YA’ NISHBAH
Di DALAM AL QUR-AN
Oleh : Dr. H.M.
Nasim Fauzi
Apakah Ya’ Nishbah itu ?
Ya’ nishbah (نِسْبَة) adalah istilah Tata bahasa Arab / Nahwu
Shorof yang berarti Ya pembangsaan.
Pendapat Muhajir Isnaeni
Muhajir
Isnaeni adalah seorang dosen Bahasa Arob pada Akademi Bahasa Asing - ABA "INDONESIA"
LPI, Cikini, Jakarta.
Peristilahan.
Istilah Lisaanan ‘Arabiyyan dan Qur’anan Arabiyyan tentu sangat berbeda dengan perkataan Lisanan Araban atau
Qur’aanan “Araban.
Perbedaannya adalah ada doble
huruf ya yang ditambahkan kepada kata-kata Arobun menjadi Arobiyyun yang dalam Nahwu Shorof istilahnya disebut
sebagai Ya nishbah (نِسْبَة) atau Ya pembangsaan.
Kaedahnya dalam tata bahasa Arab adalah sebagai berikut :
Apabila pada sebuah kata benda (isim) terdapat huruf ya yang bertasydid (تشديد) maka memberi makna pada kata
itu adalah sebangsa atau serumpun dan sebagainya.
Contoh : Muhammad menjadi Muhammdiyyah
artinya Pengikut Muhammad atau Serumpun Muhammad. Makah menjadi Makiyyun
artinya Penduduk Mekah, Arobun menjadi Arobiyyun artinya
Bangsa Arob.
Jikalau ada dua
perkataan dimana berlaku hukum na’at man’ut ( نَّعْتُ
وَالْمَنْعُوْتُ) atau
kata sifat , contohnya lisanan Arobiyyan maka kata Lisanan menjadi yang
disifati sedangkan Arobiyyan menjadi yang memberi sifat kepada Lisanan.
Sehingga Lisanan Arobiyyan menjadi berarti Bahasa yang serumpun
/ sebangsa dengan bahasa Arob. Begitu juga dengan Qur’aanan Arobiyyan berarti bahasa Al-Qu’an yang serumpun dengan bahasa Arob.
Ini adalah bila
ditinjau dari sudut bentuk kata. Akan tetapi harus didukung oleh sejarah.
Dukungan sejarah tersebut adalah riwayat pertemuan Nabi Muhammad Saw. dengan Utbah bin Robi’ah di halaman bawah.
Arti
Arobiyyun dalam Kamus Bahasa Arab
Dalam Kamus Arab Indonesia
karangan Abdulloh bin Nuh dan Umar Bakri, Arobiyyun artinya adalah seorang bangsa Arob; bersifat Arob (bukan berarti berbahasa Arob).
Dari Wikipedia Ensiklopedia Bebas
Nisbah (Arab: نسبة, Inggris: atributtion),
atau Nisbat merupakan seuah istilah onomastika (ilmu yang mempelajari nama-nama diri).
dalam Islam, dalam budaya Arab yang juga telah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Nisbah digunakkan di dalam nama seseorang. Sistem penisbahan juga dikenal di dalam budaya Barat.
Nisbah (Arab: نسبة, Inggris: atributtion),
atau Nisbat merupakan seuah istilah onomastika (ilmu yang mempelajari nama-nama diri).
dalam Islam, dalam budaya Arab yang juga telah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Nisbah digunakkan di dalam nama seseorang. Sistem penisbahan juga dikenal di dalam budaya Barat.
Penggunaan
Penggunaan Nisbah pada praktiknya adalah memberikan tambahan keterangan spesifik pada nama seseorang, yang mana tambahan tersebut menunjukkan tempat asal, suku, atau keturunan.
Asalnya nisbah adalah ustilah tata bahasa untuk membuat kata benda menjadi kata sifat dengan menambahkan akhiran -iy (-ii) atau -iyyah. Misalnya, kata Arabii (عربي) artinya "Arab, berhubungan dengan Arab, orang Arab". Dalam bahasa Indonesia yang baku, Nisbah berarti "perhubungan keluarga" atau "nama yang menyatakan seketurunan.
Dalam bidang Onomastika (ilmu yang mempelajari nama diri)
Nama dalam tata bahasa Arab memiliki patron, umumnya satu kata diikuti nama ayah, nama kakek, begitu seterusnya ke atas. Sehingga untuk membedakan satu orang dengan lainnya yang bernama sama, maka diberikan tambahan penjelasan spesifik, yaitu nisbah.Nisbah kepada tempat
Nisbah yang menunjukkan tempat lahir,
tempat asal, atau tempat menetap (jika pindah dari kota asalnya), atau tempat
di mana dia terkenal di sana.
- Al-Batawi, berhubungan dengan Kota Batavia (Jakarta). Misal: Si Doel Al-Batawi, artinya Doel yang berasal dari Jakarta.
- Al-Baghdadi, berhubungan dengan Kota Baghdad. Misal: Khatib Al-Baghdadi, artinya Khatib dari / di Baghdad.
- An-Nawawi, berhubungan dengan Kota Nawa. Misal : Imam Yahya An-Nawawi artinya Seorang Imam yang bernama Yahya yang berasal dari Kota Nawa.
- Al-Bukhari, berhubungan dengan Kota Bukhara. Misal: Imam Al-Bukhari, artinya Seorang Imam yang berasal dari Kota Bukhara.
Nisbah kesukuan
Nisbah yang menunjukkan suku yang menjadi
garis keturunannya:
- Al-Batawi, berhubungan dengan suku Betawi. Misal: Pitung Al-Batawi, artinya seorang bernama Pitung dari suku Betawi
- Al-Qurasyi, berasal dari Suku Quraisy, misal: Ibnu Katsir Al-Quraisyi, artinya seorang yang bernama Ibnu Katsir yang berasal dari suku Quraisy.
Nisbah kepada seseorang
- Maliki, berhubungan dengan Imam Malik yaitu sebuah ajaran yang disandarkan kepada ajaran fiqih Imam Malik.
- Jufri Al-Bukhari, berhubungan dengan Imam Bukhari Seseorang yang mengikuti atau mengidolakan Imam Bukhari.
Nisbah kepada keadaan tertentu
Nisbah juga digunakan untuk menjelaskan
keterangan atau keadaan khusus dari seseorang. Misal; ideologinya, pekerjaan,
hobi atau kelompoknya:
- Al-Hizbi, artinya seorang yang fanatik terhadap kelompok,
- Ash-Shabuni artinya seorang pembuat / penjual Sabun.
- As-Sunnii, artinya seorang yang mengikuti ideologi Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Nisbah berganda
Seseorang dapat menggunakan lebih dari
satu nisbah untuk lebih menjelaskan. Misal: menyebutkan kota asalnya, sukunya,
profesinya sekaligus. Contohnya, Ibrahim bin Muhammad Al-Quraisyi, Al-Makki,
Ash-Shabuni, Al-Maliki (Ibrahim anak Muhammad dari Suku Quraisy, asal kota
Mekkah, pengusaha Sabun, pengikut mazhab Imam Malik).
Pendapat Prof. Dr. Muhammad
Quraish Shihab
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang (Sulawesi Selatan) pada 16 Februari 1944. Ia seorang cendekiawan muslim dalam ilmu-ilmu Al Qur-an dan pernah menjabat Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII (1998). Ia berasal dari keluarga keturunan Arab yang terpelajar. Ayahnya, Prof. Abdurrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar dalam bidang tafsir. Abdurrahman Shihab dipandang sebagai salah seorang ulama, pengusaha, dan politikus yang memiliki reputasi baik di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Makassar, Quraish melanjutkan
pendidikan menengahnya di Malang, sambil “nyantri” di
Pondok Pesantren Darul-Hadits Al-Faqihiyyah.
Melihat bakat bahasa Arab yang dimilikinya, dan
ketekunannya untuk mendalami studi keislaman, Quraish beserta adiknya (Alwi Shihab)
dikirim oleh ayahnya ke Al-Azhar Cairo. Mereka berangkat ke Kairo pada 1958,
saat usianya baru 14 tahun, dan diterima di kelas dua I’dadiyah Al Azhar
(setingkat SMP / Tsanawiyah di Indonesia).
Pada 1967, dia meraih gelar Lc (S-1) pada
Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Hadis Universitas Al-Azhar. Kemudian dia
melanjutkan pendidikannya di fakultas yang sama, dan pada 1969 meraih gelar MA
untuk spesialisasi bidang Tafsir Al-Quran dengan tesis berjudul “al-I’jaz
at-Tasryri’i Al-Qur’an Al-Karim (Kemukjizatan Al-Qur’an Al-Karim dari Segi
Hukum)”.
Sekembalinya ke Makassar, Quraish Shihab
dipercaya untuk menjabat Wakil Rektor bidang Akademis dan Kemahasiswaan pada
IAIN Alauddin. Ia juga terpilih sebagai Koordinator Perguruan Tinggi Swasta
(Wilayah VII Indonesia Bagian Timur).
Pada 1980, Quraish Shihab kembali ke Kairo dan
melanjutkan pendidikannya di almamaternya yang lama, Universitas Al-Azhar. Ia
hanya memerlukan waktu dua tahun untuk meraih gelar doktor dalam bidang
ilmu-ilmu Al-Quran. Dengan disertasi berjudul ‘Nazhm Al-Durar li Al-Biqa’iy,
Tahqiq wa Dirasah (Suatu Kajian dan Analisa terhadap Keotentikan Kitab Nazm
ad-Durar Karya al-Biqa’i), ia berhasil meraih gelar doktor dengan yudisium
Summa Cum Laude disertai penghargaan tingkat I (mumtat ma’a martabat al-syaraf
al-‘ula).
Quraish Shihab memang bukan satu-satunya pakar
Al-Qur’an di Indonesia, tetapi kemampuannya menerjemahkan dan menyampaikan
pesan-pesan Al-Qur’an dalam konteks kekinian dan masa post modern membuatnya
lebih dikenal dan lebih unggul daripada pakar Al-Qur’an lainnya.
Dalam hal penafsiran, ia cenderung
menekankan pentingnya pemakaian metode tafsir maudu’i (tematik), yaitu
penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat Al-Qur’an yang tersebar dalam
berbagai surah yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian
menyeluruh dari ayat-ayat tersebut dan selanjutnya menarik kesimpulan sebagai
jawaban terhadap masalah yang menjadi pokok bahasan.
Menurutnya,
dengan metode ini dapat diungkapkan pendapat-pendapat Al-Qur’an tentang
berbagai masalah kehidupan, sekaligus dapat dijadikan bukti bahwa ayat
Al-Qur’an sejalan dengan perkembangan Iptek dan kemajuan peradaban masyarakat.
Quraish
Shihab banyak menekankan perlunya memahami wahyu Ilahi secara kontekstual dan
tidak semata-mata terpaku pada makna tekstual agar pesan-pesan yang terkandung di
dalamnya dapat difungsikan dalam kehidupan nyata. Ia juga banyak memotivasi
mahasiswanya, khususnya di tingkat pasca sarjana, agar berani menafsirkan
Al-Qur’an, tetapi dengan tetap berpegang ketat pada kaidah-kaidah tafsir yang
sudah dipandang baku.
Menurutnya,
penafsiran terhadap Al-Qur’an tidak akan pernah berakhir. Dari masa ke masa
selalu saja muncul penafsiran baru sejalan dengan perkembangan ilmu dan
tuntutan kemajuan. Meski begitu ia tetap mengingatkan perlunya sikap teliti dan
ekstra hati-hati dalam menafsirkan Al-Qur’an sehingga seseorang tidak mudah
mengklaim suatu pendapat sebagai pendapat Al-Qur’an.
Bahkan, menurutnya
adalah satu dosa besar bila seseorang me-maksakan pendapatnya atas nama
Al-Qur’an.
Pendapat Prof. Dr. Muhammad
Quraish Shihab tentang Ya’ Nisbah
Dari
uraian di atas tentunya beliau sangat faham tentang arti Ya nisbah atau Ya pembangsaan. yaitu membuat
kata benda menjadi kata sifat dengan menambahkan akhiran -iy (-ii) atau -iyyah.
Di dalam buku beliau : Ensiklopedia Al Qur-an, Kajian Kosakata,
beliau mengatakan bahwa secara tata bahasa,
kata Arabiyy adalah nisbah kepada ‘Arab (berhubungan dengan Arab). Di samping makna itu, Arabiyy berarti bangsa Arob (keturunan Nabi
Ismail As.).
Namun, menurut beliau. Umumnya para penafsir Al Qur-an mengartikan Arabiyy pada ayat-ayat Al Qur-an berarti berbahasa Arab.
|
Contohnya tafsir ataupun terjemahan QS. Yusuf [12] : 2, sbb. :
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ ٢
Yang
diterjemahkan oleh Al Qur-an terbitan DEPAG
sebagai berikut.
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa
Al-Qur’an berbahasa Arob (Arobiyyan), agar kamu memahaminya. (QS. Yusuf [12] :2)
Semua kitab tafsir Al Qur-an di Indonesia menerjemahkan Qur’aan Arobiyyan berarti Al Qur-an berbahasa Arob.
Lanjutan pendapat
Muhajir Isnaeni
Setiap pelajaran
Nahwu-Shorof, tata bahasa Arob, tentu hafal di luar kepala akan rumusan: nisbahu syai’in ilaa syai’in falaisa lahumaa sawaa-un, artinya: ya nisbah نسبة ialah membangsakan / merumpunkan dua kesatuan menjadi serumpun
/ sekeluarga tetapi keduanya tidak sama.
Dengan demikian maka
“qur’aanan ‘arobiyyan” atau “lisaanan ‘arobiyyan” berarti bahasa Al-Qur’an yang serumpun / sekeluarga dengan bahasa Arob.
Dalam
facebooknya https://www.facebook.com/notes/muhajir .../alquran.
..bahasa-arab/696802973705630/
Muhajir mengatakan bahwa
Bahasa Al Qur-an bukan Bahasa Arab.
Bahasa Al Qur-an bukan Bahasa Arab.
|
Ya’ Nishbah Di Dalam
Al Qur-an
Daftar Ya’ nishbah dalam Al Qur-an adalah
A. Arobiyyan
Dalam Kamus Arab Indonesia karangan
Abdulloh bin Nuh dan Umar Bakri,, Arobiyyun artinya adalah seorang bangsa Arob; bersifat Arob
Daftar ayat Al Qur-an yang mengandung kata Arobiyyan adalah :
(1) QS. Yusuf [12]:2, (2) QS Ro’d [13]:37, ()) QS.Thoha [20]:113, (4) QS. Ash-Shuaro [26]:192-195; (5) QS. Az-Zu-mar [39]:27-28; (6) QS Fushilat [41]:2-3; (7) QS. Fushilat [41]:44; (8) QS. Ash-Shuro [42]:7; (9) QS. Az-Zukhruf [43]:3; (10) QS. Al-Ahqaf [46]:12
Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
(1) QS. Yusuf [12]:2
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ ٢
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa
Al-Qur’an dengan berbahasa Arobiyyan (bahasa yang serumpun / sebangsa dengan Bahasa Arob), agar kamu memahaminya
(10) QS.
Ra’ad [13] :37
۞ مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَۗ تَجْرِيْ مِنْ
تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۗ اُكُلُهَا دَاۤىِٕمٌ وَّظِلُّهَاۗ تِلْكَ عُقْبَى
الَّذِيْنَ اتَّقَوْا ۖوَّعُقْبَى الْكٰفِرِيْنَ النَّارُ
Dan
demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar)
dalam bahasa Arobiyyan
(bahasa yang
serumpun / sebangsa dengan Bahasa Arob). Dan seandainya kamu
mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka
sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.
(11)
QS.Thoha [20]: 113
وَكَذٰلِكَ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا وَّصَرَّفْنَا فِيْهِ
مِنَ الْوَعِيْدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ اَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا
Dan
demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arobiyyan
(Bahasa yang
serumpun / sebangsa dengan bahasa Arab), dan Kami telah menerangkan
dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka
bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.
(4) QS.
Ash-Shuaro [26]:192-195
وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ
نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ ١٩٣
عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ ۙ بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ
92. dan
Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,
193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin
(Jibril), 194. ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi
peringatan, 195. dengan bahasa Arobiyyan (bahasa yang
serumpun / sebangsa dengan Bahasa Arob) yang jelas.
(5) QS.
Az-Zumar [39]:27-28
وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَۚ
قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِيْ عِوَجٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
Sungguh telah Kami buatkan bermacam-macam
perumpamaan untuk umat manusia dalam Al-Quran ini; supaya mereka teringat, sebuah
bacaan dalam bahasa Arobiyyan (bahasa yang serumpun / sebangsa
dengan bahasa Arab) yang tiada celah keburukan, supaya mereka
bertaqwa.
(6) QS
Fushilat [41]:2-3
تَنْزِيْلٌ مِّنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۚصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لِّقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَۙ
Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
تَنْزِيْلٌ مِّنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۚصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لِّقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَۙ
Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni
bacaan dalam bahasa Aro-biyyan (bahasa yang serumpun / sebangsa dengan Bahasa Arob),
untuk kaum yang mengetahui,
(7) QS. Fussilat [41]:44
وَلَوْ جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا اَعْجَمِيًّا لَّقَالُوْا لَوْلَا
فُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ ۗ ءَاَ۬عْجَمِيٌّ وَّعَرَبِيٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا هُدًى وَّشِفَاۤءٌ ۗوَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ فِيْٓ
اٰذَانِهِمْ وَقْرٌ وَّهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًىۗ اُولٰۤىِٕكَ يُنَادَوْنَ
مِنْ مَّكَانٍۢ بَعِيْدٍ ࣖ
Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan
dalam bahasa a’jamiyyan
(bahasa selain Arab) dan tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak
dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa a’jamiyyan
(bahasa selain Arab) sedang (rasul adalah orang) Arabiyyan (orang Arob)? Katakanlah: “Al
Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang
yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu
kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat
yang jauh”.
(8) QS. Ash-Shuro [42]:7
وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لِّتُنْذِرَ
اُمَّ الْقُرٰى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ
فِيْهِ ۗفَرِيْقٌ فِى الْجَنَّةِ وَفَرِيْقٌ فِى السَّعِيْرِ
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran
dalam bahasa Arobiyyan
(bahasa yang
serumpun /
sebangsa dengan bahasa Arab), supaya kamu memberi peringatan kepada
ummul Qura (pen-duduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta
mem-beri peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada
keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.
(9) QS.
Az-Zukhruf [43] : 3
اِنَّا جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَۚ
اِنَّا جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَۚ
Sesungguhnya Kami menjadikan
Al Quran dalam bahasa Arobiyyan (Bahasa yang serumpun / sebangsa dengan bahasa Arab)
supaya kamu memahami(nya).
(10) QS.
Al-Ahqof [46]: 12
وَمِنْ قَبْلِهٖ كِتٰبُ مُوْسٰٓى اِمَامًا وَّرَحْمَةً ۗوَهٰذَا
كِتٰبٌ مُّصَدِّقٌ لِّسَانًا عَرَبِيًّا لِّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا
ۖوَبُشْرٰى لِلْمُحْسِنِيْنَ
Dan sebelum Al Quran itu telah ada kitab Musa
sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang
membenarkannya dalam bahasa Arobiyyan (Bahasa yang serumpun / sebangsa de-ngan bahasa Arab)
untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar
gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
B A’jamiyyan Dalam Kamus saku Arab Inggris Indonesia Elias R. Elias artinya
adalah = Orang asing.
(1) QS. An-Nahl [16] 103
(1) QS. An-Nahl [16] 103
وَلَقَدْ نَعْلَمُ اَنَّهُمْ يَقُوْلُوْنَ اِنَّمَا يُعَلِّمُهٗ
بَشَرٌۗ لِسَانُ الَّذِيْ يُلْحِدُوْنَ اِلَيْهِ اَعْجَمِيٌّ وَّهٰذَا
لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُّبِيْنٌ
Dan
sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Se-sungguhnya Al Quran
itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Sesungguhnya
kami mengetahui bahwa orang yang mereka tuduhkan bahwa Muhammad belajar
kepadanya itu adalah orang asing (a’jamiyyun). Sedang ini (Al Quran) adalah dalam
bahasa Arobiyyan
(bahasa yang serumpun / sebangsa dengan
Bahasa Arob),yang jelas.
(2) QS. Fussilat
[41]:44
وَلَوْ جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا اَعْجَمِيًّا لَّقَالُوْا لَوْلَا
فُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ ۗ ءَاَ۬عْجَمِيٌّ وَّعَرَبِيٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا هُدًى وَّشِفَاۤءٌ ۗوَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ فِيْٓ
اٰذَانِهِمْ وَقْرٌ وَّهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًىۗ اُولٰۤىِٕكَ يُنَادَوْنَ
مِنْ مَّكَانٍۢ بَعِيْدٍ ࣖ
Dan jikalau Kami jadikan Al Quran (bahasanya) bangsa
asing (A’jamiyyan)
tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?"
Apakah (patut Al Quran) dalam (bahasanya) bangsa asing (A’jamiyyan) sedang (rasul adalah
orang) Arabiyyan
(orang Arob)? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi
orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada
sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah
(seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".
Dan kalau Al Quran itu Kami turunkan
kepada salah seorang asing (dari golongan bukan Arab),
Lanjutan pendapat Muhajir Isnaeni
Sinonim dari Lisanan Arobiyy
adalah Bi lIsani Qoumihi
Kami tidak mengutus seorang rasulpun,
melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan
terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia
kehendaki, dan mem-beri petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah
Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS.
Ibrohim [14] : 4)
Masalah “bilisaani
qoumihi”
menggambarkan bahasa kaum nabi, khususnya disini ialah kaum nabi Muhammad Saw. (semua Nabi adalah termasuk kaumnya
Nabi Muhammad Saw,
penulis), ialah satu bahasa ciptaan Alloh untuk mengajarkan ilmunya, dimulai
kepada nabi Adam seterusnya pusaka mempusakai kepada turunannya kaum
masing-masing nabi selanjutnya, hingga nabi Ibrohim dan nabi Ismail mewariskan
lagi kepada turunannya yaitu suku Quroisy sebagai Indo Babilon (Indo Semit)
sampai dengan nabi Muhammad dengan mana Alloh
menurun-kan Al Qur-an dengan penegasan “bilisaani qoumihi”.
Komentar
penulis
Tertulis
di dalam Al Qur-an :
وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى
الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ
كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda di langit dan bumi) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada
para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepadaKu nama benda-benda itu
jika kamu memang benar orang-orang yang
benar!"
(QS. Al-Baqoroh [2] : 31).
Alloh Swt. telah mengajarkan kepada Adam
nama-nama seluruhnya artinya Alloh telah mengajarkan bahasa yang diciptakan
Alloh Swt. (seperti bahasa Al Qur-an) kepada Adam.
Dari uraian Muhajir Isnaeni
di atas berarti seluruh Kitab yang diturunkan kepada para Nabi menggunakan
bahasa ciptaan Alloh Swt. untuk mengajarkan ilmunya yang di dalam Al Qur-an
disebut Arobiyyan (Bahasa yang serumpun / sebangsa dengan bahasa
Arab),
Berikut ini
denahnya :
Ya
Nishbah dalam Hadis Nabi Muhammad Saw.
اُحِبُّ
الْعَرَبَ عَلىٰ ثَلاَثٍ
Saya mencintai Arob karena tiga alasan:
لِاَنِّ
عَرَبِيّاً
Saya
(Muhammad) adalah seorang bangsa Arob (Arobiyyan).
وَالْقُرْاٰنِ
عَرَبِيّاً
Bahasa Al Qur-an Arobiyyan (serumpun dengan
bahasa Arob).
وَلِسَانِل الْجَنَّةِعَرَبِيّاً
Bahasa di surga (jannah) Arobiyyan
(serumpun dengan bahasa Arob).
(HR. Thobroni).
Bukti-bukti bahwa Al Qur-an
bukan berbahasa Arab
Bukti ke-1 : Sabda
Alloh Swt di dalam Al Qur-an:
اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا
مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ
ۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ
ۗذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ
اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur-an yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karena-nya kulit orang-orang yang
takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu
mengingat Alloh. Itulah petunjuk Alloh, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa
yang dikehendakiNya. Dan barang siapa yang disesatkan Alloh, maka tidak
ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.
(QS. Az-Zumar [39] : 23).
(QS. Az-Zumar [39] : 23).
Membaca Bahasa
Al Qur-an menjadikan gemetar kulit orang yang membacanya, lalu tenang hatinya, sedang
membaca tulisan berbahasa Arob tidak menimbulkan efek demikian.
|
Hadis Nabi Muhammad adalah dalam bahasa Arab. Para ahli Tafsir Al Qur-an menyebutkan bahwa Al Qur-an juga dalam bahasa Arob sesuai dengan QS. [12]: 2.
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya
berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab (Arobiyyan), agar kamu memahaminya. (QS. Yusuf [12] : 2)
Tetapi mengapa bahasa Hadis Nabi Muhammad
Saw. berbeda dengan bahasa Al Qur-an ?
Ini adalah sebagian dari
pertanyaan-pernyataan yang sampai kini belum terjawab.
Karena
al-Quran tidak mirip dengan ucapan Nabi Muhammad Saw yang dikumpulkan dalam
buku-buku hadis.
Bila dibandingkan secara teliti, ayat-ayat
al-Quran benar-benar berbeda dengan hadis nabi.
Artinya
Artinya
|
Bukti ke-3 Bahasa Al Qur-an bukan Bahasa Arab
Membandingkan Bahasa Al Qur-an
dengan Bahasa
Arob Al-Hadits
a. Makna Suatu Kata di Dalam Kitab Al Qur-an.
Allah membagi
kata-kata / ayat di dalam Al Qur-an menjadi dua yaitu ayat-ayat muhkamat
dan mutasyabihat.
Pembagian itu ada di Surat Ali Imron [3]: 7 sebagai berikut :
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاۤءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاۤءَ تَأْوِيْلِهٖۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗٓ اِلَّا اللّٰهُ ۘوَالرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاۤءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاۤءَ تَأْوِيْلِهٖۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗٓ اِلَّا اللّٰهُ ۘوَالرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ
Dialah yang
menurunkan al-Kitab (al-Qur’an) kepadamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat,
itulah pokok-pokok isi al Qur’-an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat.Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka
mereka mengikuti sebagian ayat-ayat mutasyabihat dari
padanya, untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal
Dan orang-orang yang mendalam
ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat, semuanya itu dari sisi
Tuhan kami.”
|
Dan tidak
dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS.
Ali Imron [3] : 7).
Asbabun nuzul (penyebab turunnya
ayat).
|
Berarti kita tidak boleh
menakwilkan ayat mutasyabihat sesuai
dengan pendapat kita sendiri, karena hanya Alloh Swt. sajalah yang mengetahui takwilnya
|
Definisi-definisi
Menurut HAMKA dalam Tafsir Al Qur-an
Al-Azhar. Ayat Muhkam adalah
ayat-ayat mengenai hukum, memerintahkan sembahyang, mengerjakan puasa, naik haji dan sebagainya
Demikian juga tentang pembagian waris harta pusaka. Disebut muhkam sebab
jelas diterangkan, misalnya yang laki-laki mendapat dua kali yang perempuan.
Ayat-ayat muhkam disebut sebagai ibu dari kitab artinya menjadi sumber hukum,
tidak bisa diartikan lain lagi
Ayat mutasyabihat artinya bermacam-macam.
Panjang lebar perbincangan ulama
tentang maksud mutasyabihat ini
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Tafsir Al-Qur’anul
Majid An-Nuur menulis:
Para ulama mempunyai 2 pendapat
dalam hal ini:
1. Pendapat sebagian ulama salaf, yaitu waqof (berhenti) pada lafal jalalah (lafal Alloh) dan menjadikan perkataan warroosikhuuna fil’ilmi, sebagai pembicaraan baru, yang maknanya
1. Pendapat sebagian ulama salaf, yaitu waqof (berhenti) pada lafal jalalah (lafal Alloh) dan menjadikan perkataan warroosikhuuna fil’ilmi, sebagai pembicaraan baru, yang maknanya
|
Pendapat ini dianut oleh kebanyakan sahabat, seperti Aisyah binti Abu Bakar dan Ubay ibn Ka’ab.
Selanjutnya
penulis menyebutnya sebagai pendapat Aisyah Ra.
Komentar penulis
Bacaan ini dipakai oleh seluruh kitab Al Qur-an di dunia.
Coba kita dengarkan Mp3 tartil Al Qur-an Surat
Ali Imron [3]: 7
|
2. Pendapat sebagian ulama salaf yang lain, yaitu waqaf pada lafal al-‘ilmi. Mereka
menjadikan perkataan, yaquuluuna aamannaa, sebagai pembicaraan baru.
Maka bacaan (potongan) Surat Ali Imron [3] : 7 adalah sebagaai berikut :
Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat mutasyabihat dari padanya untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencar-cari yakwilnya., padahal
Maka bacaan (potongan) Surat Ali Imron [3] : 7 adalah sebagaai berikut :
Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat mutasyabihat dari padanya untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencar-cari yakwilnya., padahal
|
Di
antara yang berpendapat demikian adalah Abdulloh
Ibn ‘Abbas. Menurut beliau, mereka yang termasuk arroosikhuuna fil’ilmi / berilmu
tinggi (termasuk beliau sendiri) mengetahui makna ayat mutasyabihat.
Selanjutnya penulis menyebutnya sebagai pendapat Abdulloh Ibn ‘Abbas.
Penulis setuju dengan pendapat Aisyah. Maka pada uraian selanjutnya
penulis menggunakan pendapat Aisyah dengan alasan :
1. Karena sesuai dengan
pendapat Rosululloh Saw. seperti yang tertulis dalam asbabun nuzul ayat ini.
2. Sesuai dengan
bacaan Al Qur-an dalam CD tartil Al Qur-an.
Namun dengan menggunakan bacaan isyah, maja jita setuju dengan pendapat :
Namun dengan menggunakan bacaan isyah, maja jita setuju dengan pendapat :
|
Dalam pandangna penulis :
|
Zaman bertanya
kepada Alloh Swt. secara langsung sebagaimana Nabi Adam As. di surga dan Nabi
Musa As. di lembah Thuwa di Gunung Sinai sudah lewat
Maka
kita bisa bertanya kepada Alloh secara tidak langsung yaitu bertanya kepada Kitab ciptaannya yaitu Al
Qur-an
Dengan
cara : Membandingkan makna firman Alloh di dalam Kitab Al Qur-an di suatu
ayat dengan makna firman Alloh di ayat lainnya, karena Allohlah yang
berfirman dengannya, sehingga Alloh sajalah yang paling tahu tentang makna
firmanNya sendiri
|
Menanyakan
takwil ayat mutasyabihat kepada Al Qur-an.
Sebelum membahas hal ini, terlebih dahulu
kita bahas :
Dengan bahasa apakah kita berkomunikasi dengan Alloh Swt. ?
Jawabannya jelas yaitu dengan bahasa Al Qur-an.
Samakah bacaan Al Qur-an dengan Bahasa Arob ?
|
|
|
Pada pembahasan sebelumnya telah disimpulkan bahwa : Bahasa Al Qur-an bukan Bahasa Arab tetapi adalah bahasa yang serumpun / sekeluarga dengan bahasa Arob.
Ciri-ciri Bahasa Arob manusia
Pada
bahasa manusia suatu kata bisa mempunyai
makna lebih dari satu yang disebut polisemi dan homonim.
Dalam bahasa Arob, polisemi disebut juga Isytirak
al-lafdzi.
Artinya:
“satu kata mengandung beberapa arti yang masing-masingnya dapat dipakai
sebagai makna yang denotative (hakikat) dan bukan makna konotatif (majaz).
Kata “الخال” misalnya,
bisa berarti: paman, tahi lalat di wajah, awan dan onta yang gemuk.
Homonim atau dalam bahasa
Arab diartikan dengan Al Mustarok al Lafdzi adalah beberapa kata yang
sama, baik pelafalan dan penulisannya tetapi mempunyai makna yang berlainan.
Ini merupakan pengertian Al Mustarok al Lafdzi secara umum
Contoh kata (غرب) dapat bermakna arah barat (الجهرة), dan juga bermakna timba (الدلو).
Contoh lain kata (الجد)
memiliki tiga makna yaitu
(1) bapak dari ayah / ibu (ابو اللأب/ ام)
(2) bagian, nasib baik (البحث,الحظ)
(3) tepi sungai (شاطئ النهر)
Arti
Kata Rizqi di Dalam Al Qur-an
Telah disebutkan bahwa
hanya Alloh sajalah yang mengetahui takwil ayat mutasyabihat.
Maka, agar kita juga bisa mengetahuinya kita bisa bisa bertanya kepada
Alloh melalui Kitab Al Qur-an
Dengan
cara : Membandingkan makna firman Alloh di dalam Kitab Al Qur-an di suatu
ayat dengan makna firman Alloh di ayat lainnya, karena Allohlah yang
berfirman dengannya, sehingga Alloh sajalah yang paling tahu tentang makna
firmanNya sendiri
|
Bertanya Kepada Alloh Takwil
Ayat Mutasyabihat Tentang kata Rizqi
Untuk bisa bertanya kepada Al Qur-an ada beberapa prinsip yang harus
kita ketahui.
Makna
kata rizqi itu kita cari di dalam Kamus dan Ensiklopedi Arob dan Al Qur-an sebagai berikut.
Prinsip pertama.
Bahasa Al Qur-an mempunyai kemiripan makna dengan Bahasa Arob karena keduanya sekeluarga.
Ini
sesuai pendapat Muhajir Isnaeni tentang arti Arobiyyan.
|
No.
|
Nama kamus
|
Arti rizqi
|
01.
|
Kamus saku
Arab Inggeris Indonesia, Elias A Elias
dan Edward Elias
|
Nafkah, tunjangan,
karunia, keberuntungan, nasib baik.
|
02
|
Kamus Arab
Indonesia, Abdul-lah bin Nuh dan Oemar Bakri
|
Rezeki,
pencaharian
|
03
|
Kamus Al-Qur’an,
Drs. M. Zainul Arifin
|
Harta, karunia
|
04
|
Qamus Al-Quran, Abdul
Qadir Hasan
|
|
05
|
Ensiklopedi Al-Qur’an,
Prof. M. Dawam Rahardjo
|
Penghasilan,
keuntungan, kebutuhan, penghidupan, hak milik, laba, akumulasi modal.
|
08.
|
Ensiklopedia Al-Qur’an,
Prof. Dr. M. Quraisy Shihab, MA
|
Pemberian dalam
bentuk makanan, kekuasaan dan ilmu pengetahuan
|
Dari kamus dan ensiklopedia Arob di atas kita bisa menggolong-kan
arti rizqi
menjadi dua:
1. Rizqi
ditafsirkan sebagai materi yaitu: karunia / pemberian, harta / hak milik,
nafkah / penghasilan / pencaharian / tunjangan, yaitu pada semua kamus / ensiklopedia.
2. Rizqi
ditafsirkan sebagai makanan, yaitu pada Qamus Al-Quran, Abdul Qadir Hasan dan
Ensiklopedia Al
Qur-an Prof. M. Quraisy Shihab.
Prinsip ke tiga
|
Perbedaan bahasa Al Qur-an
dengan bahasa Arob manusia adalah
|
Pada bahasa Arob setiap
kata mempunyai beberapa arti (polisemi
dan homonim).
Karena Bahasa Arob dipengaruhi oleh Budaya Arob.
|
Pada bahasa Al Qur-an
setiap kata hanya mempunyai satu arti karena diciptakan oleh Alloh Swt. (Tidak dipengaruhi oleh budaya manusia)
|
Karena di dalam Al Qur-an setiap kata hanya
mempunyai satu arti, dari kedua pilihan di atas kita bisa memilih salah
satunya, yaitu RIZQI berarti makanan.
Kemudian kita kumpulkan semua ayat yang mengandung
kata RIZQI.
Untuk mencari ayat-ayat tersebut kita bisa
menggunakan buku Konkordansi Qur'an karangan Ali Audah, Indeks Al-Qur'an
karangan Sukmajaya dkk, dll. Biasanya akan ditemukan banyak ayat yang
mengandung kata yang kita tanyakan itu.
Ditemukan 97 ayat Al Qur-an mengandung kata RIZQI.
Daftar 97 ayat Al Qur-an yang mengandung kata rizqi itu adalah sbb.
No.
|
Ayat
|
No.
|
Ayat
|
No.
|
Ayat
|
No.
|
Ayat
|
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
|
[2]:3
[2]:22
[2]:25
[2]:57
[2]:60
[2]:172
[2]:233
[2]:254
[3]:37
[4]:39
[5]:114
[5]:114
[6]:142
[7]:31
[7]:50
[7]:160
[8]:3
[8]:3
[8]:26
[8]:74
[10]:59
[10]:93
[11]:6
[11]:88
[12]:22
|
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
|
[13]:26
[14]:31 [14]:32
[15]:20
[16]:56
[16]:67
[16]:71
[16]:71
[16]:71
[16]:72
[16]:73
[16]:75
[16]:75
[16]:112
[16]:114
[17]:30
[17]:70
[18]:19
[19]:62
[20]:80
[20]:131
[20]:132
[20]:132
[22]:34
[22]:35
|
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
|
[22]:50
[22]:58
[22]:58
[23]:72
[24]:26
[28]:54
[28]:57
[28]:82
[29]:17
[29]:17
[29]:60
[29]:60
[29]:62
[30]:37
[30]:37
[30]:40
[32]:16
[33]:31
[34]:4
[34]:15
[34]:36
[34]:39
[34]:39
[35]:29
[36]:47
|
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
|
[37]:40
[38]:54
[39]:52
40]:13
[42]:27
[42]:38
[45]:5
[45]:16
[50]:11
[51]:22
[51]:57
[51]:58
[40]:64
[56]:82
[62]:11
[63]:10
[65]:7
[65]:11
[67]:15
[67]:21
[67]:21
[89]:16
|
1
Kata makanan itu kita masukkan ke dalam kurung di
belakang kata RIZQI
pada semua ayat yang kita temukan tadi.
Kata
RIZQI berarti makanan di seluruh ayat Al Qur-an itu kita teliti apakah sesuai dengan keseluruhan
arti kalimat pada masing-masing ayat.
Bila sesuai maka kita tulis di bagian belakang ayat itu kata (cocok) di dalam kurung. Bila
tak sesuai kita tulis (tidak
cocok)
Contoh
Q.S. Al Baqoroh [2] :
2-5. Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa, 3. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghoib, yang mendirikan
sholat, dan menafkahkan sebagian rizqi (makanan) yang kami anugerahkan kepada mereka. (cocok)
Uraian selengkapnya 83 ayat Al
Qur-an yang mengandung ayat mutasyabihat rizqi adalah sebagai berikut
:
1.. Q.S. Al Baqoroh [2] : 3. (yaitu) mereka yang beriman kepada
yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rizqi (makanan) yang Kami
anugerahkan kepada mereka. (cocok)
2. Q.S. Al Baqoroh [2]:22 Dialah yang
menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu
Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizqi
(makanan) untukmu;
karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui. (cocok)
3.. Q.S. Al Baqoroh [2] :25. Dan
sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa
bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap
mereka diberi rizqi (makanan) buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:
"Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka
diberi buah-buahan yang
serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal
di dalamnya. (cocok)
4.. Q.S. Al Baqoroh [2] :57. Dan
Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah
dari makanan
yang baik-baik yang telah Kami rizqikan kepadamu. Dan tidaklah mereka
menganiaya diri mereka sendiri. (cocok)
5.. Q.S. Al Baqoroh [2] :60. Dan
(ingatlah), ketika Musa memohon air untuk kaumnya,
lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu
memancarlah dari padanya dua belas mata air.Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing.) Makan dan minumlah rizqi (makanan) (yang
diberikan) Alloh, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat
kerusakan. (cocok)
6.. Q.S. Al Baqoroh [2] :172. Hai
orang-orang yang beriman, makanlah di
antara rezki
(makanan) yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan
bersyukurlah kepada Alloh, jika benar-benar hanya kepadaNya kamu menyembah. (cocok)
173. Sesungguhnya
Alloh hanya mengharomkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang
(ketika disembelih) disebut (nama) selain Alloh. Tetapi barang siapa dalam
keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Alloh
Maha Peng-ampun lagi Maha Penyayang. (cocok)
7.. Q.S. Al
Baqoroh [2] :233 Para ibu hendaklah menyusukan
anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.
Dan kewajiban ayah memberi rizqi (makanan) dan pakaian kepada para
ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,
dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum
dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa
atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang
lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut
yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. (cocok)
8.. Q.S. Al
Baqoroh [2] :254 Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian
dari rizqi
(makanan)
yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak
ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah
orang-orang yang zalim. (cocok)
9. QS. Ali Imron [3]:37. Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik,
dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya
pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati
makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu
memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Rizqi (makanan) itu dari sisi Allah".
Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dike-hendakiNya tanpa
hisab. (cocok)
10. QS. An-Nisa;
[4]:39. Apakah kemudharatannya bagi mereka,
kalau mereka beriman kepada
Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rizqi (makanan) yang telah diberikan Allah
kepada mereka? Dan adalah Allah Maha Mengetahui keadaan
mereka. (cocok)
11. QS. Al-Maidah :[5]:114. Isa putera Maryam
berdoa: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari
langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang
yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan
Engkau; beri rizqilah (makanan) kami, dan Engkaulah pemberi rizqi (makanan) Yang
Paling Utama".(cocok)
12. Q.S. Al-An'aam [6] :142. Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk
pengangkutan dan ada yang untuk disembelih.
Makanlah dari rizqi (makanan) yang telah diberikan Alloh kepadamu, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu.: 3. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu
yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. (cocok)
13. Q.S. Al A'roof [7] :31. Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan-lah
berlebih-lebihan sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. 32. Katakanlah: "Siapakah yang mengharomkan perhiasan
dari Alloh yang telah dikeluarkanNya untuk hamba-hambaNya dan (siapa pulakah
yang mengharomkan) rizqi (makanan) yang baik ?" Katakanlah: "Semuanya itu
(disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk
mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi
orang-orang yang mengetahui. (cocok)
14. Q.S. Al A'roof [7] :50. Dan penghuni
neraka menyeru penghuni syurga: "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizqikan Alloh kepadamu" Mereka (penghuni syurga)
menjawab: "Sesungguhnya Alloh telah mengharomkan keduanya itu atas
orang-orang kafir. (cocok)
15. Q.S. Surat
A'roof [7] :160. Dan mereka kami bagi
menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan kami wahyukan kepada Musa ketika
kaumnya meminta air kepadanya:
"Pukullah batu itu dengan tongkatmu." Maka memancarlah
daripadanya dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat mi-num masing-masing.
Dan kami naungkan awan di atas mereka dan kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami
berfirman): "Makanlah yang baik-baik
dari apa yang telah kami rizqikan kepadamu". Mereka tidak menganiaya kami,
tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri. (cocok)
16.. Q.S. Al Anfaal [8] :3. (Yaitu) orang-orang
yang mendirikan sholat dan yang menafkahkan sebagian dari rizqi (makanan) yang kami beri-kan
kepada mereka. 4. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebe-nar-benarnya.
Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan
serta rizqi (makanan) berupa buah-buahan dan daging
burung serta minuman yang
mulia (di surga). (cocok)
17.. Q.S. Al Anfaal [8] :26. Dan
ingatlah (hai para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit lagi
tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah)
akan menculik kamu, maka Alloh memberi kamu tempat menetap (Medinah) dan
dijadikanNya kamu kuat dengan pertolonganNya
dan diberiNya kamu rizqi (makanan) dari
yang baik-baik agar kamu bersyukur (cocok).
18.. Q.S. Al Anfaal [8]:74. Dan
orang-orang yang beriman dan ber-hijroh serta berjihad pada jalan Alloh, dan
orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada
orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman.
Mereka memperoleh ampunan dan rizqi (makanan) yang
mulia (di surga). (cocok)
19.. Q.S.
Yunus [10]:59. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku ten-tang rizqi (makanan) yang diturunkan Alloh kepadamu, lalu kamu
jadi-kan sebagiannya harom dan (sebagiannya) halal" Katakanlah: "Apakah Allah telah memberikan
izin kepadamu (tentang ini) atau kamu menga-da-adakan saja terhadap Allah?" (cocok)
20.. Q.S. Yunus [10]:93. Dan
sesungguhnya Kami telah menempat-kan Bani Isroil di tempat kediaman yang bagus
dan Kami beri mereka
rizqi (makanan) dari
yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang
kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurot). Sesungguhnya Tuhan kamu
akan memutuskan (cocok)
21. Q.S. Hud [11]:6. Dan
tidak suatu binatang melata pun di bumi melainkan Alloh-lah yang memberi rizqi (makanan)nya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan
tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (lauh mahfuzh). (cocok)
22. Q.S. Hud [11]:88. Syu'aib berkata: "Hai
kaumku, bagaimana pi-kiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku
dan dianugerahiNya aku dari padaNya rizqi (makanan) yang baik (patutlah
aku menyalahi perintahNya)?. Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu
(dengan mengerjakan) apa yang aku larang kamu dari padanya. Aku tidak bermaksud
kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada
taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Alloh. Hanya kepada Alloh aku
bertawakal dan hanya kepadaNyalah aku kembali. (cocok)
23. Q.S.12 (Ar Ro'd):22. Dan orang-orang yang sabar karena mencari
keridhoan Tuhannya, mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rizqi (makanan) yang kami berikan kepada
mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan
kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). 23.
(Yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan
orang-orang yang soleh dari bapak-bapaknya, isteri-isteri dan anak cucunya,
sedang Malaikat-Malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, 24. (Sambil mengucapkan) : "Salamun
'alaikum bima shobartum". Alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (cocok)
24. Q.S.13
(Ar-Ro'd):26. Alloh meluaskan rizqi (makanan) dan me-nyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira
dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan di dunia itu (dibandingkan dengan) kehidupan akhirot
hanyalah kesenangan (yang sedikit). (cocok)
25. Q.S.14 (Ibrohim):31. Katakanlah kepada
hamba-hambaKu yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan sholat,
menafkahkan sebagian rizqi (makanan) yang kami berikan
kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari
(kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persohabatan. (cocok)
26.. Q.S. Ibrohim [14]:32. Allohlah yang telah menciptakan langit dan
bumi dan menurunkan air hujan dari
langit, kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan rizqi (makanan)
untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar
di lautan dengan kehendakNya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu
sungai-sungai. (cocok)
27. Q.S. Al Hijr [15]:20. Dan Kami telah
menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula)
makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rizqi (makanan)
kepadanya. (cocok)
28.. Q.S. An Nahl [16]:56. Dan mereka sediakan untuk berhala-berhala
yang mereka tiada mengetahui (kekuasaannya), satu bahagian dari rizqi (makanan) yang telah kami berikan kepada
mereka. Demi Alloh, sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang telah
kamu ada-adakan. (cocok)
29.. Q.S. An Nahl [16]:67. Dan dari buah korma dan anggur, kamu
buat minuman yang
memabukkan dan rizqi (makanan) yang
baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Alloh) bagi orang yang memikirkan. (cocok)
30.. Q.S. An Nahl [16]:71. Dan Alloh melebihkan sebahagian kamu dari
sebahagian yang lain dalam hal rizqi (makanan), tetapi
orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rizqi (makanan) mereka kepada budak-budak yang mereka
miliki, agar mereka sama (merasakan) rizqi (makanan) itu.
Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Alloh? (cocok)
31.. Q.S. An Nahl [16]:72 . Alloh menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan
cucu-cucu dan memberimu rizqi (makanan) dari yang baik-baik. Maka menga-pakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat
Allah?". (cocok)
32. Q.S.16 (An Nahl):114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizqi (makanan) yang telah diberikan Alloh
kepadamu; dan syukurilah nikmat Alloh, jika kamu hanya kepadaNya saja menyembah.
115. Sesungguhnya Alloh hanya mengharomkan atasmu (memakan) bang-kai, darah,
daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Alloh; tetapi
barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula
melampaui batas, maka sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (cocok)
33. Q.S.17 (Al Isro'):30. Sesungguhnya Tuhanmu
melapangkan rizqi (makanan) kepada siapa yang
Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha
Melihat akan hamba-hambaNya. (cocok)
34. Q.S.17 (Al Isro):70. Dan sesungguhnya
telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di
lautan. Kami beri mereka rizqi (makanan) dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan. (cocok)
35. Q.S.18 (Al Kahfi):19. Dan demikianlah Kami
bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri.
Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Sudah berapa lamakah kamu berada
(di sini?). Mereka menjawab: "Kita berada (di sini) sehari atau setengah
hari". Berkata yang lain lagi: "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa
lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi
ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat
manakah makanan yang lebih baik,
maka hendaklah dia membawa rizqi (makanan) itu untukmu, dan hendaklah
dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada
seseorangpun. (cocok)
36. Q.S.19 (Maryam):62. Mereka
tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam syurga, kecuali ucapan
salam. Bagi mereka rizqi (makanannya di syurga itu
tiap-tiap pagi dan petang. (cocok)
37. Q.S. Al Isro’ [17]:70. Dan
sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan. Kami beri mereka rizqi (makanan) dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan. (cocok)
38. Q.S. Al Kahfi [18]:19. Dan
demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka
sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Sudah berapa lamakah
kamu berada (di sini?). Mereka
menjawab: "Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari". Berkata
yang lain lagi: "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada
(di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan
membawa uang perakmu ini, dan hendak-lah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka
hendaklah dia mem-bawa rizqi (makanan) itu
untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali
menceritakan halmu kepada seseorangpun. (cocok)
39. Q.S. Maryam [19]:62. Mereka tidak
mendengar perkataan yang tak berguna di dalam syurga, kecuali ucapan salam.
Bagi mereka rizqi (makanan)nya di
syurga itu tiap-tiap pagi dan petang. (cocok)
40.. Q.S. Thoha [20]:80. Hai Bani Isroil, sesungguhnya Kami telah
menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami telah meng-adakan perjanjian
dengan kamu sekalian (untuk munajat) di sebelah kanan gunung itu dan Kami telah
menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa. 81.
Makanlah di antara rizqi (makanan) yang
baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaanKu
menimpamu. Dan barang-siapa ditimpa oleh kemurkaanKu, maka sesungguhnya
binasalah ia. (cocok)
41. Q.S. Al Hajj [22]:50. Maka orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka ampunan dan rizqi (ma-kanan
di sorga) yang mulia. (cocok)
42. Q.S. Al Hajj [22]:58. Dan
orang-orang yang berhijroh di jalan Alloh, kemudian mereka dibunuh atau mati,
benar-benar Allah akan membe-rikan kepada mereka rizqi (makanan) yang baik (di syurga). Dan sesungguhnya
Alloh adalah sebaik-baik pemberi rizqi (makanan) . (cocok)
43. Q.S. Al Mu'min [23]:72. Atau
kamu meminta upah kepada mere-ka?", Maka upah dari Tuhanmu adalah lebih
baik, dan Dia adalah pem-beri rizqi (makanan) yang paling baik. (cocok)
44. Q.S. An Nuur [24]:26. Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita baik
(pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizqi (makanan) yang mulia (di syurga) (cocok)
45. Q.S. Al
Qosos [28]:54. Mereka itu diberi pahala dua kali
disebabkan kesabaran
mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa (makanan,
pen.) yang telah kami rizqikan kepada mereka, mereka nafkahkan. (cocok)
46. Q.S. Al Qosos [28]:57. Dan
mereka berkata: "Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kamu
akan diusir dari negeri kami". Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan
mereka dalam daerah harom yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari
segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rizqi (makanan) (bagimu) dari sisi
Kami? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (cocok)
47.. Q.S.
An Nuur [24]:26.
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang
keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik
adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk
wanita-wanita baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang
dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizqi (makanan)
yang mulia (di syurga). (cocok)
48. Q.S. Al Qosos [28]:54. Mereka itu
diberi pahala dua kali disebabkan kesobaran mereka, dan mereka menolak
kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa (makanan) yang telah
kami rizqikan kepada mereka, mereka nafkahkan. (cocok)
49.. Q.S. Al Qosos [28]:58. Dan mereka berkata: "Jika kami mengikuti
petunjuk bersama kamu, niscaya kamu akan diusir dari negeri kami". Dan
apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah harom yang aman,
yang didatangkan ke tempat itu buah-buah-an dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rizqi (makanan) (bagimu) dari sisi Kami? Tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui. (cocok)
50. Q.S. Al Qosos [28]:82. Dan jadilah
orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Korun itu, berkata:
"Aduhai, benarlah Alloh melapangkan rizqi (makanan) bagi
siapa yang dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan menyempitkannya; kalau Alloh
tidak melimpah-kan karuniaNya atas kita benar-benar dia telah membenamkan kita
(pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat
Alloh)". (cocok)
51.. Q.S. Al Ankabut [29]:16. Dan (ingatlah) Ibrohim, ketika ia ber-kata
kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu Alloh dan bertakwalah kepadaNya. Yang
demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. 17. Sesungguhnya
apa yang kamu sembah selain Alloh itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta.
Sesungguhnya yang kamu sembah selain Alloh itu tidak mampu memberikan rizqi (makan-an) kepadamu;
Alloh berfirman : Alloh telah menurunkan sebagian
dari rizqi (makanan) yang kami berikan kepada mereka. (cocok)
52. Q.S. Ar Rum [30]:40. Allohlah yang
menciptakan kamu, kemudian memberimu rizqi (makanan), kemudian mematikanmu,
kemudian menghidupkanmu (kembali), adakah di antara yang kamu sekutukan dengan
Alloh itu dapat berbuat suatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. (cocok)
53. Q.S. As Sajdah [32]:15. Sesungguhnya orang-orang yang ber-iman kepada ayat-ayat
Kami adalah orang-orang yang apabila diperi-ngatkan dengan ayat-ayat (kami),
mereka menyungkur sujud dan ber-tasbih serta memuji Tuhannya sedang mereka
tidak menyombongkan diri. 16. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang
mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka
menafkahkan sebagian dari rizqi (makanan), yang kami berikan kepada mereka. (cocok)
54. Q.S. Al Ahzab [33]:31. Dan barang siapa di antara kamu sekalian
(isteri-isteri nabi) tetap taat kepada Alloh dan rosulNya dan mengerja-kan amal
yang soleh. Niscaya Kami memberikan kepadanya pahalanya dua kali lipat dan Kami
sediakan baginya rizqi (makanan yang mulia (di surga). (cocok)
55. Q.S. Saba [34]:4. Supaya Allah memberi balasan
kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Mereka itu adalah
orang-orang yang baginya ampunan dan rizqi (makanan yang mulia (di surga). (cocok)
56. Q.S. Saba [34]:15. Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan
Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di
sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Ma-kanlah olehmu dari rizqi (makanan) yang (dianugerahkan)
Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepadaNya. (Negerimu) adalah negeri yang
baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun. (cocok)
57.. Q.S. Al Ahzab [33]:31. Dan barang
siapa di antara kamu sekalian (isteri-isteri nabi) tetap taat kepada Alloh dan rosulNya dan mengerjakan
amal yang soleh. Niscaya Kami memberikan kepadanya pahalanya dua kali lipat
dan Kami sediakan baginya rizqi (makanan) yang
mulia (di surga). (cocok)
58.. Q.S. Saba [34]:4. Katakanlah, “Sungguh,
Tuhanku melapangkan rizqi (makanan) dan membatasinya bagi siapa yang Dia
kehendaki di antara hamba-hambaNya.” Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah
akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik. (cocok)
59.. Q.S. Saba [34]:15.
Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman
mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada
mereka dikatakan) : "Makanlah olehmu
dari rizqi
(makanan) yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu
kepadaNya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang
Maha Pengampun.
(cocok)
60.. Q.S. Saba [34]:36. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku
melapangkan rizqi (makanan) bagi
siapa yang dikehendakiNya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendakiNya),
akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".(cocok)
61.. Q.S. Saba [34]:39. Katakanlah:
"Sesungguhnya Tuhanku mela-pangkan rizqi (makanan) bagi siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya
dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendak-Nya)". Dan barang apa saja
yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizqi (makanan) yang
sebaik-baiknya. (cocok)
62. Q.S. Shood [38]:49. Ini adalah kehormatan
(bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar
(disedia-kan) tempat kembali yang baik. 50. (Yaitu) syurga 'Adn yang
pintu-intunya terbuka bagi mereka, 51. Di dalamnya mereka bertelekan (di atas
dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di syurga itu. 52. Dan pada sisi mereka (ada
bidadari-bida-dari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. 53. Inilah
apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. 54. Kenikmatan itulah yang dijanjikan kepada kalian (wahai orang-orang yang
bertakwa) di hari kiamat, sesungguhnya ia adalah rizqi (makanan) Kami untuk kalian, tiada henti
dan tiada terputus. (cocok)
63. Q.S. Az Zumar
[39]:52. Dan
tidakkah mereka mengetahui bahwa Alloh melapangkan rizqi (makanan) dan menyempitkan bagi
siapa
yang dikehendakiNya? Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda kekuasaan Alloh bagi kaum yang beriman. (cocok)
64. Q.S. Al Mu'min [40]:13. Dialah yang
memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)Nya dan menurunkan untukmu rizqi (air / makanan) dari langit. Dan
tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Alloh). (cocok)
65. Q.S. Al Mu'min
[40]:64. Alloh-lah
yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan
membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rizqi (makanan) dengan sebahagian yang
baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan
semesta alam. (cocok)
66. Q.S.
Asy Syuura [42]:27. Dan jikalau Allah melapangkan rizqi (makanan) kepada hamba-hambaNya
tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Alloh menurunkan apa
yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya dia Maha Mengetahui
(keadaan) hamba-hambaNya lagi Maha Melihat. (cocok)
67. Q.S. Asy Syuuro [42]:38. Dan (bagi) orang-orang yang menerima
(mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarot antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian
dari rizqi (makanan) yang kami berikan kepada
mereka. (cocok)
68.. Q.S. Al Mu'min [40]:64. Allohlah
yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan
membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rizqi (makanan) dengan
sebagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhan-mu, Maha
Agung Allah, Tuhan semesta alam. (cocok)
69. Q.S. Asy-Syuura [42] : 27. Dan
jikalau Allah melapangkan rizqi (makanan) kepada
hamba-hambaNya tentulah mereka akan melam-paui batas di muka bumi, tetapi Alloh
menurunkan apa yang dikehendakiNya dengan ukuran. Sesungguhnya dia Maha
Mengetahui (keadaan) hamba-hambaNya lagi Maha Melihat. (cocok)
70.. Q.S.Asy Syuuro4 [2]:38. Dan (bagi)
orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan sholat,
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarot antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rizqi (makanan) yang kami berikan kepada mereka. (cocok)
71.. Q.S.(Al Jaatsiah [45]:5. Dan pada
pergantian malam dan siang dan rizqi (air /
makanan) yang diturunkan Alloh dari
langit lalu dihidup-kannya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan
pada perki-saran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Alloh) bagi kaum
yang berakal. (cocok)
72.. Q.S. Al Jaatsiah [45]:16. Dan
sesungguhnya telah kami berikan kepada Bani Isroil Al-Kitab (Taurot) dan kekuasaan dan kenabian; dan kami berikan kepada
mereka rizqi (makanan) yang
baik dan kami le-bihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya). (cocok)
73.. Q.S. Qoof [50]:9. Dan kami turunkan
dari langit air yang
banyak manfa'atnya lalu kami tumbuhkan dengan air itu
pohon-pohon dan biji-biji tanaman
yang diketam. 10. Dan pohon kurma yang
tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun. 11. Untuk menjadi rizqi (makanan) bagi
hamba-hamba (kami). Dan kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati
(kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan. (cocok)
74. Q.S. Al Jum'ah
[62]:11. Dan
apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju
kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah:
"Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dari pada permainan dan
perniagaan; dan Allah sebaik-baik Pemberi rizqi (makanan) (cocok)
75. Q.S. Al Munafiqun [63]:10. Dan nafkahkanlah
sebagian dari pada rezki
(makanan) yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; dan ia berkata:
"Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu
yang dekat, dengan sebab itu aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang
yang saleh?". (cocok)
76. Q.S. At-Tolaq [65]:7. Orang
yang mampu hendaknya memberi nafkah menurut kemampuannya; dan orang yang
disempitkan rizqi (makanan)nya
hendaklah memberi nafkah dari yang diberikan Alloh kepadanya; Alloh tidak
memikulkan beban kepada seseorang melain-kan (sekadar) apa yang Alloh berikan
kepadanya. Alloh kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (cocok)
77. Q.S. At-Tolaq [65]:11. (Dan mengutus)
seorang Rosul yang mem-bacakan kepadamu ayat-ayat Alloh yang menerangkan
(bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang beriman dan
mengerjakan amal-amal yang soleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barang siapa
yang beriman kepada Alloh dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Alloh akan
memasukkannya ke dalam syurga-syurga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Sesungguhnya Alloh melapangkan rizqi (air / makanan) kepadanya. (cocok)
78. Q.S. Al-Mulk [67]:15. Dialah yang
menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya
dan makanlah sebagian dari rizqi (makanan)Nya; dan kepadaNyalah kamu
(kembali setelah) dibangkitkan. (cocok)
79. Q.S. Al-Mulk [67]:21. Atau siapakah yang akan
memberi kamu rezki
(makanan) jika Allah menahan rizqi (makanan)Nya, bahkan mereka
terus-menerus dalam kesombongan dan dalam keadaan menjauhkan diri?. (cocok)
80.. Q.S. At-Talaq [65]:11. (Dan mengutus) seorang Rosul yang
membacakan kepadamu ayat-ayat Alloh yang menerangkan (berma-cam-macam hukum)
supaya Dia mengeluarkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal-amal yang
soleh dari kegelapan kepada caha-ya. Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh
dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Alloh akan memasukkannya ke dalam
syurga-syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Sesungguhnya Alloh melapangkan rizqi (air / makanan) kepadanya. (cocok)
81.. Q.S. Al-Mulk [67]:15. Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rizqi (makanan)Nya. Dan hanya kepadaNyalah kamu
(kembali setelah) dibangkitkan. (cocok)
82. Q.S. (Al-Mulk [67] : 21. Atau
siapakah yang akan memberi kamu rizqi (makanan) jika
Allah menahan rizqi (makanan)Nya,
bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan dalam keadaan menjauhkan
diri? (cocok)
83. Q.S. Al-Fajr [89]:15. Adapun manusia
apabila Tuhannya meng-ujinya lalu dimuliakanNya dan diberi kesenangan maka dia
berkata: "Tuhanku telah memuliakanku," 16. Tetapi apabila Tuhannya
menguji-nya, lalu membatasi rizqi (makanan)nya, maka dia berkata:
"Tuhanku menghinakanku," 17. Sekali-kali tidak (demikian),
bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim, 18. Dan kamu tidak saling mengajak
memberi makan orang
miskin; 19. Dan kamu memakan harta
pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil). 20. Dan kamu
mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. (cocok)
======================================================
Kesimpulan
Mengartikan rizqi sebagai makanan ternyata cocok pada ke 83 ayat yang kita teliti.
Jember, 17 Septemberi 2017
Maka : Takwil
ayat mutasyabihat kata rizqi di dalam Al Quran menurut Alloh Swt. adalah makanan
|
Jember, 17 Septemberi 2017
Dr. H.M. Nasim Fauzi
5. Makna Suatu Kata di Dalam
Kitab Al-Hadits.
Hadits
Nabi Saw sangat berbeda dengan Al Qur-an. Karena Al Qur-an adalah sabda Alloh Swt
yang diturunkan lewat Malaikat Jibril as. kepada seorang manusia yaitu Nabi
Muhammad saw.
Sedang
Hadits Nabi Saw adalah perkataan seorang manusia mulia berbangsa Arob yaitu
Nabi Muhammad saw. Disabdakan beliau dalam bahasa Arob kepada para sohabat
yang berbangsa Arob, kemudian secara beranting digetok-tularkan dan akhirnya
sampai kepada kita melalui kitab-kitab Hadits.
Tentu saja bahasa Arob dalam
hadits-hadits itu menggunakan kaidah dan makna sesuai dengan bahasa Arob.
Dalam hal ini rizqi mempunyai dua arti yaitu (i) makanan dan (ii) karunia.
Kontroversi Nabi mendoakan “kaya” bagi Anas bin Malik.
Contoh
hadits ke-1
Dalam hadits ini rizki mempunyai
tiga arti yaitu umur, kekayaan dan anak, bukan berarti makanan seperti di dalam
Al Qur-an.
Doa Nabi kepada Anas bin Malik agar
mendapat kekayaan dan anak yang banyak sangat terkenal. Sering dipakai sebagai contoh
bolehnya kita berdoa minta kaya.
Anas bin Malik berasal dari Bani an-Najjar, anak dari
Ummu Sulaim. Sejak kecil dia melayani keperluan Nabi Muhammad Saw, sehingga
selalu bersama Rosululloh.
Setelah Nabi
Muhammad Saw wafat, Anas bin Malik pergi dan menetap di Damaskus kemudian ke
Basroh. Ia mengikuti sejumlah pertempuran dalam membela Islam. Ia dikenal
sebagai sohabat Nabi Muhammad Saw yang berumur paling panjang.
Rosulullah Saw
sering kali mendo’akan Anas bin Malik Ra. Salah satu doa Beliau untuknya
adalah: “Allohumma
Urzuqhu Maalan wa Waladan, wa Baarik Lahu (Ya
Alloh, rizqikanlah / karuniakanlah ia harta dan keturunan, dan berkahilah
hidupnya).”
Alloh Swt mengabulkan
doa NabiNya, dan Anas Ra menjadi orang dari suku Anshor yang paling banyak
harta(rizqi)nya. Ia memiliki ke-turunan yang amat banyak, sehingga bila ia
melihat anak serta cucu-nya maka jumlahnya melebihi 100 orang. Alloh Swt
memberikan ke-berkahan pada umurnya sehingga ia hidup 1 abad lamanya ditambah 3
tahun lagi.
Adapun asbabul wurud cerita itu adalah hadis berikut:
Diriwayatkan daripada Anas Ra daripada Ummu Sulaim
katanya : Wahai Rosululloh! Aku menjadikan Anas sebagai khodammu, tolonglah
berdoa untuknya. Rosulullah Saw pun berdoa: Ya Alloh,
banyakkanlah harta (rizqi) dan anaknya dan berkatilah apa yang diberikan
kepadanya Berkata Anas: "Demi
Alloh, harta benda(rizqi)ku memang banyak dan anak begitu juga anak dari anakku
memang banyak sekali dan seka-rang sudah berjumlah lebih dari 100 orang. (Shohih
Bukhori, Muslim, kitab kelebihan para sohabat).
Komentar penulis.
Hadits
ini mengandung kontroversi karena mirip do’a minta kaya yang dipanjatkan Nabi Saw
bagi Sa’labah yang berakibat buruk bagi-nya di dunia dan akhirot. Nabi
sebelumnya tidak bersedia mendoakan dia kaya karena Nabi tahu sifat Sa’labah
yang tidak kuat terhadap godaan karunia kekayaan.
Akibat
dikabulkannya doá Nabi Saw oleh Alloh Swt ternaknya ber-kembang biak sangat
banyak. Namun karena sibuknya, dia lalu me-ninggalkan sholat berjamaah serta
tidak mengeluarkan zakat dari ternaknya.
Berbeda dengan sifat Anas bin Malik
Ra yang sangat diketahui oleh Nabi Saw karena dia berkumpul dengan Nabi sangat
lama. Tentu dia kuat terhadap godaan karunia kekayaan.
Contoh hadits ke-2.
Kata rizqi
tidak bermakna makanan
seperti di dalam Al Qur-an, tetapi bermakna anak keturunan.
Doa sebelum bercampur dengan isteri : Bismillah Allohumma Jannibnisy Syaiton Wa Jannibnisy Syaithon Ma Rozaqtana
Artinya : Dengan menyebut nama Alloh, ya Alloh, jauhkanlah syetan
dari saya, dan jauhkanlah ia dari apa yang akan Engkau rizqikan (kurniakan) kepada kami (anak, keturunan).
Kesimpulan :
Berbeda dengan Al Qur-an yang diciptakan oleh Alloh Swt,.setiap katanya
hanya mempunyai satu makna,
Kata-kata di dalam Al Hadits mempunyai beberapa
makna (homonim dan polisemi) seperti pada Bahasa Arob manusia, akibat pengaruh
budaya bangsa Arob.
Artinya
Bahasa Al Qur-an berbeda dengan
Bahasa Arob (yang
digunakan dalam hadis Nabi Muhammad Saw.).
|
|
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember
6. Bukti bahwa Al Qur-an bukan Berbahasa
Arob
Kasus Utbah bin Robi’ah
Pada suatu waktu,
kaum Quraisy mengadakan pertemuan dengan prinsip mereka bahwa “Semut mati
karena manisan”, yaitu mereka akan menunjuk seorang wakil guna menemui Nabi
Muhammad pada waktu itu. Mereka sadar benar bahwa Muhammad bin Abdillah adalah
seorang yang tidak mudah dikalahkan dalam berdebat, maka mereka akan memilih
seorang yang ahli dalam urusan ini.
Rapat itu dilangsungkan
di gedung Kebangsaan (Daarun Nadwah) dan dihadiri oleh pemuka-pemuka kaum
Quraisy. Tujuan rapat sudah jelas akan memilih seorang yang mempunyai kedudukan
sama dengan kedudukan Muahmmad bin Abdillah, seorang yang pandai, masih muda
dan kuat seperti Nabi Muhammad, dengan maksud agar bisa memperdayakan Nabi
Muammad SAW.
Setelah berdebat
panjang lebar, maka dengan suara bulat ditetapkanlah orang yang akan mewakili
bangsa Quraisy adalah Utbah bin Rabi’ah. Karena Utbah bin Rabi’ah sesuai jika berhadapan
muka dengan Muhammad bin Abdillah untuk berunding dengan dia. Keputusan itu
diterima dengan riang gembira disertai kesombongan Utbah bin Rabi’ah karena ia
meresa bahwa dirinyalah yang mempunyai sifat-sifat yang dikehendaki oleh
mereka.
Pertemuan pertama
antara Utbah dengan Nabi.
Pada waktu yang
telah ditentukan oleh Utbah sendiri, maka dia datang kerumah Abu Thalib.
Sesudah ia bertemu dengan Abu Thalib (Pamanda Nabi) Utbah lalu meminta supaya
memanggil Muhammad. Abu Thalib mengabulkan permintaan itu dan segera Abu Thalib
meme-rintahkan seseorang memanggil kemanakannya itu. Setelah menerima panggilan
pamannya itu maka Nabi pun bergegas datang ke rumah pamannya. Nabi sama sekali
tidak menyangka bawa dirinya sedang ditunggu oleh Utbah bin Rabi’ah. Oleh
karena itu maka Nabi sedikit kaget ketika melihat Utbah ada di rumah pamannya
itu, lalu Nabi duduk berhadapan dengan Utbah.
Utbah mulai berbicara lebih dahulu :
“Hai anak
laki-laki saudaraku ! Engkau sesungguhnya dari golong-an kami, dan engkau
sebenarnya telah mengetahui keadan kita, bahwa kita bangsa Quraisy ini adalah
sebaik-baik dan semulia-mulia bangsa Arab didalam pergaulan dan masyarkat,
sekarang engkau datang kepada bangsamu dengan membawa suatu perkara besar !
Engkau datang kepada bangsamu dengan membawa suatu perobahan yang amat besar !
Tidakkah engkau merasa bahwa kedatanganmu itu memecah-belah bangsamu yang telah
berabad-abad bersatu, dan engkau telah mencerai-beraikan persaudaraan bangsamu
yang telah lama bersepakat, dan engkau telah membodoh-bodohkan ‘ulama-‘ulamamu,
mencaci maki apa-apa yang telah lama dipuja-puja orang tuamu, engkau
merendahkan apa-apa yang telah lama dimuliakan oleh nenek moyangmu dan
bangsamu, engkau cela agama yang telah beratus tahun dipeluk oleh bangsamu dan
para leluhurmu, engkau sesat-sesatkan pujangga-pujangamu yang telah lewat. Kini
bangsamu telah berpecah-belah dan ber-golongan-golongan, disebabkan oleh
perbuatanmu.
Kejadian
demikian itu, kini telah tersiar di negara-negara lain. Oleh karena itu kami
sangat kuatir, manakala nanti bangsamu kedatangan musuh dari luar, dapatkah
kita melawan dan mempertahankan kedudu-kan kita? Sudah tentu tidak akan dapat,
bukan? Sebab perpecahan di antara bangsamu itu kini telah menjadi-jadi, tentu
akan menyebabkan kelemahan pada bangsamu sendiri.
Oleh karena itu
kedatanganku hari ini kepadamu atas nama bangsamu seluruhnya, dan hendak
mengajukan kepadamu hal-hal yang amat sangat penting. Tetapi aku meminta
kepadamu, bahwa sesudah aku mengatakan kepadamu, agar supaya kamu pikirkan
dengan tenang dan kamu perhatikan dengan benar., janganlah kamu tolak dengan
serta merta ! Agar supaya engkau dapat menerima salah satu dari hal-hal yang
akan aku katakan. Adapun tujuan kami tiada lain melainkan supaya bangsamu yang
mulia ini dapat bersatu kembali, seia sekata dan kembali berdamai seperti yang
sudah-sudah.
Selama Utbah berbicara Nabi hanya berdiam diri saja sambil
mendengarkan dengan tenang. Maka sesudah itu Nabi menjawab : “Katakanlah olehmu
kepadaku, segala sesuatu yang hendak engkau katakan, hai Abul Walid ! Aku akan
mendengarnya”.
Utbah bin Rabi’ah lalu berkata : “Saya akan
bertanya lebih dahulu kepadamu Muhammad, sebelum saya mengatakan hal-hal
penting tersebut keopadamu.
Kata Utbah : “Apakah
engkau lebih baik dari pada ayahmu Abdullah dan adakah engkau lebih baik pula
dari kakekmu yang terhormat Abdul Muthalib ?”
Nabi SAW dikala itu
diam saja, tidak menjawab sepatah katapun. Utbah lalu melanjutkan
pembicaraannya :
“Oh anak
laki-laki saudaraku ! Kalau engkau menganggap bahwa engkau lebih baik dari pada
orang-orang tuamu dan nenek moyangmu dahulu, maka katakanlah hal itu kepadaku.
Aku hendak mendengarnya. Dan jika engkau menganggap bahwa orang-orang tuamu dan
nenek moyangmu itu lebih baik dari pada kamu, pada hal mereka itu dengan
sungguh-sungguh menyembah dan memuliakan Tuhan-Tuhan yang engkau hinakan
sekarang ini, maka cobalah hal itu engkau katakan kepadaku Muhammad ! Nabi SAW
masih tetap diam !
Lalu Utbah melanjutkan lagi pembicaraannya :
”Sekarang bagaimanakah
Muhammad, apa yang menjadi kehendakmu dengan mengadakan agama baru itu? Saya
mau tahu, Muhammad !
Jikalau dengan
mengadakan agama baru itu, engkau mempunyai hajat ingin memilki harta benda,
kami kaum bangsawan Quraisy sanggup mengumpulkan harta benda buat kamu,
sehingga nanti kamu menjadi seorang yang kaya di antara kami;
jikalau kamu
menghendaki dengan agama barumu itu kemuliaan dan ketinggian derajat, maka kami
sanggup menetapkan engkau menjadi seorang yang paling mulai dan paling tinggi
derajatnya diantara kami, dan kamilah yang akan memuliakanmu;
jikalau kamu ingin
menjadi raja, maka kami sanggup mengangkat kamu menjadi raja kami, yang
memegang kekuasaan diantara kami, yang memerintah kami, dan kami semuanya tidak
akan berani memutuskan sesuatu perkara melainkan dengan izinmu atau dari
keputusanmu;
jikalau engkau
menghendaki wanita-wanita yang paling cantik, sedangkan kamu tidak mempunyai
kekuatan untuk mencukupi keper-luan mereka maka kami sanggup menyediakan wanita
bangsa Quraisy yang paling cantik di antara wanita Quraisy lainnya, dan
pilihlah sepu-luh orang atau berapa saja yang kamu mau dan kamilah yang akan
mencukupkan keperluan mereka masing-masing, dan engkau tidak usah memikirkan
keperluan mereka itu;
jikalau kamu menderita
penyakit, maka kami sanggup mencari obatnya dengan harta benda kami sampai
kamu menjadi sehat kembali meskipun harta benda kami menjadi habis asalkan
engkau sehat kem-bali tidak apalah bagi kami;
dan jikalau kamu
menginginkan hal-hal lain selain hal-hal itu, maka coba katakanlah kepadaku,
asal engkau mau menghentikan perbuatan-perbuatanmu seperti yang sudah-sudah. !
Coba kamu katakan kepada-ku, pilihlah salah satu dari hal-hal yang telah aku
katakana ini, mana yang kamu inginkan katakanlah kepadaku”
Selama Utbah berbicara
itu, Nabi SAW diam sambil mendengarkan ! Kemudian beliau berkata : “Sudahkah
selesai hal-hal yang engkau katakan kepadaku ?”
Utbah menjawab : “Yah saya selesaikan sekian dulu”
Nabi berkata : “Oh begitu, ! baiklah sekarang
saya minta kamu mendengarkan perkataanku, sebagai jawaban kepadamu. Maukah kamu
mendengarkannya?”
Utbah menjawab :” Baiklah,
katakanlah kepadaku sekarang juga”
Nabi Saw. lalu membaca ayat-ayat dari
Al-Qur’an surat Fushilat ayat 1 sampai dengan ayat 14 yang baru diturunkan
Allah beberapa hari sebelumnya :
BISMILLAAHIR RAHMAAN NIRRRAHIIM
HAA MIIM
|
KITAABUN FUSHSHILAT AAYAATUHU QUR’AANAN ARABIYYAN LIQAUMINY YA’LAMUUN
Dan seterusnya sampai dengan ayat 14 (lihat saja di Mushaf Al-Qur’an)
Sedang artinya mohon di lihat pada Al
Quran terjemahan.
Baru sampai sekian Nabi membaca ayat-ayat
Al-Qur’an maka dengan segera Utbah menegur dan berkata : “Cukuplah Muhammad,
cukup sekian dulu Muhammad, cukuplah sekian saja ! Apakah kamu dapat menjawab
dan berkata dengan yang lain selain itu”
Nabi SAW menjawab :”Tidak !”
Utbah lalu diam tidak dapat berkata lebih
lanjut, semua yang hendak dikatakan telah hilang musnah dengan sendirinya, segala rencana yang
hendak dikemukakan untuk memperdayakan Nabi lenyap dengan tidak
disangka-sangka, bahkan hatinya menjadi tertarik dengan mendengar-kan apa yang
dibacakan oleh Nabi.
Oleh sebab itu, dengan segera ia lalu
pulang ke rumahnya dengan mengandung satu perasaan yang sebelumnya tidak
disangka-sangka akan memilikinya, sehingga ia tidak tahu, apa lagi yang akan
dikatakan kepada Muhammad. Memang bukan main kata-kata yang diucapkan Muhammad
itu. Selama hidupku aku belum pernah mendengar kata-kata yang semacam itu.
Memang sungguh sedaplah rasanya rangkaian kata-kata yang diucapkan oleh
Muhammad itu.
Laporan Uthbah.
Setiba Utbah di rumahnya dengan
mengandung perasaan yang mengganggu tadi, maka dengan hati yang sangat pedih,
beberapa hari lamanya ia tinggal saja di rumahnya, tidak berani keluar dari
rumah menunjukkkan mukanya kepada mereka yang mengutusnya.
Oleh sebab itu mereka
(para pemuka musyriqin Quraisy) itu lalu datang ke rumahnya, untuk menanyakan
kepadanya tentang hasil yang diperolehnya sebagai seorang utusan yang
terhormat. Pada waktu itu Utbah sangat berdebar-debar hatinya, sangat pucat
raut mukanya. Akibat rasa takut kepada mereka. Sekalipun begitu namun terpaksa
ia melaporkan apa yang sudah dikerjakannya sebagai seorang utusan yang amat
dipercaya, dia menguraikan tentang hal ihwal ketika berte-mu dengan Nabi Saw.
dan menerangkan jalannya percakapan antara dia dan Nabi Saw. serta ucapan Nabi
sebagai jawaban atas pembicaraannya.
Utbah terpaksa
melaporkan kepada mereka, karena di kala itu seorang di antara mereka ada yang
mendesaknya dengan cara mengejeknya; katanya kepada mereka : ”Sesungguhnya
Utbah telah datang dari pertemuannya dengan Muhammad, tetapi kedatangannya kepa-damu
sekarang ini dengan roman muka yang lain dari roman muka ketika ia pergi kepada
Muhammad”
Kemudian mereka
berkata kepada Utbah :”Apakah yang ada di belakang kamu, wahai Abal-Walid?”
Di sinilah Utbah lalu terpaksa
melaporkan kepada mereka.
Kata Utbah : “Demi Allah, aku sudah menyampaikan kepada
Muham-mad semua yang diserahkan ke padaku. Sedikitpun aku tidak tinggal-kan apa
yang kamu katakan kepadaku, untuk kukemukakan kepada Muhammad, bahkan aku
menambah beberapa keterangan yang sa-ngat jitu dan penting pula”.
Mereka berkata :”Ya, habis bagaimana ?
Apakah Muhammad mem-beri jawaban kepadamu ?”
|
Sungguh, sedikitpun aku tidak
mengerti, melainkan aku mendengar dari padanya, bahwa dia mengancam kamu semua
dengan petir, seperti petir yang dipergunakan untuk membinasakan kaum-kaum Ad
dan Tsamud”.
Salah seorang
dari mereka berkata :”Celakalah engkau hai Utbah ! Mengapa engkau sampai tidak
mengerti perkataanya ? Sedang ia berbicara dengan bahasa Arab, dan Engkau
berbicara kepadanya dengan bahasa Arab juga bukan?”
Utbah mnjawab :”Demi Allah ! Sungguh
aku sama sekali tidak dapat mengerti perkataannya, melainkan ia
menyebut-nyebutkan kata :”Shaa’iqah” (petir)”
Mereka bertanya :”Mengapa begitu hai Utbah ?”
Utbah menjawab :”Demi Allah ! Selama
hidupku belum pernah mendengar perkataan seperti perkataan Muhammad yang
diucapkan kepadaku. Karena perkataannya itu akan kuanggap syi’ir, bukan syi’ir
karena dia bukan ahli syi’ir; dan akan kuanggap perkataan tukang ra-mal, ia
bukan seorang tukang ramal; dan akan kuanggap perkataan orang gila, ia bukan
orang gila. Sungguh perkataannya yang telah ku-dengar itu akan ada satu urusan
penting. Sebab itu aku pada waktu itu tidaklah dapat menjawab perkataannya
sepatahpun”.
(Sumber
: Kelengkapan tarich Nabi Muhammad saw penerbit Bulan Bintang disusun oleh KH
Munawar Chalil halaman 322 – 330)
Pendapat Muhajir Isnaeni selanjutnya:
Dari keterangan sejarah tersebut di atas, tentunya tidak dapat dibantah bahwa
Dari keterangan sejarah tersebut di atas, tentunya tidak dapat dibantah bahwa
|
Karena menyimpang dengan permainan dzulumat
menurut sunnah syayathin, maka negerinya dihancurkan oleh Allah. Sedang
sisa-sisa dari mereka itu masih berbahasa yang mirip dengan bahasa Al-Qur’an,
tetapi kesadarannya sudah bukan berkesadaran Nur menurut Sunnah Rasul.
Ada beberapa hal yang memang bahasa Al-Qur’an
mirip dengan ba-hasa Arab, seperti sama-sama menggunakan huruf hijaiyyah dari
alif sampai dengan ya, sama-sama ditulis dari kanan ke kiri kecuali angka-angka,
namun perbedaan yang paling prinsipil adalah mengenai makna dari kedua bahasa
itu.
Jember 2 Agustus 2019
Dikutip oleh:
Dr. H.M. Nasim
Fauzi
Kesimpulan
Dari 6
data di atas cukup membuktikan bahwa Al Qur-an bukan berbahasa Arob, melainkan
bahasa yang serumpun dengan Bahasa Arab, Bahasa yang dipakai oleh seluruh Kitab
Nabi-nabi yaitu lembaran (suhuf) Ibrohim, Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur-an.
Arobiyyun yang berakhiran ya’ nishbah bukan berarti Bahasa
Arob, tetapi artinya adalah Bangsa Arob atau serumpun dengan Ba-hasa
Arob. Sinonimnya adalah Bi lisani qoumihi atau bahasa kaum
Nabi-nabi.
Berbeda dengan Bahasa Arob yang terpengaruh
oleh budaya Arob, setiap katanya mempunyai beberapa arti (polisemi dan homonim).
Ba-hasa Al Qur-an yang terdiri dari muhkamat dan mutasyabihat, adalah ciptaan
Alloh Swt, yang tidak dipengaruhi oleh budaya manusia. Maka setiap katanya hanya mempunyai satu arti yang takwilnya hanya dike-tahui oleh Alloh Swt.
Agar kita bisa mengetahui takwilnya, kita
bisa bertanya kepada Alloh Swt.
Dengan
cara : Membandingkan makna firman Alloh di dalam Kitab Al Qur-an di suatu
ayat dengan makna firman Alloh di ayat lainnya, karena Allohlah yang
berfirman dengannya, sehingga Alloh sajalah yang paling tahu tentang makna
firmanNya sendiri
|
Sebagai contoh adalah takwil kata rizqi pada halaman di atas..
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember
Dalam beberapa tahun terakhir, Sudan menjadi destinasi Mahasiswa In-ternasional untuk melan-jutkan perjalanannya dalam menuntut ilmu, tidak terkecuali Maha-siswa dari Indonesia. Sudan merupakan se-buah negara yang me-miliki jumlah populasi muslim hampir 97% (sebelum Sudan Selatan memisahkan diri dari Sudan Utara), termasuk sejumlah kelompok Arab dan kelompok non-Arab. Sisanya 3% adalah mereka para pemeluk Kristen dan agama tradisional Animisme.
Pemakaian Bahasa Al Qur-an di Sudan
Dalam beberapa tahun terakhir, Sudan menjadi destinasi Mahasiswa In-ternasional untuk melan-jutkan perjalanannya dalam menuntut ilmu, tidak terkecuali Maha-siswa dari Indonesia. Sudan merupakan se-buah negara yang me-miliki jumlah populasi muslim hampir 97% (sebelum Sudan Selatan memisahkan diri dari Sudan Utara), termasuk sejumlah kelompok Arab dan kelompok non-Arab. Sisanya 3% adalah mereka para pemeluk Kristen dan agama tradisional Animisme.
Negara yang merupakan bekas jajahan
Inggris dan Mesir ini, meru-pakan sebuah negara yang mempunyai riwayat konflik
antar suku yang begitu panjang. 1 Januari adalah hari kemerdekaan Sudan, yang
dida-pat dari Inggris dan Mesir pada tahun 1956 M.
Sebelum Sudan Selatan menyatakan untuk
berpisah dengan Sudan Utara pada Juli 2011, Sudan adalah Negera terluas di
Afrika dan dae-rah Arab. Pasca pisahnya Sudan Selatan, Sudan berada di urutan
ketiga sebagai negara terbesar di Afrika setelah Aljazair dan Kongo. Terlepas
dari berbagai konflik dan embargo ekonomi yang bertahun-tahun lamanya. Sudan
yang masih masuk dalam kawasan Timur Tengah, tidak bisa dikesampingkan begitu
saja dari dunia islam. Walaupun khazanah keislamannya tidak semewah Mesir dan
negara-negara Timur Tengah lainnya.
Sudan adalah negara yang unik, karena
mempertemukan dua kebudayaan, yaitu Arab dan Afrika. Sudan dalam dunia
Internasional terkenal dengan bahasa Arabnya yang fusha (bahasa Arab yang sesuai dengan Al-Qur’an, sesuai
dengan gramatikal bahasa Arab, bukan bahasa Arab kasar yang sulit
dipahami). Dan beberapa tahun terakhir, Sudan menjadi destinasi Mahasiswa
Internasional untuk melanjutkan perjalanannya dalam menuntut ilmu, tidak
terkecuali Mahasiswa dari Indonesia.
Walaupun Sudan memiliki cuaca yang ekstrim, karena hanya ada musim panas
yang suhunya bisa sampe 45 derajat lebih dan musim dingin. Namun tidak menyurutkan minat para
pelajar internasional untuk melanjutkan studinya ke negara Sudan. Mereka ingin
menikmati rasanya belajar bahasa Arab fusha,
yang digunakan sehari-hari dalam berbagai hal. Tanpa harus datang ke
acara-acara yang bersifat formal.
Bahasa
Arab fusha yang merupakan
bahasa Al-Qur’an, selain sebagai bahasa yang digunakan untuk forum-forum resmi,
seperti seminar, juga merupakan bahasa yang digunakan untuk melahirkan
karya-karya ilmiah dan pemikiran, serta pemersatu bangsa Arab. Karena pada
kenyataannya, setiap negera Arab mempunyai logat atau cara pengucapan antara
satu negara dengan negara lainnya.
Sejarah penggunaan bahasa Arab di Sudan
pada dasarnya di awali ketika Dinasti Funj berkuasa setelah sukses mengalahkan
kerajaan Kristen Alwa pada tahun 1504 M. Dinasti Funj berkuasa di Sudan bagian
Utara dan berbatasan langsung dengan Masyarakat Arab-Muslim. Dalam
perkembangannya, kemudian Dinasti Funj mengadakan hubungan perdagangan dan
menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa bangsa mereka.
Dari sinilah bahasa Arab menjadi bahasa
persatuan, bahkan dokumen-dokumen negara pun berbahasa Arab. Kekuasaan Dinasti
Funj mengakibatkan banyaknya para elit negara dan pedagang masuk Islam, serta
mengakibatkan adanya migrasi orang-orang suci muslim ke wilayah Sudan ini.
Kesuksesan Dinasti Funj ini menarik minat
ulama-ulama dari negeri tetangga seperti Mesir, Saudi Arabia, Yaman, untuk
migrasi ke Sudan. Maka ketika berkunjung ke Sudan, jangan heran kalau di Sudan
juga ada yang berkulit putih, bukan hanya kulit hitam yang merupakan ciri khas
Sudan. Itu semua karena hasil perkawinan silang yang memper-temukan antara Arab
dan Afrika.
Migrasi ulama-ulama dari negeri tetangga,
yang merupakan ahli dalam berbagai bidang seperti fikih, hadis, qira’ah al-Qur’an, kemudian mendirikan
tempat-tempat pendidikan untuk mengajarkan Al-Quran, teologi, tasawuf dan lain
sebagainya kepada para pemuda sejak dini. Dari sinilah pengembangan dan
penjagaan terhadap bahasa Arab fusha
semakin kuat.
Sudan sebagai negara yang mempertemukan
dua tradisi antara Arab dan Afrika, mempunyai peran besar dalam menjaga
keotentikan bahasa Arab fusha
agar tidak terkontaminasi dengan logat lokal.
Adanya tempat khalwah Al-Qur’an (Pondok Tahfidz Al-Qur’an ala Sudan) di
berbagai wilayah yang ada di Sudan yang menggunakan metode menulis ayat
Al-Qur’an di atas papan dan juga menghafal langsung, secara tidak langsung
membantu untuk menjaga kemurnian bahasa Arab yang ada di Sudan.
Penggunaan terhadap bahasa Arab fusha bukan hanya di kampus, yang
menjadikannya sebagai pengantar kuliah, tetapi di pasar, terminal, kebun,
supermarket dan tempat-tempat birokrasi yang ada di Sudan juga menggunakan
bahasa Arab fusha dalam
pelayanannya, khususnya kepada orang-orang asing.
Hal inilah yang menjadi daya tarik
tersendiri untuk belajar bahasa Arab fusha
ke negeri Sudan. Belum lagi asrama mahasiswa, yang menjadikan kita selalu wajib
untuk berbahasa Arab fusha
setiap hari.
Selain itu, orang-orang Sudan, yang
kemudian disebut Sudanis, ketika berdialektika dengan pendatang atau orang
asing, mereka tetap menggunakan bahasa Arab fusha,
walaupun di pelosok desa sekalipun.
Inilah yang menjadikan Sudan istimewa,
karena ketika kita berdialog dengan orang awam, mereka akan menggunakan bahasa fusha, yang menurut mereka sebagai bahasa
yang santun bagi para pendatang di bumi Sudan. Dari sinilah Sudan menjadi
terkenal, dengan pembelajaran bahasa Arabnya yang fusha.
Kultur Sosial Budaya di Sudan tidak jauh
berbeda dengan Indone-sia, karena mayoritas penduduk Sudan adalah penganut sufi
yang ber-madzhab Maliki. Dalam beribadahpun lebih luwes dibanding dengan
madzhab syafi’i yang lumayan ketat. Walaupun di ibu kota Khartoum, mulai banyak
aliran-aliran puritanisme, Sudan tetap menjadi negara mayoritas para penganut
sufi, sehingga negara ini mempunyai julukan sebagai “Negara Seribu Darwish”.
Dalam enam tahun terakhir ini, Sudan mulai
menjadi destinasi baru para pelajar internasional untuk melanjutkan studinya.
Karena selain keistimewaan Sudan tentang penggunaan bahasa Arab fusha. Negara ini juga relatif aman dan
jauh dari konflik, dibanding dengan negara-negara lain yang ada di
Timur-Tengah.
Akhir-akhir
ini mulai banyak lembaga-lembaga pendidikan, khusus-nya dari Indonesia, yang
menjalin kerja sama dengan kampus-kampus yang ada di Sudan. Beberapa kampus
besar yang menjadi tujuan ma-hasiswa internasional, tak terkecuali Indonesia,
adalah IUA (Interna-tional University of Africa), KIIFAL (Khartoum
International Institute of Arabic Language), Al-Qur’an University and Islamic
Science, Omdur-man Islamic University, dan Al-Jazeera University.
Kepustakaan
1. Abdul Qadir Hasan, Qamus Al-Quran, Yayasan Al Muslimun. Bangil, 1991.
2. Abdulloh bin Nuh dan Umar Bakri, Kamus Arab Indonesia karangan,
Percetakan Mutiara, Jakarta, Tahun 1979,
3. Ali Audah, Konkordansi Qur’an, Penerbit
Mizan, Bandung, 1997.
4. Departemen Agama RI, Al-Qur'an
dan Terjemahnya, CV. Asy-Syifa, Semarang, 1999.
5. Drs. M. Zainul
Arifin Kamus Al-Qur’an, Penerbit Apollo, Surabaya, 1997.
6
Elias E. Elias, Kamus Saku Arab Inggris Indonesia, PT. Maarif, Bandung.
7. N.A Baiquni dkk. Indeks Al-Qur-an,
Penerbit Arkola Surabaya, 1996
8. Prof. Dr. HAMKA, Tafsir Al Azhar,
Yayasan Nurul Islam, Jakarta, 1981,
9. Prof. Dr.
M. Quraish Sihab M.A. Ensiklopedia Al-Qur’an, Kajian Kosakata, Jakarta, Lentera Hati, 2007.
10. Prof. M. Dawam
Rahardjo Ensiklopedi Al-Qur’an, Penerbit
Paramadina, Jakarta, 1997.
11. Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqi,
Tafsir Al Quranul Majid An-Nuur, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2000.
14. https://www.facebook.com/notes/muhajir-isnaini/alquran-bukan-bahasa-arab/696802973705630