RIWAYAT NABI LUTH
Oleh : Dr. H. M. Nasim Fauzi
Pendahuluan
Sekarang ini masalah kelainan seksual banyak dibahas di media-media.
Sejak tahun 1960-an digunakan istilah LGBT atau GLBT yaitu singkatan dari Gay, Lesbian, Biseksual dan Transgender.
Dalam makalah ini penulis membahasnya dari sudut Agama Islam dengan mengkaji riwayar Nabi Luth.
Pengertian-pengertian
Lesbian adalah istilah bagi wanita yang orientasi seksualnya diarahkan kepada sesama wanita (homoseks).
Gay adalah istilah untuk pria homoseksual, yang meng-arahkan orientasi seksualnya kepada sesama pria. Lawan seksualnya bertindak sebagai wanita yang digaulinya melalui lubang duburnya..
Biseksualitas adalah pria yang memiliki ketertarikan romantis dan seksual kepada wanita maupun sesama pria. Kasus biseksual pada wanita sangat jarang terjadi.
Transgender, masyarakat menyebut mereka banci. Seorang pria banci berlaku sebagai wanita yang berkelamin pria dengan payudara yang mirip wanita dengan cara mengonsumsi hormon wanita. Hubungan seksualnya dilakukan melalui lubang dubur.
Istilah transgender juga dipakai untuk wanita yang berlaku sebagai pria.
Di luar negeri orang-orang yang menderita kelainan seksual ini mengorganisir diri dan berusaha agar keberadaan mereka diakui oleh negara dan masyarakat.
Riwayat Nabi Luth As.
Nabi Luth bin Hasa bin Tareh adalah keponakan dari Nabi Ibrohim As. Mereka berasal dari Ur (di Iraq sekarang) yang hijrah ke Negeri Syam / Palestina untuk menghindari kekejaman Raja Namrud.
Di Negeri Syam mereka tinggal
di Hebron yang terletak di sebelah barat dari Laut Mati (Danau Nabi Lut), sekitar 30 km selatan
Yerusalem.
Sementara itu di Kota Sadum (di dalam Kitab Taurot
disebut Sodom dan Gomorrah) yang terletak di sebelah timur Sungai Yordan, di tepi
Laut Mati terdapat masyarakat Sadum yang tidak beragama dan rusak moralnya. Mereka
selalu melakukan kejahatan, yang kuat menindas yang lemah, suka merampok,
membunuh, menganiaya, sehingga tidak ada yang berani datang ke negeri tersebut.
Maksiat yang paling menonjol adalah perbuatan homoseks di kalangan prianya.
Kemungkaran ini begitu merajalela sehingga merupakan kebudayaan kaum Sadum. Seorang pendatang yang
masuk ke Sadum tidak akan selamat dari gangguan mereka. Jika ia membawa barang berharga maka dirampaslah barangnya, jika ia
menolak menyerahkannya maka dia dibunuh. Akan tetapi jika pendatang itu seorang
laki-laki yang berparas elok maka ia akan menjadi rebutan antara mereka untuk dilakukan
homoseks (disodomi).
Alloh Swt. mengutus Nabi Luth As. berdakwah di Kota Sadum
Hukuman Alloh Swt. bagi
pencuri adalah dipotong tangannya. Tetapi merampas dengan ancaman pembunuhan hukumannya
lebih berat dari mencuri yaitu dibunuh dengan cara disalib sampai mati. Hukuman
berzina adalah dirajam. Tetapi perbuatan homoseks jauh lebih jahat dibanding
berzina karena bisa memusnahkan bangsa manusia. Maka hukumannya lebih berat yaitu disiksa dan dimusnahkan, agar tidak menular ke masyarakat sekelilingnya.
Kepada masyarakat yang
sudah sedemikian rusak moral dan
sosialnya, diutuslah Nabi Luth As sebagai utusan dan Rasul-Nya untuk mengangkat
mereka dari lembah kenistaan dan kesesatan. Nabi
Luth As mengajak mereka beriman dan bertakwa kepada Alloh Swt. serta
meninggalkan perbuatan mungkar yang diilhami syaitan, ia memberi penerangan
kepada mereka bahwa Allah yang telah mencipta mereka dan alam sekitarnya tidak
meridhoi perbuatan mereka yang lebih jahat dari binatang. Orang yang
berbuat baik di akhirot akan diganjar dengan surga, sedang yang berbuat mungkar
akan dimasukkan ke dalam neraka. Perbuatan itu akan merugikan mereka sendiri,
karena menimbulkan ketidakamanan di dalam negeri mereka.
Ayat-ayat Al Qur-an
Kaum Luth telah mendustakan rosul-rosul, ketika saudara
mereka, Luth berkata kepada mereka: mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya
aku adalah seorang rosul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah
kepada Alloh dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah
kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu
tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu
adalah orang-orang yang melampaui batas". (QS Asy-Syuaro [26] :
160-166)
Alloh Swt. mengutus malaikat menimpakan azab untuk kaum Nabi Luth As.
Demikianlah Nabi Luth As tidak henti-hentinya menggunakan
setiap pertemuan dengan kaumnya untuk berdakwah. Akan tetapi kerusakan akhlak
sudah sangat berakar di dalam hidup mereka; pengaruh hawa nafsu dan syaiton sangat
kuat menguasai tindak-tanduk mereka, maka dakwah Nabi Luth As yang dilaksanakan
dengan penuh kesabaran itu tidak berhasil.
Akhirnya kaum Nabi Luth merasa kesal hati mendengar
dakwah dari Nabi Luth As yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia
menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusiran dirinya dari Sadum
bersama keluarganya.
Ayat-ayat Al Qur-an
Mereka menjawab: "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak
berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir. Luth berkata:
"Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu". (QS
Asy-Syuaro [26] : 167 - 168)
“Datangkanlah
siksaan Alloh itu, hai Luth, jika sekiranya engkau orang yang benar”. (QS. Al-Ankabut [29] : 29). Setelah
mendengar tantangan dari mereka, Nabi Luth As berdoa kepada Alloh Swt. :
“Ya Tuhanku tolonglah aku dengan menimpakan
azab atas kaum yang berbuat kerusakan itu” (QS. Al-Ankabut [29] : 30)
Permohonan Nabi Luth As.
dikabulkan oleh Alloh Swt. Alloh mengutus beberapa Malaikat untuk menurunkan
azab terhadap kaum Nabi Luth As yang durhaka terhadap Alloh itu. Tiga orang
malaikat tersebut menyamar sebagai manusia biasa.
Malaikat bertamu ke Nabi Ibrohim As.
Sebelum pergi ke Sadum ke-3 malaikat itu lebih dahulu bertamu kepada Nabi
Ibrahim As. Maka beliau
segera menghidangkan seekor anak sapi yang gemuk kepada mereka. Tetapi mereka tidak mau makan, karena para
malaikat tidak makan dan minum. Mereka
membawa berita gembira atas kelahiran anaknya yang ke-2 yaitu Nabi Ishaq As.
dan memberi tahu bahwa mereka diperintahkan Alloh Swt, untuk menurunkan azab kepada
kaum Nabi Luth As, penduduk kota Sadum. Ketika mendengar kabar itu maka terkejutlah
Nabi Ibrahim As. dan berkata : “Sesungguhnya
di kota itu ada Luth”. Para malaikat berkata : “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh
akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia adalah
termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)” (QS. Al-Ankabut [29] : 32)
Nabi Ibrahim As memohon
agar penurunan azab atas kaum Sadum ditunda, kalau-kalau
mereka sadar setelah mendengarkan ajakan Nabi Luth As serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan
mungkar. Juga Nabi Ibrohim As mohon agar Nabi Luth As dan keluarganya diselamatkan dari azab yang akan
diturunkan kepada kaum Sadum. Permintaan itu diterima oleh malaikat dan dijamin
bahwa Nabi Luth As dan keluarganya tidak akan terkena azab, kecuali istrinya.
Malaikat bertamu ke Nabi Luth As.
Para malaikat itu sampai
di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki remaja yang berparas tampan dan bertubuh elok. Mereka bertemu putri
Nabi Luth yang cantik sedang mengambil air dari sebuah sungai. Para lelaki
remaja itu bertanya kalau-kalau mereka diterima bertamu dan menginap di rumah
mereka. Si gadis pulang untuk memberi tahu
ayahnya. Nabi Luth As khawatir akan
keselamatan tamunya bila mereka menginap. Ia merasa tidak berdaya menghadapi
kaumnya itu. Akhirnya Nabi Luth As menerima mereka dan ia pasrahkan kepada Alloh
Swt. untuk melindungi mereka. Kemudian Nabi Luth As. menjemput
mereka ketika kota Sadum dalam keadaan gelap
sewaktu warganya sedang tidur. Kepada istri dan kedua anaknya, Nabi Luth As berpesan agar mereka merahasiakan kedatangan para
tamunya itu. Namun karena istri Nabi Luth berpihak pada kaum Sadum yang sesat, maka
dia membocorkan rahasia tentang adanya para tamu itu kepada kaumnya.
Ayat-ayat Al Qur-an
Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth,
dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia
berkata: Ini adalah hari yang amat sulit. Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Sejak
dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata,
‘Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah
kepada Alloh dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak
adakah di antaramu seorang yang berakal?’ Mereka menjawab : ‘Sesungguhnya kamu
telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu, dan
sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki’. Luth
berkata, ‘Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku
dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)’ . (QS Hud : 77- 80)
Kaum
Nabi Luth As ditimpa Azab dari Alloh
Mendengar keluhan Nabi Luth As itu, para tamu tersebut
segera memperkenalkan diri bahwa mereka
adalah para malaikat yang menyamar sebagai manusia untuk melaksanakan tugas
dari Alloh Swt. menurunkan azab atas kaumnya yang membangkang itu. Para
malaikat itu meminta Nabi Luth As untuk memberi kesempatan bagi mereka masuk.
Namun ketika orang-orang sesat itu masuk ke rumah Nabi Luh As. tiba tiba mereka
menjadi buta dan saling berbenturan. Para malaikat itu meminta agar Nabi Luth As
meninggalkan perkampungan itu bersama keluarganya, karena azab dari Alloh Swt
telah tiba waktunya. Nabi Luth As dan keluarganya diberi pesan oleh malaikat untuk
tidak menengok ke belakang. Sehabis tengah malam Nabi Luth As beserta istri dan kedua orang putrinya berjalan cepat keluar kota, tidak menoleh ke kanan atau ke
kiri sesuai pesan para malaikat. Kemudian, sewaktu fajar menyingsing Nabi Luth As dan kedua orang putrinya telah melewati batas kota Sadum,
Ayat-ayat Al Qur-an
Tatkala datang perintah Kami, Kami jadikan yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, tiadalah siksa itu terjadi, ke-cuali untuk orang-orang yang aniaya. (QS. Hud [11] : 82-83).
Sedang istri Nabi Luth As yang munafik itu dikutuk menjadi
tiang garam.Tatkala datang perintah Kami, Kami jadikan yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, tiadalah siksa itu terjadi, ke-cuali untuk orang-orang yang aniaya. (QS. Hud [11] : 82-83).
Jember, 27 Pebruari 2016
Dr. H. M.Nasim
Fauzi
Jalan Gajah Mada
118
Tilp. (0331)
481127
Jember
|