MENGAPA
TAFSIR AL QUR-AN
MODERN
BERBEDA DENGAN
TAFSIR AL QUR-AN KLASIK ?
Pengaruh Virus Pikiran
mata-mata Inggris
Pengaruh Virus Pikiran
mata-mata Inggris
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Definisi-definisi
Tafsir Al Qur-an
Modern adalah Tafsir Al Qur-an yang dikarang setelah masuknya Inggris ke Timur
Tengah, yaitu.
1. Kitab Tafsir Al-Manar oleh M. Rasyid
Ridho.
2
Kitab Tafsir Al-Maraghi oleh Ahmad Musthafa Al-Maraghi
3
Kitab Tafsir Fii Dzilali Al-Qur an oleh Sayid Quthub
4. Kitab Tafsir Al-Misbakh oleh Muhammad
Quraisy Shihab
5. Kitab Tafsir An-Nur oleh Hasbi
Ash-Shiddiqy
6. Kitab Tafsir Al-Azhar oleh HAMKA
7. Kitab Tafsir Departemen Agama RI.
Kitab
Tafsir Al Qur-an Klasik adalah Tafsir Al Qur-an yang dikarang sebelum masuknya
Inggris ke Timur Tengah yaitu :
1. Kitab Tafsir Al-Jalalain dikarang
tahun 1455 M.
2. Kitab Tafsir Ibnu Katsir dikarang tahun 1372 M.
Sejak abad ke 18, Inggris sudah mengirimkan mata-matanya ke
Timur Tengah.
Beberapa contoh perbedaan
1. Masalah poligami. Pada Kitab Tafsir Al Qur-an Klasik
poligami dan monogami dinilai sama baiknya, pada Kitab Tafsir Al Qur-an Modern,
monogami dinilai baik sedang poligami dinilai buruk. Uraian lengkapnya dapat
dibaca pada makalah “Tafsir Analisa Surat An-Nisa Ayat 1 dan
2.”
2. Pemakaian jilbab bagi wanita
muslimah. Di dalam Kitab Tafsir Al Qur-an Klasik pemakaian jilbab diwajibkan,
sedang di dalam Kitab Tafsir Al Qur-an Modern termasuk masalah khilafiyah.
3. Jihad. Di dalam Kitab Tafsir Klasik jihad berarti
perang membela agama, sedang dalam Kitab Tafsir Modern jihad berarti berjuang
membela kebenaran
Sumber-sumber Hukum Islam
Sumber hukum Islam yang utama adalah Al
Qur-an dan Al-Hadits. Pengambilan hukum dari Al Qur-an biasanya dilakukan oleh para
Ahli Hukum Islam, utamanya para Imam madzhab dan para ulama penganut madzhab. Di Indonesia Golongan
Islam Tradisional menganut Madzhab Syafii.
Maka
kita perlu mengetahui perihal Madzhab ini.
Madzhab
Imam Syafi'i (767-820 M.)
Muhammad Ibn Idris Al-Syafi'i lahir di Ghazza Palestina pada
tahun 767 M. berasal dari suku bangsa Quraisy. Setelah bapaknya wafat ia dibawa
ke Mekkah, dimana beliau belajar pada beberapa orang guru. Selanjutnya beliau
pindah ke Medinah dan belajar pada Malik Ibn Anas (pendiri Madzhab Maliki)
sampai Imam ini meninggal dunia.
Kemudian ia diberi jabatan oleh pemerintah Yaman. Tetapi
karena fitnah politik beliau berhenti, lalu tinggal di Baghdad mempelajari
ajaran-ajaran hukum yang ditinggalkan oleh Abu
Hanifah (pendiri madzhab Hanafi). Dengan demikian ia kenal baik pada fikih
Malik dan fikih Abu Hanifah. Padai 814 M. beliau pindah ke Mesir dan wafat pada
820 M.
Al-Syafi'i meninggalkan karangan kitab-kitab Al-Risalah,
Al-Umm dan Al-Mansur. Dalam pemikiran hu-kumnya beliau berpegang pada lima sumber,
(1) Al Qur-an,
(2) sunnah Nabi,
(3) ijma' atau
konsensus,
|
(4) pendapat Shohabat
dan
(5) qias atau analogi
|
Madzhab
Syafii dianut di Mesir, Syria, Kurdistan, Hijaz, Yaman, India, Ceylon dan Asean.
Madzhab Syafi’i di Indonesia
Di pondok-pondok pesantren diajarkan fikih berdasarkan Madzhab
Syafii.yang termasuk Aliran Ahlussunnah wal-jama’ah (disingkat Aswaja).
Kitab-kitab yang dipakai pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah di antaranya adalah : Sullam at-Taufiq, Safinatunnaja, Taqrib / Fath
Al-Qorib, Kifayatul Akhyar dan Fath al-Muin.
Kitab-kitab itu disebut “kitab kuning” karena dibuat dari kertas murah yang warnanya kuning.
Pendidikan Madzhab Syafii di Timur Tengah
Para kiyahi sebelum Perang Dunia ke-2
belajar ilmu agama dari
pusat-pusat pendidikan di jazirah Arabia yang beraliran madzhab Syafi’i.
Setelah berdirinya
kerajaan Saudi Arabia yang beraliran Salafiyah Wahabi, pendidikan
agama islam selain mazhab Hambali dilarang. Maka para kiyahi memindahkan
sekolah para santri ke Mesir, Yaman dan negara-negara Timur Tengah lainnya.
Selain kitab Fiqh mazhab, di pondok
pesantren juga diajarkan Tafsir Al Qur-an “kitab
kuning”.yang beraliran Aswaja. Contohnya Kitab Tafsir Al-Jalalain yang
dikarang pada tahun 1455 M.dan Kitab Tafsir Ibnu Katsir yang dikarang pada tahun
1372 M.
Sedang di sekolah-sekolah agama di luar
pondok pesantren digunakan pelajaran dari “kitab
putih” yaitu kitab-kitab yang dikarang oleh para ulama modern setelah Perang
Dunia ke-2.
Organisasi Islam di Indonesia
Organisasi Islam
terbesar di Indonesia adalah Muhammadiyah dan Nahdlatul
Ulama atau NU. Maka kita hanya membahas tentang keduanya.
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad
Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta
pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H.). Beliau memelopori pemurnian dan
pembaruan Islam di Indonesia. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan
bermukim yang kedua kalinya, pada tahun 1903 Kyai Dahlan mulai menyemaikan
benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh beliau setelah
berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khotib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah
dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumam-bang. Juga setelah membaca
pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin
Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rosyid Ridho. Sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan membawa ide
dan gerakan pembaruan untuk dilaksanakan di Indonesia..
Data Amal Usaha Muhammadiyah
No
|
Jenis Amal Usaha
|
Jumlah
|
No
|
Jenis Amal Usaha
|
Jumlah
|
1
|
TK/TPQ
|
4.623
|
8
|
Panti Asuhan,
Santun-an, Asuhan Keluarga,.
|
318
|
2
|
SD / MI
|
2.252
|
9
|
Panti
jompo
|
54
|
3
|
SMP / MTs
|
1.111
|
10
|
Rehabilitasi
Cacat
|
82
|
4
|
SMA /SMK /
MA
|
1.291
|
11
|
Sekolah
Luar Biasa (SLB)
|
71
|
5
|
Pondok
Pesantren
|
67
|
12
|
Masjid
|
6.118
|
6
|
Perguruan Tinggi
Muhammadiyah
|
171
|
13
|
Musholla
|
5.080
|
7
|
RS, Rumah
Bersalin, BKIA, BP.
|
2.119
|
14
|
Tananah
|
5.504 M²
|
Sejarah Lahir dan Berdirinya Nahdlatul 'Ulama.
Di kalangan pesantren dalam merespon kebangkitan nasional,
membentuk organisasi
pergerakan, seperti Nahdatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916. Kemudian pada tahun 1918 mendirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan santri. Dari Nahdatul Fikri kemudian mendirikan Nahdatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat ini dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdatut Tujjar, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.
Munculnya Komite Hijaz.
Di antara penyebab munculnya komite Hijaz adalah jatuhnya Kholifah di Turki pasca Perang Dunia I, dan masuknya Ibnu Sa’ud yang beraliran Wahabi dengan menguasai Makkah yang menjadi sentral ibadah umat Islam. Ketika itu Saudi berkeinginan menegakkan kembali khilafah yang jatuh itu dengan menggelar konferensi umat Islam se dunia, dan dipusatkan di Makah.
pergerakan, seperti Nahdatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916. Kemudian pada tahun 1918 mendirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan santri. Dari Nahdatul Fikri kemudian mendirikan Nahdatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat ini dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdatut Tujjar, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.
Munculnya Komite Hijaz.
Di antara penyebab munculnya komite Hijaz adalah jatuhnya Kholifah di Turki pasca Perang Dunia I, dan masuknya Ibnu Sa’ud yang beraliran Wahabi dengan menguasai Makkah yang menjadi sentral ibadah umat Islam. Ketika itu Saudi berkeinginan menegakkan kembali khilafah yang jatuh itu dengan menggelar konferensi umat Islam se dunia, dan dipusatkan di Makah.
Utusan dari Indonesia yang diakui adalah : HOS.
Cokroaminoto dan KH. Mas Mansur, tetapi ikut pula berangkat HM. Suja’
(Muhammadiyah), H. Abdullah Ahmad (Sumatera Barat)- H. Abdul Karim Amrullah
(Persatuan Guru Agama Islam).
Kemudian KH. Abdul Wahab Hasbullah
di coret keanggotaannya dengan alasan tidak mewakili organisasi. Akhirnya para
Ulama Pesantren membentuk tim tersebut dengan mengatas namakan Jam’iyah Nahdlatul
Ulama, meski secara resmi organisasinya belum didirikan.
Utusan para ulama pesantren dengan
nama Komite Hijaz itu menunai hasil gemilang, raja menjamin kebebasan
beramaliyah dalam madzhab 4 (empat) di Tanah Haram, dan tidak ada penggusuran
makam Nabi Muhammad Saw, dan para Shahabatnya.
Sepulang dari Makah KH. Abdul Wahab
Hasbullah bermaksud membubarkan Komite itu karena dianggap tugasnya sudah selesai.
Tapi keinginan itu dicegah oleh K.H. Hasyim Asy’ari, komite tetap ber jalan,
namun dengan tugas yang baru, yaitu membentuk organisasi Nahdlatul Ulama,
sebagaimana isyarat yang diberikan oleh Syaikhona Cholil yang dikirimkan
melalui salah seorang santrinya, K.H. R As’ad Syamsul Arifin.
Sewaktu K.H. Wahab Hasbullah akan mengumpulkan para Ulama di
Surabaya, tampaknya intelejen Belanda sudah mencium tanda-tanda peristiwa
besar akan terjadi di kota Surabaya. Karenanya mereka tidak memberikan idzin pertemuan. Tetapi
para Ulama tidak kehabisan
cara untuk bisa mengadakan pertemuan tersebut.Dengan alasan acara "Tahlil" dalam rangka Haul Syaikhonaa Cholil Bangkalan, para Ulama berkumpul di rumah K.H. Ridwan Abdullah di Jalan Bubutan VI Surabaaya. Di luar rumah para undangan membaca Tahlil, sedangkan di dalam rumah para Kiyai menggelar pertemuan untuk mendirikan Jam'iyah NU. Selesai Tahlil itulah, tepatnya pada tanggal 16-Rajab-1344 H./ 31-Januari-1926 lahirlah Jam'iyah NU.
Informasi ini
dikutip dari buku “Confession of a
British Spy” karangan
Hempher alias M. Siddiq Gumus dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
berjudul “Pengakuan Mata-mata Inggris
dalam Menghancurkan Kekuatan Islam”.
Kutipan dari buku “Confession of a British Spy”
Pada tahun 1710, mata-mata Hempher
dikirim ke Mesir, Irak, Hijaz dan Istambul untuk memecah-belah Islam.
Selain dia, ada 9 mata-mata lagi yang dikirim oleh penjajah Inggris.
Hempher pergi ke Istambul, ibu
kota Kekhalifahan Turki ‘Utsmani hingga tahun 1712. Namun setelah tugas mereka
usai, hanya 6 orang saja yang kembali ke London. Kemudian Hempher diberi cuti
selama 6 bulan, yang dipakainya untuk menikah.
Hempher lalu diberi tugas yang ke-2
Yaitu : Menemukan berbagai titik lemah kaum Muslimin yang dapat dipakai untuk memecah-belah mereka.
Kelemahan ini langsung digunakan untuk
menimbulkan perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam.
Untuk tugas ke-2 ini dia berangkat ke Bashrah, Irak. Di Baghdad Hempher berjumpa dengan Muhamad Ibnu Abdul Wahab Annajd. Hempher melihat bahwa beliau ini sangat potensial. Maka dibinanya pemuda itu. Di belakang hari Muhamad ibn Abdul Wahab Annajd ini bersekutu dengan Muhamad Ibnu Saud mendirikan Kerajaan Saudi Arabia dengan bantuan Inggris.
Untuk tugas ke-2 ini dia berangkat ke Bashrah, Irak. Di Baghdad Hempher berjumpa dengan Muhamad Ibnu Abdul Wahab Annajd. Hempher melihat bahwa beliau ini sangat potensial. Maka dibinanya pemuda itu. Di belakang hari Muhamad ibn Abdul Wahab Annajd ini bersekutu dengan Muhamad Ibnu Saud mendirikan Kerajaan Saudi Arabia dengan bantuan Inggris.
Faham mereka disebut Wahabi, yang sangat radikal. Dalam pandangan Wahabi, hanya mereka saja yang benar. Golongan lain dianggap sesat dan kafir sehingga boleh dibunuh Maka pada awal berdirinya negara itu banyak terjadi pembunuhan di Saudi Arabia. Uraian lebih lengkap tentang Wahabi dapat dibaca pada makalah Sejarah “Hitam” Kaum Wahabi 02.ekretaris Persemakmuran sangat puas dengan tugas Hempher yang dianggap sebagai mata-mata Inggris yang paling sukses. Hempher dihadapkan ke menteri yang sangat senang dengan keberhasilannya membina Muhammad Annajd. Sekretaris membawanya ke sebuah ruangan dimana ada 10 orang duduk mengelilingi sebuah meja bundar. Ada yang menyamar sebagai khalifah Turki, sebagai Syaikhul Islam di Istambul, sebagai Syah Iran, sebagai Perdana Menteri Iran dan sebagai Ulama besar Syi'ah di Najaf. Masing-masing dengan asisten yang memberikan informasi yang diperlukan, dari Istambul, Iran dan Najaf. Sekretaris berkata, "Kami berani menjamin penyamaran ini 70 % sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.” Hempher mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Ulama Najaf palsu tersebut. Semua jawabannya sangat sesuai dengan yang dia terima dari Ulama Syi'ah di Najaf, Iraq.
Kemudian sekretaris
memberinya sebuah buku setebal 1000 halaman berisi hasil penelitian lima
perwakilan di atas. Buku itu berisi rencana Inggris untuk menghancurkan
kekhilafahan Turki Usmani dalam waktu kurang dari satu abad. Demikianlah,
Inggris telah berhasil menciptakan mata-mata yang sangat pandai, yang menyamar
sebagai ulama dan pejabat di Timur Tengah.
Kemudian mata-mata yang menyamar sebagai Ulama
tadi disusupkan ke sentral pendidikan Al-Azhar, Istambul, Najaf, dan Karbala.
Pada tahun 1885, seorang aktivis Persia-Afghon bertemu dengan para pejabat
Kerajaan Inggris di London untuk
menawarkan suatu ide kontroversial
Apakah Inggris bersedia mengorganisir sebuah aliansi PanIslamisme antara
Mesir, Turki, Persia dan Afghonistan untuk melawan kaum czarist diktator Rusia?
Waktu itu Inggris telah menguasai India, kemudian Mesir pada tahun 1881.
Kekaisaran Turki Utsmani yang mencakup Irak, Syria, Libanon, Yordania, Israel,
Saudi Arabia, dan negara-negara Teluk sedang goyah.
Kekaisaran Turki sangat potensial untuk dianeksasi. Inggris yang ahli dalam
memanipulasi afiliasi suku, etnik,
agama, dan ahli dalam membuat kelompok-kelompok minoritas agar saling menyerang
tertarik dengan ide untuk membangkitkan
spirit revivalisme Islam. Rusia dan
Prancis juga memiliki ide yang sama. Namun selanjutnya Inggris dengan puluhan
juta warga muslim di Timur Tengah dan Asia Selatan yang diuntungkan.
Aktivis Persia-Afghon yang mengajukan ide Pan-Islamisme di bawah kendali
Inggris pada tahun 1885 adalah Jamaluddin al-Afghoni. Sejak 1870-an
sampai1890-an, Afghoni memperoleh
dukungan Inggris. Menurut sebuah arsip rahasia badan intelijen pemerintah
India, Afghoni secara resmi menawarkan diri untuk pergi ke Mesir sebagai agen
intelijen Inggris.
Bila kita ingin membuat
geneologi biblikal Islamisme sayap kanan, maka akan terbaca seperti berikut:
Afghoni (1838-1897)
menurunkan Muhammad Abduh (1849-1905),
seorang aktivis Pan-Islamisme dari Mesir, murid utama serta penyebar
ajaran-ajaran Afghoni.
Abduh menurunkan
Muhammad Rosyid Ridlo, murid Abduh dari Syria, berpindah ke Mesir dan membuat
majalah al-Manar, mengkampanyekan ide-ide Abduh dalam mendukung sebuah Republik
Islam. Rosyid Ridlo menurunkan Hassan al-Banna (1906-1949), yang mempelajari
Islamisme dari majalah al-Manar dan mendirikan al-Ikhwan al-Muslimun di Mesir
pada 1928. Banna menurunkan banyak keturunan, antara lain adalah menantunya,
Said Romadon, organisator al-Ikhwan al-Muslimun internasional yang berkantor
pusat di Swiss. Banna juga menurunkan Abul A'la al-Maududi, pendiri Jamaati
Islami di Pakistan, sebuah partai politik Islam pertama yang banyak terilhami
oleh karya-karya Banna. Para pewaris Banna lainnya mendirikan
cabang-cabang Ikhwan di setiap negara Muslim, Eropa, bahkan di Amerika
Serikat..
Seorang keturunan
ideologis Banna lainnya adalah Osama bin Laden, seorang warga Saudi yang
terlibat Jihad Afghonnya Amerika yang paling dikambing-hitamkan dari keluarga
genealogi biblikal Islamisme sayap kanan tersebut. Selama kurun setengah abad,
dari 1875 hingga 1925, building block kanan Islam dibangun Inggris. Afghoni
membuat pondasi intelektual bagi gerakan Pan-Islamisme dengan patronase Inggris
dan dukungan dari orientalis Inggris terkemuka, E.G. Browne. Abduh, murid utama
Afghoni, dengan bantuan pro-consul London untuk Mesir, Evelyn Baring Lord
Cromer, mendirikan gerakan Salafiyyah, sebuah gerakan arus fundamentalis kanan
radikal yang berprinsip "kembali ke dasar" yang masih eksis hingga
kini.
Abduh menjalin hubungan
dengan penguasa Inggris di Mesir. Dia juga membina al-Ikhwan al-Muslimun yang
mendominasi kanan Islam pada abad ke-20. Inggris juga mendukung Abduh kala pra
Perang Dunia I beliau memobilisasi semangat Islam.
Di
Jazirah Arob, Inggris membantu kelompok di bawah pimpinan keluarga Ibnu Saud
yang berhasil menciptakan negara fundamentalis Islam pertama di dunia yaitu
Saudi Arobia. Pada saat yang sama, Inggris juga mendukung Hasyimiyyah dari
Makkah -keluarga Arab kedua dengan klaim palsu sebagai keturunan Nabi Muhammad-
di mana anak-anaknya dipasang oleh London
sebagai raja Irak dan Yordania.
Masuknya
Virus fikiran ke dalam Kitab-kitab Tafsir Al Qur-an yang berorientasi
Universitas Al-Azhar
Fenomena Jamaluddin Al-Afghoni dan ulama-ulama palsu ciptaan Inggris itu
menciptakan faham islam yang menyimpang. Meminjam istilah Virus komputer-
fenomena ini penulis namakan Virus
fikiran. Tujuannya adalah memecah belah ummat Islam, merusak moralnya serta memadamkan
api semangat jihad melawan Inggris.
Virus fikiran ini
disebarkan ke kalangan akademis dan masyarakat umum.di seluruh dunia Islam
dalam bentuk Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Islam.
Virus pikiran itu menyusup ke dalam buku-buku referensi di Perguruan tinggi di Mesir, Iraq dan Iran. Maka para Civitas Academica itu secara tidak sadar menyerap pemikiran yang merusak Islam itu.
Virus pikiran itu menyusup ke dalam buku-buku referensi di Perguruan tinggi di Mesir, Iraq dan Iran. Maka para Civitas Academica itu secara tidak sadar menyerap pemikiran yang merusak Islam itu.
Termasuk para sarjana Indonesia yang belajar di
Timur Tengah. Sehingga menjadikan buku-buku karangan mereka di antaranya Kitab
Tafsir Al Qur-an Modern berbeda dengan Kitab Tafsir Al Qur-an Klasik.
Jember, 1 Oktober
2017
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 114
Tilpun (0331) 481127
Jember
Tidak ada komentar:
Posting Komentar