LANJUTAN TAFSIR
ARTI NAFS WAHIDAH
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Pendahuluan
Di dalam makalah sebelumnya dsiimpulkan bahwa
-----------------------------------------------------------------------------------
Makna nafs wahidah di dalam Al Qur-an adalah Satu sel multipoten yang berjenis kelamin perempuan (muannats)
----------------------------------------------------------------------------------
Apakah sel multipoten itu ?
Untuk bisa memahami arti sel multipoten, terlebih dahulu kita harus memahami tentang sel manusia, bagian-bagiannya dan fungsi-fungsinya.
Pengertian Sel
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Semua fungsi
kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah sel dapat befungsi
secara autonom asalkan seluruh
kebutuhan hidupnya terpenuhi. Manusia adalah mahluk multicellular (terdiri atas banyak sel) Pada
mahluk multiselular terjadi pembagian tugas dari sel-sel penyusunnya, yang
menjadi dasar bagi kehidupan..
Struktur sel dan fungsi-fungsinya hampir serupa untuk semua mahluk
hidup. Sel-sel eukariota (sel yang mempunyai inti) beradaptasi
untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi. awalnya sel
digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke
yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal
dari bahasa Latin
cellula yang berarti rongga / ruangan.
Susunan
badan manusia
Badan manusia
tersusun atas bagian-bagian seperti gambar di bawah ini.
Sel
manusia merupakan eukariotik (memiliki inti). Setiap bagian dari tubuh manusia terdiri
dari sel, dari jaringan ke organ, kulit dan bahkan rambut. Sel-sel manusia
terbesar hanya berdiameter sehelai rambut.
Jumlah sel tubuh
manusia dewasa adalah antara 75 triliun hingga 100 triliun.
Gambar Sel Manusia
Kromosom
Sejarah
Kromosom pertama kali diamati oleh Karl Wilhelm
von Nägeli pada 1842 dan ciri-cirinya dijelaskan dengan detail oleh Walther Flemming pada 1882. Sedangkan prinsip-prinsip
klasik genetika
merupakan pemikiran deduksi dari Gregor Mendel
pada tahun 1865 yang banyak diabaikan orang hingga tahun 1902, Walter Sutton dan Theodor Boveri menemukan
kesamaan antara perilaku kromosom saat meiosis
(pembelahan secara meiosis adalah: Terjadi di sel
kelamin. Jumlah sel anaknya 4).dengan hukum Mendel dan menarik
kesimpulan bahwa kromosom merupakan pembawa gen. Hasil penelitian
keduanya dikenal sebagai teori Sutton-Boveri atau hipotesis
Sutton-Boveri atau teori hereditas kromosom, yang menjadi kontroversi dan perdebatan
para pakar kala itu.
Pada 1910, Thomas Hunt Morgan membuktikan bahwa kromosom
merupakan pembawa gen.
Pada tahun
1955, Joe Hin Tjio,
seorang ilmuwan Amerika kelahiran Indonesia berhasil membuktikan bahwa kromosom manusia
terdiri dari 23 pasang, bukan 24 pasang seperti yang diyakini para ahli ge-netika
sejak lama.
Kromosom
adalah struktur seperti benang yang terletak di dalam inti sel hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Setiap kromosom terbuat dari protein dan molekul tunggal dari Asam Deoksiribo Nukleat
(DNA). Diturunkan oleh orang tua kepada keturunannya, DNA berisi petunjuk
khusus yang membuat setiap jenis makhluk hidup menjadi unik.
Istilah Kromosom berasal dari kata Yunani
untuk warna (chroma) dan tubuh (soma). Dtnamakan kro-mosom karena warnanya sangat
jelas bila diberi warna oleh para peneliti.
Pengertian Kromosom
Kromosom
adalah unit genetik yang terdapat dalam setiap inti sel pada semua makhluk
hidup. Kromosom berbentuk deret panjang molekul yang disusun oleh DNA dan
protein-protein.
Setiap sel
terdiri dari Nukleus (inti sel), Sitoplasma (cairan sel), dan Membran
pelindung sel.
Di dalam nukleus terdapat benang-benang halus
yang disebut ‘kromatid’. Apabila terjadi pembelahan sel, maka benang-benang
halus itu dipintal membentuk kromosom. Kromosom terdiri dari
protein dan DNA. Struktur kromosom ini tampak jelas pada saat pembelahan sel.
Kromosom berfungsi sebagai penyimpanan bahan materi genetik
kehidupan. Terdiri dari DNA, yang menyimpan setiap informasi genetik, membantu pertumbuhan
mahluk hidup. Fungsinya sangat vital bagi tubuh kita.
Struktur Kromosom
Kromosom dibentuk
dari DNA yang berikatan dengan beberapa protein histon. Dari Ikatan ini dihasilkan
Nukleosom, yang memiliki ukuran panjang sekitar 10 nm. Kemudian nukleosom akan
membentuk lilitan-lilitan yang sangat banyak yang menjadi penyusun dari
kromatid (lengan kromosom), satu lengan kromosom ini kira-kira memiliki lebar
700 nm.
Gambar di bawah ini merupakan bentuk
kromosom secara umum
Jumlah Kromosom
Dalam tubuh suatu
organisme terdapat jumlah kromosom yang berbeda-beda.
Konsep Penentuan Jenis Kelamin
Pada Organisme terdapat dua macam kromosom, yaitu :
-
Kromosom Seks (Genosom) yang menentukan jenis kelamin
-
Kromosom Tubuh (Autosom) yang tidak menentukan jenis kelamin
Kromosom pada makhluk hidup biasanya berpasang-pasangan,
oleh karena itu disebut diploid. Kromosom diploid dipertahankan dari
generasi ke generasi dengan pembelahan mitosis (pembelahan yang menghasilkan
dua anak yang bersifat sama dengan induknya). Kromosom yang berpasangan
(kromosom homolog) memiliki bentuk, ukuran, dan komposisi yang sama.
Pada manusia setiap sel somatik berjumlah
46 (kecuali sel sperma dan ovum, karena memiliki set tunggal kromosom). Sel somatik terdiri atas 23 pasang kromosom. 46 kromosom
manusia ini merupakan dua set kromosom, yaitu satu set maternal (dari ibu) dan
satu set paternal (dari ayah). Gambar di bawah merupakan bentuk 23 pasang
kromosom manusia
Gambar kromosom sex XY
Ada satu konsep
penting dalam mempelajari Kromosom
homolog pada sel somatik, yaitu adanya kromosom unik, yang disebut kromosom X
dan Y. Dari 23 pasang kromosom 22 pasang di antaranya merupakan autosom (tidak
menentukan jenis kelamin) dan 1 pasang genosomWanita memiliki kromosom homolog X (XX). Meskipun kaum wanita memiliki dua kromosom X, salah satunya akan menjadi inaktif saat masa embrio.
Pria memiliki sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y
Jadi Kromosom X dan Y ini akan menentukan jenis
kelamin individu, apabila kromosom anak yang lahir XX maka ia perempuan,
apabila kromosomnya XY maka ia adalah laki-laki.Molekul Deoxyribo Nucleic Acid atau DNA pertama ditemukan oleh seorang
ahli ilmu kimia berkebangsaan Jerman bernama Friedrich Miescher pada tahun
1869. Miescher menyelidiki susunan kimia dari nukleus sel. Ia mengetahui bahwa
nukleus sel tidak terdiri dari karbohidrat, protein maupun lemak, melainkan
terdiri dari zat yang mengandung fosfor sangat tinggi. Oleh karena zat itu
terdapat di dalam nukleus sel, maka zat itu disebutnya nuklein. Nama ini
kemudian diubah menjadi asam nukleat, karena asam ikut menyusunnya.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh
Fisher pada tahun 1880. Dari hasil risetnya ditemukan adanya zat-zat pirimidin
dan purin di dalam asam nukleat. Temuan ini dikembangkan lagi oleh Albreent
Kossel yang menghasilkan temuan dua pirimidin yaitu sitosin dan timin dan dua
purin yaitu adenin dan guanin di dalam asam nukleat, sehingga atas penemuannya
ia mendapatkan hadiah nobel pada tahun 1910.
Pada tahun 1920-an, dengan pewarna ungu
DNA yang khas, yang dikembangkan oleh ahli kimia Jerman, Robert Feulgen, DNA
ditemukan terletak secara ekslusif pada kromosom. Karena itu, DNA merupakan
lokasi yang diharapkan bagi suatu bahan genetik. Pada tahun yang sama Phoebus
Levine dari Institut Rockefeller (seorang ahli biokimia kelahiran Rusia)
mengungkapkan bahwa gula DNA adalah deoksiribosa (karena itu namanya asam deoksiribo nukleat).
Avery Machlead dan Mc Arthy (1944) memberi
penegasan terhadap penemuan terdahulu bahwa DNA mempunyai hubungan langsung
dengan keturunan. Selanjutnya penelitian Chargaff di tahun 1955, melalui
hidrolisis DNA membuktikan bahwa pada berbagai macam makhluk ternyata banyaknya
adenin selalu kira-kira sama dengan banyaknya timin (A=T), demikian pula dengan
sitosin dan guanin (S=G). Dengan perkataan lain, aturan Ghargaff menyatakan
bahwa perbandingan A/T dan S/G selalu mendekati satu.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh ahli
biologi molekuler, James Dewey Watson dan Francis H.C. Crick pada tahun 1953.
Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa DNA tidak berdiri sendiri sebagai
suatu rantai tunggal melainkan sebagai dua rantai yang saling berpilin, dengan
basa pada rantai yang satu melekat pada basa rantai yang lain. Dengan lain
perkataan, DNA adalah suatu heliks ganda. Teori model ini dikukuhkan dan
disempurnakan oleh M.A.F. Wilkins pada tahun 1961. Oleh karena penemuan ini
mereka bertiga mendapat hadiah nobel pada tahun 1962 dalam kedokteran dan
fisiologi.
Kepustakaan:
Suryo, Genetika
Manusia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994). James D. Watson,
et.al., DNA Rekombinon (Suatu Pelajaran Singkat), terj. Wisnu
Gunaryo, (Jakarta: Erlangga, 1988)
Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Asam Deoxyribo Nukleat
Struktur heliks ganda DNA. Atom-atom pada struktur
tersebut diwarnai sesuai dengan unsur
kimianya.
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan singkatan DNA (bahasa
Inggris: Deoxyribo Nucleic
Acid), adalah sejenis biomolekul
yang menyimpan dan menyandi instruksi-instruksi genetika
setiap organisme
dan banyak jenis virus.
Instruksi-instruksi genetika ini berperan penting dalam pertumbuhan,
perkembangan, dan fungsi organisme dan virus. DNA merupakan asam nukleat;
bersamaan dengan protein
dan karbohidrat,
asam nukleat adalah
makromolekul
esensial bagi seluruh makhluk hidup yang diketahui. Kebanyakan molekul DNA terdiri
dari dua unting biopolimer yang berpilin satu sama lainnya membentuk heliks ganda. Dua unting
DNA ini dikenal sebagai polinukleotida karena
keduanya terdiri dari satuan-satuan molekul yang disebut nukleotida.
Tiap-tiap nukleotida terdiri atas salah satu jenis basa nitrogen (guanina
(G), adenina
(A), timina
(T), atau sitosina
(C), gula monosakarida yang disebut deoksiribosa,
dan gugus fosfat.
Nukleotida-nukelotida ini kemudian tersambung dalam satu rantai ikatan kovalen
antara gula satu nukleotida dengan fosfat nukleotida lainnya. Hasilnya adalah
rantai punggung gula-fosfat yang berselang-seling. Menurut kaidah pasangan basa
(A dengan T dan C dengan G), ikatan hidrogen
mengikat basa-basa dari kedua unting polinukleotida membentuk DNA unting ganda
Dua unting
DNA bersifat anti-paralel, yang berarti bahwa keduanya berpasangan secara
berlawanan. Pada setiap gugus gula, terikat salah satu dari empat jenis
nukleobasa. Urutan-urutan empat
nukleobasa di sepanjang rantai punggung DNA inilah yang menyimpan kode
informasi biologis. Melalui proses biokimia yang disebut transkripsi,
unting DNA digunakan sebagai templat untuk membuat unting RNA (Ribo Nucleic Acid). Unting RNA ini kemudian di-translasikan
untuk menentukan urutan asam amino protein yang dibangun.
Struktur
kimia DNA yang ada membuatnya sangat cocok untuk menyimpan informasi
biologis setiap makhluk hidup. Rantai punggung DNA resisten terhadap pembelahan
kimia, dan kedua-dua unting dalam struktur unting ganda DNA menyimpan informasi
biologis yang sama. Karenanya, informasi biologis ini akan direplikasi ketika
dua unting DNA dipisahkan. Sebagian besar DNA (lebih dari 98% pada manusia)
bersifat non-kode, yang berarti bagian ini tidak berfungsi menyandikan protein.
Dalam sel, DNA tersusun dalam kromosom.
Semasa pembelahan sel, kromosom-kromosom ini diduplikasi
dalam proses yang disebut replikasi DNA. Organisme eukariotik (hewan, tumbuhan,
fungi,
dan protista)
menyimpan kebanyakan DNAnya dalam inti sel
dan sebagian kecil sisanya dalam organel seperti mitokondria ataupun kloroplas.
Sebaliknya organisme prokariotik (bakteri dan arkaea) menyimpan DNAnya hanya dalam sitoplasma.
Dalam kromosom, protein kromatin seperti histon berperan dalam penyusunan DNA menjadi struktur kompak.
Struktur kompak inilah yang kemudian berinteraksi antara DNA dengan protein
lainnya, sehingga membantu kontrol bagian-bagian DNA mana sajakah yang dapat ditranskripsikan.
Pertumbuhan Manusia di
dalam Kandungan
Perkembangan Zigot,
Embrio dan Fetus.
Zigot (0-15 hari)
Setelah fertilisasi, zigot pada manusia akan berkembang menjadi
organisme multiseluler melalui tahap-tahap perkembangannya.
Fase Morula
Morula merupakan pembelahan sel
yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel dan berakhir bila sel sudah
menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran sama akan tetapi ukurannya lebih
kecil. Sel tersebut
memadat untuk menjadi blastodik kecil yang membentuk dua lapisan sel. Pada
saat ini ukuran sel mulai beragam. Sel membelah secara melintang dan mulai
membentuk formasi lapisan kedua secara samar pada
kutub anima. Stadium morula berakhir apabila pembelahan sel sudah
menghasilkan blastomer. Blastomer kemudian memadat menjadi blastodisk kecil
membentuk dua lapis sel.
Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel.
Pertama kelompok sel-sel utama (blastoderm), yang meliputi sel-sel formatik
atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells), fungsinya membentuk tubuh
embrio. Kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap, yang meliputi trophoblast,
periblast, dan auxilliary cells. Fungsinya melindungi dan menghubungi antara
embryo dengan induk atau lingkungan luar.
Tropoblast melekat pada dinding
uterus. Sel-selnya memperbanyak diri dengan cepat dan memasuki epitelium
uterus pada tahap awal implantasi. Setelah 9 hari, seluruh
blastokista tertanam dalam dinding uterus. Sewaktu ini berlangsung,
sel-sel yang berada di sebelah bawah dari massa sel dalam menyusun diri menjadi
suatu lapisan yang disebut endoderm primer yang akan
membentuk saluran pencernaan. Sel-sel sisa dari massa sel dalam memipih membentuk suatu
keping yaitu keping embrio. Antara keping embrio dan tropoblast yang menutupi timbulnya suatu rongga (rongga
amnion) berisi cairan. Dinding rongga yaitu amnion, menyebar mengelilingi
embrio dan dikelilingi bantalan yaitu cairan amnion.
Blastulasi adalah proses yang
menghasilkan blastula yaitu campuran sel-sel blastoderm yang membentuk
rongga penuh cairan sebagai blastocoel. Pada akhir blastulasi,
sel-sel blastoderm akan terdiri dari neural, epidermal, notochordal, mesodermal,
dan endodermal yang merupakan bakal pembentuk organ-organ. Dicirikan dua
lapisan yang sangat nyata dari sel-sel datar membentuk blastocoel dan
blastodisk berada di lubang vegetal berpindah menutupi sebagian
besar kuning telur. Pada blastula sudah terdapat daerah yang berdifferensiasi membentuk
organ-organ tertentu seperti sel saluran pencernaan, notochord syaraf,
eksoderm, ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
Pada manusia, hasil pembelahan
berbentuk suatu bola padat (morula). Lapisan luar dari blastula ini membentuk
lapisan yang mengelilingi embrio sebenarnya, sedangkan embrio dibentuk dari
bagian morula (inner cells mass atau massa sel dalam)./ lapisan luar
(tropoblast) pada satu sisi massa sel dalam melepaskan diri,
membentuk suatu bentuk yang mirip suatu blastula dan struktur ini disebut sebagai blastokista. Embrio akan menempel dan menetap
pada dinding uterus untuk periode waktu tertentu,
di tempat dimana embrio akan mendapatkan makanan sampai dilahirkan.
Fase
Gastrula
Gastrulasi merupakan proses dimana sel-sel berkembang
dan bermigrasi dalam embrio untuk mengubah massa sel dalam tahap blastokista menjadi
embrio yang berisi tiga lapisan germinal primer. Migrasi sel-sel tersebut
terjadi secara terintegrasi yang dilakukan melalui berbagai macam
gerakan-gerakan morfogenik. Hasil penting gastrulasi adalah bahwa beberapa sel
pada atau dekat permukaan blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal
ini akan mentransformasikan blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut
dengan gastrula. Saat blastula terimplantasi di uterus, massa sel bagian dalam membentuk cakram
pipih dengan lapisan sel bagian atas (epiblast) dan lapisan sel bagian bawah
(hipoblast). Lapisan-lapisan ini homolog dengan lapisan pada cakram embrio
burung.
Seperti pada burung, embrio manusia akan berkembang
secara keseluruhan dari sel-sel epiblast, sementara sel-sel hipoblast membentuk
kuning telur (yolk sac). Gastrulasi terjadi melalui pergerakan ke arah dalam
sel-sel lapisan atas melalui primitive streak untuk membentuk mesoderm dan
endoderm.
Tabel Perkembangan Embrio Manusia
Waktu setelah
pembuahan
|
Peristiwa
yang terjadi
|
24 jam
|
Embrio membelah
menjadi dua sel
|
3 hari
|
Morula sampai ke
rahim ibu
|
2,5 minggu
|
Jaringan pembentuk
jantung mulai
membelah, sel-sel
darah terbentuk
|
3,5 minggu
|
Mata dan telinga
awal mulai muncul,
sistem pernapasan
terbentuk
|
4 minggu
|
Kuncup alat gerak
terbentuk, sel-sel
otak mulai
membelah
|
2 bulan
|
Sel-sel otot mulai
membelah, tulang
mulai mengeras
|
3 bulan
|
Jenis kelamin
embrio sudah dapat dibe-
dakan antara
laki-laki dan perempuan
|
4 bulan
|
Wajah mulai tampak
otak mulai ber-
kembang
|
Triwulan III
|
Rambut tipis
menyelimuti janin tapi ke-
mudian rontok,
pertumbuhan tubuh
mulai pesat
|
266 hari
|
Lahir
|
(Sumber
: Solomon et al.2005)
Adapun gambarnya adalah sebagai berikut
Fisiologi dan Perkembangan Plasenta
Fungsi Plasenta
Fungsi plasenta bagi janin :
- Organ respirasi
- Organ transfer nutrisi dan ekskresi
- Organ untuk sintesa hormon
Diperkirakan pula memiliki peranan sebagai
barier imunologis yang melindungi janin dari reaksi penolakan oleh sistem
imunologi maternal.
Transportasi bahan melalui plasenta berlangsung melalui
- Transportasi pasif :
Transportasi bahan melalui plasenta berlangsung melalui
- Transportasi pasif :
·
Difusi
sederhana [simple diffusion]
·
Difusi
dengan fasilitas [facilitated diffusion]
-
Transportasi aktif:
·
Reaksi
enzymatic
·
Pinocytosis
Mekanisme
di atas memerlukan energi dan kecepatan metabolisme plasenta sebanding dengan
yang terjadi pada hepar atau ginjal
Mekanisme di atas
memerlukan energi dan kecepatan metabolisme plasenta sebanding dengan yang
terjadi pada hepar atau ginjal.
Fungsi Respirasi
Vaskularisasi yang luas didalam villi dan perjalanan darah ibu dalam ruang intervilus yang relatif pelan memungkinkan pertukaran oksigen dan CO2 antara darah ibu dan janin melalui difusi pasif.
Pertukaran diperkuat dengan saturasi dalam ruang intervilus sebesar 90 – 100% dan PO2 sebesar 90 – 100 mmHg.
Setelah kebutuhan plasenta terpenuhi, eritrosit janin mengambil oksigen dengan saturasi 70% dan PO2 30 – 40 mmHg, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan janin. CO2 melewati plasenta dengan difusi pasif.
Ion Hidrogen, bicarbonate dan asam laktat dapat menembus plasenta melalui difusi sederhana sehingga status keseimbangan asam-basa antara ibu dan anak sangat berkaitan erat.
Oleh karena transfer berlangsung perlahan, janin dapat melakukan “buffer” pada kejadian penurunan pH, kecuali bila asidosis maternal diperberat dengan dehidrasi atau ketoasidosis sebagaimana yang terjadi pada partus lanjut dimana janin dapat mengalami asidosis.
Efisiensi pertukaran ini tergantung pada pasokan darah ibu melalui arteri spiralis dan fungsi plasenta.
Bila pasokan darah ibu terbatas seperti yang terjadi pada penyakit hipertensi dalam kehamilan, penuaan plasenta sebelum saatnya, kehamilan postmatur, hiperaktivitas uterus atau tekanan tali pusat, maka ketoasidosis pada janin dapat terjadi secara terpisah dari asidosis maternal.
Vaskularisasi yang luas didalam villi dan perjalanan darah ibu dalam ruang intervilus yang relatif pelan memungkinkan pertukaran oksigen dan CO2 antara darah ibu dan janin melalui difusi pasif.
Pertukaran diperkuat dengan saturasi dalam ruang intervilus sebesar 90 – 100% dan PO2 sebesar 90 – 100 mmHg.
Setelah kebutuhan plasenta terpenuhi, eritrosit janin mengambil oksigen dengan saturasi 70% dan PO2 30 – 40 mmHg, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan janin. CO2 melewati plasenta dengan difusi pasif.
Ion Hidrogen, bicarbonate dan asam laktat dapat menembus plasenta melalui difusi sederhana sehingga status keseimbangan asam-basa antara ibu dan anak sangat berkaitan erat.
Oleh karena transfer berlangsung perlahan, janin dapat melakukan “buffer” pada kejadian penurunan pH, kecuali bila asidosis maternal diperberat dengan dehidrasi atau ketoasidosis sebagaimana yang terjadi pada partus lanjut dimana janin dapat mengalami asidosis.
Efisiensi pertukaran ini tergantung pada pasokan darah ibu melalui arteri spiralis dan fungsi plasenta.
Bila pasokan darah ibu terbatas seperti yang terjadi pada penyakit hipertensi dalam kehamilan, penuaan plasenta sebelum saatnya, kehamilan postmatur, hiperaktivitas uterus atau tekanan tali pusat, maka ketoasidosis pada janin dapat terjadi secara terpisah dari asidosis maternal.
Permasalahan.
Lemak dalam bentuk asam lemak bebas sulit untuk di transfer. Lemak yang mengalami proses transfer diresintesa ke dalam bentuk fosfat dan lemak lain dan disimpan dalam jaringan lemak sampai minggu ke 30. Setelah itu, hepar janin memiliki kemampuan untuk sintesa lemak dan mengambil alih fungsi metabolisme.
Lemak dalam bentuk asam lemak bebas sulit untuk di transfer. Lemak yang mengalami proses transfer diresintesa ke dalam bentuk fosfat dan lemak lain dan disimpan dalam jaringan lemak sampai minggu ke 30. Setelah itu, hepar janin memiliki kemampuan untuk sintesa lemak dan mengambil alih fungsi metabolisme.
Transfer
Nutrien
Sebagian besar nutrien mengalami transfer dari ibu ke janin melalui metode transfer aktif yang melibatkan proses enzymatik.
Nutrien yang komplek akan dipecah menjadi komponen sederhana sebelum ditransfer dan mengalami rekonstruksi ulang pada villi chorialis janin.
Glukosa sebagai sumber energi utama bagi pertumbuhan janin (90%), 10% sisanya diperoleh dari asam amino.
Jumlah glukosa yang mengalami transfer meningkat setelah minggu ke 30. Sampai akhir kehamilan, kebutuhan glukosa kira-kira 10 gram per kilogram berat janin, kelebihan glukosa dikonversi menjadi glikogen dan lemak.
Glikogen disimpan di hepar dan lemak ditimbun di sekitar jantung, belakang skapula. Pada trimester akhir, terjadi sintesa lemak 2 gram per hari sehingga pada kehamilan 40 minggu 15% dari berat janin berupa lemak. Hal ini menyebabkan adanya cadangan energi sebesar 21.000 KJ dan diperlukan untuk fungsi metabolisme dalam regulasi suhu tubuh janin pada hari-hari pertama setelah lahir.
Sebagian besar nutrien mengalami transfer dari ibu ke janin melalui metode transfer aktif yang melibatkan proses enzymatik.
Nutrien yang komplek akan dipecah menjadi komponen sederhana sebelum ditransfer dan mengalami rekonstruksi ulang pada villi chorialis janin.
Glukosa sebagai sumber energi utama bagi pertumbuhan janin (90%), 10% sisanya diperoleh dari asam amino.
Jumlah glukosa yang mengalami transfer meningkat setelah minggu ke 30. Sampai akhir kehamilan, kebutuhan glukosa kira-kira 10 gram per kilogram berat janin, kelebihan glukosa dikonversi menjadi glikogen dan lemak.
Glikogen disimpan di hepar dan lemak ditimbun di sekitar jantung, belakang skapula. Pada trimester akhir, terjadi sintesa lemak 2 gram per hari sehingga pada kehamilan 40 minggu 15% dari berat janin berupa lemak. Hal ini menyebabkan adanya cadangan energi sebesar 21.000 KJ dan diperlukan untuk fungsi metabolisme dalam regulasi suhu tubuh janin pada hari-hari pertama setelah lahir.
Transfer
Obat
Transfer obat melalui plasenta tidak berbeda dengan nutrien lain pada umumnya.
Kecepatan transfer dipengaruhi oleh kelarutan dari molekul ion didalam lemak dan ketebalan trofoblas. Pada paruh kedua kehamilan, trofoblas menjadi tipis dan area plasenta bertambah luas sehingga transfer obat dapat berlangsung lebih mudah.
Obat ilegal (narkotika, cocain dan marihuana) yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat melewati plasenta dan dapat mengganggu perkembangan janin.
Transfer obat melalui plasenta tidak berbeda dengan nutrien lain pada umumnya.
Kecepatan transfer dipengaruhi oleh kelarutan dari molekul ion didalam lemak dan ketebalan trofoblas. Pada paruh kedua kehamilan, trofoblas menjadi tipis dan area plasenta bertambah luas sehingga transfer obat dapat berlangsung lebih mudah.
Obat ilegal (narkotika, cocain dan marihuana) yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat melewati plasenta dan dapat mengganggu perkembangan janin.
Dampak dari hal
ini sulit ditentukan oleh karena selain obat ilegal, pasien biasanya juga
adalah perokok atau peminum alkohol.
Pertumbuhan janin cenderung terhambat dan mengalami kelainan kongenital tertentu, Seringkali mengakibatkan terjadinya persalinan preterm dan anak yang dilahirkan dapat menunjukkan sindroma withdrawal.
Pertumbuhan janin cenderung terhambat dan mengalami kelainan kongenital tertentu, Seringkali mengakibatkan terjadinya persalinan preterm dan anak yang dilahirkan dapat menunjukkan sindroma withdrawal.
Fungsi Endokrin Plasenta
Sejumlah besar hormon dihasilkan oleh plasenta. Termasuk di antaranya hormon yang analog dengan hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid.
Sejumlah produk juga dihasilkan oleh plasenta.
Sejumlah besar hormon dihasilkan oleh plasenta. Termasuk di antaranya hormon yang analog dengan hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid.
Sejumlah produk juga dihasilkan oleh plasenta.
Beberapa di antaranya adalah glikoprotein
seperti misalnya Pregnancy Associated Protein A B C dan D, Pregnancy
Specific Glycoprotein (SP1) dan Placental Protein 5 (PP5) .
Peran dari bahan ini dalam kehamilan masih belum jelas.
Peran dari bahan ini dalam kehamilan masih belum jelas.
Hormon
Human Chorionic Somatotropin
– hCS
|
Serupa
dengan
Growth
Hormon
dan
Prolaktin
|
Human Chorionic Gonadotropin
– hCG
|
Stimulasi
steroido
genesis
adrenal
dan
plasenta.
Analog LH
|
Human Chorionic Thyrotropin
– hCT
|
Analog
dengan
Thyrotropin
|
Corticotropin Releasing Hormon
- CRH
|
Seperti
pada
dewasa
|
Estrogen
|
Komplek.
Stimulasi
aliran
darah dan
pertumbuhan
uterus
|
Progestogen
|
Implantasi
dan
relaksasi
otot polos
|
Adrenocorticoid
|
Induksi
sistem ensim
dan
maturasi janin
|
Sejumlah produk
plasenta dan metabolisme janin dapat digunakan untuk skrining penyakit janin.
Pengukuran alfafetoprotein yang dihasilkan
oleh hepar, usus dan yolc sac janin dapat digunakan untuk deteksi sejumlah
kelainan anatomi. Bersama dengan penentuan serum hCG maternal, dapat diperhitungkan
terjadinya trisomi.
Pertumbuhan dan Perkembangan organ Reproduksi
Pertumbuhan
dan perkembangan organ gonad ini berasal dari lapisan mesoderm intermediate
pada minggu ke-5. Pada pria perkembangan system reproduksinya berasal dari
duktus mesonephros (Wollfian), sedangkan pada wanita berasal dari duktus
paramesonepros (Mullerian) yang berkembang di sebelah lateral duktus
mesoneprhos (Wollfian). Perkembangan kedua saluran ini akan bermuara pada sinus
urogenitalia.
Penentuan
jenis kelamin pada manusia diatur oleh kromosom Y yang menentukan jenis kelamin
pria. Pada kromosom ini terdapat gen SRY (sex
determining of Y chromosome). Apabila gen SRY ini diekspresikan
pada saat perkembangan, maka protein yang dihasilkan akan memicu sel sertoli
untuk berdiferensiasi menjadi jaringan gonad pada minggu ke-7. Perkembangan sel
sertoli ini akan mensekresikan hormone Mullerian-inhibiting
hormone (MIH) yang akan menyebabkan duktus paramesonefros (Mullerian)
mengalami apoptosis. Maka dari itu, duktus ini tidak ikut berkontribusi pada
system reproduksi laki-laki. Stimulasi dari hCG (Human Chorionic gonadotropin)
akan menyebabkan sel-sel Leydig pada jaringan gonad mensekresikan testosterone
pada minggu ke-8. Testosterone akan menstimulus perkembangan duktus mesonephros
Wolff menjadi epididimis, vas deferen, duktus ejakulatorius, vesikel
seminularis. Testis akan berhubungan dengan duktus mesonephros Wolff melalui
serangkaian tubulus yang berasal dari tubulus seminiferus. Kelenjar prostat dan
bulbouretral merupakan bagian endodermal dari uretra.
Pada wanita, terdiri dari dua kromosom X
dan tanpa kromosom Y. Oleh karena itu,
tidak
terdapat gen SRY, sehingga duktus paramesonephros bisa berkembang dengan baik.
Bagian
distal dari duktus paramesonephros ini akan berfusi membentuk uterus dan
vagina,
sedangkan bagian yang tidak berfusi akan
berkembang menjadi tuba fallopii. Duktus
mesonephros Wolff
tidak berkembang diakibatkan tidak adanya hormone testosterone.
Perkembangan
embrio genitalia eksterna pada pria dan wanita (penis, skrotum, clitoris,
labia, vagina) juga akan berdiferensiasi sampai umur kira-kira 8 minggu.
Sebelum berdiferensiasi, embrio pada pria dan wanita terdapat genital tubercle,
yang terdiri dari uretral groove, sepasang uretral fold dan labioscrotal
swelling.
Pada
embrio pria, sebagian testosterone akan di-konversikan menjadi
dihydrotestosteron yang menstimulasi perkembangan uretra, prostat, organ genital
eksterna (skrotum dan penis).
Genital
tubercle akan memanjang dan berkembang menjadi penis. Fusi antara uretral fold
akan membentuk spongy (penil) uretra. Labiosrotal swelling akan berkembang
menjadi skrotum.
Karena
pada wanita tidak terdapat dehidrotestosteron, maka genital tubercle ini akan
berkembang menjadi clitoris. Uretral fold tetap terbuka membentuk labium
minora, dan labioscrotalnya berkembang menjadi labium mayora.
(Tortora, J Gerrard et all. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. Asia: Willey)
Kromosom XY
|
Kromosom XX
|
|
Asal organ
genital
|
Dari lapisan mesoderm intermediate
|
Dari lapisan mesoderm intermediate
|
Pengaruh Sry pada
sel sertoli
|
Menjadi gonad (testis), sekresi Mullerian-inhibiting
hormone (MIH)
|
Mesodem inter-mediate menjadi duktus
parameso-nephros (Muller)
|
Pengaruh Chorionic
Gonadotropin Hormon (CGH)
|
Sel Leydig testis mensekresi testosteron
|
Tak berpengaruh karena tak ada
sel Leydig
|
Pengaruh
testosteron
|
Ductus mesonephros Wolff menjadi
epididimis, vas deferen, duktus ejakulatorius, vesikel seminularis
|
Karena tidak ada-
nya sel sertoli maka tak ada produksi
testosterun.sehingga ductus mesonephros Wolff tidak berkembang
|
Perumbuhan duktus
paramesonephros Muller
|
Duktus Muller mengalami regresi
|
Bagian distal duktus parame-sonephros Mulleri berfusi
jadi uterus dan vagina, yang tidak berfusi
menjadi tuba fallopi
|
Sebagian testosterone dikonversi menjadi dihydro-testosteron
|
yang mensti-mulasi perkem-bangan uretra,
prostat, organ genital eksterna,
penis, skrotum dan penis.
|
Karena tak ada hormon testosteron maka
ductus mesonephros Wolff tak bekembang. Genital tubercle akan berkembang
menjadi clitoris. Uretral fold tetap terbuka membentuk labium minora, dan
labioscrotalnya berkembang menjadi labium mayora.
|
Penutup
Telah dibahas
perkembangan sel zygote di dalam kandungan seorang ibu dengan plasentanya.
Sel zygote itu bisa berkromosome XY berupa embryo laki-laki
yang dipengaruhi oleh Hormon Chorionic Gonadotrpin yang diproduksi di dalam
plasenta;. Sedang sel zygote yng berkromosome XX berupa embryo perempuan yang tidak
dipengaruhi oleh Hormon Chorionic Gonadotrpin.
Berbeda halnya
dengan sel multipoten nafsin wahidah yang berkromosom XY dan merupakan
nenk moyang manusia. Alloh Swt
menumbuhkembangkannya di luar rahim seorang ibu (tanpa plasenta)
sehingga tidak dipengaruhi oleh Hormon Chorionic Gonadotrpin dan Testosteron.
Skemanya adalah
sebagai berikut.
Perbandingan Perkembangan
Zygote dan Nafsin Wahidah
Zygote XY
|
Nafsin Wahidah XY
|
|
Asalnya
|
Fertilisasi sperma Y dan ovum X atau sperma
X dan ovum Y
|
Secara Kun fayakun
|
Lokasi
|
Di dalam rahim ibu
|
Di luar rahim ibu
|
Nutrisi
|
Dari ibu lewat plasenta
|
Dari tanah
|
Fungsi gen Y
|
Membentuk testis
|
Membentuk
testis
|
Plasenta
menyekresi HCG
|
HCG merangsang testis memroduksi testosteron
dan DH-testosteron
|
Tak ada plasen-
ta yang memro-duksii HCG ma-
ka testes tak berfungsi
|
Organ kelamin
|
Membuat organ kelamin dalam dan luar
laki-laki
|
Organ kelamin luar mirip perempuan
|
Genotipe dan Fenotipe
tubuh
|
Genotipe dan Fenotipe tubuh laki-laki
|
Genotipe tubuh laki-laki. Feno-
tipe tubuh luar perempuan
|
Jember.
22 Januari 2018
Dr. H. M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah
Mada 118
Tilpun
(0331) 481127
Jember
Tidak ada komentar:
Posting Komentar