telah didahu-lui oleh Ukasyah (dalam bertanya
demikian).” (HR at-Tirmidzi 2446).
Beliau berkata: "Ini adalah hadits hasan shohih".
Dalam hadits ini terdapat tambahan seorang sohabat
lagi yang men-dapat kabar gembira akan masuk surga, yaitu Ukasyah bin Mihshan.
Dr. H.
M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah
Mada 118
Tilpun
(0331) 481127
Jember