Teori Fisika Hawking
Mengungkap Perjalanan
Isro’ Mi’roj Rosululloh ?
Oleh : Dr. H.M. Nasim
Fauzi
Pendahuluan
Pada tanggal 24 Desember 2010, pada blog Kanzulqalam
telah dimuat suatu makalah dengan judul seperti di atas.
Makalah ini disadur dari dua makalah saya berjudul : Asal Usul
Manusia Seri 06 (25 April 2010) dan Wanita di Sorga dan Neraka (28
Mei 2010).
Kedua makalah itu bisa dibaca pada blog saya nasimfauzi@blogspot.com, yaitu
Gagasan dan Pemikiran Dr. H.M. Nasim Fauzi.
Adapun isi
lengkap makalah itu adalah sebagai berikut:
Salah satu mukjizat Nabi Muhammad, adalah diperjalankannya beliau oleh Allah
melalui peristiwa Isro’ Mi’roj.
Banyak yang mencoba mengungkapkan peristiwa tersebut secara ilmiah, salah
satunya melalui Teori Fisika paling mutahir, yang dikemukakan oleh Dr.
Stephen Hawking.
Teori Lubang Cacing
Raksasa di dunia ilmu fisika yang
pertama adalah Isaac Newton (1642-1727) dengan
bukunya : Philosophia Naturalis Principia Mathematica, menerangkan tentang konsep Gaya dalam Hukum Gravitasi dan Hukum
Gerak.
Kemudian dilanjutkan oleh Albert Einstein (1879-1955) dengan
Teori Relativitasnya yang terbagi atas Relativitas Khusus (1905) dan
Relativitas Umum (1907).
Dan yang terakhir adalah Stephen William Hawking, CH, CBE,
FRS (lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942), beliau
dikenal sebagai ahli fisika teoritis.
Dr. Stephen Hawking dikenal akan sumbangannya di bidang
fisika kuantum, terutama sekali karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi,
gravitasi kuantum, lubang hitam, dan tulisan-tulisan popnya di mana ia
membicarakan teori-teori dan kosmologinya secara umum.
Tulisan-tulisannya ini termasuk novel ilmiah ringan A Brief History
of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London
selama 237 minggu berturut-turut, suatu periode terpanjang dalam sejarah.
Berdasarkan teori Roger Penrose :
“Bintang yang telah kehabisan bahan bakarnya akan runtuh akibat gravitasinya sendiri dan menjadi sebuah titik kecil dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga, sehingga menjadi sebuah singularitas di pusat lubang hitam (black hole).“
“Bintang yang telah kehabisan bahan bakarnya akan runtuh akibat gravitasinya sendiri dan menjadi sebuah titik kecil dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga, sehingga menjadi sebuah singularitas di pusat lubang hitam (black hole).“
Dengan cara membalik prosesnya, maka diperoleh teori berikut :
Lebih dari 15 milyar tahun yang lalu, penciptaan alam semesta dimulai dari
sebuah singularitas dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak
terhingga, meledak dan mengembang. Peristiwa ini disebut Dentuman
Besar (Big Bang), dan sampai sekarang alam semesta ini masih terus
mengembang hingga mencapai radius maksimum sebelum akhirnya mengalami
Keruntuhan Besar (Big Crunch) menuju singularitas yang kacau dan tak
teratur.
Dalam kondisi singularitas awal jagat raya, Teori Relativitas karena rapatan
dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga akan menghasilan besaran yang
tidak dapat diramalkan.
Menurut Hawking bila kita tidak bisa menggunakan teori
relativitas pada awal penciptaan “jagat raya”, padahal
tahap-tahap pengembangan jagat raya dimulai dari situ, maka teori relativitas
itu juga tidak bisa dipakai pada semua tahapnya. Di sini kita harus menggunakan
mekanika kuantum. Penggunaan mekanika kuantum pada
alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya
waktu maya dan ruang kuantum.
Pada kondisi waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa berjalan maju
dengan laju tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan
seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan. Menurut Hawking,
pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) melalui “lubang
cacing” kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi,
bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan.
Ilustrasi Lubang Cacing
Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat
(dalam waktu maya) menurut Hawking “telah ada dan
sudah selesai” sejak diciptakannya alam semesta.
Selain itu melalui “lubang cacing” (dengan
kekuasaan Allah Swt) kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan
seketika.
Jadi dalam pandangan Hawking takdir itu
tidak bisa diubah, sudah jadi sejak diciptakannya.
Dalam bahasa ilmu kalam :
“Tinta takdir yang jumlahnya lebih banyak daripada seluruh air yang ada di
tujuh samudera di bumi telah habis dituliskan di Luh Mahfudz pada
awal penciptaan, tidak tersisa lagi (tinta) untuk menuliskan perubahannya
barang setetes.”
Menurut Dr. H.M. Nasim Fauzi, sesuai dengan teori Stephen
Hawking, manusia dengan waktu nyatanya tidak bisa menjangkau masa depan (dan
masa silam). Tetapi bila manusia dengan kekuasaan Allah,
bisa memasuki waktu maya (waktu Allah) maka manusia melalui “lubang cacing”
bisa pergi ke masa depan yaitu masa kiamat dan sesudahnya, bisa melihat masa
kebangkitan, neraka dan shiroth serta bisa melihat surga kemudian kembali ke
masa kini, seperti yang terjadi pada Nabi Muhammad, sewaktu
menjalani isro’ dan mi’roj (Sumber : Gagasan
dan Pemikiran, Dr. Nasim Fauzi).
Masjidil Aqsha: Dari sinilah Rasulullah SAW diperjalankan oleh Allah SWT ke Sidrotul Muntaha.
Sebagaimana firman Allah :
Dan Sesungguhnya Muhammad Telah melihat Jibril itu (dalam rupanya
yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada
syurga tempat tinggal…
(QS. An Najm /53:13-15)
(QS. An Najm /53:13-15)
Nampaknya dalam mengungkap Perjalanan Isro', Teori Hawking dengan “Lubang
Cacing”-nya, sama logisnya dengan Teori Menerobos Garis Tengah Jagat Raya
(sumber : (Perhitungan
Matematis) Kecepatan BURAQ), namun meskipun begitu, teori Hawking, tidak
semuanya bisa kita terima dengan mentah-mentah…
Seandainya benar, Rasulullah diperjalankan Allah melalui “lubang
cacing (worm hole)” semesta, seperti yang di-utarakan oleh Dr.
H.M. Nasim Fauzi, harus di-ingat bahwa perjalanan tersebut adalah
perjalanan lintas alam, yakni menuju ke tempat yang kelak dipersiapkan
bagi umat manusia, di masa mendatang (surga).
Rosulullah dari masa ketika itu (saat pergi), berangkat menuju surga, dan
pada akhirnya kembali ke masa ketika itu (saat pulang). Dan dengan mengambil
teladan peristiwa Isro, kita bisa ambil kesimpulan :
1. Manusia dengan kekuasaan
Alloh, dapat melakukan perjalanan lintas alam, untuk kemudian
kembali kepada waktu normal.
2. Manusia yang melakukan
perjalanan ke masa depan, namun masih pada ruang dimensi alam yang sama,
tidak akan kembali kepada masa silam (sebagaimana terjadi pada Para
Pemuda Kahfi).
3. Manusia sekarang, ada
kemungkinan dikunjungi makhluk masa silam, tetapi mustahil
bisa dikunjungi oleh makhluk masa depan.
Hal ini semakin mempertegas, semua kejadian dimasa depan, hanya dipengaruhi
oleh kejadian di masa sebelumnya…
WaLLohu a’lamu bisshowab…
Jember, 8 Agustus 2013
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jl. Gajah Mada 118
Tlp. (0331) 481127
Jember
Tidak ada komentar:
Posting Komentar