Jumat, 06 September 2013

HbA1c dan Diabetes Mellitus




PEMERIKSAAN HbA1c
UNTUK MEMANTAU
KONDISI DIABETES MELLITUS


Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi

Pendahuluan
Diabetes mellitus atau penyakit kencing manis adalah penyakit metabolik akibat kurangnya insulin secara absolut (pada DM tipe 1) atau relatif (pada DM tipe 2) sehingga mengganggu metabolisme karbohidrat serta lemak dan protein.
Diabetes pada umumnya dibedakan menjadi 2 tipe, ialah DM tipe 1 = Diabetes Mellitus Tergantung Insulin (DMTI). DM tipe ini terjadi akibat kerusakan di sel beta pankreas yang memproduksi insulin yang terjadi sejak anak-anak.



Diabetes Mellitus tipe 2 yang juga dikenal sebagai Diabetes Mellitus Tidak Tergantung insulin (DMTTI) diduga jumlahnya 90 – 95 % dari total kasus DM.  Umumnya ditemukan pada waktu dewasa. Penyebab utama DMTTI ini adalah adanya defisiensi insulin dan atau resistensi insulin.
Jumlah penderita DM di Indonesia sebesar 1,5 – 2,3 % pada penduduk usia di atas 15 tahun,  yang pada  tahun 2010 berjumlah sekitar 5 juta orang.
          Pengaturan glukosa darah merupakan kunci dari pencegahan serta perkembangan komplikasi DM.     
          Pengaturan makan (diet), olahraga dan penyuluhan merupakan terapi pokok dalam pengelolaan DM di samping pemberian obat berkhasiat menurunkan kadar glukosa darah. Obat ini bisa memperbaiki kadar glukosa darah, HbA1c, insulin plasma, mempunyai resiko hipoglikemi yang minimal, serta aman untuk penderita usia lanjut, kelainan ginjal serta kelainan hati.
Pengelolaan DM
Tujuan jangka pendek
- menghilangkan keluhan dan gejala
- mempertahankan rasa nyaman dan sehat.
Tujuan jangka panjang
Mencegah penyulit
-         makroangiopati
-         mikroangiopati
-         neuropati
Tujuan akhir
- menurunkan morbiditas
- menurunkan mortaltas
Cara yang harus ditempuh adalah :
Menormalkan :- kadar glukosa darah
    - lipid
    - insulin
Serta mengelola - hipertensi
     - obesitas
5 Pentalogi Diabetes Mellitus:
1. Pengaturan makan
2. Latihan fisik
3. Penyuluhan
4. Obat berkhasiat hipoglikemik
5. Cangkok pankreas
Kriteria  Pengendalian Penyakit DM
Parameter
Baik
Sedang
Buruk
* Gula darah puasa (mg/dl)
* Gula darah 2 jam (mg/dl)
* HbA1c (%)
* Kolesterol total (mg/dl)
* Kolesterol LDL tanpa PJK                         
                         dengan PJK
* Kolesterol HDL (mg/dl)
* Trigliserida (mg/dl)                           
                         tanpa PJK
                         dengan PJK
* BMI = iMT  wanita
                         pria
* Tekanan darah (mmHg)
80 - 100
110 – 159
4 – 5,9
< 200

< 130
< 100
> 45


< 200
< 150
18,5 – 23,9
20 – 24,9
< 140/90
110-139
160 – 199
6 – 8
200 – 239

130 – 159
100 – 129
35 – 45


200 – 249
150 – 199
23 – 25
25 – 27
140-150/90-95
> 140
> 200
>8
> 240

> 160
> 130
< 35


> 250
> 200
> 25 atau < 18,5
> 27 atau < 20
> 160/95

Penyulit Diabetes Mellitus:
Makroangiopati meliputi stroke, serangan jantung dan luka gangren.
Mikroangiopati DM meliputi neuropati (gangguan syaraf), retinopati (gangguan mata), nefropati (gangguan ginjal) dan aterosklerosis (gangguan pembuluh darah kecil).
Obat-obat berkhasiat hipoglikemik
Berdasarkan cara kerjanya, obat diabetes dibagi menjadi 5 jenis.
1. Meningkatkan sekresi insulin. Golongan obat ini antara lain sulfonilurea dan glinid.
2. Meningkatkan sensitivitas insulin. Golongan obat ini adalah metformin dan tiazolidindion.
3. Menghambat glukoneogenesis (pembentukan gula dalam tubuh). Golongan obat ini adalah metformin.
4. Menghambat absorpsi glukosa. Golongan obat ini adalah acarbose (penghambat alpha glukosidase).
5. DPP-4 inhibitor
Uraian setiap golongan.
1. Sulfonilurea
Obat generik yang bekerja meningkatkan sekresi insulin ini sangat terkenal di kalangan masyarakat, Glibenclamide. Obat ini murah dan mudah didapatkan. Glibenclamide di kalangan masyarakat tersedia dalam dosis 5 mg. Aturan minumnya adalah 1-3 kali per hari. Disesuaikan dengan kebutuhan.
Namun perlu diingat bahwa semua obat ini harus diminum 15-30 menit sebelum makan. Jadi apabila Anda belum makan apapun, Anda tidak perlu meminum obat ini karena efek samping yang terjadi adalah hipoglikemia atau gula darah menjadi begitu rendah sampai bisa membuat seseorang pingsan.
Selain glibenclamid, obat golongan ini adalah:
b. Glimepiride, diberikan satu kali sehari segera sebelum makan utama pertama pada hari yang sama. Ada empat macam 1 mg, 2mg, 3 mg dan 4 mg. Nama dagang Amaryl, Metrix, Gluvas, Amadiab dll.
c. Glipizide, nama dagang Minidiab, Glucotrol dan Glucotrol xl.
d. Gliquidon, juga memiliki efek ekstra pankreas yaitu menyebabkan jaringan perifer menjadi lebih sensitif terhadap insulin. Nama dagang Glurenorm.
2. Tiazolidindion
Nama obat ini adalah pioglitazone (Actos, Deculin, Pionix, 1 kali per hari). Obat ini bekerja dengan meningkatkan pengambilan glukosa dalam darah yang berlebih agar bisa masuk ke sel lemak. Obat ini meningkatkan sensitivitas insulin. Obat ini dapat diminum kapanpun, hanya saja tidak boleh digunakan pada penderita gagal jantung dan cukup mahal.
3. Acarbose (Inhibitor alpha glukosidase)
Obat ini mampu mengurangi penyerapan glukosa di usus halus sehingga mampu menurunkan kadar gula darah setelah makan. Obat ini cukup aman, hanya sering menimbulkan buang angin. Dari segi efektifitas masih dibawah sulfonilurea dan biguanid. Merek obat ini yang terkenal adalah Glucobay (3 kali sehari) dan harus diminum bersamaan dengan suapan pertama makan
4. Biguanid
Selain glibenclamide, obat ini juga tak kalah terkenal, metformin (3 kali per hari, diminum bersamaan dengan waktu makan, atau sesudah makan),Forbetes, Glucophage, Glucophage XR, Nevox XR. Obat ini mengurangi produksi gula di hati dan meningkatkan sensitivitas dari insulin. Terbukti sangat efektif dan tidak ada efek samping peningkatan berat badan, hanya tidak boleh digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.  
5. Gliptin, dipeptidyl peptidase 4 inhibitor (DPP-4 inhibitor).
Cara kerjanya adalah dengan membuat pankreas mengeluarkan insulin dan mengurangi pengeluaran glukagon. Nama dagangnya adalah Galvus.
Terapi DM dinulai dengan memilih satu jenis obat tertentu yang sesuai. Bila dianalisa, dalam keadaan normal, efektivitas tertinggi dan efek samping yang terendah dimiliki oleh metformin. Bila ada gangguan fungsi ginjal, obat ini tidak diperbolehkan, begitupun dengan sulfonilurea. 
Jika dengan monoterapi gagal dalam mengontrol gula darah, maka dianjurkan kombinasi dari dua obat di atas, antara lain:

1. Kombinasi Metformin dengan Glibenclamide. Obat yang beredar di pasaran adalah Glucovance (1-2 kali per hari, bersama atau sesudah makan).
2. Kombinasi Metformin dengan Glimepirid. Obat yang beredar adalah Amaryl M (berikan segera sebelum atau pada saat makan)..
3. Kombinasi Metformin dengan Pioglitazone. Obat yang beredar adalah Pionix M (berikan bersama atau sesaat sesudah makan).
4. Kombinasi Metformin dengan DPP-4 inhibitor, contoh Galvusmet. Dewasa 1 tablet 2 x/hari (pagi dan sore hari). Dosis harian anjuran: 100 mg vildagliptin/2000 mg metformin HCl.
Pengendalian Penyakit DM
Dalam praktek sehari-hari, ternyata 15 % penderita diabetes mellitus dapat dikendalikan dengan diet saja, 15 % memerlukan insulin , sedang 70% memerlukan obat hipoglikemik oral (OHO), di samping pengaturan makan (diet) dan olahraga.
Pengendalian gula darah adalah merupakan hal penting dalam menurunkan resiko komplikasi. Beberapa komplikasi seperti amputasi, kebutaan dan gsgsl ginjal, dapat dicegah bila DM dapat dideteksi pada fase dini dengan regulasi gula darah yang baik.
Kadar HbA1c yang tinggi merupakan faktor resiko utama pada kejadian penyakit jantung koroner (PJK) dan infarc jantung. Peningkatan kadar HbA1C 1 % akan meningkatkan PJK sebesar 11 %.
Apa pemeriksaan HbA1C itu
dan apa Manfaatnya?
HbA1c adalah zat yang terbentuk dari reaksi kimia antara glukosa dan hemoglobin (bagian dari sel darah merah). HbA1c yang terbentuk dalam tubuh akan disimpan dalam sel darah merah dan akan terurai secara bertahap bersama dengan berakhirnya masa hidup sel darah merah (rata-rata umur sel darah merah adalah 120 hari).
HbA1c menggambarkan konsentrasi glukosa darah rata-rata selama periode 1-3 bulan. Jumlah HbA1c yang terbentuk sesuai dengan konsentrasi glukosa darah. Pemeriksaan HbA1c digunakan untuk mengontrol kadar glukosa jangka panjang pada penyandang diabetes. HbA1C adalah suatu pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah penyakit DM terkendali dengan baik atau tidak. ADA (America Diabetic Association) menetapkan Nilai normal HbA1C adalah < 7%, namun IDF (International Diabetic Federation) menetapkan HbA1C  < 6,5% adalah angka yang paling ideal yang harus dicapai oleh seorang penderita DM.
Kadar HbA1C yang tinggi biasanya diikuti dengan kadar glukosa darah yang tinggi juga. Hal ini dapat meningkatkan resiko komplikasi seperti jantung coroner/ gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan neuropati, disfungsi ereksi dan gangren.

Perbedaan Pemeriksaan HbA1c dan Pemeriksaan Glukosa Darah
Pemeriksaan glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan hanya dapat mencerminkan konsentrasi glukosa darah pada saat diukur saja dan sangat dipengaruhi oleh makanan, olahraga dan obat yang baru dikonsumsi. Jadi, tidak dapat menggambarkan bagaimana pengendalian konsentrasi glukosa dalam jangka panjang.

Bila pemeriksaan HbA1C tidak normal ( > 7 %)
1. Pertama-tama yang dilakukan adalah mengatur pola makanan. Larangan makanan harus ditaati yaitu menghindari makanan dan minuman yang mengandung gula yaitu gula dari tebu, gula kelapa dan gula aren. Diganti dengan pemanis buatan misalnya gula tropicana, equal, diasweet.
2. Bila kadar HbA1C belum berhasil mencapai harga normal, maka dilakukan pengaturan dosis OAD-nya.
3. Bila cara ini belum berhasil mungkin perlu ditambahkan injeksi insulin.
4. Selanjutnya pemeriksaan HbA1C dilakukan setiap 3 bulan sekali.

Jember, 6 September 2013.
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tlp (0331) 481127, Jember

Kepustakaan
1. Surabaya Diabetes Update-X 2011
2. Nabyl R.A., Mencegah dan Mengobati Diabetes Mellitus, Aulia Publishing, Yogyakarta, 2012.
3. Mengenal HbA1c, apa hubungannya dengan diabetes   _ Muhlis3's Weblog.htm
4. PERAN HbA1C DALAM SKRINING DIAGNOSIS DIABETES MELITUS (DM) - Parahita.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar