Jumat, 11 Februari 2011

Buku Merokok Harom? 03



Rokok Kretek Sehat dengan Nano Biologi


1 Feb 2011 18:30

Surabaya – Asap rokok kretek yang mengandung kadar racun berbahaya, ternyata bisa dimodifikasi menjadi asap yang menyehatkan bagi manusia dengan menggunakan pendekatan nano biology.
Demikian hasil sebuah penelitian yang dilakukan Guru Besar Biologi Sel Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, Prof Dr Sutiman B. Sumitro, kepada wartawan, Selasa (4/1).
"Pendekatan nano biology sangat mungkin bisa menjinakkan asap kretek dan dimanfaatkan untuk kesehatan manusia, menyuburkan dan meningkatkan kualitas tanaman pangan," ujarnya.
Sutiman B Sumitro menjelaskan divine cigarette sebagai salah satu prototipe perlakuan terhadap rokok kretek menggunakan pendekatan nano biology, sudah mulai dirintis dan dikembangkan di Universitas Brawijaya dan Lembaga Penelitian Peluruhan Radikal Bebas di Malang, Jawa Timur.
"Ternyata asap divine cigarette tidak menimbulkan efek sama sekali pada kelompok tikus percobaan. Bahkan, tikusnya menjadi lebih lincah dengan ransum makanan lebih sedikit dibandingkan tikus kontrol tanpa divine cigarette," jelasnya.
Selain itu, asap divine juga terbukti memacu pertumbuhan akar kecambah kedelai dan mendorong pertumbuhan lebih cepat, serta mampu menjadi penyedia elektron pada sistem transfer listrik dalam proses fisiologi normal.
Menurut Sutiman, perlakuan nano biology juga membuat asap kretek menjadi tidak berbau dan menjadikan udara bersih sehingga sangat ramah lingkungan.
"Sayangnya, fakta ilmiah semacam ini tidak pernah diperhatikan pemerintah dan industri rokok kretek Indonesia, karena mereka tidak punya unit riset dan pengembangan produk yang memadai," katanya.
Sutiman mengemukakan, dari segi aset dan volume perdagangan rokok di Indonesia yang nilainya sangat besar, sebenarnya riset semacam ini cukup mudah untuk direalisasikan.
"Riset semacam ini bisa menghilangkan stigma negatif rokok kretek dan tentunya jauh lebih murah dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk lobi dan iklan yang konon anggarannya mencapai lebih dari 60 persen biaya produksi," ujar Sutiman.
Menurut Sutiman, rokok kretek merupakan salah satu produk kearifan lokal yang masih tersisa, sebagai pemberi konstribusi nyata terhadap perekonomian nasional.
Namun, ia menilai, rokok kretek terlanda isu sebagai produk tidak sehat tanpa didukung data hasil riset memadai. Isu tersebut berhembus dari luar negeri dan dibangun melalui kegiatan riset asing.
"Departemen Kesehatan mengklaim rokok kretek merugikan kesehatan lewat rancangan peraturan pemerintah (RPP) tanpa upaya menakar dampaknya pada aspek lain secara seksama," ujar Sutiman.
Ia mengatakan, RPP itu bisa memperlemah industri rokok dan mengingkari kenyataan bahwa merokok dan bercocok tanam tembakau merupakan budaya bangsa yang tidak mudah diubah.
Selain itu, RPP itu juga berisiko melemahkan sendi-sendi perekonomian dan sosial budaya bangsa.
"Rokok kretek sifatnya sangat kompleks, sarat kepentingan dan melibatkan nasib 24 juta orang, serta aset yang nilainya mencapai ratusan triliun rupiah setiap tahun," kata Sutiman.(Ant)

masih haram juga?





1 Feb 2011 18:51

Asap rokok dapat hilangkan penyakit kanker hati

Mana ada wanita kuat menghadapi kematian akibat serangan kanker hati stadium 3a. Hanya ada dua pilihan menghadapi vonis maut penyakit mematikan itu; menyerah kalah pada rasa putus asa, atau mengubah cara pandang untuk mendapatkan penyembuhan alternatif.
Beberapa prototipe yang menggunakan pendekatan nano biology disebutnya sebagai Divine Cigarette, bisa menjinakkan asap kretek dan dimanfaatkan untuk kesehatan manusia lewat partikel yang dilukiskan mampu menjadi penyedia elektron pada sistem transfer listrik dalam proses fisiologi normal.
Semula ragu asap rokok berdaya menyembuhkan. Tetapi begitu merubah cara pandang terhadap benda satu ini, berkatnya tak terbendung. Karena itu tadi, asap Divine Cigarette benar-benar mengikis kuasa kanker yang membelit hati sebagaimana dialami Ala Lisenko Sulistyono.
Agustus 2008 Ala didiagnosa dia terserang kanker hati. Dokter memperkirakan bahwa hidupnya tinggal 6 sampai 8 bulan. Waktu itu, kondisinya sakit sekali dan amat kurus.
Dalam kondisi kronis dia tidak bertanya "Kenapa hal ini menimpa saya?" karena menyadari ada jutaan orang lain yang juga sakit kanker. Pertanyaannya adalah "Kok bisa?" Sudah berhenti merokok 25 tahun lalu, diet sehat dan rajin olahraga. Pokoknya segala usaha untuk hidup sehat sudah dilakukan. Tapi kenapa masih bisa kena kanker ?
Dokter memberi tahu bahwa tidak ada cara yang bisa menyembuhkan kanker hatinya. Yang bisa dilakukan mungkin kemoterapi, tapi itu hanya untuk memperpanjang hidup. Setelah mempertimbangan hal itu, kemoterapi tidak dilakukan karena memperburuk mutu hidup. Hidup memang sedikit lebih panjang, tapi sangat menderita. Sebagai gantinya Ala mencari alternatif lain.
Dokter menganjurkan mengganti amalgam yang menempel di gigi dengan komposit sebelum menjalani serangkaian terapi balur di Jakarta dan dilanjutkan di Rumah Sehat milik Lembaga Penelitian Peluruhan Radikal Bebas di Malang. Terapi balur memanfaatkan divine cigarette yang diperkaya berbagai asam amino lewat pendekatan nano biology. Pendekatan nano biology memungkinan asap Diivine Cigarette mengikat mercuri yang dituding menjadi biang penyebab kanker hati.
Mengutip Dr Saraswati Subagjo selaku pengelola Rumah Sehat yang menginduk pada Lembaga Penelitian Peluruhan Radikal Bebas di Malang, Ala mengemukakan kanker hati stadium ikut bisa sembuh berkat terapi balur, yaitu proses detoxifikasi pembaluran kulit dengan menggunakan berbagai bahan peluruh radikal bebas yang dikombinasikan dengan asap Divine Cigarette untuk mengangkat merkuri dan logam berbahaya lainnya dari dalam tubuh.
Asap rokok berbentuk partikel berukuran nano mudah meresap dan menghajar habis radikal bebas, khususnya merkuri dari dalam tubuh. Saraswati bersama sejumlah ahli seperti guru besar biologi melekuler Unibraw Malang Prof Dr Sutiman B Sumitro, mengembangkan proses detoxifikasi yang dapat mengangkat racun logam berbahaya seperti merkuri atau air raksa dari tubuh pasien.
Proses balur, sebagaimana pernyataan Prof Dr Sutiman B Sumitro, dapat dimanfaatkan untuk mengobati kanker dan beberapa penyakit lainnya. Pada prinsipnya tubuh memiliki kemampuan melakukan "self regenerasi" maupun "self reparasi", dengan cara inilah homeostasis kehidupan normal dapat berjalan.
Hal seperti ini menjadi macet atau tidak terjadi pada orang sakit karena proses biologis yang ada tidak efisien khususnya dalam pengelolaan aliran energinya, ditandai oleh banyaknya tumpukan radikal bebas. Dengan proses balur, pengaturan homeostasis radikal bebas dapat dilakukan, dan pasien dapat lebih cepat dan lebih mudah sembuh.
Sesudah 6 bulan, kata Ala, dilakukan CT scan lagi dan hasilnya menunjukkan bahwa kanker hatinya mulai mengecil. CT scan dilakukan dua kali lagi untuk memonitor hasil terapi dan hasil setiap CT Scan menunjukkan bahwa kanker menjadi relatif lebih kecil.
Ala ngeri membandingkan CT scan pertama pada Agustus 2008 dengan CT scan terakhir akhir Maret 2010, karena citra yang ditangkap CT scan yang petama sangat buruk. "Saya berencana melakukan CT scan lagi kira-kira Juni 2011 karena takut radiasi CT scan justru bisa jadi pemicu kanker. Tapi saya tetap periksa darah dan hasilnya normal," tuturnya.
Rekam medis berupa CT scan dibawa ke dokter onkolog. Dokter tanya, treatment apa yang sudah dilakukan. Ala bercerita panjang lebar tentang balur, tapi tidak cerita bertumpu pada rokok kretek. "Dokter waktu itu bilang saya harus kasih lihat hasilnya kepada dokter spesialis hati dan saya bilang bahwa mereka tidak mau tahu. Dokter bilang but this is science!" seru Ala.
Ala percaya bahwa segala sesuatu yang Tuhan berikan kepada manusia adalah baik, dan dapat dikelola demi kesejahteraan manusia. Tapi, karena tidak mengubah cara pandang, banyak elemen baik dari rokok terabaikan karena erlanjur dicap membahayakan kesehatan.
Sebelum sakit, kalau ada yang bilang cara mengobati kanker dengan tembakau, apalagi kretek, dipastikan seruannya "Gila, yang benar aja!" Tetapi sekarang kalau ada yang tanya tentang pengobatan dengan teknik nano biology, dia akan ceritakana. Take it or leave it. "Waktu cari informasi tentang kanker hati, banyak ahli mengatakan kalau ada tumor jangan mengkonsumsi asam amino karena membuat tumor menjadi besar. Tetapi, kenyataannya justru sebaliknya!" tutur ibu dua anak kelahiran Australia yang sudah mukim 27 tahun di Indonesia.
mungkin bu menkes tertarik?




...THIS IS EAT!!!!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar