PEMERIKSAAN HbA1c
UNTUK MEMANTAU
KONDISI DIABETES MELLITUS
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Pendahuluan
Diabetes mellitus atau penyakit kencing manis adalah penyakit metabolik
akibat kurangnya insulin secara absolut (pada DM tipe 1) atau relatif (pada DM
tipe 2) sehingga mengganggu metabolisme karbohidrat serta lemak dan protein.
Diabetes pada umumnya dibedakan menjadi 2 tipe, ialah DM tipe 1 =
Diabetes Mellitus Tergantung Insulin (DMTI). DM tipe ini terjadi akibat
kerusakan di sel beta pankreas yang memproduksi insulin yang terjadi sejak
anak-anak.
Diabetes Mellitus tipe 2 yang juga dikenal sebagai Diabetes Mellitus
Tidak Tergantung insulin (DMTTI) diduga jumlahnya 90 – 95 % dari total kasus
DM. Umumnya ditemukan pada waktu dewasa.
Penyebab utama DMTTI ini adalah adanya defisiensi insulin dan atau resistensi
insulin.
Jumlah penderita DM di Indonesia sebesar 1,5 – 2,3 % pada penduduk usia
di atas 15 tahun, yang pada tahun 2010 berjumlah sekitar 5 juta orang.
Pengaturan glukosa darah merupakan kunci dari pencegahan serta perkembangan
komplikasi DM.
Pengaturan makan (diet), olahraga dan penyuluhan merupakan terapi
pokok dalam pengelolaan DM di samping pemberian obat berkhasiat menurunkan
kadar glukosa darah. Obat
ini bisa memperbaiki kadar glukosa darah, HbA1c, insulin plasma, mempunyai resiko hipoglikemi yang
minimal, serta aman untuk penderita usia lanjut, kelainan ginjal serta kelainan
hati.
Pengelolaan DM
Tujuan jangka pendek
- menghilangkan
keluhan dan gejala
- mempertahankan
rasa nyaman dan sehat.
Tujuan jangka panjang
Mencegah penyulit
-
makroangiopati
-
mikroangiopati
-
neuropati
Tujuan akhir
- menurunkan morbiditas
- menurunkan mortaltas
Cara yang harus ditempuh adalah :
Menormalkan :-
kadar glukosa darah
- lipid
- insulin
Serta mengelola -
hipertensi
- obesitas
5 Pentalogi Diabetes Mellitus:
1. Pengaturan
makan
2. Latihan fisik
3. Penyuluhan
4. Obat berkhasiat
hipoglikemik
5. Cangkok
pankreas
Kriteria Pengendalian Penyakit DM
Parameter
|
Baik
|
Sedang
|
Buruk
|
* Gula darah puasa (mg/dl)
* Gula darah
2 jam (mg/dl)
* HbA1c (%)
* Kolesterol
total (mg/dl)
* Kolesterol LDL tanpa PJK
dengan PJK
* Kolesterol
HDL (mg/dl)
*
Trigliserida (mg/dl)
tanpa PJK
dengan PJK
* BMI =
iMT wanita
pria
* Tekanan
darah (mmHg)
|
80 -
100
110 – 159
4 – 5,9
< 200
< 130
< 100
> 45
< 200
< 150
18,5 – 23,9
20 – 24,9
< 140/90
|
110-139
160 – 199
6 – 8
200 – 239
130 – 159
100 – 129
35 – 45
200 – 249
150 – 199
23 – 25
25 – 27
140-150/90-95
|
> 140
> 200
>8
> 240
> 160
> 130
< 35
> 250
> 200
> 25 atau < 18,5
> 27 atau < 20
> 160/95
|
Penyulit Diabetes Mellitus:
Makroangiopati meliputi stroke, serangan jantung dan luka gangren.
Mikroangiopati DM meliputi neuropati (gangguan syaraf),
retinopati (gangguan mata), nefropati (gangguan ginjal) dan
aterosklerosis (gangguan pembuluh darah kecil).
Obat-obat berkhasiat hipoglikemik
Berdasarkan
cara kerjanya, obat diabetes dibagi menjadi 5 jenis.
2. Meningkatkan sensitivitas
insulin. Golongan obat ini
adalah metformin dan tiazolidindion.
3. Menghambat
glukoneogenesis
(pembentukan gula dalam tubuh). Golongan obat ini adalah metformin.
4. Menghambat absorpsi
glukosa. Golongan obat ini
adalah acarbose (penghambat alpha glukosidase).
5. DPP-4 inhibitor
Uraian setiap
golongan.
1. Sulfonilurea
Obat generik yang bekerja meningkatkan sekresi insulin ini sangat
terkenal di kalangan masyarakat, Glibenclamide. Obat ini murah dan mudah
didapatkan. Glibenclamide di kalangan masyarakat tersedia dalam dosis 5 mg.
Aturan minumnya adalah 1-3 kali per hari. Disesuaikan dengan kebutuhan.
Namun perlu diingat bahwa semua obat ini harus diminum 15-30 menit
sebelum makan. Jadi apabila Anda belum makan apapun, Anda tidak perlu
meminum obat ini karena efek samping yang terjadi adalah hipoglikemia atau
gula darah menjadi begitu rendah sampai bisa membuat seseorang pingsan.
Selain glibenclamid, obat golongan ini adalah:
b. Glimepiride, diberikan satu kali sehari
segera sebelum makan utama pertama pada hari yang sama. Ada empat macam 1 mg,
2mg, 3 mg dan 4 mg. Nama dagang Amaryl, Metrix, Gluvas, Amadiab dll.
c. Glipizide, nama dagang Minidiab, Glucotrol
dan Glucotrol xl.
d. Gliquidon, juga memiliki efek ekstra
pankreas yaitu menyebabkan jaringan perifer menjadi lebih sensitif terhadap
insulin. Nama dagang Glurenorm.
2. Tiazolidindion
Nama obat ini adalah pioglitazone (Actos, Deculin, Pionix,
1 kali per hari). Obat ini bekerja dengan meningkatkan pengambilan
glukosa dalam darah yang berlebih agar bisa masuk ke sel lemak. Obat ini
meningkatkan sensitivitas insulin. Obat ini dapat diminum kapanpun,
hanya saja tidak boleh digunakan pada penderita gagal jantung dan cukup mahal.
3. Acarbose (Inhibitor
alpha glukosidase)
Obat ini mampu mengurangi penyerapan glukosa di usus halus sehingga
mampu menurunkan kadar gula darah setelah makan. Obat ini cukup aman, hanya
sering menimbulkan buang angin. Dari segi efektifitas masih dibawah
sulfonilurea dan biguanid. Merek obat ini yang terkenal adalah Glucobay (3
kali sehari) dan harus diminum bersamaan dengan suapan pertama makan
4. Biguanid
Selain glibenclamide, obat ini juga tak kalah terkenal, metformin (3
kali per hari, diminum bersamaan dengan waktu makan, atau sesudah makan),Forbetes,
Glucophage, Glucophage XR, Nevox XR. Obat ini mengurangi produksi gula di
hati dan meningkatkan sensitivitas dari insulin. Terbukti sangat efektif dan
tidak ada efek samping peningkatan berat badan, hanya tidak boleh
digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
5. Gliptin, dipeptidyl peptidase 4 inhibitor (DPP-4
inhibitor).
Cara
kerjanya adalah dengan membuat pankreas mengeluarkan insulin dan mengurangi pengeluaran
glukagon. Nama
dagangnya adalah Galvus.
Terapi DM dinulai dengan memilih satu jenis obat tertentu yang sesuai.
Bila dianalisa, dalam keadaan normal, efektivitas tertinggi dan efek samping
yang terendah dimiliki oleh metformin. Bila ada gangguan fungsi ginjal,
obat ini tidak diperbolehkan, begitupun dengan sulfonilurea.
Jika dengan monoterapi gagal dalam mengontrol gula darah, maka
dianjurkan kombinasi dari dua obat di atas, antara lain:
1. Kombinasi Metformin
dengan Glibenclamide. Obat yang beredar di pasaran adalah Glucovance (1-2
kali per hari, bersama atau sesudah makan).
2. Kombinasi Metformin
dengan Glimepirid. Obat
yang beredar adalah Amaryl M (berikan segera sebelum atau pada saat
makan)..
3. Kombinasi Metformin
dengan Pioglitazone. Obat
yang beredar adalah Pionix M (berikan bersama atau sesaat sesudah
makan).
4. Kombinasi Metformin dengan DPP-4
inhibitor, contoh Galvusmet. Dewasa 1 tablet 2 x/hari (pagi dan sore
hari). Dosis harian anjuran: 100 mg vildagliptin/2000 mg metformin HCl.
Pengendalian Penyakit DM
Dalam praktek sehari-hari, ternyata 15 % penderita
diabetes mellitus dapat dikendalikan dengan diet saja, 15 % memerlukan insulin
, sedang 70% memerlukan obat hipoglikemik oral (OHO), di samping pengaturan
makan (diet) dan olahraga.
Pengendalian gula darah adalah merupakan hal penting
dalam menurunkan resiko komplikasi. Beberapa komplikasi seperti amputasi,
kebutaan dan gsgsl ginjal, dapat dicegah bila DM dapat dideteksi pada fase dini
dengan regulasi gula darah yang baik.
Kadar HbA1c yang tinggi merupakan faktor resiko utama
pada kejadian penyakit jantung koroner (PJK) dan infarc jantung. Peningkatan
kadar HbA1C 1 % akan meningkatkan PJK sebesar 11 %.
Apa pemeriksaan HbA1C itu
dan
apa Manfaatnya?
HbA1c adalah zat yang terbentuk dari reaksi kimia
antara glukosa dan hemoglobin (bagian dari sel darah merah). HbA1c yang
terbentuk dalam tubuh akan disimpan dalam sel darah merah dan akan terurai
secara bertahap bersama dengan berakhirnya masa hidup sel darah merah (rata-rata
umur sel darah merah adalah 120 hari).
HbA1c menggambarkan konsentrasi glukosa darah
rata-rata selama periode 1-3 bulan. Jumlah HbA1c yang terbentuk sesuai dengan
konsentrasi glukosa darah. Pemeriksaan HbA1c digunakan untuk mengontrol kadar
glukosa jangka panjang pada penyandang diabetes. HbA1C adalah suatu pemeriksaan
yang bertujuan untuk mengetahui apakah penyakit DM terkendali dengan baik atau
tidak. ADA (America Diabetic Association) menetapkan Nilai normal HbA1C adalah
< 7%, namun IDF (International Diabetic Federation) menetapkan HbA1C < 6,5% adalah angka yang paling ideal yang
harus dicapai oleh seorang penderita DM.
Kadar HbA1C yang tinggi biasanya diikuti dengan
kadar glukosa darah yang tinggi juga. Hal ini dapat meningkatkan resiko
komplikasi seperti jantung coroner/ gagal jantung, stroke, gagal ginjal,
kebutaan neuropati, disfungsi ereksi dan gangren.
Pemeriksaan glukosa darah puasa dan 2 jam setelah
makan hanya dapat mencerminkan konsentrasi glukosa darah pada saat diukur saja
dan sangat dipengaruhi oleh makanan, olahraga dan obat yang baru dikonsumsi.
Jadi, tidak dapat menggambarkan bagaimana pengendalian konsentrasi glukosa
dalam jangka panjang.
1. Pertama-tama yang dilakukan adalah mengatur pola
makanan. Larangan makanan harus ditaati yaitu menghindari makanan dan minuman
yang mengandung gula yaitu gula dari tebu, gula kelapa dan gula aren. Diganti
dengan pemanis buatan misalnya gula tropicana, equal, diasweet.
2. Bila kadar HbA1C belum berhasil mencapai harga normal, maka
dilakukan pengaturan dosis OAD-nya.
3. Bila cara ini belum berhasil mungkin perlu ditambahkan
injeksi insulin.
4.
Selanjutnya pemeriksaan HbA1C dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Jember, 6 September 2013.
Dr.
H.M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tlp (0331) 481127, Jember
Kepustakaan
1. Surabaya Diabetes Update-X 2011
2. Nabyl R.A., Mencegah dan
Mengobati Diabetes Mellitus, Aulia Publishing, Yogyakarta, 2012.
3. Mengenal HbA1c, apa hubungannya
dengan diabetes _ Muhlis3's Weblog.htm
4. PERAN HbA1C DALAM SKRINING
DIAGNOSIS DIABETES MELITUS (DM) - Parahita.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar