Hadis-hadis Isro’ Mi’roj
SANADNYA SOHIH
TETAPI MATANNYA
TIDAK SOHIH
(Sanad = Periwayat
Hadis
Matan = Isi Hadis)
Oleh :
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Pendahuluan
Di dunia Islam,
Hadis-hadis tentang riwayat Isro’ dan Mi’roj sangat terkenal. Para ulama umumnya
menafsirkan Hadis-hadis itu akan pentingnya sholat wajib 5 waktu, sehingga Alloh
Swt. perlu memanggil langsung Nabi Muhammad Saw. ke langit untuk menerima perintah
pelaksanaannya. Sedang ibadah lainnya cukup melalui wahyu Al Qur-an yang
diturunkan melalui malaikat Jibril As.
---------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------
Untuk memudahkan diskusi, kutipan Hadis-hadis
tentang riwayat Isro’ dan Mi’roj penulis tempatkan pada bagian lampiran di
akhir makalah.
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
Termasuk Hadis-hadis sohih
Hadis-hadis
tentang Isro’ dan Mi’roj ada di dalam Kitab-kitab Riwayat Hadis yang ditulis
oleh Imam Bukhori dan Muslim serta Imam-imam Hadis lainnya. Termasuk Hadis-hadis
sohih. Hadis-hadis sohih yang diriwayatkan oleh ke-2 Imam Hadis ini bernilai
hukum tertinggi ke-2 setelah Al Qur-an. Sangat terpercaya, sehingga umat Islam tidak berani mengritik Hadis-hadis tentang Isro’ mi’roj
itu.
Fungsi Hadis dalam hukum Islam
Fungsi hadis
sebagai sumber hukum Islam ada 3 :
1. Sebagai penguat bagi dalil yang sudah tertera dalam Al Qur-an
(muakkadah),
2. Sebagai penafsir bagi ayat-ayat Al Qur-an
(mubayyinah).
3. Mendatangkan hukum-hukum yang tidak tercantum
dalam Al Qur-an.
Definisi Hadis Sohih
Ibnu As-Sholah
mendefinisikan Hadis Sohih sebagai Hadis Musnad (tersambung sampai ke Nabi
Muhamad Saw.) yang bersambung sanadnya dengan perowi yang adil (jujur)
dan dhabit (kuat hafalannya), (yang diterima) dari perowi lain yang adil
dan dhabith hingga ke akhir sanad, serta tidak syadz (bertentangan
dengan perowi lain) dan tidak ber’illat (cacat).
----------------------------------------------------------------------
Nyata disini bahwa kesohihan hadis terutama ditekankan
pada segi sanad (periwayat)nya (bukan pada matan / isinya).
----------------------------------------------------------------------
Kesohihan
Hadis dari segi matan (isi) nya.
Menurut sebagian
ahli hadis, kriteria kesohihan matan hadits sehingga dapat dinyatakan
maqbul (diterima) apabila memenuhi unsur-unsur sbb. :
1. Tidak
bertentangan dengan akal sehat.
2. Tidak
bertentangan dengan hukum Al Qur-an yang telah muhkam (ketentuan hukum yang
telah tetap).
3. Tidak
bertentangan dengan hadits mutawatir.
4. Tidak
bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan ulama masa lalu
(Ulama Salaf)
5. Tidak
bertentangan dengan dalil yang telah pasti.
6. Tidak bertentangan dengan hadits
ahad yang kualitas kesohihannya lebih kuat.
Pendapat
ulama bila terjadi perbedaan antara Al-Hadis dan Al Qur-an
Imam Syafii (pendiri
madzhab Syafii) mengatakan : Al-Hadits berangkat dari dhonni / duga-duga atau
kontroversi, sedangkan Al Qur-an berangkat dari
qoth’i (mutlak kebenarannya). Suatu
hadis yang sanadnya sohih, tetapi matannya bertentangan dengan Al Qur-an, tidak
ada jalan lain kecuali mempertahankan wahyu yang diterima secara meyakinkan (Al
Qur-an) dan mengabaikan yang tidak meyakinkan (hadis).
Muhammad Al-Ghazali dalam bukunya Al-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadits menyatakan bahwa "Para imam fiqih menetapkan hukum-hukum dengan ijtihad yang luas berdasarkan Al Qur-an terlebih dahulu. Apabila mereka menemukan riwayat (hadits) yang sejalan dengan Al Qur-an, mereka menerimanya, tetapi kalau tidak sejalan, mereka menolaknya karena Al Qur-an lebih utama untuk diikuti.
Adapun alasannya adalah
Muhammad Al-Ghazali dalam bukunya Al-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadits menyatakan bahwa "Para imam fiqih menetapkan hukum-hukum dengan ijtihad yang luas berdasarkan Al Qur-an terlebih dahulu. Apabila mereka menemukan riwayat (hadits) yang sejalan dengan Al Qur-an, mereka menerimanya, tetapi kalau tidak sejalan, mereka menolaknya karena Al Qur-an lebih utama untuk diikuti.
Adapun alasannya adalah
Al Qur-an sudah ditulis
menjadi mushaf tunggal pada zaman Kholifah
Abu Bakar Ra. satu tahun setelah Nabi Muhamad Saw.
wafat (tahun 632 M.). Dikutip dari tulisan-tulisan dan hafalan para sohabat. Kemudian Kholifah Utsman bin Affan Ra.
pada tahun 647 M. memerintahkan Zaid bin Tsabit Ra. dan tiga sohabat yang lain
menyalin mushaf pertama tadi menjadi beberapa mushaf dan mengirimkannya ke
berbagai propinsi di wilayah kekuasaan Islam (Kufah, Basra, Madinah, Mekah,
Mesir, Suriah, Bahrain, Yaman dan Al-Jazirah)
Sedangkan Al-Hadis
baru dikumpulkan dan ditulis dua abad (empat
generasi) setelah Nabi Muhammad Saw. wafat oleh para Imam Hadis yaitu (i) Imam Al-Bukhori
(814-876 M.), (ii) Al-Muslim (824-881 M.), (iii) An-Nasa'i (835-923 M.), (iv)
Abu Daud (820-895 M.), (v) At-Turmudzi (829-899 M.) dan (vi) Ibnu Majah
(829-893 M.) melalui penyaringan hadis.
Penyaringan
Hadis
Hadis-hadis itu disaring dari ratusan ribu hadis yang dihafalkan oleh para
perowinya (periwayat hadis).
Contohnya Imam Bukhori bersama gurunya Syekh Ishaq, menghimpun Hadis-hadis sohih dalam satu kitab, dari satu
juta hadis yang diriwayatkan oleh 80.000
perowi lalu disaring menjadi 7.275 hadis.
Imam
Muslim dalam Kitab Sohih Muslim, dari sekitar 300.000 hadis beliau saring
menjadi 4.000 Hadis sohih selama 15 tahun.
Penyaringan itu terutama dilakukan terhadap periwayatnya (sanad Hadis),
sedikit dari isi Hadis (matan Hadis).
Demikian banyaknya hadis-hadis yang disaring sehingga ada kemungkinan
lolosnya hadis yang isi (matan)nya tidak sohih.
Kritik terhadap matan (isi) Hadis riwayat Isro’ dan
Mi’roj
Akhir-akhir ini ada beberapa sarjana yang mengritisi Hadis-hadis riwayat
Isro’ dan Mi’roj. Penulis tidak menemukan kritik terhadap Sanad (periwayat) Hadis,
semua kritik ditujukan kepada matan (isi) Hadis-hadis itu.
Hadis riwayat Isro’ dan Mi’roj, ditulis pada abad ke-9 (12 abad yang lalu).
Selama itu telah berkembang ilmu-ilmu yang waktu itu belum ada atau keadaannya
sederhana.
Di antaranya adalah Ilmu sejarah, ilmu astronomi (perbintangan), ilmu
fisika modern, ilmu Tafsir Al Qur-an, ilmu perbandingan agama dll..
Beberapa hal yang dikritik
1. Para Imam Hadis tidak mengetahui sejarah Masjidil
Aqso
a. Masjidil Aqso sekarang (abad ke-21)
Masjidil Aqso terletak di kota Yerusalem Timur atau dikenal
dengan nama wilayah Al-Harom Asy-Syarif
bagi umat Islam atau Har Ha-Bayit (Bukit Bait Allah atau Temple Mount / Kuil
Bukit) bagi umat Yahudi dan Nasroni.
|
b. Masjidil Aqso pada zaman Imam Hadis Bukhori dan Muslim (abad
ke-9)
Keadaan Masjidil Aqsho (dan As-Sakhro / The Dome of the Rock) sama dengan
keadaannya sekarang.
Banyak orang (termasuk para Imam
Hadis) yang mengira, masjid inilah yang dikunjungi oleh Nabi Muhammad Saw. di
waktu beliau Isro’ pada tahun 620
M.
Hancurnya Baitul Maqdis
oleh Tentara Romawi
c. Masjidil Aqso pada waktu Nabi Muhammad Saw. Isro’ pada tahun 620 M. (abad ke-7)
Maha Suci (Alloh) yang telah
memperjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari, dari Masjidil Harom (di
Mekah) ke Masjidil Aqso (di Yerusalem) (QS. Al-isro’ [17] : 1)
Pada waktu Nabi Muhammad Saw. Isto’, Baitul Maqdis berupa
puing-puing karena telah dihancurkan oleh Tentara Romawi pada tahun 70 M. (abad
ke-1) Yang dimaksud dengan Masjidil
Aqsho pada ayat ini adalah keseluruhan lapangan Al-Harom Asy-Syarif. Nabi Muhammad Saw. turun di lapangan sebelah utara puing-puing Masjid (di lokasi Masjid As-Sahro /The Dome of the Rock)
d. Masjidil Aqso pada zaman Kholifah Umar bin Khottob, 5 tahun setelah Nabi
wafat tahun 637 M.
(abad ke-7)
Kholifah Umar bin Khottob datang ke
Yerusalem untuk menerima penyerahan kota itu dari Kepala Pendeta Yerusalem.
Beliau melihat reruntuhan Masjidil Aqso,
yang oleh orang Kristen -yang benci pada orang Yahudi karena telah menyalib
Yesus Kristus- dijadikan tempat sampah. Maka setelah dibersihkan oleh tentara
Islam, didirikanlah Masjidil Aqso yang kecil di arah kiblat Masjidil Aqso
sebelumnya. Masjid ini direnovasi
oleh kholifah Bani Umayyah Abdul Malik dan
diselesaikan oleh putranya Al-Walid tahun 705
M. Setelah gempa bumi tahun 746 M.,
masjid ini hancur seluruhnya dan dibangun kembali oleh kholifah Bani Abbasiyah
Al-Mansur pada tahun 754 M., dan
dikembangkan lagi oleh penggantinya Al-Mahdi pada tahun 780 M.. Gempa berikutnya menghancurkan sebahagian besar Masjid Al-Aqso pada tahun 1033 M., namun dua tahun kemudian kholifah Bani Fatimiyyah Ali Azh-Zhahir membangun kembali masjid ini yang masih tetap berdiri hingga sekarang. Pada zaman Kholifah Turki Usmaniyah nama Masjidil Aqsho diberikan kepada Baitul Maqdis.
Al-Harom Asy-Syarif
1a. Hancurnya Masjidil Aqso / Temple of Solomon sebelumnya.
Hancurnya Masjid ini tertulis di dalam Al Qur-an sbb.
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu
berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian
kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan)
yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqso
II pada tahun 70 M.) sebagaimana mereka memasukinya pertama kali (tahun 586 SM.) dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai. (QS. Al-Isro’ [17] : 7).
66 M. pemberontakan ke-1 Yahudi vs Romawi (zaman Kaisar Nero yang mengirim Jendral Vespasianus)
69 M. Kaisar Nero diganti Kaisar Vespasianus yang mengirim puteranya Jendral Titus untuk menumpas pemberontakan Yahudi
70 M. Jendral Titus menghancurkan Masjidil Aqsho II / Bait Sulaiman di Yerusalem.
66 M. pemberontakan ke-1 Yahudi vs Romawi (zaman Kaisar Nero yang mengirim Jendral Vespasianus)
69 M. Kaisar Nero diganti Kaisar Vespasianus yang mengirim puteranya Jendral Titus untuk menumpas pemberontakan Yahudi
70 M. Jendral Titus menghancurkan Masjidil Aqsho II / Bait Sulaiman di Yerusalem.
Kutipan dari Kitab Tafsir Al Qur-an Depag RI.
Di dalam Kitab Tafsir Al Qur-an yang diterbitkan
oleh Departemen Agama RI tahun 2009 disebutkan bahwa Tentara
Romawi memasuki Masjidil Aqso II (Haikal Sulaiman) secara paksa dan
sewenang-wenang, merampas kekayaan di dalamnya dan menghancurkan
bangunannya, hanya tembok barat (tembok ratapan) yang masih ada.
2. Tujuan Nabi Isro’ ke Masjidil Aqso
Tujuan Nabi Isro’ sudah tertulis pada QS.Al-isro’ :
1
Maha Suci (Alloh) yang telah
memperjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari, dari Masjidil Harom (di
Mekah) ke Masjidil Aqso (di Yerusalem) yang telah Kami berkahi sekelilingnya,
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia (Alloh) Maha Mendengar, Maha Melihat. (QS. Al-isro’ [17] : 1)
Perjalanan Nabi
Saw. ber-Isro’ adalah hal yang luar biasa sehingga ayat itu didahului oleh kata
Maha Suci Alloh (sub-hana). Sehingga tujuannya juga luar biasa yaitu diperlihatkan
bukti kebesaran (ayat-ayat) Alloh.
Bukan sekedar mampir ke masjid lalu sholat 2 rokaat .
.
Bukan sekedar mampir ke masjid lalu sholat 2 rokaat .
.
2a. Masjidil-Aqso adalah lokasi Padang Mahsyar pada hari kiamat. Semua orang
akan diisro’kan ke sana.
Masjidil-Aqso merupakan tempat dikumpulkannya manusia dan jin pada
hari kiamat nanti, seperti diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya bahwa
Maimunah, saudara perempuan Sa’ad dan pembantu Rosulullah Saw, berkata : Wahai
Nabi, berikanlah kami sebuah pernyataan tentang Baitul Maqdis.’ Nabi menjawab,
‘Dia adalah tanah tempat manusia dibangkitkan dan dikumpulkan.” (HR. Ahmad)
Dan
ditiuplah sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dari kuburnya
(menuju) ke Robb mereka. (QS. Yaa-siin [36] : 51).
Semua manusia dibangkitkan di tempat mereka dikubur di seluruh
dunia. Lalu masing-masing dibawa terbang (isro)
oleh seorang malaikat ke padang mahsyar yang lokasinya di Masjidil-Aqso untuk
diadili oleh Alloh Swt.
Pada mulanya padang mahsyar itu gelap gulita karena matahari
telah padam. Kemudian Alloh Swt. menampakkan diriNya sehingga menjadi terang
benderang.
Isro’ adalah rekonstruksi kebangkitan di hari kiamat.
3. Penggambaran langit dalam hadis ini tidak sesuai dengan ilmu astronomi
Dalam Hadis ini langit digambarkan dengan sangat sederhana, seperti gedung
7 tingkat, dimana tiap tingkatnya dihuni oleh seorang Nabi (yang sudah wafat,
lalu dihidupkan lagi) untuk menyambut Nabi Muhammad Saw. yang bermi’roj.
Gambaran Ilmu Bumi dan Astronomi
Panas matahari dan angin membentuk siklus hidrologi, awan dan hujan.
Gambaran Ilmu Bumi dan Astronomi
Panas matahari dan angin membentuk siklus hidrologi, awan dan hujan.
Bumi yang bulat berputar pada porosnya dengan disinari matahari dalam 24
jam membuat siang dan malam. Adanya bulan membentuk pasang surut air laut.
Bulan mengitari bumi dalam 30 hari membuat hitungan bulan.
Bumi dalam posisi miring 23,44o mengelilingi matahari dalam 365 hari membentuk hitungan tahun dan 4 musim untuk daerah subtropis atau 2 musim untuk daerah katulistiwa (hujan dan kemarau).
Matahari bersama 9 planetnya berputar mengelilingi Bimasakti.
Di alam semesta sangat banyak gugus bintang / galaksi mirip Bimasakti. Galaksi-galaksi itu membentuk Cluster.
Dalam ilmu
astronomi besarnya langiit sangat luar biasa. Penampangnya adalah 14 milyard
tahun cahaya. Jarak ini mustahil ditempuh hanya dalam semalam. Dengan piring
terbang Alien saja yang kecepatannya 6 x cahaya ditempuh bermilyard-milyard
tahun (mustahil).Bulan mengitari bumi dalam 30 hari membuat hitungan bulan.
Bumi dalam posisi miring 23,44o mengelilingi matahari dalam 365 hari membentuk hitungan tahun dan 4 musim untuk daerah subtropis atau 2 musim untuk daerah katulistiwa (hujan dan kemarau).
Matahari bersama 9 planetnya berputar mengelilingi Bimasakti.
Di alam semesta sangat banyak gugus bintang / galaksi mirip Bimasakti. Galaksi-galaksi itu membentuk Cluster.
Sangat berbeda dengan jarak Masjidil Harom ke Masjidil Aqso yang sekarang dapat
ditempuh dengan pesawat jet dalam waktu 1
jam.
Maka perjalanan ke langit itu
mustahil / irrasional.
4. Ruh para Nabi sekarang ada di alam kubur. Tidak
mungkin berada di langit.
Dalam hadits
ini digambarkan bahwa Para Nabi yang sudah wafat itu berada di langit dengan
jasadnya. Sedangkan di dalam Al Qur-an disebutkan bahwa seluruh manusia, termasuk para Nabi yang sudah wafat berada di alam Qubur
/ Barzakh / dinding yang membatasi Alam Dunia dan Akhirot. Ulama
menyebutnya dalam genggaman Alloh Swt. atas dasar QS.[39] : 42 menunggu datangnya
Hari Berbangkit
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang)
jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang)
yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai
waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan Alloh bagi kaum yang berfikir”.(QS. Az-Zumar [39]:42)
5. Salah
memahami kalimat “Bila Alloh menghendaki”
Umumnya fihak yang setuju dengan hadis
ini berhujjah: Bila Alloh Swt. menghendaki bisa saja menhghidupkan kembali para Nabi
itu lalu menempatkan mereka di langit untuk menyambut kedatangan Nabi Muhamad
Saw. sewaktu mikroj.
Bila
demikian halnya, boleh kita sanggah pula: “Itu kalau Allah Swt mau, kalau tidak
mau kan tidak mungkin terjadi”. Nah itu debat kusir atau pokrol bambu yang
tidak punya dasar hukum.
Al Qur-an menggunakan kata “Kalau Allah
Menghendaki” (Wa lau Syaa-a, walau Syi-naa dan walau Yasyaa) dalam 23 ayat,
Pada ayat-ayat tersebut ternyata Allah TIDAK menghendaki.
Kita lihat salah satu contoh ayat di
bawah ini:
Dan jikalau Tuhanmu
menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka
apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang
beriman semuanya ?” (QS Yunus [10]:99)
Lalu apa kenyataannya? Berimankah
kepada Alloh semua orang di muka bumi ini ?
Ternyata, sebagian
besar ummat manusia di bumi ini tidak mengimaniNya. Dengan pernyataan satu ayat
ini saja, sebaiknya janganlah mengeluarkan argumentasi: “Kalau Allah
Swt. Menghendaki…….”, karena Alloh Swt. memiliki aturan / takdir (sunnatulloh) yang tidak
pernah berubah.
6. Alloh Swt. tidak berada di langit
Dikatakan bahwa sewaktu Mi’roj, Nabi Muhammad
Saw. menjemput atau menerima perintah Sholat dari Alloh Swt., kemudian sesudah
berjumpa dengan Nabi Musa As., beliau naik kembali berulang-kali menemui Alloh
Swt. untuk memohon keringanan. Hal ini menyimpulkan bahwa Alloh Swt.
tidak berada di bumi atau di langit tempat Nabi Musa As. itu berada.
Sungguh keadaan
demikian sangat bertentangan dengan Firman Alloh Swt. yang tidak hanya berada di
langit,
Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih
dekat kepadanya daripada urat lehernya, . (QS. Qoof
[50]:16)
”Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemana pun
kamu menghadap maka disitulah wajah Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha luas (rohmatNya)
lagi Maha mengetahui”. (QS.Al-Baqoroh
[2]: 115)
7. Sebelum
Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad Saw. telah sholat bersama Khodijah dan Ali
Riwayat Hadis :
Telah menceritakan kepada kami Ya’qub telah menceritakan kepada kami bapakku
dari Ibnu Ishaq telah menceritakan kepadaku Yahya bin Abu Asy’ats dari Isma’il
bin Iyas bin ‘Afif Al Kindi dari bapaknya dari kakeknya yang berkata;
Saya adalah seorang pedagang. Saya datang untuk menjalankan ibadah haji,
lalu saya mendatangi Al Abbas bin Abdul Muththolib untuk membeli dagangan
darinya, yang dia juga seorang pedagang. Demi Alloh, pada saat saya di Mina, ada seorang laki-laki yang keluar dari dalam
tenda yang tidak jauh darinya, dia melihat ke arah matahari, ketika matahari
telah condong, orang itu berdiri dan sholat. Kemudian keluarlah seorang wanita
dari tenda itu juga dan berdiri di belakang orang tadi dan ikut sholat. Lalu seorang anak kecil
yang menginjak usia baligh keluar dari tenda tersebut dan ikut sholat bersama
kedua orang tadi. Maka saya pun bertanya kepada Al Abbas; “Siapa orang itu
Wahai Abbas?” dia menjawab; “Itu adalah Muhammad bin Abdulloh bin Abdul Muththolib
anak saudaraku.” Saya bertanya lagi; “Siapakah wanita itu?” dia menjawab; “Itu
adalah istrinya Khodijah binti Khuwailid.” Saya bertanya lagi; “Siapa pemuda
itu?” dia menjawab; “Itu adalah Ali bin Abu Tholib anak pamannya.” Saya
bertanya lagi; “Apa yang mereka lakukan?” dia menjawab; “Dia sedang sholat, dia
mengaku bahwa dia adalah seorang Nabi, dan tidak ada yang mengikuti perintahnya
kecuali istrinya dan anak pamannya, pemuda tersebut. Dia juga mengaku
bahwasanya akan ditaklukkan untuknya perbendaraan-perbendaraan Raja Kisro dan
Kaisar.” Kemudian ‘Affif, yaitu anak paman Al Ays’Ats bin Qais berkata; -dan
dia masuk Islam setelah itu serta keIslamannya baik- “Seandainya Alloh memberiku rizki
Islam pada hari itu, maka aku adalah orang yang ketiga bersama Ali bin Abu Tholib
Rodhi Allohu ‘anhu.” (Musnad Ahmad 1691)
7a. Penegasan waktu sholat di dalam Al Qur-an
“Dirikanlah
sholat dari sesudah matahari tergelincir (zhuhur dan ashar) sampai gelap malam (maghrib
dan isya') dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebahagian
malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu;
mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra’ [17]: 78-79).
7b. Jibril mengajari Nabi sholat 5 waktu (di luar Isro’
dan mi’roj
“Dari Jabir bin Abdulloh, bahwa Nabi saw didatangi oleh
Jibril as, lalu Jibril mengatakan kepadanya, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”,
Kemudian Nabi sembahyang zhuhur ketika matahari sudah tergelincir. Kemudian
Jibril mendatanginya di waktu ‘ashar, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu
bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang ashar ketika bayangan sesuatu
menjadi sama. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu maghrib, lalu ia berkata,
“Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang maghrib ketika
matahari terbenam. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu ‘isya’, lalu ia
berkata, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang ‘isya’
ketika cahaya merah telah lenyap. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu
fajar, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, kemudian Nabi
sembahyang shubuh ketika fajar menyingsing, atau ia berkata ketika fajar
memancar. Kemudian esok harinya Jibril mendatangi (Nabi) kembali pada waktu
zhuhur, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, kemudian Nabi
sembahyang zhuhur ketika bayangan segala sesuatu menjadi sama. Kemudian Jibril
mendatangi kepadanya di waktu ashar, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu
bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang ashar ketika bayangan segala sesuatu
menjadi dua kali. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di
waktu maghrib, dalam waktu yang sama dengan yang pertama, tidak bergeser daripadanya.
Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu ‘isya’, ketika pertengahan malam
telah lewat, atau ia berkata: sepertiga malam telah lewat, lalu Nabi sembahyang
‘isya’. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu sudah terang benderang,
lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, kemudian Nabi sembahyang
shubuh. Kemudian Jibril berkata: Apa-apa yang di antara kedua waktu ini, itulah
waktu sembahyang.” (HR. Ahmad dan Al-Nasa’i. Dan Al-Tirmidzi meriwayatkan
seperti itu. Al-Bukhori berkata: Hadits
ini adalah hadits yang paling shah dalam menerangkan waktu-waktu sembahyang). Dikutip
dari Nailul Authar jilid 1 halaman 685.
8. Para Nabi juga melaksanakan sholat
8a. Ibrohim
memohon agar keturunannya tetap mendirikan sholat.
Ya Robbku, jadikanlah aku
dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, ya Robb kami,
perkenankan do’aku. (QS. Ibrohim [14]:40)
8b. Ismail melaksanakan sholat
Dan ceritakanlah (Muhammad),
kisah Ismail di dalam Kitab (Al Qur-an). Dia benar-benar seorang
yang benar janjinya, seorang rosul dan nabi.” “Dan dia menyuruh keluarganya
untuk (melaksanakan) sholat dan (menunaikan) zakat, dan dia seorang yang diridoi
di sisi Tuhannya (QS. Maryam [19]: 54-55)
8c. Isa mendirikan sholat
Dan
dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan (menunaikan) zakat selama aku
hidup. (QS. Maryam [19]:31)
9. Bani Isroil solat 7x / hari, bukan 50x
Maka tujuh kali dalam sehari memujilah
aku akan Dikau, karena sebab segala hukum kebenaranMu itu
2.
Buku To Pray As A Jew:
A Guide To The Prayer Book And The Synagogue Service karangan Hayim Halevy Donin, seorang rabbi (pendeta) Yahudi Amerika
di Congregation B'nai David, Southfield, Michigan. Dalam buku
itu ada gambar tata cara
sembahyang kaum Yahudi yang sikap dan gerakannya sangat mirip dengan sholatnya
umat Islam Ritual sholat Yahudi
ini dilakukan 3 x sehari yaitu pada malam hari (Ma'ariv), di pagi hari
(Shacharit), dan pada sore hari (Minchah)..
Gambar sembahyang Yahudi
dalam buku Rabbi Hayim Halevy Donin
Pada
mulanya sholatnya Yahudi adalah 7 x /hari sebagai berikut. 1 =
Solat Subuh, 2 = Solat Dhuha, 3 = Solat Zuhur, 4 =
Solat Ashor, 5 = Solat Maghrib, 6 =
Solat Isya', 7 = Solat Al-Lail
Pada tahun 586 SM. Nabukodonosor, raja Babel menduduki
Yerusalem dan negara Yuda. Bangsa Yahudi dibawa ke Babil dijadikan budak
sehingga mereka tidak leluasa melakukan sholat. Maka sholat mereka dibuat
3 x/hr. sampai kini. (= sholat jamak
qosor zhuhur+asar, maghrub+isyak dan
subuh)
10.
Tujuan Mi’roj Nabi Muhammad Saw.
Maka tujuan Mi’roj bukanlah menerima perintah sholat 5 waktu karena Nabi Muhammad
Saw. telah melaksanakannya bersama Khodijah dan Ali, melainkan
seperti yang tertulis pada bagian akhir hadis mi'roj riwayat Bukhori
Jibril
lalu pergi bersamaku sampai ke Sidrotul Muntaha dan Sidrotul Muntaha itu
tertutup oleh warna-warna yang aku tidak mengetahui apakah itu sebenarnya? Aku
lalu dimasukkan ke surga. Tiba-tiba di sana ada kail
dari mutiara dan debunya adalah kasturi.'” (HR. Bukhori no. 193, 194)
10a. Hadis ini sesuai dengan ayat Al Qur-an
[53]:13-18
Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat
Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil
Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal (Jannatul Ma’wa).
Sidrotulmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, penglihatan (Muhammad)
tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya. Sungguh,
dia telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhannya yang paling besar”
(surga). (QS. An Najm [53] : 13-18).
Pohon Sidr
Di seberang pohon pembatas ini terdapat Jannatul Ma’wa (sorga) yang letaknya ada di masa depan.
Maka Sidrotul Muntaha selain sebagai batas jarak atau ruang terjauh, juga merupakan batas antara waktu nyata dan waktu maya. Merupakan pintu masuk ke terowongan waktu yang berada di waktu maya menuju ke masa depan. Melalui jalan inilah Nabi Muhammad Saw. sewaktu mi’roj diperjalankan Alloh Swt. ke masa depan, yaitu hari kiamat, hari kebangkitan dan pengadilan di padang Mahsyar, mizan, pergi ke neraka dan shiroth, kemudian pergi ke surga.
11. Surga
bukan berada di langit tetapi ada di masa depan
Dalam menguraikan masalah Mi’roj ini penulis menggunakan Fisika Modern yaitu Mekanika Kuantum yang dikembangkan oleh Stephen Hawking Ahli Fisika Inggris. Penggunaan mekanika kuantum pada alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum.
Pada kondisi waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa berjalan maju dengan laju tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan.
Menurut Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) melalui terowongan waktu kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi, bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan.
Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya) menurut Hawking “telah ada dan sudah selesai” sejak diciptakannya alam semesta. Selain itu melalui terowongan waktu (dengan kekuasaan Allah) kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan seketika.
11 a. Seluk Beluk Sidrotul Muntaha
Dalam menguraikan masalah Mi’roj ini penulis menggunakan Fisika Modern yaitu Mekanika Kuantum yang dikembangkan oleh Stephen Hawking Ahli Fisika Inggris. Penggunaan mekanika kuantum pada alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum.
Pada kondisi waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa berjalan maju dengan laju tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan.
Menurut Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) melalui terowongan waktu kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi, bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan.
Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya) menurut Hawking “telah ada dan sudah selesai” sejak diciptakannya alam semesta. Selain itu melalui terowongan waktu (dengan kekuasaan Allah) kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan seketika.
11 a. Seluk Beluk Sidrotul Muntaha
Sidr berarti pohon bidara, pohon yang
tumbuh di Asia, Afrika dan Australia. Dipakai sebagai sumber makanan,
obat-obatan dan bahan bangunan. Termasuk pohon yang sangat berguna, tetapi
bukan merupakan pohon yang istimewa. Fungsi pohon bidara ini di Sidrotil
Muntaha adalah sebagai batas terjauh perjalanan di langit dan bumi dalam waktu
nyata, yang dapat ditempuh oleh makhluk Alloh Swt. yaitu manusia, jin dan
malaikat termasuk Malaikat Jibril.
|
Pohon Sidr
Di seberang pohon pembatas ini terdapat Jannatul Ma’wa (sorga) yang letaknya ada di masa depan.
Maka Sidrotul Muntaha selain sebagai batas jarak atau ruang terjauh, juga merupakan batas antara waktu nyata dan waktu maya. Merupakan pintu masuk ke terowongan waktu yang berada di waktu maya menuju ke masa depan. Melalui jalan inilah Nabi Muhammad Saw. sewaktu mi’roj diperjalankan Alloh Swt. ke masa depan, yaitu hari kiamat, hari kebangkitan dan pengadilan di padang Mahsyar, mizan, pergi ke neraka dan shiroth, kemudian pergi ke surga.
Dengan perjalanan
itu Nabi Muhammad Saw. adalah satu-satunya manusia di muka bumi (kecuali Nabi
Adam dan Siti Hawa), yang pernah pergi ke akhirot dengan jasad dan ruh beliau.
Sehingga beliau bisa menerangkannya kepada kita dalam hadis-hadis beliau.
Waktu yang
digunakan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk pergi ke akhirot tidak terbatasi oleh
waktu mi’roj yang hanya semalam, tetapi bisa berhari-hari, karena waktu di
akhirot tidak diikat oleh waktu di dunia.
Kemudian Nabi
Muhammad kembali melalui jalan yang sama ke Sidrotil Muntaha, kembali masuk ke
waktu nyata pada waktu yang sama dengan waktu berangkatnya, selanjutnya pulang kembali ke
Mekah.
Kesimpulan pertama
Kesimpulan pertama
Ternyata matan (isi) Hadis-hadis riwayat Isro’ dan
mi’’roj
Tidak sejalan dengan Al Qur-an pada
Tidak sejalan dengan Al Qur-an pada
1a
(pada QS. Al-Isro ayat 7 disebutkan bahwa Masjidil Aqso yang lama / Temple of
Solomon telah dihancurkan oleh Romawi pada tahun 138 M. Sehingga Nabi Muhamad
Saw.tidak mungkin sholat di dalamnya)
2. (Tujuan Isro’ adalah rekonstruksi kejadian di hari kiamat di mana semua manusia dan jin dari seluruh dunia dikumpulkan / diisro’kan di Baitul Maqdis)
4. (Ruh para Nabi ada di alam kubur, bukan di langit)
6. (Alloh Swt tidak berada di langit tapi berada di mana-mana)
7a (sholat 5 waktu ada di dalam Al Qur-an QS. [17]: 78-79)
8a, 8b dan 8c (Nabi Ibrohim As., Ismail As., Isa ibnu Maryam As. dll. melakukan sholat)
Tidak sejalan dengan Hadis lain yang mutawatir
2a (Baitul Maqdis adalah tempat Padang Mahsyar, bukan tempat sholat).
7 (Nabi Muhamad Saw. sudah sholat berjamaah dengan Khodijah dan Ali sebelum Isro’ dan mi’’roj)
7b (Nabi Muhamad Saw. diajari sholat 5 waktu oleh Malaikat Jibril As)
2. (Tujuan Isro’ adalah rekonstruksi kejadian di hari kiamat di mana semua manusia dan jin dari seluruh dunia dikumpulkan / diisro’kan di Baitul Maqdis)
4. (Ruh para Nabi ada di alam kubur, bukan di langit)
6. (Alloh Swt tidak berada di langit tapi berada di mana-mana)
7a (sholat 5 waktu ada di dalam Al Qur-an QS. [17]: 78-79)
8a, 8b dan 8c (Nabi Ibrohim As., Ismail As., Isa ibnu Maryam As. dll. melakukan sholat)
Tidak sejalan dengan Hadis lain yang mutawatir
2a (Baitul Maqdis adalah tempat Padang Mahsyar, bukan tempat sholat).
7 (Nabi Muhamad Saw. sudah sholat berjamaah dengan Khodijah dan Ali sebelum Isro’ dan mi’’roj)
7b (Nabi Muhamad Saw. diajari sholat 5 waktu oleh Malaikat Jibril As)
Tidak sejalan dengan ilmu
perbandingan agama
9
(Bani Isroil sholat 7 waktu bukan 50 waktu)
Tidak sejalan dengan ilmu sejarah
1a (Masjidil Aqso yang ada pada zaman para Imam Hadis didirikan oleh Umar bin Khottob Ra),
Tidak sejalan dengan ilmu sejarah
1a (Masjidil Aqso yang ada pada zaman para Imam Hadis didirikan oleh Umar bin Khottob Ra),
Tidak sejalan dengan ilmu astronomi
/ perbintangan
3 (Langit yang sangat luas digambarkan seperti gedung 7 tingkat) padahal sangat besar dan rumit
Kesimpulan akhir
Telah terbukti bahwa matan Hadis-hadis Isro’ dan mi’roj ini tidak sohih.
3 (Langit yang sangat luas digambarkan seperti gedung 7 tingkat) padahal sangat besar dan rumit
Kesimpulan akhir
Telah terbukti bahwa matan Hadis-hadis Isro’ dan mi’roj ini tidak sohih.
Termasuk Hadis mauduk atau palsu atau paling tidak termasuk hadis dhoif (lemah) dan mualal (sisipan) karena isinya diselipkan
cerita–cerita Israiliyat dari kaum Bani Israil, yang sengaja secara tersirat
ingin mengagungkan bangsa mereka, serta mengecilkan peran Nabi Muhammad beserta
pengikutnya.
Tujuan Isro’ Nabi Muhammad Saw
Tujuan Isro’ Nabi Muhammad Saw
Isro’ adalah rekonstruksi kejadian di hari kiamat.
Semua manusia dibangkitkan di tempat mereka dikubur di seluruh dunia. Lalu masing-masing dibawa terbang (isro) oleh seorang malaikat ke padang mahsyar yang lokasinya di Masjidil-Aqso untuk diadili oleh Alloh Swt.
Tujuan Mi’roj Nabi Muhammad Saw
Semua manusia dibangkitkan di tempat mereka dikubur di seluruh dunia. Lalu masing-masing dibawa terbang (isro) oleh seorang malaikat ke padang mahsyar yang lokasinya di Masjidil-Aqso untuk diadili oleh Alloh Swt.
Tujuan Mi’roj Nabi Muhammad Saw
Diperlihatkan surga yang ada di masa depan, masuk Terowongan Waktu melalui Sidrotul Muntaha.
Selain surga Nabi Muhammad Saw. juga diperlihatkan peristiwa Kiamat, Kebangkitan, pengadilan di Padang Mahsyar, Mizan dan Penimbangan Amal, Shiroth, dan Neraka.
Sehingga Nabi Muhammad Saw. bisa menerangkan kepada kita tentang kejadian di Akhirot karena beliau pernah diperjalankan ke sana sewaktu Mi’roj..
Selain surga Nabi Muhammad Saw. juga diperlihatkan peristiwa Kiamat, Kebangkitan, pengadilan di Padang Mahsyar, Mizan dan Penimbangan Amal, Shiroth, dan Neraka.
Sehingga Nabi Muhammad Saw. bisa menerangkan kepada kita tentang kejadian di Akhirot karena beliau pernah diperjalankan ke sana sewaktu Mi’roj..
Jember, 5 Nopember 2016
Dr.
H. M. Nasim Fauzi
Jalan
Gajah Mada 118
Tilp.
(0331) 481127
Jember
Kepustakaan
01. Abu Najdi Haraki dalam buku “Misteri Isra’ Mi’raj”, DIVA Press, Jogjakarta, 2007
02. Al Imam Muhammad Asy Syaukani, Nailul
Authar, Penerjemah Drs. Hadimulyo dkk. Penerbit Asy Syifa, Semarang, 1994, jilid
1 halaman 685.
03. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia , Djakarta , 1960.
04. Alkitab
Elektronik 2.0.0, Alkitab Terjemahan Baru, @ 1974,
Lembaga Alkitab Indonesia .
05. Bey Arifin, Rangkaian
Cerita dalam Al-Quran, PT Almaarif, Bandung , 1971
06. Departemen Agama RI, Al-Qur'an
dan Terjemahnya, CV. Asy-Syifa, Semarang , 1999.
07.
Departemen Agama RI, Tafsir Al Qur-an
Jilid 2, Jakarta , 2009
08. Felix Pirani dan Christine Roche, Mengenal Alam
Semesta, Mizan "For Beginners", Bandung , 1997.
09. J.P. McEnvoy
dan Oscar Zarate, Mengenal Hawking For Beginners, Mizan, Bandung , 1998.
10. Muhammad Muhibuddin, Keajaiban Yerusalem, Araska, Yogyakarta, 2014, halaman 152-156.
11.
Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, Grafiti, Jakarta, 1994
12. Thomas
McElwain, Bacalah Bibel, Penerbit Citra, Jakarta , 2006
13. http://www.goodreads.com/book/show/949979
To_Pray_As_A_Jew
15. https://kanzunqalam.com/2011/10/09/meninjau-kembali- kisah-isra-miraj-rasulullah
16. www.oocities.org/maurice_osborn/Serpo.htm
(planet asal piring terbang)
17. https://id.wikipedia.org/wiki/Hadits
18. https://id.wikipedia.org/wiki/
isra_Mikraj
19. https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Abdullah_
Muhammad_i al-Bukhari
20. https://id.wikipedia.org/wiki/
Imam Muslim
LAMPIRAN
Hadis
tentang Isro’ dan Mi’roj
Dari beberapa
Hadis tentang Isro’ dan Mi’roj yang ada,
penulis mengutip dua buah Hadis sbb..
1. Hadis Sohih Muslim yang sangat panjang
sbb. :
Hadis riwayat
Anas bin Malik ra., ia berkata: bahwa Rosulullah Saw. bersabda :
Isro’ ke Baitul-Maqdis
Aku didatangi
Buraq. lalu aku menunggangnya sampai ke Baitul Makdis. Aku mengikatnya pada
pintu mesjid yang biasa digunakan mengikat tunggangan oleh para nabi. Kemudian
aku masuk ke mesjid dan mengerjakan sholat dua rakaat. Setelah aku keluar,
Jibril datang membawa bejana berisi arak dan bejana berisi susu. Aku memilih
susu, Jibril berkata: Engkau telah memilih fitrah.
Mi’roj ke langit
Lalu Jibril
membawaku naik ke langit. Ketika Jibril minta dibukakan, ada yang bertanya:
Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu? Jibril
menjawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawab Jibril: Ya, ia telah
diutus. Lalu dibukakan bagi kami. Aku bertemu dengan Adam. Dia menyambutku dan
mendoakanku dengan kebaikan. Kemudian aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril
as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapakah engkau? Jawab Jibril: Jibril.
Ditanya lagi: Siapakah yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanya: Apakah ia
telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Pintu pun dibuka untuk kami. Aku
bertemu dengan Isa bin Maryam as. dan Yahya bin Zakaria as. Mereka berdua
menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit ketiga.
Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa engkau? Dijawab: Jibril.
Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw. jawabnya. Ditanyakan: Dia telah
diutus? Dia telah diutus, jawab Jibril. Pintu dibuka untuk kami. Aku bertemu
Yusuf As. Ternyata ia telah dikaruniai sebagian keindahan. Dia menyambutku dan
mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keempat. Jibril minta
dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril menjawab: Jibril. Ditanya lagi:
Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus?
Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun dibukakan. Ternyata di sana ada
Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah Taala
berfirman Kami mengangkatnya pada tempat (martabat) yang tinggi. Aku dibawa
naik ke langit kelima. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa?
Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Dijawab: Muhammad. Ditanya:
Apakah ia telah diutus? Dijawab: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana aku
bertemu Nabi Harun As. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku
dibawa naik ke langit keenam. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya:
Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab
Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami
dibukakan. Di sana ada Nabi Musa As. Dia menyambut dan mendoakanku dengan
kebaikan. Jibril membawaku naik ke langit ketujuh. Jibril minta dibukakan. Lalu
ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu?
Jawabnya: Muhammad. Ditanyakan: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah
diutus. Kami dibukakan. Ternyata di sana aku bertemu Nabi Ibrahim as. sedang
menyandarkan punggungnya pada Baitulmakmur. Ternyata setiap hari ada tujuh
puluh ribu malaikat masuk ke Baitulmakmur dan tidak kembali lagi ke sana.
Pergi ke Sidratul-Muntaha
menerima wahyu
Kemudian aku
dibawa pergi ke Sidratulmuntaha yang dedaunannya seperti kuping-kuping gajah
dan buahnya sebesar tempayan. Ketika atas perintah Allah, Sidratul-muntaha
diselubungi berbagai macam keindahan, maka suasana menjadi berubah, sehingga
tak seorang pun di antara makhluk Allah mampu melukiskan keindahannya. Lalu
Allah memberikan wahyu kepadaku. Aku diwajibkan salat lima puluh kali dalam
sehari semalam. Tatkala turun dan bertemu Nabi saw. Musa As., ia bertanya: Apa
yang telah difardukan Tuhanmu kepada umatmu? Aku menjawab: Salat lima puluh
kali. Dia berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan, karena
umatmu tidak akan kuat melaksanakannya. Aku pernah mencobanya pada Bani Israel.
Aku pun kembali kepada Tuhanku dan berkata: Wahai Tuhanku, berilah keringanan
atas umatku. Lalu Allah mengurangi lima salat dariku. Aku kembali kepada Nabi
Musa As. dan aku katakan: Allah telah mengurangi lima waktu salat dariku. Dia
berkata: Umatmu masih tidak sanggup melaksanakan itu. Kembalilah kepada
Tuhanmu, mintalah keringanan lagi. Tak henti-hentinya aku bolak-balik antara
Tuhanku dan Nabi Musa As. sampai Allah berfirman: Hai Muhammad. Sesungguhnya
kefarduannya adalah lima waktu salat sehari semalam. Setiap sholat mempunyai
nilai sepuluh. Dengan demikian, lima salat sama dengan lima puluh shplat. Dan
barang siapa yang berniat untuk kebaikan, tetapi tidak melaksanakannya, maka
dicatat satu kebaikan baginya. Jika ia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh
kebaikan baginya. Sebaliknya barang siapa yang berniat jahat, tetapi tidak
melaksanakannya, maka tidak sesuatu pun dicatat. Kalau ia jadi mengerjakannya,
maka dicatat sebagai satu kejahatan. Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa
as., lalu aku beritahukan padanya. Dia masih saja berkata: Kembalilah kepada
Tuhanmu, mintalah keringanan. Aku menyahut: Aku telah bolak-balik kepada Tuhan,
hingga aku merasa malu kepada-Nya. (Shohih Muslim No.234)
2. Ada beberapa Hadis pendek Sohih
Bukhori. Penulis mengambil 1 hadisnya yang berisi mi’roj Nabi Muhammad Saw. ke
surga
Ibnu Hazm dan Anas bin Malik berkata
bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda,
Menerima
perintah solat (di langit)
‘Allah Azza wa Jalla lalu mewajibkan atas
umatku lima puluh shalat (dalam sehari semalam). Aku lalu kembali dengan
membawa kewajiban itu hingga kulewati Musa, kemudian ia (Musa) berkata
kepadaku, ‘Apa yang diwajibkan Alloh atas umatmu?’ Aku menjawab, ‘Dia
mewajibkan lima puluh kali sholat (dalam sehari semalam).’ Musa berkata,
‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat atas yang demikian itu.’
Alloh lalu memberi dispensasi (keringanan) kepadaku (dalam satu riwayat: Maka
aku kembali dan mengajukan usulan kepada Tuhanku), lalu Tuhan membebaskan
separonya. ‘Aku lalu kembali kepada Musa dan aku katakan, ‘Tuhan telah
membebaskan separonya.’ Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena
sesungguhnya umatmu tidak kuat atas yang demikian itu. ‘Aku kembali kepada
Tuhanku lagi, lalu Dia membebaskan separonya lagi. Aku lalu kembali kepada
Musa, kemudian ia berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat
atas yang demikian itu.’ Aku kembali kepada Tuhan, kemudian Dia berfirman, ‘Sholat
itu lima (waktu) dan lima itu (nilainya) sama dengan lima puluh (kali),
tidak ada firman yang diganti di hadapanKu.’ Aku lalu kembali kepada Musa, lalu
ia berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu.’ Aku jawab, ‘(Sungguh) aku malu kepada
Tuhanku.’
Pergi
ke Sidratul Muntaha dan ke Surga
Jibril
lalu pergi bersamaku sampai ke Sidratul Muntaha dan Sidratul Muntaha itu
tertutup oleh warna-warna yang aku tidak mengetahui apakah itu sebenarnya? Aku
lalu dimasukkan ke surga. Tiba-tiba di sana ada kail dari mutiara dan
debunya adalah kasturi. (HR. Bukhari no. 193, 194)