PENGGURUNAN AKIBAT ULAH MANUSIA
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Penggurunan adalah proses perubahan
lahan yang subur menjadi gurun, hilangnya badan air, tanaman, dan hewan liar. Umumnya
merupakan hasil dari penggundulan hutan, atau praktik pertanian yang tidak
layak.
Penggurunan juga disebabkan oleh perubahan iklim dan aktivitas manusia. Penggurunan adalah masalah lingkungan dan ekologis global yang signifikan.
Penggurunan juga disebabkan oleh perubahan iklim dan aktivitas manusia. Penggurunan adalah masalah lingkungan dan ekologis global yang signifikan.
Sejarah
Padang pasir yang diketahui saat ini terbentuk melalui proses alami dalam waktu
yang sangat panjang. Selama waktu tersebut, padang pasir telah meluas dan
menyusut tanpa peran campur tangan manusia. Padang pasir pra-sejarah berukuran
lebih besar dibandingkan padang pasir terluas saat ini, yaitu Sahara, hingga
dapat disebut sebagai lautan pasir, yang kini
stabil karena adanya tanaman.
Penggurunan memainkan peran
penting dalam sejarah manusia, yang berkontribusi pada keruntuhan beberapa
kerajaan besar seperti Kartagena, Yunani dan Romawi
dan menyebabkan perpindahan penduduk dalam skala besar
Lahan kering menutupi 40-41%
luas lahan di bum dan menjadi rumah bagi 2 miliar penduduk. Diperkirakan
10-20% lahan kering telah terdegradasi. Hingga tahun 1998, ekspansi
ke arah selatan Padang Pasir Sahara tak diketahui karena kurangnya pengukuran
ekspansi ketika itu.
Tiga lokasi utama yang
menjadi pusat peradaban pada zaman dahulu, yaitu Mediterania, Mesopotamia, dan
dataran tinggi loessial di China sebelumnya merupakan kawasan padat penduduk
hingga terjadi penggurunan.
Penyebab penggurunan.
Penyebab utama penggurunan
adalah menghilangnya tanaman yang terjadi karena berbagai hal seperti
kekeringan, perubahan iklim, aktivitas pertanian, penggembalaan hewan
berlebih, dan penggundulan hutan. Tanaman memainkan peran penting dalam
menentukan komposisi biologis dari tanah. Sebuah studi menunjukan bahwa di
berbagai lingkungan, laju erosi dan aliran air permukaan berkurang secara signifikan
dengan meningkatnya luas wilayah tanaman. Permukaan lahan kering yang tidak
terlindungi akan tertiup oleh angin atau tercuci oleh banjir bandang, meninggalkan
lapisan tanah yang tidak subur dan terpanggang oleh cahaya matahari dan tidak menjadi
produktif.
Namun sebuah
penelitian lain menunjukan bahwa pergerakan hewan ternak dan hewan liar menjadi
faktor penentu utama dalam mempertahankan tanaman dan
kualitas tanah, dan menghilangnya hewan ternak dan hewan liar menjadi salah
satu penyebab penggurunan .
Penggurunan
di Sahel Afrika
Manusia dan alam sekitarnya mempunyai hubungan yang erat antara satu sama lain. Hubungan ini akan menghasilkan dampak terhadap alam sekitar.
Pengaruh negatifnya ialah
penggurunan yaitu meluasnya pinggiran gurun atau proses yang merubah kawasan
yang sebelumnya bukan gurun menjadi gurun yang tandus dan gersang. Kawasan
pinggiran gurun yang pada asalnya merupakan kawasan yang lembab, subur, dan
banyak tumbuhan berubah menjadi kawasan gurun sepenuhnya akibat kerakusan
aktivitas manusia. Wilayah Sahel akhirnya berubah menjadi gurun dan bergabung
dengan gurun Sahara kira-kira 20 tahun yang lalu. Akibat daripada perubahan
tersebut Gurun Sahel kehilangan banyak tumbuhan, air, dan tanah sebelum menjadi
gersang. Akibat ketidakseimbangan kitaran air dan kehilangan kesuburan tanah
berlaku di kawasan tersebut mengakibatkan tempat tersebut menjadi gurun
terbesar di dunia ini.
Mongolia, negara daratan kedua terbesar
dunia, sangat rentan terhadap perubahan iklim karena lokasi dan geografinya.
Dalam 60 tahun terakhir temperatur rata-rata dari negara itu telah meningkat
1,6 o Celsius. Gurun Gobi, gurun terbesar di seluruh Asia, mencakup
sekitar 30% wilayahnya dan sisanya adalah dataran rumput teramat luas tanpa
pohon yang disebut stepa. Presipitasi tahunan sekitar 50 milimeter di wilayah
gurun, dan 400 milimeter di propinsi utara. Selama 40 tahun terakhir, perubahan
iklim telah menghancurkan ekosistem Mongolia, seiring gurun meluas, dingin
menusuk, gelombang panas, banjir, kebakaran hutan, badai pasir, mencairnya
gletser gunung dan degradasi permafrost (wilayah beku) telah semakin luas.
Kira-kira 85% dari permukaan tanah
di Mongolia telah dirusak oleh angin dan oleh
kegiatan manusia termasuk pertambangan dan peternakan.
Tidaklah heran bila Mongolia
tercatat sebagai salah satu dari 11 negara yang paling dipengaruhi oleh penggurunan,
di antara 120 negara yang menderita dari penggurunan. Dari tahun 1970-2007,
curah hujan rata-rata tahunan di daerah ladang rumput kering berkurang dari
236 milimeter menjadi 106 milimeter dan suhu udara rata-rata tahunan bertambah
dari - 0.3 o Celsius menjadi +0.3 o Celsius setelah 30 tahun kelebihan
angonan.
Jenis-jenis tanaman telah digantikan oleh Cleistogenes squarrosa- Agropyron cristatum- Leymus chinensis. Produktivitas tanaman secara keseluruhan berkurang 10 kali, cakupan tumbuhan telah menciut 3 kali, menyebabkan keadaan itu lebih mirip dengan komunitas ladang padang pasir.
Jenis-jenis tanaman telah digantikan oleh Cleistogenes squarrosa- Agropyron cristatum- Leymus chinensis. Produktivitas tanaman secara keseluruhan berkurang 10 kali, cakupan tumbuhan telah menciut 3 kali, menyebabkan keadaan itu lebih mirip dengan komunitas ladang padang pasir.
Sebagai akibat langsung dan
tak langsung dari pemanasan dan penggurunan, kebakaran hutan selama 25 tahun
terakhir telah merusak 1,6 juta hektar dari keseluruhan luas hutan. Laporan
menyatakan, antara 1971-1997, ada sekitar 2,700 insiden dari kebakaran hutan
yang merusak 14 juta hektar baik ekosistem hutan dan stepa
Menurut statistic, sebanyak 103,5 kilometer persegi hutan
hujan hilang pada Maret dan April di wilayah Amazon Brazil, kira-kira seukuran kota Paris.
Penggurunan di Amazon Brazil meningkat sebanyak 95 persen dari
tahun ke tahun selama masa itu.
Negara bahagian Mato Grosso
melaporkan jumlah penggurunan paling tinggi pada Maret dan April. Negara bagian
tersebut kehilangan 76,4 kilometer persegi hutan hujan, atau 79 persen dari
seluruh penggurunan yang terjadi pada tahun 2010. Situasi sesungguhnya bisa
jadi lebih parah lagi, karena para insinyur hanya dapat mengamati 54 persen
dari seluruh hutan Amazon Brazil pada Maret dan 56 persen pada April. Bahagian
lain wilayah tersebut tertutup awan akibat musim hujan.
Mitigasi
dan pencegahan penggurunan
Metode untuk mitigas atau
membalikkan efek penggurunan telah diusulkan, namun terdapat halangan dalam pelaksanaannya.
Salah satunya adalah praktik pertanian berkelanjutan yang diketahui
mampu memitigiasi penggurunan, terkadang membutuhkan biaya melebihi keuntungan petani. Masalah
lainnya adalah rendahnya motivasi politik dan pembiayaan dalam reklamasi lahan dan
program anti penggurunan
Penggurunan dikenal sebagai
masalah utama terhadap keanekaragaman hayati. Beberapa negara telah
mengembangkan Biodiversity Action Plan untuk mencegah efek tersebut, terutama demi melindungi spesies flora dan fauna yang terancam.
Penghutanan kembali mampu
mencegah penggurunan dari akar permasalahannya, yaitu penggundulan
hutan. Berbagai organisasi lingkungan seperti Eden Reforestation Projects bekerja pada ruang lingkup di mana penghutanan kembali dan penggrunan
berkontribusi pada kemiskinan. Mereka fokus pada pembinaan masyarakat lokal
mengenai penggundulan
hutan dan memberdayakan mereka untuk menumbuhkan bibit yang ditanam
pada musim hujan di lahan yang telah ditebang habis.
Mitigasi
dan pencegahan umumnya fokus pada dua aspek dasar, yaitu penyediaan air dan
menyuburkan tanah. Penumbuhan tanaman rintisan sedikit membantu kedua hal
tersebut, yang pada akhirnya akan diikuti oleh tanaman lain yang lebih besar
dan memberikan manfaat lebih.
Memperbaiki kondisi tanah dapat dilakukan dengan penggunaan tanaman pemecah angin. Tanaman pemecah angin dibangun dari tegakan pepohonan dan semak yang digunakan untuk mencegah erosi dan penguapan air tanah yang tinggi. Beberapa jenis tanah seperti tanah liat akan terkonsolidasi (penurunan volume curah tanah) akibat minimnya keberadaan air. Pembajakan mampu mengembalikan porositas dan tanaman pemecah angin dibangun dari tegakan pepohonan dan semak yang digunakan untuk mencegah erosi dan penguapan air tanah yang tinggi. Beberapa jenis tanah seperti tanah liat akan terkonsolidasi (penurunan volume curah tanah) akibat minimnya keberadaan air. Pembajakan mampu mengembalikan poroitas dan volume tanah.
Memperbaiki kondisi tanah dapat dilakukan dengan penggunaan tanaman pemecah angin. Tanaman pemecah angin dibangun dari tegakan pepohonan dan semak yang digunakan untuk mencegah erosi dan penguapan air tanah yang tinggi. Beberapa jenis tanah seperti tanah liat akan terkonsolidasi (penurunan volume curah tanah) akibat minimnya keberadaan air. Pembajakan mampu mengembalikan porositas dan tanaman pemecah angin dibangun dari tegakan pepohonan dan semak yang digunakan untuk mencegah erosi dan penguapan air tanah yang tinggi. Beberapa jenis tanah seperti tanah liat akan terkonsolidasi (penurunan volume curah tanah) akibat minimnya keberadaan air. Pembajakan mampu mengembalikan poroitas dan volume tanah.
Jember, 12 Pebruari 2017
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember