Berkunjung ke
Surga
Secara
Imajiner
Seri ke-3
Oleh : Dr. H.M.
Nasim Fauzi
…………….. lanjutan Bulan lalu
Kejadian di Kerajaan Planet Surga milik sang mukmin Maharaja Surga
Maka, pemandangan gudang tahanan para mukmin yang kaya itu segera
hilang dari mataku, berganti dengan pemandangan kerajaan planet surga yang
sangat indah. Tempat itulah yang diinginkan seluruh manusia untuk tempat
tinggal mereka kelak. Kecuali orang-orang yang terlalu sibuk mengurusi dunia
serta orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirot.
Kejadian di dalam Kubah Mutiara
Tempatku berada sekarang ternyata ada di bawah sebuah kubah
mutiara yang sangat besar, seperti yang ada di planet surga Al-Kautsar tadi.
Penampangnya sekitar seratus kilometer. Seandainya berada di Jawa Timur, kubah
mutiara itu bisa mencakup
seluruh Karesidenan Besuki, yang meliputi Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Jember
dan Banyuwangi. Keempat kabupaten itu terletak di sekeliling Pegunungan Ijen
dan Gunung Raung.
Karesidenan Besuki
Di bawah kubah itu terdapat pegunungan kecil dengan hutannya yang
asri berwarna hijau kemerah-merahan. Semua pohon yang tumbuh di lereng
pegunungan itu adalah pohon yang berbunga besar dan kecil yang indah warnanya.
Kata “sang pikiranku” anginnya pun silir-silir (angin Nasim, yang berarti angin
sepoi-sepoi di surga) dengan aroma harum berasal dari bunga-bunga pohon itu.
Hutan pohon berbunga
Iklim wilayah di bawah kubah itu sepenuhnya dikendalikan oleh
“mesin iklim” yang sangat canggih. Cahaya matahari yang terik di luar kubah
difilter oleh dinding mutiara yang transparansinya dapat dikendalikan oleh
“mesin iklim” itu, sehingga cahaya matahari di bawah kubah itu tidak terasa panas,48) Juga suhu dan aliran udaranya dikontrol
oleh "mesin iklim itu". Sebuah mesin lainnya yang sangat besar
menyaring air laut yang ada di sekitarnya menjadi air tawar dalam jumlah yang
tak terbatas. Karena hutan pohon berbunga itu berada di bawah kubah maka
penyiramannya dilakukan melalui hujan buatan yang keluar dari dinding bagian
bawah kubah itu. Tentu saja jumlah air hujan yang keluar, serta daerah-daerah
yang menerimanya telah diprogram oleh “mesin iklim” yang canggih itu, sehingga
sangat nyaman bagi kehidupan sang maharaja planet surga. “Mesin iklim” yang
canggih itu dikendalikan oleh para pelayan surga “wildanun mukholladun” yang
jumlahnya ada beberapa ratus ribu orang.
Wilayah di bawah kubah seluas itu bila ada di bumi pasti dihuni
oleh ribuan sampai jutaan penduduk. Sedang di sini hanya dihuni oleh seorang
mukmin yaitu sang maharaja planet surga. Alangkah jauh bedanya keadaan di sini
dengan keadaan di bumi. Belum lagi wilayah seluas bumi yang berada di luar
kubah. Di sana terdapat benua-benua yang dikelilingi oleh samudra yang luas dengan pulau-pulaunya yang indah.
Di
benua-benua itu terdapat gunung-gunung yang tinggi, lembah-lembah,
sungai-sungai dan danau. Wilayah seluas itu di bumi dihuni oleh
bermilyar-milyar penduduk. Di sini juga hanya dimiliki oleh beliau seorang.
Beliau tidak pernah menggunakan kendaraan yang berjalan di darat. Untuk
bepergian mengelilingi planetnya, Sang Maharaja planet surga itu menggunakan
kendaraan piring terbang kecil seperti yang dipakai di planet surga Al-Kautsar
dulu. Bahkan piring terbang itu bisa menyelam di dalam laut untuk melihat pemandangan di bawah air yang indah.
Di luar hutan
berbunga yang asri itu kulihat ada sebuah bangunan bertingkat yang sangat
indah. Itulah bangunan surga yang disebut ghurof.49) Maka kujalankan “kapsul waktuku” ke arah
ghurof itu. Kulihat dinding ghurof itu terbuat dari mutiara yang sangat indah.
Adapun pilar-pilarnya terbuat dari permata yakut berwarna hijau dan biru. Pintu-pintu
dan jendelanya lebar-lebar. Sedangkan kusen-kusennya terbuat dari emas dan
perak. Tidak terlihat adanya daun-daun pintu dan jendela. Kupikir memang tidak
ada gunanya. Daun pintu dan jendela rumah di dunia berfungsi untuk menjaga
keamanan dan mencegah agar udara di luar rumah tidak masuk ke dalam. Tentu saja
di sini tidak ada penjahat, karena semuanya sudah dimasukkan ke dalam neraka.
Adapun cuaca di luar rumah sudah diatur oleh ”mesin iklim” yang sangat canggih,
sehingga terasa sangat nyaman.
Kejadian di dalam Taman Buah-buahan
Aku tidak masuk ke dalam ghurof itu. Kukendarai ”kapsul waktuku”
terbang mengelilingi ghurof untuk melihat halaman di sekitarnya. Terlihat di
halaman itu jalan-jalan kecil untuk para pejalan kaki. Batu-batu pijakannya
terbuat dari batu mulia yang sangat indah. Di kiri kanannya tumbuh
bermacam-macam pohon buah-buahan. Pohon-pohon itu pendek-pendek sehingga
buah-buahnya mudah dipetik.50) Semua jenis pohon buah yang ada di bumi tumbuh di situ. Baik
pohon buah-buahan daerah tropis seperti papaya, mangga, pisang dan jambu. Oh,
jadinya kok seperti nyanyian saja. Juga pohon buah-buahan daerah subtropis
seperti kurma, delima, apel, peer, anggur, jeruk dan lain-lainnya. Anehnya
semua buah di pohon itu sudah masak semua. Masaknya pun seragam seperti yang
dijual di toko-toko buah di dunia. Sayangnya aku berada di dalam kendaraan
”kapsul waktuku” sehingga tidak dapat memetiknya, apalagi memakannya. Maka
kusuruh ”sang pikiranku” untuk memetik beberapa jenis buah itu dan
mencicipinya. Betullah dugaanku, kata ”sang pikiranku” rasa buah-buahan itu
sangat nikmat. Selezat buah yang ternikmat di dunia.
Pohon buah-buahan itu ditanam dan dipelihara oleh pelayan-pelayan
surga. Aku tidak tahu teknologi apa yang mereka pakai sehingga semua buahnya
selalu bisa masak seragam. Tidak ada satu pun yang muda apalagi yang masih
pentil.
”Sang pikiranku” juga melaporkan kepadaku bahwa di dekat situ ada
sungai yang sangat indah.51) Maka kuminta padanya untuk mengantarkanku pergi ke sungai itu.
Betullah yang dikatakannya. Ada beberapa sungai kecil yang airnya sangat
jernih. Karena posisinya ada di lereng gunung, maka aliran sungai itu cukup
deras. Jalannya berkelok-kelok dengan diselingi air terjun yang tidak
begitu tinggi. Mirip foto-foto air terjun di kalender-kalender. Sedang di kanan
kirinya penuh dengan tanaman bunga perdu yang sangat indah. Tentu ada
pelayan-pelayan surga yang ditugaskan Alloh swt. untuk memelihara sungai itu
beserta tanaman-tanaman bunga di sekitarnya.
Yang menjadi pertanyaanku adalah. Bagi siapakah Alloh swt. menciptakan taman-taman itu ? Tentu saja jawabnya adalah: ”Untuk Sang Maharaja Planet Surga”. Pertanyaanku selanjutnya adalah, apakah beliau berjalan sendirian saja?
Untuk bisa menjawabnya maka kusuruh ”sang pikiranku” terbang
berkeliling untuk mencari apakah ada orang yang berjalan-jalan di taman
itu. Tidak seberapa lama dia telah kembali dan melaporkan kepadaku bahwa ada
beberapa orang perempuan yang sangat cantik keluar dari pintu ghurof, kemudian
berjalan-jalan di taman itu. Inilah momen yang sangat kutunggu-tunggu. Pastilah
mereka adalah bidadari sorga !
Berjumpa dengan Bidadari Surga
Dengan tergesa-gesa dan gemetaran kuterbangkan ”kapsul waktuku” ke
arah yang ditunjukkannya. Dari jauh kulihat ada beberapa wanita yang berjalan
berdua-duaan di jalan kecil di taman itu. Kugerakkan ”kapsul waktuku” sedekat
mungkin pada mereka agar bisa melihat mereka dengan jelas. Meskipun aku dapat
melihat mereka tetapi mereka tidak bisa melihat ”kapsul waktuku” (karena hanya
khayalan belaka !). Jarak antara ”kapsul waktuku” dengan mereka tetap
kupertahankan sedekat mungkin, sampai ”kapsul waktuku” hampir menyentuh mereka.
Maka aku sekarang bisa mengamati tubuh bagian depan mereka dengan jelas.
Para bidadari itu betul-betul sangat cantik dan menarik.
Pakaian mereka terbuat dari kain yang
sangat halus, dengan model yang tak kalah indahnya dengan baju muslimah para
celebritis di dunia. Mereka memakai perhiasan anting-anting, kalung, gelang
tangan dan kaki, serta cincin yang terbuat dari emas yang bertaburkan permata
dan batu mulia. Kulit tubuh mereka sangat putih dan halus bak mutiara.
Matanya yang lebar dengan bulu mata lentiknya berkerlap-kerlip waktu dikerdipkan. Alis matanya melengkung indah sekali. Hidungnya mancung. Bibirnya yang bentuknya penuh dan berwarna kemerah-merahan itu sangat sensual (merangsang nafsu seksual). Sewaktu tertawa tampak barisan gigi putih mereka yang rapi itu memantulkan sinar yang indah. Semua bagian wajahnya, termasuk dahi dan pipinya sangat serasi. Waktu kuamati wajah bidadari itu lebih teliti, ternyata mereka tidak memakai kosmetik. Semuanya serba alami. Juga tak ada bulu-bulu halus yang tumbuh di kulit wajah mereka, termasuk di lubang hidungnya. Kecuali tentu saja, bulu alis dan bulu mata di pelupuk mata atas dan bawahnya. Mirip boneka Barbie saja, tetapi jauh lebih cantik. Waktu kutengok lebih ke bawah, kulihat buah dadanya yang sangat montok itu menonjol di balik bajunya. Sangat sensual. Oh, andaikan aku bisa melihat bentuk aslinya di balik baju itu.
Matanya yang lebar dengan bulu mata lentiknya berkerlap-kerlip waktu dikerdipkan. Alis matanya melengkung indah sekali. Hidungnya mancung. Bibirnya yang bentuknya penuh dan berwarna kemerah-merahan itu sangat sensual (merangsang nafsu seksual). Sewaktu tertawa tampak barisan gigi putih mereka yang rapi itu memantulkan sinar yang indah. Semua bagian wajahnya, termasuk dahi dan pipinya sangat serasi. Waktu kuamati wajah bidadari itu lebih teliti, ternyata mereka tidak memakai kosmetik. Semuanya serba alami. Juga tak ada bulu-bulu halus yang tumbuh di kulit wajah mereka, termasuk di lubang hidungnya. Kecuali tentu saja, bulu alis dan bulu mata di pelupuk mata atas dan bawahnya. Mirip boneka Barbie saja, tetapi jauh lebih cantik. Waktu kutengok lebih ke bawah, kulihat buah dadanya yang sangat montok itu menonjol di balik bajunya. Sangat sensual. Oh, andaikan aku bisa melihat bentuk aslinya di balik baju itu.
Barbie
Kemudian kupindahkan ”kapsul waktuku”
ke belakang mereka. Kali ini aku bisa mengamati tubuh mereka dari belakang.
Kulihat leher mereka yang jenjang itu tertutup oleh rambut hitam berombak yang
sangat indah. Sewaktu kulayangkan pandanganku lebih ke bawah lagi, kulihat
bokong mereka berlenggang lenggok sewaktu berjalan, sangatlah sensualnya.
Seperti terbius, mata dan kepalaku ikut tergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti
gerak bokong itu. Kaki mereka yang jenjang, serta betis mereka yang
sekali-sekali tersingkap, berkilau bak batu pualam.
Sementara ”kapsul waktuku” bergerak perlahan-lahan mengikuti
mereka, kukeluarkan semua ilmuku tentang bidadari surga untuk menganalisa
mereka.
Bidadari surga adalah manusia-manusia buatan (android) berjenis
perempuan yang diciptakan Alloh swt. untuk melayani kebutuhan seksual sang
Maharaja Surga. Alloh swt. telah melengkapi surga dengan segala macam keindahan
dan kenikmatan bagi para penghuninya. Kenikmatan surga yang tertinggi adalah
melihat wajah Alloh swt. Pada saat pengadilan di padang Mahsyar dahulu, seluruh
manusia telah diadili oleh Alloh swt. sendiri, sehingga semua orang bisa
melihat wajah Alloh swt. dengan jelas. Namun, karena semua orang waktu itu dilanda rasa
ketakutan, maka suasananya sangat tidak nyaman. Sehingga orang-orang itu tidak
bisa menikmati wajah Alloh swt. Lain halnya dengan suasana di surga sekarang.
Para mukmin yang berada di surga ini bisa ”menikmati” wajah Alloh swt. setiap
pagi dan sore dengan tenang dan gembira.
Kenikmatan kedua adalah makanan dan
minuman yang disediakan di surga sangat lezat cita rasanya.55)
Kenikmatan di surga selanjutnya adalah menikmati pelayanan seksual para bidadari. Sebagian besar manusia selama hidup di dunia tentu pernah berhubungan seksual. Kenikmatan seksual bisa diperoleh bila tercapai fase orgasme. Rasa nikmatnya akan lebih besar lagi bila bisa mendapatkan multi-orgasme. Namun tidak semua orang bisa memperolehnya. Kalau pun pernah mendapatkannya, frekwensinya jarang-jarang saja atau hanya sebentar.
Kenikmatan di surga selanjutnya adalah menikmati pelayanan seksual para bidadari. Sebagian besar manusia selama hidup di dunia tentu pernah berhubungan seksual. Kenikmatan seksual bisa diperoleh bila tercapai fase orgasme. Rasa nikmatnya akan lebih besar lagi bila bisa mendapatkan multi-orgasme. Namun tidak semua orang bisa memperolehnya. Kalau pun pernah mendapatkannya, frekwensinya jarang-jarang saja atau hanya sebentar.
Maka dalam usaha memaksimalkan kenikmatan seksual
ini, Alloh swt. menciptakan bidadari dalam bentuk yang sempurna. Yaitu sangat
cantik dan menarik (berdaya tarik seksual tinggi).
Kecantikan bidadari yang disebut-sebut di dalam Al Qur-an dan
hadits Nabi Muhammad saw. adalah sebagai berikut: 52)
1. Umurnya selalu muda
2. Cantik paras
wajahnya
3. Kulitnya putih,
halus seperti kulit telur dan cemerlang seperti mutiara.
4. Matanya lebar
dengan selaput pelanginya yang indah.
5.
Pandangan matanya tidak liar
6.
Berbudi pekerti mulia, tutur katanya sopan santun dan sangat hormat pada
suaminya yaitu para mukmin penghuni surga itu.
Kok
mirip wanita Barat ya ? Tentu saja. Mana ada orang Negro yang kulitnya putih.
Mana ada orang Mongol yang matanya jeli. Sedang hidung wanita Melayu yang asli
kebanyakan juga tidak mancung. Memang, kebanyakan wanita cantik di dunia adalah
wanita Indo-Jerman.
Aishwarya Rai Aktris Bollywood
Sedangkan bagian tubuh bidadari yang menarik secara seksual di
dalam Al Qur-an dan Hadits adalah:53) payudaranya montok,
selangkangannya wangi karena mereka tidak kencing atau buang air besar dan
tidak bermenstruasi. Vaginanya selalu kencang seperti masih perawan. Mungkin
mereka tidak punya anus dan lubang kencing ya ? Adanya cuma vagina doang.
Maka di dalam surat Yasin ayat 55 dikatakan bahwa
para penghuni surga itu selalu sibuk melayani para istri bidadarinya yang
cantik dan menarik itu.54)
Dan masih banyak lagi kenikmatan yang lainnya,
di antaranya menikmati pemandangan di dalam sorga yang indah.
***
Perjalanan para bidadari itu terus
kuikuti. Sewaktu melewati pohon buah-buahan yang buahnya sangat mudah dijangkau
itu, ternyata tidak ada seorang bidadari pun yang memetiknya. Ini karena mereka
adalah manusia android yang tidak membutuhkan makan dan minum. Energi mereka
dan kebutuhan android lainnya dicukupi oleh para pelayan surga ”wildanun
mukholladun”. Mereka tidak pernah menjadi tua. Selalu sehat, segar dan cantik.
Nyanyian Bidadari di Tepi Sungai Surga
Akhirnya mereka sampai di tepi
sebuah sungai kecil yang indah. Di situ mereka berhenti. Mereka lalu menyanyi.56) Tetapi aku tidak bisa mendengar suara
mereka, karena ”kapsul waktuku” kedap suara. Maka aku suruh ”sang pikiranku”
mendengarkan nyanyian mereka kemudian menceritakannya padaku. Inilah nyanyian
para bidadari itu : “Kami adalah wanita-wanita yang baik
akhlaknya dan cantik rupanya. Kami adalah wanita-wanita abadi dan kami tidak
mati. Kami bahagia dan tidak sengsara. Kami ridho dan tidak cemberut.
Berbahagialah bagi orang yang menjadi milik kami dan kami menjadi miliknya. Kami adalah
isteri-isteri dari suami-suami kami yang mulia, yang pandangannya menyejukkan
hati. Kami wanita-wanita abadi dan kami tidak membuatnya mati. Kami memberi
keamanan dan kami tidak membuatnya takut. Kami tetap tinggal di sini dan tidak
akan pernah meninggalkannya.”.
Suara
mereka sangat merdu dan membahana di dalam taman itu.
Kejadian di dalam Ghurof
Selesai menyanyi mereka kemudian kembali pulang ke ghurof. Akupun
mengikuti mereka masuk ke dalam ghurof itu melalui pintu gerbangnya. Sementara
itu kusuruh “sang pikiranku” terbang melihat-lihat seluruh ruangan di bagian
dalam ghurof itu. Setelah selesai berkeliling dia melapor padaku bahwa luas
setiap lantai ghurof itu sekitar satu hektar. Ghurof itu terdiri dari tujuh
lantai. Lantai terbawah merupakan ruang pertemuan dan ruang tamu. Lima lantai
di atasnya ditempati oleh para bidadari, yang setiap tingkatnya ada dua orang.
Maka semuanya ada sepuluh orang bidadari yang tinggal di ghurof itu. Sedang
tingkat ketujuh adalah tempat parkir kendaraan untuk sarana bepergian sang
maharaja surga.
Kuda sembrani
Sedang piring terbang kecil yang sudah kita kenal itu, beliau
pakai untuk bepergian ke wilayah di luar kubah mutiara, tetapi masih dalam
lingkup planet kerajaan surga ini. Kecepatannya bisa dipacu sampai beberapa
kali kecepatan cahaya. System gravitasi piring terbang itu terpisah dari
gravitasi planet surga. Sehingga dari posisi diam piring terbang itu bisa
langsung melesat dengan kecepatan tinggi. Lalu bisa langsung berhenti dan
berbalik arah. Semua gerakan itu tidak berpengaruh terhadap penumpang yang ada
di dalamnya. Untuk menjangkau semua bagian planet itu diperlukan waktu hanya beberapa menit. Tidak lebih lama dari berjalan kaki di dalam ruangan
yang luasnya satu hektar itu.
Sewaktu masih berada di planet surga Al-Kautsar dahulu, sang
maharaja ini oleh Alloh swt. dikaruniai dua buah planet surga yang letaknya
berada di tata surya yang berbeda, namun masih termasuk di dalam galaksi yang
sama. Untuk pergi ke kerajaan planet surganya yang lain itu, sang Maharaja
menggunakan kendaraan transporter. Transporter itu bergerak melalui saluran
lubang cacing (worm hole dalam fisika kuantum), sehingga sangat cepat bahkan
berlangsung seketika.
Begitulah sistem transportasi yang digunakan oleh sang
Maharaja surga itu, yang semuanya serba sangat cepat.
***
Selain terdapat hanggar pesawat, di lantai tujuh itu juga terdapat
fasilitas rekreasi, di antaranya adalah kolam renang. Selain digunakan oleh
sang Maharaja planet surga, tentu saja para bidadari itu sering berenang di
kolam itu. Sewaktu berenang mereka tidak berpakaian longgar seperti di halaman
ghurof. Bahan pakaian itu warnanya agak gelap serta menutupi seluruh aurat
mereka. Memang bentuk pakaian renang itu sengaja dibuat sangat ketat, agar
tidak menghambat laju renang mereka di dalam air. Maka dengan pakaian itu,
lekuk liku tubuh mereka kelihatan sangat jelas. Namun hal Itu tidak mengapa,
karena tidak ada laki-laki selain sang Maharaja yang dapat melihat tubuh
mereka.
Kejadian di Ruang Pertemuan Ghurof
Cerita “sang pikiranku” itu menjadikanku ingin segera melihat para
bidadari itu di tempat tinggalnya di dalam ghurof. Tetapi tunggu dulu. Sampai
sekarang aku masih belum berjumpa dengan sang Maharaja planet surga itu.
Setelah aku mencarinya di dalam ruangan pertemuan di lantai satu itu, aku
melihat mahligai bertingkat mirip mahligai Raja Sulaiman as. ada di
tengah-tengah ruangan itu.
Tetapi beliau tidak ada di situ. Di manakah beliau
gerangan? Setelah kucari kutemukan beliau ada di lobi komunikasi.
Singgasana Raja Sulaiman As
Segera kugerakkan “kapsul waktuku” mendekati sang Maharaja planet
surga itu. Rupa-rupanya sang maharaja sedang asyik bercakap-cakap dengan
teman-temannya yang ada di planet surga lain menggunakan pesawat televisi interaktif.
Kulihat beliau sekarang telah mengenakan mahkota dari logam emas dan perak
bertaburkan permata yang besar-besar. Jauh lebih bagus dari mahkota yang
dikenakan oleh ratu Inggris dengan permata “Kohinoor”nya itu.
Gelang yang beliau kenakan bukan lagi terbuat dari perak seperti di surga planet Al-Kautsar, melainkan sudah diganti dengan gelang emas yang bertaburkan mutiara. Sementara itu berpuluh-puluh pelayan surga asyik melayani sang maharaja. Mereka menyediakan buah-buahan yang dipetik dari halaman ghurof. Disertai minuman berupa susu, madu, kopi jahe dan arak yang tidak memabukkan.58) Minuman-minuman itu tinggal diambil dari kran minuman yang ada di dinding ruangan itu. kemudian ditempatkan dalam piala-piala emas dan perak yang halus laksana kristal. Selain itu mereka juga menyediakan daging burung panggang bagi sang maharaja.59) Kata “sang pikiranku”, di sekitar ghurof itu banyak burung yang berbulu putih beterbangan. Bila sang maharaja menghendakinya, beliau tinggal menunjuk kepadanya, maka burung itu pun segera datang ke pangkuan sang maharaja itu. Lalu beliau serahkan kepada pelayan surga untuk diolah. Oh ya, ini yang penting. Di muka sang maharaja juga duduk dua orang istri bidadarinya menemani beliau. Karena posisinya ada di muka televisi interaktif maka keberadaan mereka bertiga terlihat jelas oleh teman sang maharaja yang diajak berkomunikasi itu. Sehingga sang maharaja itu malu untuk berbuat yang “tidak-tidak” terhadap isterinya. Cukup hanya memandangi wajah cantik mereka berdua dan tubuh mereka yang seksi. Aku pun ikut-ikutan memandangi tubuh sang bidadari itu. Badanku terasa panas dingin melihat gerak-gerik mereka, mengamati kedipan mata mereka dan menikmati sunggingan senyumnya. Cukup begitu saja.
Gelang yang beliau kenakan bukan lagi terbuat dari perak seperti di surga planet Al-Kautsar, melainkan sudah diganti dengan gelang emas yang bertaburkan mutiara. Sementara itu berpuluh-puluh pelayan surga asyik melayani sang maharaja. Mereka menyediakan buah-buahan yang dipetik dari halaman ghurof. Disertai minuman berupa susu, madu, kopi jahe dan arak yang tidak memabukkan.58) Minuman-minuman itu tinggal diambil dari kran minuman yang ada di dinding ruangan itu. kemudian ditempatkan dalam piala-piala emas dan perak yang halus laksana kristal. Selain itu mereka juga menyediakan daging burung panggang bagi sang maharaja.59) Kata “sang pikiranku”, di sekitar ghurof itu banyak burung yang berbulu putih beterbangan. Bila sang maharaja menghendakinya, beliau tinggal menunjuk kepadanya, maka burung itu pun segera datang ke pangkuan sang maharaja itu. Lalu beliau serahkan kepada pelayan surga untuk diolah. Oh ya, ini yang penting. Di muka sang maharaja juga duduk dua orang istri bidadarinya menemani beliau. Karena posisinya ada di muka televisi interaktif maka keberadaan mereka bertiga terlihat jelas oleh teman sang maharaja yang diajak berkomunikasi itu. Sehingga sang maharaja itu malu untuk berbuat yang “tidak-tidak” terhadap isterinya. Cukup hanya memandangi wajah cantik mereka berdua dan tubuh mereka yang seksi. Aku pun ikut-ikutan memandangi tubuh sang bidadari itu. Badanku terasa panas dingin melihat gerak-gerik mereka, mengamati kedipan mata mereka dan menikmati sunggingan senyumnya. Cukup begitu saja.
Setelah selesai mengamati maharaja planet surga itu beserta kedua
isteri bidadarinya, kulanjutkan pengamatanku pada isi ruangan pertemuan itu. Lantai
seluas itu dilapisi dengan karpet yang tebal dari dinding ke dinding. Tempat
duduknya berupa sofa-sofa yang tebal dan empuk yang rangkanya terbuat dari emas
bertaburkan permata.60) Ruangan
itu dihiasi dengan pohon-pohon mini (bonsai) yang sangat artistik.
Bermacam-macam pohon dari seluruh dunia yang telah dibonsai ada di situ.
Kepandaian para pelayan sorga dalam membonsaikan tanaman dan memeliharanya
sungguh luar biasa. Semuanya asli, tidak ada satupun yang dibuat dari plastik.
Bola dunia (Globe)
Bola dunia (Globe)
Di satu meja ada sebuah bola dunia (globe) besar yang
menggambarkan planet surga ini. Sedang pada dinding di sampingnya terdapat peta
besar wilayah yang berada di bawah kubah. Setelah kuamati isi peta itu,
ternyata di wilayah itu masih ada enam buah ghurof lagi dengan susunan gedung
dan penghuninya yang sama dengan ghurof ini. Juga terdapat jadwal kunjungan
sang Maharaja ke masing-masing ghurof itu. Maka jumlah semua
isteri sang maharaja itu ada 7 x 10 orang per ghurof, totalnya 70 orang! 61) Setiap hari
beliau berdiam di satu ghurof beserta sepuluh orang isterinya. Maka dalam waktu
seminggu selesailah mereka semua digilir.
Kejadian di tempat Tinggal Bidadari
Cukup sudah kunjunganku ke ruang pertemuan ini. Maka
kuteruskan perjalananku ke tingkat-tingkat berikutnya. Untuk pergi ke tingkat
yang berada di atasnya sangatlah mudah karena semua pintu dan jendelanya selalu
terbuka. Maka “kapsul waktuku” kumasukkan ke tingkat ke-2 dari luar melalui
jendelanya. Setelah sampai di dalam terlihatlah pemandangan yang sangat indah.
Ruangan seluas satu hektar itu merupakan kebun bunga dengan segala macam
jenisnya yang ada di dunia.
Di kelompok sini adalah kelompok bunga tropis
seperti sedap malam, mawar, melati, kenanga dan kamboja. Semuanya indah. Ah itu
kan bunyi syair lagu anak-anak. Di kelompok lainnya ditanam bunga-bunga
subtropis seperti tulip, chrisant, lely, herbra dan lain-lainnya. Juga
bermacam-macam anggrek yang berwarna-warni. Semua macam anggrek yang
ada di seluruh dunia, baik di Asia, Afrika dan Amerika ada di sini. Selain itu
ada juga pohon-pohon bunga yang biasanya tumbuh di tepi laut misalkan bunga
pandan berduri. Juga bunga yang tumbuh di kolam seperti bunga teratai dan bakung. Taman itu diatur bertingkat-tingkat, bertanah tinggi dan rendah.
Jalan setapaknya juga indah seperti taman yang ada di halaman ghurof. Di sini
juga terdapat sungai-sungai. Namun bentuknya lebih kecil. Alangkah romantisnya seandainya yang berjalan-jalan di sini adalah
aku diiringi oleh isteri-isteri bidadariku yang cantik-cantik.
Di dalam ruangan yang luas setinggi kira-kira lima belas meter
ini, juga ada sebuah rumah cukup besar yang didiami oleh dua orang bidadari.
Tentu saja mereka bukan pasangan lesbi karena mereka tidak seperti perempuan di
dunia. Tugas mereka semata-mata hanyalah melayani suami mereka saja, yaitu sang
maharaja sorga. Tugas lainnya yang biasanya dikerjakan oleh para isteri di
dunia, semua dikerjakan oleh para pelayan sorga secara sangat profesional.
Kumasukkan “kapsul waktuku” ke dalam rumah itu melalui pintunya
yang lebar. Oh kok tidak ada orangnya ya. Tentu rumah ini adalah tempat tinggal
bidadari yang sekarang sedang menemani suaminya di ruangan pertemuan di bawah
tadi. Tentu saja lantainya juga berlapis karpet yang tebal nan empuk seperti di
ruangan bawah tadi. Kursi dan sofanya juga sangat empuk dan ergonomis. Sedang
tempat tidurnya berkasur tebal nan indah. Semua perabotan itu rangkanya terbuat
dari emas bertaburkan permata. Tetapi anehnya di sini tidak ada lemarinya.
Kupikir memang tidak perlu ada lemari, karena semua keperluan para penghuninya
dilayani langsung oleh para pelayan surga.
Di atas meja telah tersedia buah-buahan yang diletakkan di atas piring emas, dan minuman di dalam piala perak sehalus kristal untuk sang maharaja. Tentu saja berpuluh-puluh pelayan yang tidak pernah tidur dan berjalan hilir mudik di dalam rumah itu selalu siap melayani keperluan sang maharaja dan kedua orang bidadari itu. Meskipun pintu dan jendelanya selalu terbuka, sama sekali tidak ada lalat dan nyamuk di dalamnya, apalagi kecoak. Alloh swt. tidak menciptakan serangga, amfibi, reptile dan binatang mengerat di dalam ghurof ini. Yang aneh lagi adalah di sini tidak ada kamar kecilnya, karena para bidadari itu tidak memerlukannya. Mereka adalah makhluk android yang tidak makan dan minum sehingga tidak perlu kencing dan buang air besar. Kalau sang maharaja menghendaki, mereka bisa mendampinginya pura-pura ikut makan. Sedang sang maharaja meskipun makan dan minum sebanyak-banyaknya, setelah sampai di dalam perut semuanya hilang begitu saja sehingga beliau juga tidak perlu kencing dan buang air besar.
Di atas meja telah tersedia buah-buahan yang diletakkan di atas piring emas, dan minuman di dalam piala perak sehalus kristal untuk sang maharaja. Tentu saja berpuluh-puluh pelayan yang tidak pernah tidur dan berjalan hilir mudik di dalam rumah itu selalu siap melayani keperluan sang maharaja dan kedua orang bidadari itu. Meskipun pintu dan jendelanya selalu terbuka, sama sekali tidak ada lalat dan nyamuk di dalamnya, apalagi kecoak. Alloh swt. tidak menciptakan serangga, amfibi, reptile dan binatang mengerat di dalam ghurof ini. Yang aneh lagi adalah di sini tidak ada kamar kecilnya, karena para bidadari itu tidak memerlukannya. Mereka adalah makhluk android yang tidak makan dan minum sehingga tidak perlu kencing dan buang air besar. Kalau sang maharaja menghendaki, mereka bisa mendampinginya pura-pura ikut makan. Sedang sang maharaja meskipun makan dan minum sebanyak-banyaknya, setelah sampai di dalam perut semuanya hilang begitu saja sehingga beliau juga tidak perlu kencing dan buang air besar.
Untuk mengetahui apa yang dikerjakan para bidadari di dalam
ruangannya maka kugerakkan “kapsul waktuku” ke tingkat ke-3. Setelah sampai ke
ruangan itu ternyata kedua orang penghuninya berada di luar rumah, sedang
berjalan-jalan di taman bunga. Mereka bernyanyi dengan wajah yang gembira.
Itulah yang mereka kerjakan setiap harinya tatkala tidak ada suaminya di rumah.
Berjalan-jalan di taman bunga yang ada di ruangan ini atau pergi ke taman yang
ada di bawah, di halaman ghurof. Mereka turun ke taman itu lewat lift terbuka
yang menempel di dinding luar.
Mungkin mereka tidak pernah merasa sedih karena Alloh swt. memang
tidak memprogramnya. Juga mereka tidak direpotkan dengan masalah anak. Akibat
dari tidak bisa bermenstruasi maka mereka juga tidak bisa hamil. Sungguh
sangatlah ringan dan menyenangkan tugas para bidadari itu.
Kejadian di Ghurof Lantai ke-7
Selanjutnya kuterbangkan “kapsul waktuku”
ke lantai ke-7 untuk melihat para bidadari yang sedang mandi di kolam. Aku
tidak tertarik pada kendaraan kuda bionik, piring terbang dan transporternya.
Yang ingin kulihat adalah para bidadari yang berpakaian ketat. Ada empat orang
bidadari yang mandi di situ. Sungguh pakaian mereka yang ketat itu tidak bisa
menyembunyikan lekuk liku tubuh mereka seperti di taman dan di ruangan-ruangan
di bawah tadi. Bentuk buah dada, perut, pinggang, bokong, bahkan
selangkangan mereka terlihat dengan jelasnya. Aku jadi kerasan berada di situ.
Sekarang kukeluarkan ilmuku tentang matematika kecantikan terhadap mereka.
Menurut seorang ahli bedah kecantikan, kriteria tubuh cantik itu berlaku
universal. Bisa diterapkan kepada semua orang dan bangsa. Selain
kriteria-kriteria yang telah dibahas tadi, juga ada ukuran obyektifnya.
Pertama-tama kedua bagian tubuh mereka harus betul-betul simetris. Perbedaan
beberapa milimeter saja akan mengurangi nilai kecantikannya. Selanjutnya
seluruh bagian tubuhnya harus serasi. Keserasian ini ditentukan oleh nilai
pembagi emas yaitu angka 1,618.
Contoh:
Contoh:
Jarak
dari pusar ke ujung kaki : Dari pusar ke ujung kepala = 1,618
Jarak
dari mata ke ujung dagu : Dari mata ke ujung kepala = 1,618
Jarak
dari pentil susu ke bokong : Dari pentil susu ke bahu = 1,618
Jarak
dari lutut ke telapak kaki : Dari lutut ke bokong = 1,618
Lebar mulut : Lebar hidung = 1,618
Lebar gigi ke-1 : Lebar gigi ke-2 = 1,618
Panjang ruas jari tangan ke-2 dan
3 : ruas ke-1 = 1,618
Lebar mulut : Jarak
dari ujung mulut ke ujung pipi = 1,618
Lebar sisi miring segitiga hidung : dasarnya
= 1.618
Sewaktu nilai pembagi emas ini kutrapkan pada para bidadari yang
sedang mandi itu, ternyata semuanya cocok. Maka secara
matematis mereka betul-betul cantik.
Kejadian Malam di Ghurof
Rencanaku selanjutnya adalah menghitung berapa lama waktu yang
dihabiskan oleh sang maharaja untuk menggilir para isterinya. Maka kutempatkan
“kapsul waktuku” di taman bunga di lantai ke-2 ghurof. Kutunggu tibanya waktu
malam. Sekitar jam tujuh malam kulihat sang raja naik eskalator menuju ke
ruangan itu bersama kedua isteri bidadarinya. Ketiganya kemudian masuk ke dalam
rumahnya. Sekitar dua jam kemudian sang maharaja keluar dari kamarnya lalu naik
eskalator ke lantai tiga. Akupun ikut naik di dalam “kapsul waktuku” mengikuti
beliau, lalu kutunggu di dalam taman bunga. Kejadian yang sama terjadi di rumah
itu. Begitulah kejadian itu berulang-ulang di tingkat selanjutnya sampai
selesai sekitar jam lima pagi. Konon para penghuni surga itu tidak pernah tidur. Buah-buahan dan minuman yang ada di atas meja di
dalam rumah itu beliau makan habis semua. Selanjutnya beliau naik ke lantai
ke-7 untuk mandi di kolam. Selesai mandi lalu sarapan dengan menu daging dan
sayuran, disertai minuman dan buah-buahan yang telah disediakan oleh para
pelayan surga. Beliau tampak gembira setelah semalam melayani kesepuluh istri
bidadarinya. Sama sekali tak tampak tanda-tanda kelelahan pada wajah beliau, meskipun semalaman beliau tidak tidur.
Begitulah Alloh swt. telah menganugerahi stamina yang hebat pada beliau.62)
Berangkat Menuju Ghurof
ke-2
Sesuai dengan jadwal yang telah ditulis di ruang pertemuan
kemarin, hari itu beliau akan berkunjung ke ghurof berikutnya dengan
mengendarai kuda terbang yang berwarna merah. Beberapa orang pelayan surga
menuntun tali kuda merah itu kepada sang maharaja. Kemudian beliau naik ke
punggung kuda itu dengan gagahnya. Setelah lari sebentar di lantainya kemudian
kuda itu melompat sambil mengepakkan sayapnya. Maka terbanglah beliau menuju ke
ghurof ke-2. Segera kukendarai “kapsul waktuku” terbang di belakang
beliau.
Kira-kira satu jam kemudian sampailah sang Maharaja dan aku ke
ghurof kedua itu. Kuda bionik sang maharaja mendarat di lantai teratas ghurof
itu, lalu dikandangkan oleh para pelayan surga. Kemudian beliau turun ke ruang
pertemuan menggunakan lift yang menempel di dinding luar ghurof. Sedang aku
langsung saja memasukkan “kapsul waktuku” ke dalam ruangan pertemuan yang ada
di lantai pertama. Beliau disambut oleh dua orang istri bidadarinya di pintu
keluar lift lalu berjalan bersama masuk ke dalam ruang pertemuan. Suasana
ruangannya ternyata tidak jauh berbeda dengan ghurof sebelumnya.
Reuni Keluarga 63)
Di papan tulis yang tertempel di atas
dinding tertulis rencana kerja beliau yang ditulis oleh pelayan surga. Hari ini
beliau akan mengadakan pertemuan keluarga dengan para keluarga dekat beliau
sewaktu masih hidup di dunia. Tentulah hanya mereka yang masuk surga saja. Di
situ tertulis daftar namanya sewaktu masih berada di dunia. Rupanya mereka
itulah yang beliau hubungi kemarin sewaktu aku hadir di ghurof itu. Aku
terkejut mengetahui bahwa beliau dulu di dunia adalah seorang ibu yang mempunya
lima orang anak dan mempunya tujuh orang saudara kandung. Bila ditambah dengan
seorang suaminya, maka jumlah semuanya ada tiga belas orang. Dari semua itu
yang masuk surga hanya lima orang. Tiba-tiba ada tilpun dari seorang maharaja
yang ternyata dulunya adalah ayah bekas ibu yang sekarang menjadi maharaja ini.
Agak ruwet memang. Maka ada enam orang termasuk sang maharaja yang ikut reuni
keluarga di dalam ruang pertemuan ini. Karena mereka menggunakan transporter,
dalam beberapa menit saja mereka sudah sampai dan mendarat di tingkat atas
gedung ini. Maka sang maharaja menunggu di pintu keluar lift. Setelah kelima
orang ini keluar dari lift sungguh sangat mengharukan situasinya. Mula-mula
mereka saling mengucapkan salam: “Subhnakallohumma, assalamu ‘alaikum”.64) Selanjutnya mereka berangkul-rangkulan
sambil menangis. Tetapi mereka tidak mengetahui siapa yang mereka rangkul itu,
karena semuanya telah berobah menjadi lelaki muda yang sangat ganteng. Setelah
mereka masuk dan duduk di sofa segera mereka menyebutkan identitas
masing-masing sewaktu masih hidup di dunia. Untuk memperkuat identitasnya
mereka menghubungi malaikat yang menjadi saksi di pengadilan padang Mahsyar
dahulu, agar mengirimkan foto digital mereka ke pusat informasi ghurof. Setelah
foto-foto itu ditayangkan di monitor maka mereka segera mengenali identitas semua
orang yang hadir di situ. Sekali lagi tangisan mereka pecah saking gembiranya.
Namun sewaktu melihat foto keluarga yang dulu semasih hidup di dunia berjenis
kelamin perempuan, lalu membandingkan dengan wajah laki-lakinya sekarang
tangisan mereka berganti menjadi tawa.
Kulihat kedua orang bidadari yang tadi duduk di situ sudah tidak
ada lagi. Tentu mereka sudah pulang ke rumahnya sendiri. Para bidadari itu
adalah termasuk milik pribadi yang sebaiknya tidak dilihat oleh orang selain
pemiliknya.
Setelah makan dan minum hidangan yang disediakan oleh para pelayan
sorga, kemudian sang Maharaja bersama sanak keluarganya berjalan-jalan ke taman
buah di halaman ghurof sambil bernostalgia. Sore hari mereka baru pulang ke
planet masing dengan rasa sangat puas. Mereka berjanji akan mengadakan
pertemuan lagi di tempat yang berganti-ganti. “Alhamdulillaahi robbil ‘alamin”,
ucap mereka bersama-sama.
Setelah menyaksikan reuni keluarga sang Maharaja itu aku jadi
termangu-mangu. Aku sama sekali tak mengira bahwa sang Maharaja itu dulunya
adalah seorang ibu yang pernah melahirkan lima orang anak. Bahkan seorang anak
perempuannya yang pernah dikandungnya, dilahirkan, disusui lalu dididiknya
sampai besar, sekarang juga telah berubah menjadi seorang laki-laki yang gagah
yang sangat macho. Kalau tak ada bukti foto-fotonya di monitor itu, rasa-rasanya
seperti mustahil.
Melakukan “Tugas Rutin”
Setelah matahari tenggelam dan malam mulai merangkak kulihat
sang maharaja itu sudah tidak sabar lagi untuk “menunaikan tugas rutinnya”
melayani para isteri bidadarinya “all night long” sampai menjelang pagi. Tugas
rutin yang sangat nikmat.
Berangkat Menuju Ghurof ke-3
Setelah mandi di kolam yang terletak di lantai teratas
ghurof itu dan sarapan, sang maharaja kemudian berangkat menuju ke ghurof ke-3
dengan mengendarai kuda sembraninya. Akupun menguntit di belakang beliau dengan
mengendarai “kapsul waktuku”. Entah kejutan apa lagi yang akan terjadi di sana
nanti.
Sama halnya dengan hari sebelumnya sang Maharaja mendarat di
lantai teratas ghurof kemudian menyerahkan kuda sembraninya untuk dikandangkan
oleh pelayan surga. Lalu turun ke ruang pertemuan di lantai bawah. Sedang aku
sendiri tidak ikut mendarat di lantai itu. Hanya melihat beliau dari atas
sebentar, kemudian langsung masuk ke dalam ruang pertemuan melalui pintu
gerbangnya.
Sistem surya
Setelah masuk ke ruang pertemuan itu sang Maharaja lalu melihat
daftar acaranya hari ini. Ternyata hari ini adalah hari Jum’at. Semua planet
surga di seluruh alam semesta surga oleh Alloh swt. diatur seperti planet bumi
sebelum terjadi kiamat. Rotasi planetnya terjadi sekali setiap dua puluh empat
jam. Tiap planet surga itu dilengkapi dengan sebuah planet satelit bulan yang
berputar mengelilingi planet surganya sekali setiap 29,5 hari. Sedang planet
surganya sendiri menjalani revolusi mengelilingi sebuah mataharinya dalam waktu
365 hari. Maka perhitungan hari, bulan dan tahunnya juga seragam yaitu sama
dengan di bumi. Demikian juga model kalender, huruf dan angka-angkanya,
nama-nama hari, nama-nama bulannya semuanya sama dengan di bumi. Tepatnya
sama dengan kalender Islam di bumi.
Hari itu hari Jum’at. Semua Maharaja
surga di seluruh alam semesta surga tahu bahwa hari itu Alloh swt. mengundang
mereka semua berkumpul di satu planet surga khusus. Termasuk para Nabi, para
syuhada’ dan shiddiqin (orang-orang yang jujur).
Pergi ke Planet Surga Khusus,
Memenuhi Undangan Alloh swt. 65)
Segera sang Maharaja pergi menuju ke pesawat transporternya yang
terletak di tingkat teratas ghurof, menggunakan lift yang dipakai beliau sebelumnya.
Pesawat transporter itu ternyata telah disiapkan oleh para pelayan surga di
muka pintu lift dengan beberapa orang awak pelayan surganya. Sedang “kapsul
waktuku” oleh “sang pikiranku” yang menciptakannya, telah dilengkapi dengan
teknologi transporter yang prinsipnya menggunakan saluran “lubang cacing” (worm
hole dalam mekanika kuantum). Segera aku berancang-ancang berangkat bersama
sang Maharaja surga menuju ke planet surga khusus tempat pertemuan
itu.
Pesawat transporter yang ditumpangi
sang Maharaja segera lenyap dari pandanganku. Mesin “lubang cacingku” segera
kuaktifkan. Maka seketika itu juga “kapsul waktuku” telah sampai di planet
surga khusus, tempat berkumpul seluruh Maharaja planet surga yang ada di alam
semesta surga, bersama para Nabi, syuhada’ dan shiddiqin.
Metrodome di Minnesota AS
Menikmati Wajah Alloh Swt. dan memohon segala sesuatu 66)
Acara
utama pertemuan itu adalah menikmati wajah Alloh swt. sepuas-puasnya, karena
Alloh swt. sengaja memperlihatkan diri-Nya selama pertemuan itu. Sayang aku
tidak bisa menikmatinya karena aku tidak bisa melihat Alloh swt. akibat mata
“model dunia” yang kupakai waktu itu.
Menikmati Suara Merdu Nabi Daud As. 67)
Alloh Tabaroka wa Ta’ala berfirman kepada mereka, ‘Kalian
telah membenarkan janji-Ku, maka silakan minta apa saja, niscaya permintaan
kalian Aku penuhi.’ Mereka menjawab, ‘Ya Tuhan kami, kami hanya minta
keridhoan-Mu.’ Firman Alloh Tabaroka wa Ta’ala, ‘Aku telah meridhoi kalian.
Kalian berhak memimpikan apa saja yang kalian inginkan. Aku mempunyai tambahan
yang banyak!’
Maka semua orang mengajukan permintaannya masing-masing. Di
antaranya ada yang minta dibuatkan tempat balap mobil, dimana para malaikat
diikut sertakan dalam balap mobil itu.
Ada yang minta diterjunkan dengan parasut bersama para malaikat.
Ada yang minta dihadirkan orkestra yang menyanyikan lagu-lagu
klasik.
Yang aneh adalah, ada yang minta dibuatkan bidadari yang bisa
kencing yang rasanya seperti coca-cola.
Bagi Alloh Swt sangat mudah mengabulkannya, tinggal bersabda :
Kun, fayakun. Mereka masing-masing langsung diterbangkan ke tempat yang dibuat
khusus untuk memenuhi permintaan mereka itu.
Menikmati Suara Merdu Nabi Daud As. 67)
Tarian sufi Darwis Persia
Pertemuan itu diakhiri dengan acara bersalam-salaman di lapangan
rumput stadion surga, Semua orang sama berkumpul di lapangan yang ada di mukanya. Semuanya ingin berkenalan dengan dua puluh
lima Nabi yang namanya tersebut di dalam Al-Qur-an. Peristiwa ini juga mirip peristiwa pengadilan manusia oleh Alloh swt. di padang mahsyar. Maka Alloh swt. dengan sifat Maha Kuasa-Nya melipat-gandakan tubuh para nabi itu sejuta kali sehingga setiap Nabi hanya bersalaman dengan beberapa ratus orang maharaja surga saja. Setiap Nabi itu dituntun oleh seorang malaikat agar mereka tidak bertemu dengan kembarannya.
Pesta Makanan Favorit
Acara selanjutnya adalah berpesta menyantap hidangan yang sudah
tersedia. Makanan itu dimasak oleh para pelayan surga yang kepandaiannya
mengalahkan para ahli masak di dunia. Dengan dibantu oleh jutaan pelayan surga,
masing-masing Maharaja surga itu mencari makanan favorit mereka masing-masing
sewaktu masih ada di dunia. Mereka memuji-muji kelezatan makanan favorit
masing-masing.
Pertemuan telah berakhir. Kemudian semuanya pulang ke tempat tinggalnya
masing-masing.
Pergi Berbelanja ke Pasar Surga
68)
Sebelum pulang para Maharaja surga itu mampir terlebih dahulu ke
Pasar Surga.
Pasar Surga itu ada di bawah kubah mutiara di sebuah planet surga. Di situ ada sebuah gedung nertingkat yang sangat besar yang dikelola oleh para malaikat.
Semua barang yang dibutuhkan oleh masyarakat surga ada di situ. Bermacam-macam
pohon buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan pohon bunga. Bermacam-macam gambar
baik berupa lukisan atau foto, foto-foto seni ataupun foto obyek riel yang ada
di dunia dahulu. Beragam jenis film yang pernah dibuat di dunia. Bermacam
meubelair berupa kursi, meja, sofa dan tempat tidur. Bermacam tekstil. Bermacam
kendaraan baik kuda sembrani, piring terbang kecil dan transporter. Bermacam TV
dan alat komunikasi.
Dan yang mengejutkan adalah, disini juga tersedia bermacam-macam
model bidadari. Dengan berbagai warna selaput pelangi mata. Ada yang hitam,
abu-abu, coklat dan biru. Dengan bermacam warna rambut, hitam, abu-abu dan pirang.
Asli, bukan dicat seperti di bumi. Juga dengan bermacam warna kulit, dari
sangat putih, kuning sampai coklat muda. Sedang bidadari yang ada di rumah
ghurof umumnya berkulit putih, berambut hitam dan berselaput pelangi blonde
atau hitam. Bila mereka merasa bahwa jumlah bidadari di rumah sudah terlalu
banyak, mereka bisa ditukar dengan bidadari yang ada di sini. Hal itu sah-sah
saja, tidak melanggar peri kebidadarian. Karena para bidadari itu adalah
manusia android yang diciptakan Alloh swt. dengan teknologi yang sangat
canggih.
Saking banyaknya barang yang tersedia dan sangat luasnya pasar
itu, untuk masing-masing Maharaja disediakan permadani terbang seperti yang
dipakai oleh Aladin di dalam film, untuk sarana berkeliling.
Permadani terbang
Semua benda yang mereka inginkan itu
diberikan dengan cuma-cuma. Lalu dikirim oleh perusahaan ekspedisi surga
melalui lubang cacing sehingga akan sampai pada tujuannya seketika itu juga.
Tidak pernah terjadi kekurangan stok
barang di pasar surga ini, karena jumlahnya tak terbatas.
Memang sangat menarik, sehingga para
Maharaja itu berlama-lama di situ. Akan tetapi, karena mengingat masih ada
”tugas rutin” yang menunggu mereka nanti malam, sewaktu matahari sudah condong
ke barat para Maharaja itu segera pulang.
Sewaktu sang Maharaja itu sampai di rumah, barang yang mereka
pesan itu pun segera tiba. Selanjutnya di antar ke tempat yang dikehendaki oleh
sang Maharaja planet surga itu.
Menyaksikan Wajah Alloh swt. setiap Pagi dan Sore
Telah dibahas sebelumnya bahwa kenikmatan tertinggi di surga
adalah bisa melihat wajah Alloh. Swt.
Pada siang hari banyak acara yang dijalani oleh Maharaja planet
surga itu. Di antaranya adalah pertemuan dengan para famili dan sahabat.
Berkomunikasi dengan sesama ahli surga menggunakan TV interakltif. Atau dengan
bekas teman dan famili yang sekarang ada di neraka. Atau berekreasi menggunakan
piring terbangnya melihat gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai besar
yang airnya jernih, laut dan samudera serta melihat pemandangan pantai yang
indah di pulau-pulau kecil. Sedang pada malam harinya waktunya dihabiskan untuk
melayani para isteri bidadarinya di rumahnya masing-masing.
Bidadari yang ditawarkan secara
berkeliling 70)
Untuk memperbaharui stok bidadari yang ada di dalam ghurof, bisa
dengan cara mendapatkannya di pasar sorga. Selain itu malaikat pengusaha pasar
sorga itu juga membuat cabang-cabangnya yang letaknya ada di dekat ghurof,
yaitu di hulu sungai di atas gunung.
Pada waktu-waktu tertentu malaikat pengusaha pasar itu mengirim beberapa orang bidadari ke tempat itu dan memberitahukannya pada sang Maharaja planet surga. Maka beliau pun datang ke tempat itu mengendarai kuda sembraninya. Bila bidadari itu cocok pada selera beliau maka dicoleknya bidadari yang diinginkannya itu, maka ikutlah dia. Selanjutnya bidadari itu diantarkan oleh malaikat bagian ekspedisi ke rumahnya di dalam ghurof.
Pada waktu-waktu tertentu malaikat pengusaha pasar itu mengirim beberapa orang bidadari ke tempat itu dan memberitahukannya pada sang Maharaja planet surga. Maka beliau pun datang ke tempat itu mengendarai kuda sembraninya. Bila bidadari itu cocok pada selera beliau maka dicoleknya bidadari yang diinginkannya itu, maka ikutlah dia. Selanjutnya bidadari itu diantarkan oleh malaikat bagian ekspedisi ke rumahnya di dalam ghurof.
Cara beribadah sang Maharaja
planet surga
Penempatan para mukmin di dalam surga adalah merupakan balasan
terhadap amal ibadah mereka selama hidup di dunia.
Di surga ini mereka tinggal memetik hasilnya, tidak perlu beramal
lagi. Tidak usah mengerjakan sholat, puasa, zakat dan berhajji. Mereka cukup
berzikir saja memuji-muji Alloh swt. dan berterima kasih atas segala kenikmatan
yang dikaruniakan-Nya di dalam surga itu.
Pulang kembali ke Jember
Akhirnya usailah sudah perjalanan imajinerku yang sangat jauh itu.
Maka akupun pulang kembali ke tempat asalku di Jember. Jalan yang ku tempuh pun
sama dengan jalan sewaktu pergi ke sini. Mula-mula aku keluar dari system alam
semesta surga itu pergi ke shiroth. Kemudian kubalik waktu pada ”kapsul
waktuku” menuju masa silam. Setelah sampai pada masa adanya alam semesta dunia
lalu aku terbangkan ”kapsul waktuku” dari shiroth masuk ke alam semesta dunia,
tepatnya pergi ke planet bumi yaitu pada posisi kota Jember. Selanjutnya
kuputar terus mesin waktu itu pergi ke masa silam pada tahun 2012. Sekarang
sampailah ”kapsul waktuku” itu di dalam kamarku lagi. Selanjutnya kusuruh ”sang
pikiranku” untuk memusnahkan ”kapsul waktu” itu. Lalu ”sang pikiranku” pun
masuk kembali ke dalam otakku. Maka kembalilah situasinya seperti sediakala.
Selamat tinggal surga, aku selalu
merindukanmu.
Jember, 16 Agustus 2012
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jl.
Gajah Mada 118
Tlp. (0331) 481127 Jember
Catatan Kaki :
48) Dan sesungguhnya
kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari
di dalamnya". (QS. Thoha [20]
:119)
49) “Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat ghurof, di atasnya dibangun ghurof yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya. . (Az-Zumar [39] : 20).
51) Katakanlah:
"Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian
itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan
mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka
kekal di dalamnya. Dan (mereka
dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridaan Allah: Dan Allah Maha
Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imron [3] :15)
52) Ummu Salamah r.a. berkata "Saya pernah
bertanya kepada Rosululloh s.a.w. , "Terangkan kepadaku tentang firman
Alloh Azza wa Jalla 'huurun 'in'. Jawab Nabi saw. 'Huurun maksudnya adalah
(kulitnya) putih dan 'in maksudnya adalah matanya besar dan berwarna blonde
(kekuning-kuningan). Wanita hauro' itu seperti sayap burung nasar (elang).Aku
berkata, Wahai Rosululloh, terangkan kepadaku maksud firman Alloh Azza wa
Jalla, Seakan-akan mereka adalah permata yang tersimpan dengan baik.' Jawab
Rosululloh saw., Warna putih kulit mereka seperti warna putih mutiara yang ada
di dalam kerang dan tidak pernah disentuh oleh tangan siapa pun."Aku
berkata Wahai Rosululloh, terangkan kepadaku maksud firman Alloh Azza wa Jalla,
'Di dalam surga-surga itu ada bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik." Jawab Rosululloh saw., 'Mereka adalah wanita
yang mulia akhlaknya dan cantik rupanya.'Aku berkata Wahai Rosululloh,
terangkan kepadaku maksud firman Alloh Azza wa Jalla, 'Seakan-akan mereka
adalah telur yang tersimpan baik.' Jawab Rosululloh saw., 'Kelembutan dan
ketipisan kulit mereka mirip kelembutan dan ketipisan kulit yang engkau lihat
pada kulit dalan telur." (HR.
Thobroni).
53) Abu Sa'id Al-Khudri
Ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya jika penghuni
surga usai menggauli istri-istrinya (bidadari), maka mereka langsung kembali
perawan lagi (selaput daranya yang pecah utuh kembali)." (Diriwayatkan
Thabrani).
Dan untuk mereka di dalamnya ada
istri-istri (bidadari) yang suci dan mereka kekal di dalamnya (surat Al-Baqarah 2:25). " Sabda beliau, "Wanita (bidadari) tersebut suci dari
menstruasi, tinja, najis dan ludah."
54) Sesungguhnya
penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (QS.
Ya Sin [36] :55)
56) Di
dalamnya mereka bertelekan (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan
yang banyak dan minuman di surga itu. (QS. Shood [38]:51)
57) Dari Ishaq
bin Nu’man yang berkata bahwa Rosululloh s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya di Surga, terdapat
masyarakat bidadari yang bermata jelita. Mereka melantunkan suara emasnya yang
tidak pernah didengar seluruh mahluk sebelumnya. Mereka berkata ‘Kami adalah
wanita-wanita abadi dan kami tidak mati. Kami bahagia dan tidak sengsara. Kami
ridho dan tidak cemberut. Berbahagialah bagi orang yang menjadi milik kami dan
kami menjadi miliknya’. (H.R. Tirmidzi).
58) dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.
(QS. Al-Waqi’ah [56] :21)
59) Dari Jabir
bin Abdulloh r.a dari Nabi Muhammad s.a.w. yang bersabda: “Jika penghuni
sorga telah memasuki surga, maka datanglah kepada mereka kuda-kuda dari mutiara
yakut yang berwarna merah. Kuda-kuda tersebut mempunyai sayap, tidak kencing
dan tidak pula mengeluarkan kotoran (kuda mekanik). Para penghuni surga duduk
di atas kuda-kuda tersebut kemudian kuda-kuda itu terbang membawa penghuni
surga di surga. Alloh Al-Jabbar menampakkan diri kepada mereka. Ketika mereka
melihat-Nya, maka mereka langsung sujud. Alloh Al-Jabbar berkata kepada mereka,
‘Angkatlah kepala kalian! Sekarang bukan hari untuk beramal. Sekarang adalah
hari bersenang-senang dan mendapat kemuliaan!’ Mereka pun mengangkat kepalanya
dan Alloh menurunkan aroma wangi kepada mereka. Lalu mereka berjalan melewati
bukit pasir kasturi dan pada saat yang sama Alloh mengirimkan angin kepada
bukit kasturi tersebut. Angin bertiup di bukit pasir kesturi hingga ketika
mereka pulang (dengan mengendarai kuda terbang tadi) menemui
isteri-isteri(bidadari)nya dalam keadaan rambut yang acak-acakan.
(Riwayat Abu Syaikh).
60) (Apakah) perumpamaan
(penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di
dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya,
sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari
khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu
yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan
ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi
minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? (QS.
Muhammad [47] :15)
61) Mereka berada
di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, (QS. Al-Waqi’ah [56]
:15)
62) “Itu adalah
sebuah istana dari mutiara di surga. Di dalam istana itu terdapat 70 rumah dari
permata merah. Dalam setiap rumah terdapat 70 kamar dari zamrud hijau. Dalam
setiap rumah (kamar ?, pen.) juga terdapat 70 ranjang. Di atas setiap ranjang
terdapat 70 kasur dari segala warna. Di atas setiap kasur terdapat 70 orang
(seorang ?, pen.) bidadari. Di setiap rumah terdapat 70 hidangan, dan di setiap
hidangan terdapat 70 macam makanan. Di setiap rumah juga terdapat 70 muda mudi
(pelayan surga, pen.). Dan, di setiap pagi Alloh memberikan kepada seorang
mukmin kekuatan untuk menikmati semua itu.” (H.R. Ibnu Mubarok).
Dari Abu Hurairah R.a. yang berkata, "Rasulullah
S.a.w. pernah ditanya, 'Apakah penghuni surga bisa menggauli istri-istrinya
(bidadari)?' Jawab Rasulullah S.a.w. "Dan demi Dzat yang jiwaku ada di
Tangan-Nya, dengan penis yang tidak pernah lemas, vagina (bidadari) yang tidak
pernah kendor dan syahwat yang tidak pernah padam'."
63) Orang-orang
yang beriman dan diikuti oleh anak-anak cucu mereka dengan beriman pula, Kami
akan pertemukan anak cucu mereka itu dengan mereka (di Surga). Dan Kami tidak
akan kurangkan sedikit pun dari amal mereka padahal tiap-tiap orang bergantung
dengan yang ia lakukan.
Kami tambahkan bagi mereka buah-buahan dan daging yang
mereka inginkan.
Mereka saji menyajikan gelas minuman yang tak ada sisa padanya
dan tidak pula dosa.
Dan akan melayani mereka anak-anak (pelayan Surga)
seolah-olah mutiara-mutiara yang tersimpan.
Sebagian mengunjungi yang lain
bertanya-tanya. Sebagian mereka berkata:
“Sesungguhnya dahulu kami
pernah menghawatirkan nasib keluarga kami.
Tetapi Alloh memberi taufiq pada
kami, dan ia peliharakan kami dari siksa yang sangat panas.
Sesungguhnya kami
dahulu pernah berdoa kepada-Nya, sesungguhnya Alloh itu sangat banyak berbuat
kebaikan dan Maha Pengasih.” (Q.S. Ath-Thur [52] :21-28)
64) Doa mereka di dalamnya ialah: Subhanakallahumma", dan salam
penghormatan mereka ialah: "Salam". Dan penutup doa mereka
ialah: Alhamdulillaahi Rabbil 'aalamin."
(QS. Yunus [10] :10)
65) Kemudian
mereka makan minum sepuasnya dan mengenakan pakaian indah. Anas bin Malik r.a.
berkata: Jibril datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. dengan membawa kaca cermin
dan di dalamnya terdapat sesuatu yang sangat sederhana”. Kata Nabi Muhammad
s.a.w., “Apa itu Dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa Nabi s.a.w. bersabda: “Jika
penghuni surga telah bertempat tinggal di surga, maka datanglah malaikat yang
berkata kepada mereka. ‘Sesungguhnya Alloh Azza wa jalla memerintahkan kalian
untuk berkunjung kepada-Nya!’ Mereka pun (dari planetnya masing pergi ke suatu
planet untuk, pen.) berkumpul. Lalu Alloh Tabaroka wa Ta’ala memanggil Daud
a.s. lalu Daud memperdengarkan suaranya
dengan tasbih dan tahlil. Setelah itu maidatul khuldi (jamuan abadi)
dihidangkan.” Para sohabat bertanya, ‘Wahai Rosululloh, apa yang dimaksud
dengan maidotul khuldi tersebut ?” Jawab Rosululloh s.a.w., “Salah satu sudut
maidotul khuldi tersebut lebih luas ketimbang antara timur dan barat.” Jibril?”
Jawab Jibril, “Ini adalah hari Jum’at yang diberikan khusus kepadamu dan kepada umatmu. Pada hari
tersebut banyak orang Yahudi dan Nasroni yang menjadi pengikutmu.Pada hari
tersebut , disediakan bagi kalian sebaik-baik waktu. Jika seorang Mukmin
meminta sesuatu kepada Alloh pada hari tersebut, maka Alloh mengabulkan
permintaannya. Hari Jum’at bagi kami adalah Yaumul Mazid (Hari Penambahan).”
Kata Rosululloh s.a.w. , “Apa yang dimaksud dengan Yaumul Mazid (Hari
Penambahan)?” Jawab Jibril, “Sesungguhnya Tuhanmu menjadikan di Surga Firdaus
sebuah lembah di dalamnya terdapat bukit pasir
dari kesturi yang amat harum.
Pada hari Kiamat , Alloh tabaroka
wa ta’ala menerjunkan jumlah tertentu yang Dia kehendaki dari kalangan
malaikat. (Pada hari Jum’at semua penghuni/ maharaja planet-planet surga
diundang ke situ, pen.) Di sekitar lembah tersebut terdapat mimbar dari cahaya
yang diduduki para Nabi. Mimbar-mibar tersebut dikelilingi mimbar-mimbar dari
emas dan direnda dengan mutiara dari yakut dan mutiara zabarjad yang diduduki
para syuhada’ dan shiddiqun (orang-orang yang jujur).
Para syuhada’ dan shiddiqun duduk
di belakang para nabi di bukit pasir
kesturi tersebut. Alloh Tabaroka wa Ta’ala berfirman kepada mereka, ‘Kalian
telah membenarkan janji-Ku, maka silakan minta apa saja, niscaya permintaan
kalian Aku penuhi.’ Mereka menjawab, ‘Ya Tuhan kami, kami hanya minta
keridhoan-Mu.’ Firman Alloh Tabaroka wa Ta’ala, ‘Aku telah meridhoi kalian.
Kalian berhak memimpikan apa saja yang kalian inginkan. Aku mempunyai tambahan
yang banyak!’
Kata Jibril, “Pada hari Jum’at,
mereka mendambakan Alloh memberi mereka sebagian dari kebaikan tambahan
tersebut. Pada hari Jum’at tersebut, Alloh bertahta di atas Arasy. Hari Jum’at
adalah hari diciptakannya Adam. Dan pada hari Jum’at pula kiamat terjadi.
66)Kata mereka,
“Semuanya sudah dan hanya tinggal melihat wajah Alloh azza wa jalla yang
belum.” Maka Alloh langsung memperlihatkan Diri kepada mereka dan mereka pun
langsung sujud kepada-Nya. Dikatakan kepada mereka, “Kalian sekarang tidak
berada di negeri tempat kerja (di dunia,
pen.). Namun sekarang sedang berada di negeri pembalasan.” (H.R. Abu Nu’aim).
67) Dari Ali r.a.
yang mengatakan bahwa Nabi s.a.w. bersabda: “Jika penghuni surga telah
bertempat tinggal di surga, maka datanglah malaikat yang berkata kepada mereka.
‘Sesungguhnya Alloh Azza wa jalla memerintahkan kalian untuk berkunjung
kepada-Nya!’ Mereka pun (dari planetnya masing pergi ke suatu planet untuk,
pen.) berkumpul. Lalu Alloh Tabaroka wa Ta’ala memanggil Daud a.s. lalu
Daud memperdengarkan suaranya dengan
tasbih dan tahlil. Setelah itu maidatul khuldi (jamuan abadi) dihidangkan.”
Para sohabat bertanya, ‘Wahai Rosululloh, apa yang dimaksud dengan maidotul
khuldi tersebut ?” Jawab Rosululloh s.a.w., “Salah satu sudut maidotul khuldi
tersebut lebih luas ketimbang antara timur dan barat.” Kemudian mereka makan
minum sepuasnya dan mengenakan pakaian indah.
68) Pada suatu
hari Sa’id bin Al-Musayyah bertemu dengan Abu Huroiroh (di pasar). Abu Huroiroh
berkata : ‘Saya mohon kepada Alloh, mudah-mudahan Alloh mempertemukan kita
nanti di pasar’. Berkata Sa’id: ‘Adakah di dalam Surga pasar?’ Abu Huroiroh
menjawab: ‘Ada, Rosululloh mengabarkan kepada saya’. Selanjutnya dalam hadits
itu juga Abu Huroiroh menerangkan, “Ahli Surga pada hari tertentu, hampir sama
dengan hari Jum’at pada kita di dunia sekarang ini, (setelah pulang dari
menghadiri undangan Alloh s.w.t., pen.) sama-sama pergi ke pasar. (Hadits
panjang, pen.) .......... Dikatakan bahwa mereka pergilah ke satu pasar yang dikelilingi
penuh oleh malaikat. Di dalam pasar itu terdapat benda-benda yang belum
pernah dilihat mata (mala ainun roat), dan belum pernah didengar oleh
telinga sebelumnya (wala udzunun sami'at) dan tidak pernah terlintas
dalam hati (wala khathoro
bibali). Dikatakan, apa saja yang
diingini oleh orang itu dibawakan kepadanya, tidak dijual dan tidak dibeli
(gratis semuanya).
69) Dari Jabir ibnu
Abdulloh, dia berkata, Rosululloh s.a.w. bersabda: “Ketika para penghuni surga
berada dalam kenikmatan mereka, tiba-tiba muncullah cahaya menyinari mereka.
Maka mereka pun mendongakkan kepala mereka, dan ternyata atas karunia-Nya Alloh
Azza wa Jalla telah menghampiri mereka dari atas, seraya mengucapkan,
‘Asalamu’alaikum, hai sekalian penghuni surga.’” Rosul bersabda: “Itulah yang
dimaksud pada firman Alloh Azza wa Jalla, ‘Salamun qoula min Robbir Rohiim’ (Q.S
Yasin [36]:58) “. Rosul bersabda (melanjutkan): “Maka Alloh memandang kepada segenap penghuni surga, dan mereka pun
memandang kepada-Nya, sehingga Alloh tidak terlihat lagi oleh mereka. Tetapi
masih ada tertinggal, yaitu cahaya dan berkah-Nya atas mereka dalam rumah-rumah
mereka.” (HR. Ibnu Majah dalam Sunannya 1/65, 66.)
70) Ibnu Abbas
berkata (dari Nabi Muhammad ?), ‘Sesungguhnya di Surga terdapat sebuah sungai
yang bernama Al-Baidakh. Di atas sungai Baidakh terdapat kubah dari mutiara yakut dan di bawahnya
terdapat bidadari-bidadari yang bermata jelita. Penghuni Surga berkata, ‘Mari
kita pergi ke sungai Baidakh!’ Lalu mereka memanggil wanita-wanita tadi. Jika
ada salah seorang penghuni Surga tertarik kepada salah seorang dari wanita
tersebut, maka ia memegang pergelangan tangannya. Lantas wanita (bidadari)
tersebut pun ikut padanya.” (Diriwayatkan Abu Nu’aim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar