Sabtu, 24 Januari 2009

Buku Tafsir Wanita dan Sorga 03



Mungkinkah Wanita Dunia 
Kawin Dengan Bidadara di Sorga ?

(Bidadara = Pelayan Sorga / Wildanun Mukholladun)


Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi



Bab I Pendahuluan


Latar Belakang Masalah
Pada makalah penulis sebelumnya yang membahas masalah bidadari Surga (bulan Desember 2003), penulis mensitir tentang Teori lama Tafsir (Ayat Bidadari) Surat Al Waqiah. Teori ini dibuat oleh para ahli tafsir untuk “menghindarkan terjadinya perkawinan” antara para wanita solihah dunia --dari golongan (i) yang bersegera menjalankan kebaikan dan (ii) golongan kanan-- dengan bidadari sorga. Pada teori itu kata "wildanun" diterjemahkan dengan “anak-anak muda”, sehingga para wanita solihah yang masuk sorga dapat kawin dengan mereka. Di antara penganut teori ini adalah Hamka dalam Tafsir Al-Azhar.


Bab II Permasalahan


Menterjemahkan “wildanun” dengan “anak-anak muda” adalah rancu, karena dalam bahasa Arob "wildanun" adalah jamak dari "al-walidu" = anak kecil, sedangkan anak laki-laki (muda) bahasa Arobnya adalah al-walad yang bentuk jamaknya adalah awladun (bukan "wildanun", lihat Qomus Al-Muyasar). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada studi pustaka berikut:

1. Studi Kepustakaan
Terjemahan kata "wildaanun (mukholladuun") yang terdapat pada Al-Waqiah 56:17 dan Al-Insan/ad-Dahr 76:19 penulis temukan pada kepustakaan berikut:

(a) Terjemah dan Tafsir Al Qur'an
(i) Terjemahan Al-Qur'an Departemen Agama RI,3) diterjemahkan dengan : "anak-anak muda yang tetap muda" dan "pelayan-pelayan muda yang tetap muda".
(ii) Tafsir Al Quran Departemen Agama RI, dengan arti yang sama.
(iii) Tafsir HAMKA diterjemahkan dengan: "anak-anak muda yang kekal" dan "pelayan-pelayan yang tetap muda".
(iv) Tafsir Al-Mishbah karangan M. Quraish Shihab, diterjemahkan dengan "remaja-remaja yang tetap muda".

(b) CD Program Komputer Al Quran

(i) Quran CD Versi 2.0 diterjemahkan dengan: "anak-anak muda lelaki yang tetap kekal (dalam keadaan mudanya)" dan "idem (dalam kejelitaannya dan kecantikannya)".
(ii) The Holy Quran Version 6.0, di kedua ayat itu diterjemahkan dengan: "anak-anak muda lelaki yang tetap kekal (dalam keadaan mudanya)".
(iii) Holy Quran '98, di kedua ayat itu diterjemahkan dengan "anak-anak yang berkekalan" (Tafsir oleh Prof. Dr. H. Mahmud Yunus).

(c) Qomus Al-Quran Karangan Abdulqodir Hasan.
Di Qomus ini kedua kata ini diterjemahkan secara terpisah. Wildaan diartikan "anak- anak", terdapat pada surat-surat al-Waqiah/ 56:17, an-Nisa/ 4:75,98,127, al-Muzzammil/ 73:17, al-Insan/76:19.
Mukholladuun diartikan "yang dikekalkan", terdapat di dalam al-Waqiah/ 56:17 dan al-Insan/ 76:19.

Dari studi ini terungkap bahwa ada dua arti dari kata wildaanun yaitu:

(i) "Anak-anak" : pada Tafsir Mahmud Yunus dan Qomus Abdulqodir Hasan.
(ii) "Anak-anak muda (lelaki") atau "pelayan-pelayan (muda"), di selainnya.
Untuk mencari yang mana dari 2 arti diatas yang lebih mendekati kebenaran dapat ditempuh dengan ijtihad tafsir yang lebih luas.

Tata-cara yang digunakan dalam menafsirkan Al Qur'an (ijtihad) adalah :
(1) Memakai Qoidah Bahasa Al Qur'an/Arob Klasik,
(2) Al Qur-an sendiri (tafsir ayat dengan ayat),
(3) Sunnah Nabi, utamanya hadis sohih,
(4) Ijma' atau konsensus,
(5) Pendapat Sohabat atau Ahli tafsir
(6) Qias atau analogi, dan
(7) Ilmu pengetahuan modern.

1. Qoidah Bahasa Arob Klasik
Al Quran diturunkan tahun 610-632 lebih kurang 1600 tahun yang lalu dalam bahasa Arob kuno. Sementara itu Bahasa Arob berkembang terus oleh :
(i) pengaruh bahasa-bahasa asing,
(ii) perubahan sosial bangsa Arab,
(iii) kemajuan ilmu pengetahuan bangsa Arab, dll. Sehingga kosakata dalam bahasa Arob kuno yang terdapat di dalam Al Quran, dalam pengertian bahasa Arob modern bisa berubah artinya.
Sebagai contoh, kata rizqi yang dalam Qomus Al Quran (bahasa Al Quran = bahasa Arob klasik) berarti pemberian, makanan, dalam bahasa Arob modern berobah artinya menjadi nafkah, tunjangan, karunia anak dll.
         
Di samping itu menurut Prof. Toshihiko Izutsu (seorang ahli bahasa Arob kuno), Al Quran merubah arti suatu kata dari Bahasa Arob Kuno atau yang tidak dikenal sebelumnya menjadi arti baru, dimana Al Quran memberikan definisinya.
Oleh karena itu agar kita bisa mendapatkan apa arti sesungguhnya yang dimaksud oleh Al Qur'an, sebaiknya kita tidak menggunakan Qomus Bahasa Arab modern, melainkan menggunakan Qomus Al Quran (bahasa Arob kuno). Di Indonesia penulis menemukannya pada Qomus Al Quran karangan Abdulqodir Hasan di atas.
Bila hal ini masih belum bisa menyelesaikan masalah maka dapat ditempuh cara berikutnya yaitu:

2. Tafsir Ayat dengan Ayat.


Metode ini dikenalkan oleh Muhammad Abduh, dimana suatu kata yang tidak jelas artinya di satu ayat akan diterangkan/ didefinikan pada ayat lainnya yang juga mengandung kata tersebut. Prosedurnya adalah: mula-mula kita kumpulkan semua ayat yang mengandung akar kata yang sama, kemudian dianalisa.
Di samping itu Al Quran juga memberikan sinonimnya dalam ayat(-ayat) lainnya.



III. Pemecahan Masalah



1. Ayat-ayat yang mengandung kata "wildaanun".
Telah diuraikan di atas bahwa di dalam Qomus Al Quran kata "wildaan" yang diartikan "anak-anak", terdapat pada surat-surat 4:75,98,127, 56:17, 73:17, dan 76:19.

Uraian selengkapnya dari ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut :

(i) An-Nisa/ 4:75 :





سُوۡرَةُ النِّسَاء

وَمَا لَكُمۡ لَا تُقَـٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلۡمُسۡتَضۡعَفِينَ مِنَ ٱلرِّجَالِ وَٱلنِّسَآءِ وَٱلۡوِلۡدَٲنِ ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَخۡرِجۡنَا مِنۡ هَـٰذِهِ ٱلۡقَرۡيَةِ ٱلظَّالِمِ أَهۡلُهَا وَٱجۡعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ وَلِيًّ۬ا وَٱجۡعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ نَصِيرًا (٧٥

Dan apakah yang menghalang kamu (maka kamu) tidak mau berperang pada jalan Allah (untuk menegakkan agama Islam) dan (untuk menyelamatkan) orang-orang yang tertindas dari kamu lelaki, perempuan dan kanak-kanak (wildaan), yaitu mereka yang selalu (berdoa dengan) berkata: "Wahai Tuhan Kami! Keluarkanlah kami dari negeri (Mekah) ini, yang penduduknya (kaum kafir musyrik) yang zalim, dan jadikanlah bagi kami dari pihakMu seorang pemimpin yang mengawal (keselamatan agama kami), dan jadikanlah bagi kami dari pihakMu seorang pemimpin yang membela kami (dari ancaman musuh)".

(ii) An-Nisa/ 4:98 :





سُوۡرَةُ النِّسَاء

إِلَّا ٱلۡمُسۡتَضۡعَفِينَ مِنَ ٱلرِّجَالِ وَٱلنِّسَآءِ وَٱلۡوِلۡدَٲنِ لَا يَسۡتَطِيعُونَ حِيلَةً۬ وَلَا يَہۡتَدُونَ سَبِيلاً۬ (٩٨

Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak (wildaan), yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah).

(iii) An-Nisa/ 4:127 :





سُوۡرَةُ النِّسَاء

وَيَسۡتَفۡتُونَكَ فِى ٱلنِّسَآءِ‌ۖ قُلِ ٱللَّهُ يُفۡتِيڪُمۡ فِيهِنَّ وَمَا يُتۡلَىٰ عَلَيۡڪُمۡ فِى ٱلۡكِتَـٰبِ فِى يَتَـٰمَى ٱلنِّسَآءِ ٱلَّـٰتِى لَا تُؤۡتُونَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ وَتَرۡغَبُونَ أَن تَنكِحُوهُنَّ وَٱلۡمُسۡتَضۡعَفِينَ مِنَ ٱلۡوِلۡدَٲنِ وَأَن تَقُومُواْ لِلۡيَتَـٰمَىٰ بِٱلۡقِسۡطِ‌ۚ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٍ۬ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِهِۦ عَلِيمً۬ا 


Dan mereka meminta fatwa kepadamu (wahai Muhammad), tentang para wanita. Katakanlah olehmu: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepada kamu dalam kitab(Al-Quran) ini tentang para wanita yatim yang kamu tidak memberi kepada mereka apa yang telah ditetapkan untuk mereka, dan kamu ingin mengawini mereka; dan tentang anak-anak (wildaan) yang lemah(yang masih kecil lagi).
Dan (kamu juga diwajibkan) supaya mengurus anak-anak yatim secara adil. Dan (ingatlah) apa jua kebaikan yang kamu lakukan (kepada mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya".
(iv) Al-Waqiah/ 56:17 :





سُوۡرَةُ الواقِعَة

يَطُوفُ عَلَيۡہِمۡ وِلۡدَٲنٌ۬ مُّخَلَّدُونَ (١٧

Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda lelaki (wildaan) yang tetap muda (mukholladuun).

(v) Al-Muzzammil 73:17 :


سُوۡرَةُ المُزمّل

فَكَيۡفَ تَتَّقُونَ إِن كَفَرۡتُمۡ يَوۡمً۬ا يَجۡعَلُ ٱلۡوِلۡدَٲنَ شِيبًا (١٧ 

bagaimana kamu akan dapat menjaga dan menyelamatkan dirimu tetap kafir kepada hari yang manjadikan anak-anak (wildaan) beruban?

(vi) Al-Insan/ 76:19 :




سُوۡرَةُ ٱلدَّهۡر / الإنسَان

۞ وَيَطُوفُ عَلَيۡہِمۡ وِلۡدَٲنٌ۬ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيۡتَہُمۡ حَسِبۡتَہُمۡ لُؤۡلُؤً۬ا مَّنثُورً۬ا (١٩

Dan mereka dilayani oleh anak-anak muda lelaki (wildaan) yang tetap muda (mukhalladuun). Apabila kamu melihat mereka, kamu menyangkanya mutiara yang bertaburan.

Terlihat di sini bahwa 2 ayat yaitu nomor (iv) dan (vi) di mana wildaanun diterjemahkan dengan anak-anak muda lelaki, tidak cocok artinya dengan ke 4 ayat lainnya, dimana wildanun di artikan anak-anak.
Bukti ini menguatkan terjemah "wildaanun" adalah "anak-anak", artinya para pelayan sorga itu bersosok anak-anak.

2. Synonim Wildaanun
Synonim kata wildanun adalah ghilmaanun, terdapat pada surat Ath-Thur/ 52:24 :




سُوۡرَةُ الطُّور

۞ وَيَطُوفُ عَلَيۡہِمۡ غِلۡمَانٌ۬ لَّهُمۡ كَأَنَّہُمۡ لُؤۡلُؤٌ۬ مَّكۡنُونٌ۬ (٢٤

"Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda (ghilmaanun)untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan."
Pada Qomus Al Quran Karangan Abdulqodir Hasan (hal. 271) ghilmaanun diterjemahkan sebagai anak-anak.

Bentuk tunggal dari ghilmaanun adalah ghulaamun terdapat dalam ayat , (i) Ali 'Imron 3:40, (ii) Yusuf 12:19, (iii) Al-Hijr 15:53, (iv) Al-Kahfi 18:80, (v, vi, vii) Maryam 19:7,18,19, (viii) Ash-Shoffat 37:101, (ix) Adz-Dzariat 51:28.
Di semua ayat ini ghulaam berarti anak laki-laki.

Penulis kutip ayat (ii) untuk mencari umur para pelayan surga ini:




سُوۡرَةُ یُوسُف

وَجَآءَتۡ سَيَّارَةٌ۬ فَأَرۡسَلُواْ وَارِدَهُمۡ فَأَدۡلَىٰ دَلۡوَهُ ۥ‌ۖ قَالَ يَـٰبُشۡرَىٰ هَـٰذَا غُلَـٰمٌ۬‌ۚ وَأَسَرُّوهُ بِضَـٰعَةً۬‌ۚ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِمَا يَعۡمَلُونَ (١٩

      Dan (selama Yusuf dalam perigi) datanglah ke tempat itu satu rombongan (pedagang) yang sedang dalam perjalanan; lalu mereka menyuruh seorang mencari air bagi mereka; (setelah sampai ke perigi itu) iapun menurunkan timbanya (dan manakala ia melihat Yusuf bergantung pada timbanya) ia berkata: "Hai, (ini) sungguh menggembirakan! Ini adalah seorang anak lelaki (ghulamun) (yang cantik parasnya)". (Setelah mengetahui hal itu, saudara-saudara Yusuf pun datang) serta mereka sembunyikan keadaan Yusuf yang sebenarnya (untuk dijual) sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui akan apa yang mereka lakukan. (QS, Yusuf/12:19).
Menurut Hamka waktu itu Yusuf berumur 12 tahun, sedang menurut Bey Arifin beliau masih anak-anak. Demikianlah, kira-kira para pelayan itu berusia seperti anak SD (pra pubertas).

3. Pendapat para sohabat dan ahli tafsir
Pendapat-pendapat di bawah ini penulis kutip dari Buku Tamasya ke Surga karangan Ibnul Qoyyim.

Tentang asal-usul para pelayan ini ada 2 pendapat:
1. Berasal dari anak-anak dunia. Yang berpendapat begini adalah : Ali bin Abu Tholib dan Hasan Basri dan banyak lagi. Mereka berhujjah dengan hadis (dhoif) yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik dari Nabi Muhammad S.a.w. yang bersabda, "Aku memohon kepada Tuhanku tentang anak-anak yang meninggal semasa kecilnya agar Tuhanku menyiksa mereka. Allah menyerahkan mereka kepadaku dan mereka adalah pelayan-pelayan penghuni surga (Diriwayatkan Daruquthni).
2. Mereka bukan anak-anak dunia melainkan diciptakan Allah di surga sebagaimana halnya Allah menciptakan bidadari-bidadari bermata jelita di surga.

Demikian menurut Abu Qutaidah. Adapun anak-anak yang meninggal dunia semasa kecilnya, pada Hari Kiamat mereka dirubah Allah s.w.t. menjadi pemuda yang berusia 30 tahun, seperti Hadis yang diriwayatkan Abu Sa'id R.a. yang berkata bahwa Rosulullah S.a.w. bersabda, "Penghuni surga yang meninggal dunia dalam usia muda (kecil) atau tua, kelak mereka dikembalikan di surga dalam usia tiga puluh tiga tahun. Mereka tidak beranjak dari usia tersebut untuk selama-lamanya. Penghuni neraka begitu juga." (Diriwayatkan Tirmidzi)

Maka penulis mengambil pendapat kedua.

Dari pendapat pertama dapat disimpulkan bahwa para penafsir pada awal agama Islam berpendapat bahwa sosok para pelayan surga itu berwujud anak-anak (berasal dari manusia yang meninggal semasih anak-anak). Sedang pendapat bahwa para pelayan itu berwujud anak muda ternyata adalah pendapat penafsir zaman belakangan.

4. Arti Mukholladun.

Penafsiran para ahli adalah sebagai berikut:

1. Ibnu A'rabi, "Mukholladun adalah orang- orang yang mengenakan anting-anting (al-khildah) yang jamaknya adalah khiladun."
2. Abu Ubaidah dan Farra' berkata, "Mukholladun adalah tidak tua dan tidak beruban (tetap muda). Orang Arob menamakan mukholladun bagi orang lanjut usia tapi tidak beruban.

Menurut pendapat penulis, mukholludun berarti para pelayan ini kekal dalam bentuknya yang bersosok seperti anak-anak. Tidak bisa menjadi besar badannya seperti penghuni sorga.
Tidak mungkin mereka mengawini para wanita dunia yang masuk sorga (yang tetap berwujud wanita) karena Allah S.w.t. menciptakannya bukan untuk itu.



IV. Kesimpulan / Penutup



Dari uraian di atas penulis menyimpulkan keadaan para pelayan sorga itu adalah sebagai berikut :

1. Bentuk para pelayan sorga itu kecil seperti sosok anak-anak.
2. Mereka dibuat di sorga seperti halnya bidadari.
3. Allah S.w.t. mengibaratkan para pelayan ini dengan mutiara-mutiara yang bertebaran (ada di mana-mana), karena saking putih kulitnya dan tampan parasnya. Mereka itu tidak pernah menganggur, mondar-mandir di surga dalam rangka berkhidmad kepada penghuni surga dan memenuhi keperluan mereka.
4. Dalam pandangan modern para pelayan tersebut adalah robot manusia ciptaan Allah s.w.t. berbentuk kecil dan cerdas (seperti dalam Film Star Wars), yang diprogram khusus untuk melayani para penghuni sorga.

Akhirnya wa annallahu ‘allamu ‘lghuyub, bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghoib
 (At-Taubah 9:78).


Jember, 21-12-2003


Dr. H.M. Nasim Fauzi


Jl. Gajah Mada 118
Tlp. (0331) Jember.

Kepustakaan :

1. Prof. Dr. HAMKA, Tafsir Al-Azhar, Juzu' ke 27, Penerbit H. Abdul karim, Surabaya, Cet. ke 2, 1982 h. 263.

2. Zaid Husein Alhamid, Kamus Al-Muyassar, Penerbit Raja Murah, Pekalongan, 1982

3. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, CV Asy-Syifa, Semarang, 1990.

4. Prof. Dr. HAMKA, op cit, Juzu' ke 27 dan Juzu' ke 29.

5. M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, Lentera Hati, Jakarta, 2002.

6. Sham Yang, Quran CD Versi 2.0, Software Trading, 1994-1995

7. Holy Quran Ver 6.0, Shahr Software, Cairo, Egypt, 1996.

8. Holy Quran '98, HCI Masters, Petaling Jaya, Selangor, Malaysia, 1998.

9. Abdulqadir Hassan, Qamus Al-Quran, Yayasan Al-Muslimun, Bangil, 1991.

10. Elias Brs., Kamus Saku Arab Inggris Indonesia, PT Almaarif, 1983, h. 379.

11.Toshihiko Izutsu, Konsep-konsep Etika Religius dalam Quran, PT Tiara Wacana, Yogjakarta, 1993.

12. Dr. M. Quraisy Shihab, M.A., "Membumikan" Al-Quran, Mizan, Bandung, 1992, h. 106

13. Prof. Dr. HAMKA, op cit, Juzu' ke 12 h. 108.

14. Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam Al-Qur'an, PT Almaarif, Bandung, 1971, h. 113.

15. Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, Tamasya ke Surga, Darul Falah, Jakarta, 1419 H.








Rabu, 14 Januari 2009

Buku Tafsir Wanita dan Sorga 02




Kisah Tiga Orang Feminis Yang menolak
Mandi di Telaga Kautsar


Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi



1. Pendahuluan

          Pada bulan lalu (September 2003), penulis mengedarkan makalah berjudul "Dimanakah Tempat Wanita Dunia di Surga ?". Isinya adalah : Kenikmatan sorga berupa "bidadari" hanya bisa dinikmati oleh penghuni sorga laki-laki saja, sehingga agar para wanita solihah di dunia juga bisa menikmatinya kelak di sorga, mereka perlu dirubah dulu menjadi laki-laki. Makalah tersebut telah menimbulkan bermacam-macam reaksi, terutama di kalangan wanita.

          Alasan-alasan yang telah berhasil penulis tangkap adalah:

1. Para pembaca wanita sukar membayangkan dirinya berobah menjadi laki-laki di surga.

2. Terjadi perlakuan yang tidak adil terhadap wanita. Peran wanita seperti disepelekan. Merupakan bias gender yang melanggar hak azasi manusia/HAM.

3. Ingin tetap menjadi wanita dan bisa berkumpul kembali dengan suaminya sekarang di sorga kelak.

4. Wanita yang masuk sorga akan dikawinkan dengan bidadara.

5. Bidadari itu hanya kiasan/ lambang pemuasan sex saja, bisa dinikmati baik oleh pria ataupun wanita.

          Penulis merasa bahwa makalah ini terlalu ilmiah/rasionil yang lebih cocok dikonsumsi oleh otak laki-laki. Perlu makalah khusus untuk wanita yang lebih berkenan di hati.
          Akhirnya penulis memutuskan untuk membuat makalah dalam bentuk kisah fiktif ini.


2. Kejadian Hari Kiamat
    
            Pada hari kiamat ditiuplah sangkakala oleh malaikat Isrofil. Tiupan pertama mengejutkan semua mahluk yang bernyawa, memadamkan matahari dan bintang-bintang, meruntuhkan gunung-gunung sehingga permukaan bumi menjadi rata. Tiupan kedua mematikan semua mahluk termasuk jin-jin, para malaikat dan sang iblis, kecuali yang dikehendaki Allah. Pada tiupan ketiga Tuhan menurunkan hujan untuk membangkitkan kembali bani Adam dan jin-jin dari kuburnya masing-masing untuk dikumpulkan di padang Mahsyar.
          Hujan yang diturunkan oleh Allah ini bekerja mengumpulkan unsur-unsur yang membentuk manusia yang telah mati sebelumnya dan telah kembali menjadi tanah. Maka bermunculanlah manusia-manusia itu seperti tumbuhnya kecambah, makin lama makin besar dan akhirnya menjadi manusia seperti keadaan menjelang kematiannya dulu. Lalu semua manusia ini baik laki-laki atau perempuan, tua muda, besar dan kecil dengan bermacam warna kulit pada berjalan ke padang mahsyar.
          Semuanya telanjang bulat, tetapi hal ini tidak menimbulkan daya tarik pada lawan jenisnya, karena masing-masing diliputi oleh ketakutan memikirkan bagaimana nasibnya nanti di pengadilan Allah swt.

(Keterangan : Ini adalah pendapat penulis pada tahun 2003. Setelah membaca buku Embryology penulis berpendapat bahwa semua manusia yang dibangkitkan itu berjenis kelamin perempuan, selengkapnya dapat dibaca pada pengantar)

          Seusai menjalani Pengadilan Tuhan dimana ampunan Allah swt. dan syafaat Nabi Muhammad saw. telah diberikan kepada semua ummat Nabi-nabi, segenap manusia ini berjalan ke shirat (jembatan yang membentang di atas neraka). Akhirnya bumi menjadi kosong. Kemudian langit dan bumi dimusnahkan Allah swt. dan tempatnya digantikan oleh surga. Di shirat, bermilyar-milyar manusia tanpa selembar benang ini pada menempuh. Terasa sekali panasnya api neraka yang bergejolak di bawahnya. Sebagian besar manusia yang masih berdosa jatuh ke dalam neraka. Hanya sebagian kecil yang berhasil lolos sampai ke kawasan sorga.
          Kawasan sorga yang menggantikan bekas tempat langit dan bumi yang telah musnah sebelumnya ini sangat luas, seluas langit dan bumi.

سُوۡرَةُ آل عِمرَان

۞ وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ (١٣٣


"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran / 3 : 133

سُوۡرَةُ الحَدید

سَابِقُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُہَا كَعَرۡضِ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ أُعِدَّتۡ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ‌ۚ ذَٲلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُ‌ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ (٢١


"Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Al-Hadid / 57:21).


3. Perubahan Kelamin / Sex Reversal di Kautsar
  
            Semua manusia calon penghuni sorga ini dikumpulkan untuk diproses dulu di tempat yang dinamakan Kautsar.
          Untuk jelasnya penulis kutip secara lengkap hadits tentang Kautsar ini dari kitab Mengingat Sorga dan Neraka :
  
          Dalam sebuah hadis: Sesungguhnya di belakang jembatan itu terdapat tanah lapang yang mempunyai banyak pohon yang bagus-bagus yang pada setiap pohon di bawahnya terdapat dua mata air yang mengalir dari sorga, yang satu dari arah kanan dan yang kedua dari arah kiri.
          Maka mereka minum dari salah satu mata airnya. Kemudian apabila air yang diminum itu sampai pada dadanya, keluarlah segala apa yang terdapat di dalam dada itu, seperti pra sangka, menipu dan dengki. Segalanya hilang dari dalam dada mereka. Lalu apabila sudah sampai air minum itu menetap dalam perut, keluarlah apa yang terdapat di dalamnya dan yang membuat kerusakan dan penyakit dan juga air kencing. Maka mereka bersih lahir dan batinnya.
          Kemudian orang-orang mukmin itu datang kepada mata air yang lain lagi untuk mandi di situ, maka jadilah wajah-wajah mereka seperti bulan purnama dan menjadi bagus-bagus jiwa raganya serta parasnya, sebagaimana minyak kasturi.
          Setelah mereka datang di pintu sorga dan ternyata pintu itu grendelnya terbuat dari yakut merah, merekapun mengetuknya, lalu disambut oleh para bidadari dengan beberapa piring makanan ada di tangan mereka. Maka keluarlah setiap bidadari untuk merangkul suami masing-masing sambil mengucapkan kata rayuannya: Engkaulah cintaku, aku sayang padamu, aku cinta padamu selama-lamanya. Selanjutnya masuk ke rumah suaminya bersama-sama.
  
          Terbaca jelas disini bahwa setelah mandi semua calon penghuni sorga tersebut disambut oleh bidadari.   Mereka menjadi suami-suami para bidadari. Status kelamin bidadari ini adalah wanita (baca dalam paragraf 5). Maka pastilah status kelamin para penghuni sorga ini laki-laki. Jadi mereka semua (termasuk para wanita) berobah menjadi laki-laki sorga yang muda, sangat bagus parasnya, indah jiwanya dan harum baunya, bak minyak kasturi. Maka semua wanita yang ikut mandi disitu sama berubah menjadi laki-laki.  Mereka tiba-tiba lupa akan keadaan diri mereka sebelumnya yang wanita. Pada tubuhnya yang masih telanjang bulat terlihat jelas alat kelamin laki-lakinya yang baru itu. Mereka masuk pintu sorga dan disambut dengan rangkulan para bidadarinya masing-masing. Allah swt. menjadikan mereka suami isteri yang kekal, saling mencintai, saling memiliki dan satu hati. Mereka menjadi maharaja di dalam kerajaan sorga miliknya yang sangat luas.
  
          Peristiwa di atas di dalam dunia biologi disebut sex reversal (perubahan jenis kelamin kearah lawan jenisnya). Di sini perempuan/ betina berubah menjadi laki-laki/jantan. Dalam laboratorium telah dilakukan percobaan sebagai berikut: seekor ayam betina dikebiri, lalu disuntik hormon jantan, berubah menjadi ayam jantan.

          Sewaktu melihat ayam betina yang sedang estroes (minta dikawini), dikejar.
(Lihat gambar di sisi kanan atas).

4. Keadaan sorga
   
            Sorga tersebut penuh cahaya dan harum baunya. Di dalamnya terdapat ghuraf, sebuah istana bertingkat tinggi, besar dan megah. Dinding kamar-kamarnya terbuat dari bahan yang tembus pandang. Penuh perabotan dari bahan-bahan yang indah, mewah dan nikmat. Dan ditempat lain, terdapat sebuah kemah yang besar, tempat kediaman isteri-isterinya yaitu para bidadari yang cantik-cantik.
          Pekerjaan yang dilakukan oleh para pemilik sorga dapat dibagi atas:

a. Pekerjaan yang dilakukan terus menerus.
  
= Tempatnya di dekat-dekat saja yaitu di ghurah, taman dan kemah.
= pelayan-pelayan sorga yang molek dan indah pakaiannya.
= rizqi buah-buahan, daging burung dan minuman dari bermacam rasa, dan lain-lainnya, diiringi musik yang merdu.
= pelayanan bidadari yang cantik dan selalu perawan.
= suara bidadari yang merdu di taman dan di tepi sungai.

b. Pekerjaan yang dilakukan sewaktu-waktu.
  
= Melihat wajah Tuhan setiap pagi dan sore.
= para Nabi dan seluruh penghuni sorga seminggu sekali di satu tempat.
= pesta sambil menyaksikan wajah Allah s.w.t. diiringi puji-pujian Nabi Daud a.s.
= ke pasar untuk mndapatkan gambar bidadari yang cantik.
= tayangan langsung kejadian di neraka.
= bidadari baru yang turun seperti hujan.
= bersama anak keturunan yang sama-sama beriman.
  

  سُوۡرَةُ الطُّور

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡہُمۡ ذُرِّيَّتُہُم بِإِيمَـٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِہِمۡ ذُرِّيَّتَہُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَـٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَىۡءٍ۬‌ۚ كُلُّ ٱمۡرِىِٕۭ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ۬ (٢١

          Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan kami tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS. At-Thur / 52:21).

5. Mengungkap Kewanitaan Bidadari Sorga
  
          Karena masih ada pembaca yang sangsi akan status kelamin bidadari sorga (bisa wanita dan bisa laki-laki), maka di bawah ini penulis menguraikannya secara mendetail. Mungkin sangat vulgar, tapi penulis tidak malu untuk mengungkapkan kebenaran.

a. Bidadari-bidadari itu sangat cantik.
  

   سُوۡرَةُ الرَّحمٰن

فِيہِنَّ خَيۡرَٲتٌ حِسَانٌ۬ (٧٠       

"Cantik Wajahnya dan Bagus Akhlaknya". QS. Ar-Rahman / 55:70).

سُوۡرَةُ الطُّور

مُتَّكِـِٔينَ عَلَىٰ سُرُرٍ۬ مَّصۡفُوفَةٍ۬‌ۖ وَزَوَّجۡنَـٰهُم بِحُورٍ عِينٍ۬ (٢٠


"Dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik dan bermata jelita." . (QS. Ath-Thur / 52:20),

b. Payudaranya montok.

  سُوۡرَةُ النّبَإِ

إِنَّ لِلۡمُتَّقِينَ مَفَازًا (٣١) حَدَآٮِٕقَ وَأَعۡنَـٰبً۬ا (٣٢) وَكَوَاعِبَ أَتۡرَابً۬ا (٣٣

      orang-orang yang bertakwa mendapatkan kemenangan (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur. Dan wanita-wanita yang menonjol dan bulat payudaranya serta sebaya." (QS. An-Naba' / 78:31-33).

c. Mempunyai selaput dara.

  سُوۡرَةُ الرَّحمٰن

فِيہِنَّ قَـٰصِرَٲتُ ٱلطَّرۡفِ لَمۡ يَطۡمِثۡہُنَّ إِنسٌ۬ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنٌّ۬ (٥٦

           "Tidak pernah dipecahkan selaput daranya oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin." (QS. Ar-Rahman / 55 : 56).
  
          Yathmitshunna berasal dari kata Ath-Thamtsu yang berarti darah, artinya pecahnya keperawanan seorang gadis (dan berdarah) sehabis digauli. Jika seorang wanita datang bulan untuk pertama kalinya, maka ia dinamakan thamitsun.
  
          Abu Sa'id Al-Khudri Ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya jika penghuni surga usai menggauli istri-istrinya (bidadari), maka mereka langsung kembali perawan lagi (selaput daranya yang pecah utuh kembali)." (HR. Thabrani).

d. Mempunyai vagina
  
          Darah menstruasi keluar dari vagina, tentang menstruasi dapat dibaca dari Hadis berikut : Dari Abu Sa'id Al-Khudri Ra. dari Nabi Muhammad Saw. tentang firman Allah Ta'ala,

سُوۡرَةُ البَقَرَة

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ‌ۖ ڪُلَّمَا رُزِقُواْ مِنۡہَا مِن ثَمَرَةٍ۬ رِّزۡقً۬ا‌ۙ قَالُواْ هَـٰذَا ٱلَّذِى رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُ‌ۖ وَأُتُواْ بِهِۦ مُتَشَـٰبِهً۬ا‌ۖ وَلَهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٲجٌ۬ مُّطَهَّرَةٌ۬‌ۖ وَهُمۡ فِيهَا خَـٰلِدُونَ (٢٥


"Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri (bidadari) yang suci dan mereka kekal di dalamnya (surat Al-Baqarah 2:25). " Sabda beliau, "Wanita (bidadari) tersebut suci dari menstruasi, tinja, najis dan ludah."
  
          Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya, 'Apakah penghuni surga bisa menggauli istri-istrinya (bidadari)?' Jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Dan demi Dzat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, dengan penis yang tidak pernah lemas, vagina (bidadari) yang tidak pernah tertutup dan syahwat yang tidak pernah padam'."

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penulis menganggap ayat-ayat Qur'an dan hadits-hadits di atas sudah cukup membuktikan bahwa para bidadari di sorga itu betul-betul wanita.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

6. Kisah (fiktif) 3 Orang Feminis
  
          Alkisah, adalah di antara kaum wanita yang akan mandi di mata air Kautsar tadi 3 orang Feminis yang tidak mau mandi di mata air itu karena ingin tetap menjadi wanita. Mengetahui hal ini Tuhan memperkenankan mereka masuk ke sorga tetap dengan kelamin wanitanya.

a. Kisah feminis pertama
  
          Feminis pertama ingin bertemu dengan bekas suaminya dulu di dunia. Maka masuklah feminis ini ke dalam sorganya sendiri. Tuhan menempatkannya dalam sebuah kemah besar, berkumpul dengan wanita-wanita lain (bidadari-bidadari miliknya) yang jauh lebih cantik dibanding dirinya.
          Bersama-sama dengan bidadari tadi, dia terkungkung di dalam kemah itu tidak bisa ke mana-mana.

سُوۡرَةُ الرَّحمٰن

حُورٌ۬ مَّقۡصُورَٲتٌ۬ فِى ٱلۡخِيَامِ (٧٢


“Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah. (QS. Ar-Rahman / 55 : 72).

          Bidadari-bidadari tersebut tertahan dan berdiam diri di kemahnya masing-masing dan tidak keluar dari padanya menuju ghuraf dan taman-taman di surga.

          Sementara itu bekas suaminya di dunia telah bertempat tinggal di surganya sendiri, bersama isteri-isteri sorganya yang kekal yaitu para bidadari.

          Dalam Musnad Ahmad disebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda, "Janganlah seorang istri menyakiti hati suaminya di dunia sebab istrinya dari bidadari-bidadari yang bermata jelita pasti berkata, 'Jangan sekali-kali kamu menyakiti hatinya. Mudah-mudahan engkau dimatikan Allah. Ia bagi Anda hanya sebatas tamu dan sebentar lagi ia meninggalkanmu dan menjadi milik kami'.

          Memenuhi permintaan bekas isterinya dulu, bekas suaminya ini diperintahkan Tuhan untuk mengunjungi bekas isterinya di sorga lain. Maka ditinggalkannya isteri-isteri kekalnya tadi untuk sementara guna terbang dengan kendaraan sorga mengunjungi bekas isterinya itu.
          Setiba di sorga milik bekas isterinya dia masuk ke dalam kemah dan berjumpa lagi dengan bekas isterinya dulu. Wajah wanita dunia ini "terlihat biasa-biasa saja". Jauh berbeda bila dibandingkan dengan wanita lain yang ada disitu, yaitu para bidadari milik bekas isterinya.
          Kunjungan ini dilakukannya sebulan sekali.
          Maka Feminis ini hanya mendapatkan nafkah batinnya cuma sebulan sekali.

b. Kisah feminis kedua
  
          Feminis kedua ingin dilayani oleh "bidadara", maka Tuhan memasukkannya ke dalam sorganya sendiri. Selanjutnya dimasukkan ke dalam kemah seperti feminis pertama.
Di sorga tidak ada bidadara, yang ada adalah para pelayan berupa pemuda yang elok, berpakaian yang indah-indah dan selalu sibuk melayani minuman para penghuni sorga. Di kemah tempat feminis kedua tadi juga ada pelayan-pelayannya.
          Sewaktu wanita dunia tadi ingin mendapatkan pelayanan "khusus", ternyata pelayan tersebut ......... tidak memiliki alat kelamin, (dia kan cuman robot pelayan, ya bisanya cuman melayani minuman doang).
          Meskipun begitu dia tidak menyesal, penuh ihlas dan sabar karena telah minum air dari telaga Kautsar tadi.
  
سُوۡرَةُ الواقِعَة

يَطُوفُ عَلَيۡہِمۡ وِلۡدَٲنٌ۬ مُّخَلَّدُونَ (١٧) بِأَكۡوَابٍ۬ وَأَبَارِيقَ وَكَأۡسٍ۬ مِّن مَّعِينٍ۬ (١٨)

dikelilingi anak-anak muda yang tetap muda. Dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir" . (QS. Al-Waqiah / 56 : 17-18)   

سُوۡرَةُ ٱلدَّهۡر / الإنسَان

۞ وَيَطُوفُ عَلَيۡہِمۡ وِلۡدَٲنٌ۬ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيۡتَہُمۡ حَسِبۡتَہُمۡ لُؤۡلُؤً۬ا مَّنثُورً۬ا (١٩


'Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang memakai anting-anting dan gelang. Apabila kamu melihat mereka, maka kamu mengira mereka itu mutiara yang bertaburan." (QS. Al-Insan / 76 : 19).)

c. Kisah feminis yang ketiga
  
          Feminis ketiga ini tidak ikut masuk ke dalam sorga, tetapi tetap tinggal di Kautsar mengamati kedua kawannya yang telah masuk sorga tadi, lewat sebuah televisi. Setelah melihat nasib kedua kawannya yang "sial" tadi, dia memutuskan untuk memohon kepada Tuhan agar kedua temannya tadi dikeluarkan dari sorganya masing-masing selanjutnya ikut mandi di telaga Kautsar seperti wanita solihah lainnya. Maka ketiganya kemudian ikut mandi di situ dan berobah menjadi laki-laki sorga. Dan berbahagialah mereka selama- lamanya


7. Penutup

      
 Sekian saja makalah penulis. Penulis terpaksa menggunakan penjelasan berbentuk cerita ini agar sesuai dengan jiwa pembaca wanita.
          Akhirnya, bila gaya penulis ini tetap tidak memenuhi selera pembaca, penulis mohon maaf.


Jember, 20-11-2003

Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jl. Gajah Mada 118
Tlp. 481127 Jember


Kepustakaan
   
1. Imam Abdurrohim bin Ahmad Al-Qodli, Mengingat Sorga dan Neraka, Penerbit Toko Nun Surabaya, Cetakan Pertama tahun 1992, halaman 398.

2. Semua keadaan di surga di dalam makalah ini kebanyakan penulis kutip dari buku karangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berjudul Tamasya ke Surga, terbitan Darul Falah, Jakarta, th. 1419 H., 534 halaman. Sebaiknya semua keluarga Muslim memiliki buku ini dan membacanya untuk menambah keimanan.

Senin, 05 Januari 2009

Buku Tafsir Wanita dan Sorga 01




Di Manakah Tempat Wanita Dunia di Sorga ?


Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi



I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah
       
     Setiap orang, baik laki-laki atau perempuan yang beriman terhadap adanya alam akhirat tentu ingin masuk sorga, dan sebaliknya tidak mau masuk neraka.
     Bagi seorang laki-laki ganjarannya sudah jelas yaitu akan dikawinkan dengan para bidadari.
     Bagaimana dengan wanita ? Apakah akan dikawinkan dengan bidadara ? Ternyata di surga tidak ada bidadara, tetapi yang ada adalah para pelayan laki-laki. Apakah akan dikawinkan dengan pelayan ? Atau dikawinkan dengan bekas suaminya dulu, atau dengan bekas laki-laki dunia yang lain ?
     Demikian pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal yang jawabannya tidak memuaskan kita.
     Karena motif /dorongan kebanyakan manusia untuk berbuat baik adalah ingin mendapatkan surga maka keraguan akan siapa pasangannya nanti ini sering menimbulkan was-was.
     Untuk menjawab pertanyaan ini, setelah membaca beberapa buku yang membahas tentang sorga, utamanya terjemahan buku karangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berjudul TAMASYA KE SURGA, penulis mengajukan pendapat/teori berdasar ilmu biologi/ kedokteran sesuai dengan profesi penulis.

2. Hakekat manusia
          
     Manusia terdiri dari jasad yang bisa tua akhirnya mati dan rusak, dan roh yang abadi. Pada hakekatnya diri kita yang sejati adalah roh, bukan jasad. Semua roh bani Adam berasal dari sulbi Adam (Al-Araf, 7:172). Roh-roh ini netral, tidak ada roh laki-laki atau roh perempuan. Mereka menunggu siapnya suatu embryo laki-laki atau perempuan di dalam kandungan seorang ibu untuk dimasuki.
          Lalu hiduplah seorang laki-laki atau perempuan. Jadi jenis kelamin kita sepenuhnya ditentukan oleh jasad bukan roh 
  

   سُوۡرَةُ الاٴعرَاف

وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَہُمۡ وَأَشۡہَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِہِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡ‌ۖ قَالُواْ بَلَىٰ‌ۛ شَهِدۡنَآ‌ۛ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ إِنَّا ڪُنَّا عَنۡ هَـٰذَا غَـٰفِلِينَ (١٧٢) 

    
     Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?". Mereka men jawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (QS. Al- A'raf / 7:172).
        
     Setelah sampai waktunya ajal, roh ini dicabut oleh malaikat el-maut / Izroil masuk ke alam kubur/alam barzah, tetap tidak berjenis kelamin seperti semula.
     Pada hari kiamat ditiuplah sangkakala oleh malaikat Isrofil. Tiupan pertama mengejutkan semua mahluk yang bernyawa, memadamkan matahari dan bintang-bintang, meruntuhkan gunung-gunung sehingga permukaan bumi menjadi rata. Tiupan kedua mematikan semua mahluk termasuk jin-jin, para malaikat dan sang iblis, kecuali yang dikehendaki Allah. Pada tiupan ketiga Tuhan menurunkan hujan untuk membangkitkan kembali bani Adam dan jin dari kuburnya masing-masing untuk dikumpulkan di padang Mahsyar. Sementara itu roh-roh bani Adam di alam Barzah balik lagi ke bumi masuk ke jasadnya yang baru. Seusai menjalani Pengadilan Tuhan dan telah diputuskan nasibnya masing-masing, semua manusia dibawa ke Shirat (jembatan ke surga yang membentang di atas neraka). Waktu itu bumi dan langit dimusnahkan Allah dan tempatnya digantikan oleh surga. Sebagian besar manusia jatuh ke dalam neraka. Hanya sebagian kecil yang berhasil melewati Shoth menjadi ahli sorga (ashabul jannah).

3. Hakekat Kehidupan di Dunia dan Kehidupan Keluarga
     
Kehidupan dunia hanya sementara, tidak kekal, senda gurau dan main-main saja (Al-Ankabut : 64). Juga hubungan antara suami dengan istrinya di dunia bersifat sementara. Sedang hubungan darah (orang tua dengan anak) kekal.
   

سُوۡرَةُ العَنکبوت

وَمَا هَـٰذِهِ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا لَهۡوٌ۬ وَلَعِبٌ۬‌ۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلۡأَخِرَةَ لَهِىَ ٱلۡحَيَوَانُ‌ۚ لَوۡ ڪَانُواْ يَعۡلَمُونَ (٦٤)    

    
    Dan tiadalah dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat ialah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahuinya. (QS. Al-Ankabut / 29 : 64).
     
Tidak demikian halnya di surga. Hubungan penghuni surga dengan istri-istrinya yaitu para bidadari adalah kekal.
        
Hadis 1. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Janganlah seorang istri menyakiti hati suaminya di dunia sebab istrinya dari bidadari- bidadari yang bermata jelita pasti berkata, 'Jangan sekali-kali kamu menyakiti hatinya. Mudah-mudahan engkau dimatikan Allah. Ia bagi Anda hanya sebatas tamu dan sebentar lagi ia meninggalkanmu dan menjadi milik kami'." (Musnad Ahmad)

4. Surga
    
     Surga adalah suatu tempat kediaman yang disediakan oleh Allah SwT untuk hamba-hamba-Nya yang bertaqwa kepadaNya, sebagai balasan kepada mereka atas keimanannya yang jujur dan benar serta amal perbuatannya yang shalih.
     Telah disebutkan bahwa surga mengganti tempat langit dan bumi yang sebelumnya telah dimusnahkan Allah, sehingga wilayah surga adalah seluas langit dan bumi.
  
       ۞ وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ

 Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (QS. Ali Imron [2]  134

Tentunya penghuni surga bertempat di sebuah atau di beberapa planet yang berhukum gravitasi mirip dengan  bumi yang ada sebelumnya

     
Allah SwT. berfirman,
  
  وَلِمَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ جَنَّتَانِ  
"Bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga." (QS. Ar-Rahman [55] : 46).     
Di ayat yang lain, Allah SwT. berfirman,
  

وَمِن دُونِہِمَا جَنَّتَانِ 

"Selain dari dua surga tersebut, ada dua surga lagi." (QS. Ar-Rahman [55] : 62).
     
Secara ringkas semua kehebatan surga tergambar pada hadis berikut:
   
Hadis 2. Dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ketahuilah adakah orang yang siap menuju surga, karena sesungguhnya surga itu tidak dapat dibayangkan. Demi Tuhannya Ka'bah, surga adalah cahaya yang bersinar terang. Ia adalah aroma yang semerbak. Ia adalah gedung yang megah. Ia adalah sungai yang mengalir. Ia adalah buah-buahan yang ranum. Ia adalah istri-istri yang cantik jelita. Ia adalah perhiasan yang banyak. Ia adalah tempat yang abadi di negeri yang sejahtera. Ia adalah buah-buahan, tanaman, kesenangan, kenikmatan di tempat yang tinggi dan indah.
     
Bila keadaan surga yang paling rendah adalah seperti yang tergambar pada hadis berikut bagaimana halnya surga yang lebih tinggi ?
     
Hadis 3 Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Musa a.s. bertanya kepada Tuhannya, 'Bagaimana rumah penghuni surga yang paling rendah?' Allah berfirman, 'Seorang laki-laki datang setelah para penghuni surga masuk ke dalam surga. Dikatakan kepadanya, Masuklah ke dalam surga! 'Ia berkata, 'Tuhanku, bagaimana aku harus masuk sementara seluruh manusia telah menempati rumahnya masing-masing dan mereka telah mengambil jatahnya masing-masing? 'Allah berfirman, Maukah engkau diberi kenikmatan sebanyak yang dimiliki salah seorang raja di bumi?' Orang tersebut menjawab, Aku mau wahai Tuhanku. 'Allah berfirman kepadanya lagi Apakah engkau mau lagi diberi lima kali lipat lebih banyak dari yang dia miliki?' Untuk kelima kalinya orang tersebut menjawab, 'Aku mau wahai Tuhanku.' Musa a.s. bertanya lagi, 'Kemudian mereka yang paling tinggi rumahnya?' Allah berfirman, 'Itulah yang Aku kehendaki. Aku tanam kemuliaan mereka dengan TanganKu sendiri dan memberi cap di atasnya. Ia tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terbayang dalam hati manusia." (HR. Muslim dan Hamidi).

5. Hanya Ada Satu Jalan ke Sorga (Sebaliknya, Sangat Banyak Jalan ke Neraka)
        
Hadis 4. Ibnu Mas'ud r.a. berkata, "Pada suatu hari, Rasulullah SAW. membuat garis. Sabda beliau, 'Ini adalah (satu) jalan Allah.' Kemudian beliau membuat banyak garis di sebelah kanan kirinya. Sabdanya, garis-garis ini adalah jalan-jalan dan di atas setiap jalan terdapat syetannya, engajak kepada jalan-jalan tersebut.  
'Kemudian beliau membaca ayat,
'Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah (satu) jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan yang lain karena jalan-jalan tersebut mencerai- beraikan kalian dari jalanNya (QS. Al-An'am / 6 : 153)." (HR. Ahmad dan Hakim).

    وَعَلَى ٱللَّهِ قَصۡدُ ٱلسَّبِيلِ وَمِنۡهَا جَآٮِٕرٌ۬‌ۚ وَلَوۡ شَآءَ لَهَدَٮٰڪُمۡ أَجۡمَعِينَ  

        "Dan hak Allah (menerangkan) (satu) jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan itu ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentu- lah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar)." (QS. An-Nahl [16] : 9).
     
Perumpamaan Allah, surga, Nabi dan manusia digambarkan di dalam hadis berikut:
     
Hadis 5 "Sesungguhnya perumpamaanmu (Muhammad) dan perumpamaan umatmu adalah seperti raja yang membangun gedung dengan kamar-kamar di dalamnya dan menyiapkan hidangan pesta di dalamnya. Setelah itu, sang raja menyuruh seseorang untuk mengundang rakyatnya untuk hadir pada pesta tersebut. Di antara manusia ada yang memenuhi undangan utusan raja. Ada pula yang tidak menggubris undangan raja. Allah adalah sang raja yang dimaksud. Gedung tadi adalah Islam. Kamarnya adalah surga. Dan engkau wahai Muhamad adalah utusan yang mengundang manusia untuk hadir pada jam makan tadi. Barang siapa menjawab undanganmu, maka ia masuk Islam. Barang siapa masuk Islam, maka ia masuk surga. Dan barang siapa masuk surga, maka ia makan hidangan lezat yang ada di dalamnya." (HR. Tirmidzi).


II PEMBUATAN TEORI

Allah SwT. berfirman dalam Al-Qur'an :
  

سُوۡرَةُ الرُّوم

وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ يَتَفَرَّقُونَ (١٤) فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَهُمۡ فِى رَوۡضَةٍ۬ يُحۡبَرُونَ (١٥

   
    "Pada hari kiamat, manusia bergolong-golongan. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira." (Ar-Rum [30]:14-15).
   
Al-Habrah (kegembiraan) yang dimaksud pada ayat di atas adalah menikmati paduan suara yang merdu." Rasulullah SAW bersabda,
   
Hadis 6. 'Sesungguhnya di surga, terdapat masyarakat bidadari yang bermata jelita. Mereka melantunkan suara emasnya yang tidak pernah didengar seluruh makhluk sebelumnya. Mereka berkata, 'Kami adalah wanita-wanita abadi dan kami tidak mati. Kami bahagia dan tidak sengsara. Kami ridha dan tidak cemberut. Berbahagialah bagi orang yang menjadi milik kami dan kami menjadi miliknya'." (HR. Tirmidzi).
   
     Semua ganjaran di surga yang tersebut dalam Al-Qur'an dan Hadis-hadis tadi diberikan kepada semua penghuni surga bekas orang mukmin laki-laki atau perempuan di dunia.
     Pada hakekatnya ganjaran ini adalah untuk diri sejati yaitu roh insan. Karena roh insan tidak dapat menikmatinya secara langsung maka dibuatkan untuknya wadah baru di surga berupa jasad laki-laki yang sempurna agar mereka bisa menikmati sorga.
Teori:
Roh-roh bani Adam / manusia yang tidak berjenis kelamin, yang di bumi sebelumnya menempati jasad laki-laki atau wanita, di dalam surga dimasukkan ke dalam jasad baru berupa laki-laki yang sempurna, sehingga semua penghuni sorga berjenis laki-laki.
------------------------------------------------------------------------------------


III PEMBUKTIAN TEORI

Teori ini harus dibuktikan. Dasar-dasar pembuktian yang kami pakai adalah:
1. Dasar Naqal yaitu Hadis
2. Dasar Akal / Logika
3. Dasar Perasaan Keadilan
4. Dasar Ilmu Pengetahuan Biologi/ Kedokteran.

1. Dasar Hadis
   
Ada 2 jalur Hadis yang kami pakai
a. Jalur hadis Shahih yang terdiri dari 2 Imam Besar yang terdahulu yaitu Imam Malik dan Imam Ahmad bin Hanbal serta 6 Kitab (Kutubus Sittah) dari Imam al- Bukhari, Imam al-Muslim, an-Nasa'i, at-Turmudzi dan Ibnu Majah.
     Jalur ini penulis pakai untuk mendukung teori bahwa semua penghuni surga yang berasal dari dunia berjenis laki-laki dengan beberapa pengecualian. Termasuk yang dikecualikan adalah para istri Rasulullah SAW yang tetap wanita karena ingin tetap menjadi isteri Nabi SAW di sorga. Oleh karena itu jumlah wanita dunia di sorga sangat sedikit, sesuai dengan hadis-hadis berikut ini:

Hadis 7. 'Sesungguhnya penghuni surga yang paling sedikit adalah kaum wanita." (HR. Muslim dan Ahmad).

Hadis 8. Rasulullah SAW bersabda, "Kaum wanita tidak masuk ke dalam surga kecuali seperti gagak ini di antara sekian banyak kumpulan burung gagak ini." (HR. Ahmad dalam Musnadnya), Yang dimaksud dengan pernyataan kaum wanita sedikit yang masuk surga seperti burung gagak a'sham, karena burung gagak yang seperti itu relatif tidak banyak di antara sekian banyak kumpulan burung gagak.
     (Dalam hadist yang lain disabdakan, "Aisyah di kalangan kaum wanita adalah seperti burung gagak a'sham di antara kumpulan burung gagak." Ini berarti Aisyah istri Nabi tetap menjadi wanita dengan alasan di atas).
     Sebaliknya sebagian besar istri ahli surga adalah bidadari yang dibuat baru di sorga, bukan jelmaan wanita dunia, sesuai firman Allah berikut ini :
   سُوۡرَةُ الرَّحمٰن

فِيہِنَّ قَـٰصِرَٲتُ ٱلطَّرۡفِ لَمۡ يَطۡمِثۡہُنَّ إِنسٌ۬ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنٌّ۬ (٥٦)فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٥٧) كَأَنَّہُنَّ ٱلۡيَاقُوتُ وَٱلۡمَرۡجَانُ (٥٨

    “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan yang menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan." (QS. Ar-Rahman / 55 : 56-58).

     Jelas para bidadari ini bukan wanita dunia, karena tidak pernah disentuh manusia dan jin sebelumnya (di dunia). Mereka itu diciptakan langsung di sorga seperti sabda Allah berikut ini:
  سُوۡرَةُ الواقِعَة

إِنَّآ أَنشَأۡنَـٰهُنَّ إِنشَآءً۬ (٣٥) فَجَعَلۡنَـٰهُنَّ أَبۡكَارًا (٣٦) عُرُبًا أَتۡرَابً۬ا (٣٧) لِّأَصۡحَـٰبِ ٱلۡيَمِينِ (٣٨

   'Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya. (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan.' (QS. Al-Waqiah [56] : 35-38)

b. Jalur Hadis Dhaif (Hadits Dha'if adalah yang tercatat betul-betul berasal dari Nabi, melalui beberapa jalur atau saluran yang di dalam masing-masing isnadnya terdapat rawi/periwayat hadis yang lemah).
Jalur ini penulis pakai untuk membuktikan tentang pendapat bahwa wanita dunia diubah menjadi bidadari di surga hanya ada di hadis-hadits dhoif.

Hadis Dhaif 1 Anas din Malik Ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Wanita-wanita surga adalah wanita-wanita kalian yang dulunya sudah kabur penglihatannya dan kotor bulu alisnya." .
Hadis Dhaif 2 Salamah bin Yazid pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda mengenai firman Allah Ta'ala, 'Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung." Sabda beliau "Mereka adalah janda-janda dan perawan- perawan yang pernah hidup di dunia."

Hadis Dhaif 3 Mubarak bin Fadhalah Hasan berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada wanita tua yang masuk surga. "Mendengar sabda tersebut, terdengar wanita tua menangis, lantas beliau bersabda, "Katakan padanya bahwa kelak mereka tidak tua lagi. Saat itu adalah hari muda. Sesungguhnya Allah Azza wajalla berfirman, 'Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung'."

Hadis Dhaif 4 Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda yang ketika sedang berada di tengah para sahabat-sahabatnya dalam hadits yang panjang, di antaranya, "Kemudian seorang laki-laki dari mereka masuk surga dengan tujuh puluh dua istri yang diciptakan Allah Ta'ala dan dua istri dari anak Adam. Kedua istrinya yang berasal dari dunia mempunyai kelebihan dari mereka yang diciptakan Allah (bidadari) karena ibadah keduanya kepada Allah ketika di dunia." Hadits ini dianggap lemah oleh Imam Ahmad.

2. Dasar Akal / Logika
     Berbicara masalah laki-laki dan perempuan di surga, kita tidak dapat menghindar dari membahas perbedaan laki-laki dan perempuan di dunia. Laki-laki diciptakan lebih besar dan kuat karena menjadi pelindung keluarga, sedang perempuan ditugaskan hamil, melahirkan dan menyusui anak. Ini membuat badannya lebih kecil dan kurang gesit dibanding laki-laki. Untuk tugas yang memerlukan kegesitan lebih pas bentuk laki-laki, sehingga para rasul selalu laki-laki dan malaikat yang menjelma menjadi manusia selalu dirupakan laki-laki.
     Untuk bisa memilih bentuk apa yang pas untuk menjadi ahli sorga yang sempurna kita perlu memerinci kegiatannya di surga.

Kegiatan Seorang Ahli Sorga
     Dari analisa terjemahan buku karangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berjudul TAMASYA KE SURGA, kegiatan ahli surga adalah sebagai berikut:
i. Menjadi raja di surga yang amat luas.
ii. Memuji-muji Nama Tuhan.
iii. Mengontrol ghuraf yaitu gedung bertingkat tinggi dan besar, menikmati hidangan-hidangannya dan fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya dilayani oleh para anak-anak muda yang elok.
iv. Rutin mengunjungi istri-istrinya para bidadari di kemah yang besar.
v. Rutin berkumpul menyaksikan wajah Tuhan.
vi. Rutin pergi ke pasar sorga dengan kendaraan sorga
vii. Pergi ke tepi sungai dan taman-taman mendengarkan nyanyian para bidadari.
viii. Rutin saling berkunjung dengan kendara- an sorga ke famili dan teman di sorga lain atau berkumpul bersama-sama di suatu sorga.
Kegiatan ini sukar dikerjakan oleh seorang ahli surga perempuan. Sehingga agar tugasnya sempurna mereka sebaiknya berjenis laki-laki.

3. Dasar Perasaan Keadilan
Bila seseorang wanita dunia menerima saja nasibnya menjadi seorang bidadari di sorga maka kenikmatan yang didapatnya jauh lebih sedikit daripada seorang ahli surga laki-laki. Lebih dulu marilah kita kaji bagaimana ciri-ciri seorang bidadari.

Ciri-ciri Bidadari-bidadari Surga:

a. Dipingit di Kemah-kemah
       
          Tentang ciri-ciri mereka, Allah Ta'ala berfirman,
   

حُورٌ۬ مَّقۡصُورَٲتٌ۬ فِى ٱلۡخِيَامِ 

     Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah." (QS. Ar-Rahman [55]: 72).

          Bidadari-bidadari tersebut tertahan dan berdiam diri di kemahnya masing-masing dan tidak keluar dari padanya menuju ghuraf dan taman-taman di surga.
       Kutipan dari Surat Yasin berikut ini sudah sangat dikenal, menggambarkan kegiatan Ahli Surga bersama bidadari :
    سُوۡرَةُ یسٓ

إِنَّ أَصۡحَـٰبَ ٱلۡجَنَّةِ ٱلۡيَوۡمَ فِى شُغُلٍ۬ فَـٰكِهُونَ (٥٥) هُمۡ وَأَزۡوَٲجُهُمۡ فِى ظِلَـٰلٍ عَلَى ٱلۡأَرَآٮِٕكِ مُتَّكِـُٔونَ (٥٦) لَهُمۡ فِيہَا فَـٰكِهَةٌ۬ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ (٥٧) سَلَـٰمٌ۬ قَوۡلاً۬ مِّن رَّبٍّ۬ رَّحِيمٍ۬ (٥٨)

         
    “Sesungguhnya para ahli surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan masing-masing. Mereka itu dengan isteri-isterinya berada di tempat yang teduh, sambil duduk-duduk bersandar di atas sofa. Disitu mereka mendapatkan buah-buahan dan apa saja yang dimintanya. ,,Salam (damai)", sebagai ucapan penghormatan yang mereka terima dari Tuhan yang Maha Penyayang. (QS. Yasin [36] : 55-58).
         
   Yang dimaksud dengan bersenang-senang dalam kesibukan adalah kegiatan ahli sorga yang sibuk bersetubuh dengan isterinya yang selalu perawan kembali setelah disetubuhi.

b. Cantik Wajahnya dan Bagus Akhlaknya
    

    فِيہِنَّ خَيۡرَٲتٌ حِسَانٌ۬   

                 Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. (QS. Ar- Rahman [55] :70).

c. Perawan, kaya Cinta dan Sebaya

سُوۡرَةُ الواقِعَة

إِنَّآ أَنشَأۡنَـٰهُنَّ إِنشَآءً۬ (٣٥) فَجَعَلۡنَـٰهُنَّ أَبۡكَارًا (٣٦) عُرُبًا أَتۡرَابً۬ا (٣٧

     
     Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya. (QS. Al-Waqiah [56] : 35-37)

d. Montok

سُوۡرَةُ النّبَإِ

إِنَّ لِلۡمُتَّقِينَ مَفَازًا (٣١) حَدَآٮِٕقَ وَأَعۡنَـٰبً۬ا (٣٢) وَكَوَاعِبَ أَتۡرَابً۬ا (٣٣

             Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja (kawaib) yang sebaya. (An-Naba' [78] : 31-33).
  
Kawa'iba adalah kata jamak dari kata ka'ibun yang berarti wanita yang montok payudaranya..

e. Kulitnya Mulus (Halus dan Transparan)
    
          Nabi Muhammad SAW bersabda, "Setiap orang dari penghuni surga mempunyai dua istri dari bidadari-bidadari yang bermata jelita. Masing-masing dari keduanya mengenakan tujuh puluh pakaian dan sumsum tulang betisnya bisa dilihat dan luar pakaian tersebut." (HR. Ahmad).
     Tidak disangsikan lagi bahwa orang mukmin di surga mempunyai istri lebih dari dua karena disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
          "Di surga orang mukmin mempunyai kemah dari mutiara lu'lu' yang berlubang. Tingginya enam puluh mil. Di dalamnya, orang mukmin mempunyai keluarga (isteri-isteri) dan ia berjalan mengelilingi mereka. Sebagian dari mereka tidak bisa melihat sebagian yang lain." (HR. Bukhari dan Muslim).
     Dari uraian di atas terbaca bahwa para bidadari mendapatkan kenikmatan yang banyak, namun sangat terbatas kegiatannya. Jauh lebih sempit dibanding luasnya kekuasaan ahli surga (pria). Belum lagi kesempatan bergaul dengan pasangannya lebih sedikit bila dia berkelamin wanita dibanding dengan bila dia berkelamin laki-laki. Rasanya tidak adil kalau bidadari ini adalah jelmaan wanita dunia. Hal ini tidak mungkin terjadi di bawah kekuasan Allah Yang Maha Adil.

4. Dasar Biologis / Kedokteran
   
     Seorang embryo di dalam kandungan pada mulanya tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya antara laki-laki dan perempuan (indifferen). Pada fase berikutnya berkembang sesuai dengan kodratnya (gen) menjadi laki-laki atau perempuan.
          Dalam laboratorium, udang berkodrat betina agar bisa berkembang lebih cepat diberi makan hormon sex jantan sehingga berobah menjadi udang jantan yang mandul. Ayam betina yang dikebiri lalu disuntik hormon sex jantan berobah menjadi ayam jantan yang mandul dan mengejar ayam betina yang estrus/ birahi.
Fenomena banci lebih rumit lagi. Para banci ini lahir sebagai laki-laki tetapi jiwanya berkembang menjadi perempuan. Untuk memuaskan jiwanya ada yang menjalani operasi pergantian kelamin dan terapi hormonal selama hidup.
     Dari uraian ini ternyata bahwa jenis kelamin binatang dan manusia dapat direkayasa sehingga perbedaan jasad laki-laki dan perempuan menjadi kabur dan tidak pasti. Hal ini lebih memperkuat pendapat bahwa roh insan itu tidak berjenis kelamin atau netral.


IV KESIMPULAN / PENUTUP

     Telah diuraikan pendapat penulis bahwa para wanita shaleh di dunia akan menjelma menjadi laki-laki di surga sehingga bisa menikmati semua fasilitas yang ada di sorga termasuk para bidadari.
     Bagi pembaca yang kurang mengenal ilmu Biologi hal ini terasa janggal, maka perlu direnungkan berulang-ulang.
     Karena hal ini menyangkut ilmu tentang roh maka pengetahuan kita tentulah sangat sedikit, sesuai dengan sabda Allah SWT:.
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Isra [17]  :  85)
     Akhirnya,
     Bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang gaib. (QS. At-Taubah [9] : 78).


Jember, 26-09-2003


Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jl. Gajah Mada 118
Tlp. 481127 Jember