Mencari Leluhur Kita Yang Sejati
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
BAB I : Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Isu tentang asal-usul manusia selalu menarik karena
membahas tentang diri kita sendiri. Di kalangan akademik terdapat 2 aliran
besar yang pandangannya bertarung sampai sekarang.
Pandangan pertama adalah Creationisme di mana alam
semesta beserta mahluk penghuninya dipercayai telah diciptakan Tuhan dalam masa
enam hari, serta manusia adalah merupakan ciptaan khusus dan berkedudukan
istimewa.
Pandangan kedua adalah: Evolusionis yang berpendapat
bahwa alam semesta ini diciptakan pada waktu yang sangat jauh di masa silam
(4,5 milyard tahun yang lalu). Kehidupan bermula dari organisme sel tunggal
purba yang sangat sederhana, kemudian berevolusi selama berjuta-juta tahun,
akhirnya berkembang menjadi aneka ragam makhluk hidup termasuk manusia yang
menghuni bumi sekarang.
Di dalam tulisan ini penulis berusaha menghindari
pertentangan tentang asal-usul manusia modern ini dengan jalan memutus hubungan
kekerabatan kita dengan binatang yang mirip dengan manusia yang hidup sekarang
ataupun dengan manusia purba pada masa silam yang fosilnya kita temukan di
dalam bumi. Penulis berusaha menggunakan data-data yang pasti dan meyakinkan
serta disepakati oleh semua golongan di seluruh dunia.
Dasar pemikiran atau filsafat yang
kita pakai adalah:
Yang kita yakini hanyalah satu hal : bahwa KITA
betul-betul ADA. Pemikiran dan pendapat lainnya kita anggap bersifat teoretis
yang kebenarannya masih harus dibuktikan. Bukti-bukti tersebut harus
betul-betul kuat serta dicari hubungannya dengan keberADAan KITA, MANUSIA
modern. Selain itu keabsahan bukti-bukti ini harus diakui oleh seluruh
MANUSIA di dunia dari bermacam ras dan golongan.
|
Dasar Filsafat:
Dimulai Dari Diri Kita Sendiri.
Satu-satunya yang pasti dan meyakinkan adalah ADAnya
DIRI kita sendiri. Kita tidak mungkin meragukan ADAnya DIRI kita sendiri, atau
yakin bahwa diri kita tidak ada. Kalau saya tidak ada maka pemikiran ini juga
tidak ada.
Setelah kita lahir di dunia, yang kita kenali lebih
dulu adalah ADAnya seorang mahluk besar yang merawat dan menyusui kita yaitu
ibu kita. Bila kita tidak dipelihara oleh ibu kita sendiri, yang kita kenal
dahulu adalah ibu atau bapak asuh kita. Kemudian kita mengenal ADAnya benda-benda
mati di sekeliling kita dan ADAnya orang-orang lain yaitu ayah dan
saudara-saudara kita.
Setelah kita bisa berjalan atau kita dibawa oleh ibu
kita ke tetangga-tetangga, kita mengenal ADAnya masyarakat lain di sekeliling
kita. Akhirnya, setelah kita bisa berbicara, kita mempunyai dunia baru yaitu
dunia KESADARAN atau alam pikiran ! Kita menyadari bahwa kita adalah manusia
yang mempunyai nama, keluarga dan masyarakat. Kita menyebut diri kita AKU atau
SAYA. Kita menyebut lawan bicara kita kamu, dan seterusnya. Bertambah majunya
cara berfikir kita akan membentuk logika dan filsafat. Bisa membedakan benar
dan salah, baik dan buruk, indah dan jelek, ramah dan jahat, merasakan senang
dan susah, enak dan tidak enak, adil dan zalim, yang pasti dan meragukan dan seterusnya.
Kita yakin bahwa kita ADA. Kita yakin bahwa kita ADA
itu benar. Keber-ADA-an kita adalah kebenaran yang meyakinkan dan disepakati
oleh semua orang.
Selanjutnya kita bersekolah yang memperluas
pengetahuan dan wawasan kita. Kita menggunakan alat komunikasi jarak jauh yang
menghubungkan kita dengan orang lain yang tempat tinggalnya jauh. Di masa
modern ini alat komunikasi canggih yang sangat membantu memperluas pandangan
kita adalah televisi. Bahkan juga bagi seorang yang buta huruf! Dengan televisi
kita bisa mengenal ADAnya masyarakat manusia yang lebih jauh, bahkan di seluruh
dunia. Kita lihat di televisi itu bahwa semua manusia itu sangat mirip dengan
masyarakat di sekeliling kita yang dekat.
Maka dengan menggunakan televisi arti kata
"KITA" yang mula-mula berarti saya dengan anda berubah menjadi saya
dan seluruh manusia yang tinggal di planet bumi ini.
Termasuk Filsafat Eksistensial
Dasar pemikiran ini penulis namakan filsafat
Kepastian Existensi Manusia. Bila diteliti secara systematis filsafat ini dapat
digolongkan dalam Filsafat Existensial yang khusus dipakai dalam Ontologi
(Filsafat tentang Hal-Ihwal Ada).
Bab
II Permasalahan
Setelah kita meyakini keber-ADA-an kita dan melihat
di pesawat TV bahwa seluruh manusia di bumi ini merupakan kesatuan, kita juga
menyaksikan bahwa selain keberadaan manusia di muka bumi ini juga ADA
mahluk-mahluk hidup lain yaitu tumbuh-tumbuhan dan hewan. Maka timbullah
pertanyaan-pertanyaan dalam fikiran yaitu:
1. Siapakah KITA itu ?
2. Apa hubungan KITA dengan mahluk-mahluk hidup di
sekeliling kita ?
3. Dari manakah asal KITA atau siapakah leluhur kita
yang sebenarnya ?
Pertanyaan pertama adalah pertanyaan yang sangat
besar. Para sarjana dari bermacam-macam disiplin ilmu telah berusaha
menjawabnya, tetapi masih belum tuntas. Di dalam makalah ini penulis tidak
berusaha untuk menjawabnya karena terlalu luas. Jawaban yang penulis kemukakan
hanyalah bersifat partial, hanya dipakai untuk menjawab pertanyaan ke 2 dan ke
3.
Bab
III Pemecahan Masalah
1. Pertanyaan Pertama: Siapakah KITA Itu ?
KITA adalah manusia, lebih khusus lagi KITA adalah
manusia modern. Ilmu yang mempelajari manusia dari segenap aspeknya adalah
Anthropologi (ilmu tentang manusia). Di dalam antropologi nama Leakey adalah
sangat terkenal, mereka adalah keluarga penemu fosil yang luar biasa, terdiri
dari Louis, isterinya Mary dan anaknya Richard.
Richard Leakey
Menurut Richard Leakey yang dimaksudkan dengan
"manusia seperti KITA", adalah Homo sapiens modern,
yaitu manusia dengan ciri-ciri :
- Mampu berbicara.
- Berkesadaran dan mawas-diri.
- Mempunyai rasa moral.
- Trampil, menguasai teknologi dan inovasi yang
tinggi.
- Berkecakapan artistik.
Apakah Seluruh Manusia
di Dunia Ini Sama ?
Kita tidak menyangsikan "kemanusiaan" dan
"kemodernan" manusia-manusia yang berada di pusat-pusat peradaban
yang tiap hari kita lihat di televisi.
Akan tetapi, manakah yang disebut pusat-pusat
peradaban itu, dan manakah pinggiran-pinggirannya?
Wilayah asal usul manusia
Secara antropologis wilayah asal-usul manusia di
dunia berbentuk segi empat yang dibatasi oleh Taung di Afrika Selatan (tempat
ditemukannya fosil Australopithecus africanus/ Bocah Taung oleh Raymond
Dart tahun 1924), Jurang Neander di Jerman (tempat ditemukan fosil Homo Neanderthalensis tahun 1856), Zoukoudian di Cina (tempat ditemukan fosil Homo
erectus Pekinensis/ Manusia Peking oleh Franz Weidenreich tahun 1920) dan Trinil di
Pulau Jawa (tempat ditemukan fosil Homo erectus Soloensis/ Manusia Jawa oleh
Eugene Dubois tahun 1891), atau lebih sempit dari itu, karena manusia-manusia
yang fosilnya ditemukan di keempat tempat itu tidak semua ahli setuju mengakui
mereka sebagai leluhur KITA.
Beberapa bangsa di zaman modern sekarang yang
dianggap primitif karena kehidupan mereka ya ng sangat sederhana (sebagai
pemburu dan pengumpul), serta "berwajah tidak modern" serta tempat
tinggalnya terpencil yaitu suku Bushman di padang pasir Kalahari Afrika Selatan
dan Suku Aborigin Australia, ada yang menganggap mereka tidak termasuk manusia
modern (bukan termasuk KITA).
Betulkah demikian ?
Untuk mengujinya marilah kita kembali kepada definisi
manusia modern dari Richard Leakey, di antaranya adalah berkecakapan artistik.
Pada penggalian di Zimbabwe Timur dan di Australia
Selatan para ahli antropologi telah menemukan lukisan/ ukiran gua yang sangat
indah berumur puluhan ribu tahun, yang dibuat oleh para pelukis leluhur Suku
San/ Bushman Afrika Selatan dan Suku Aborigin Australia. Keindahan lukisan
mereka setara dengan lukisan/ukiran gua bawah tanah yang dibuat oleh para
seniman Manusia Modern jenis Cro Magnon di Eropah puluhan ribu tahun yang lalu.
Dari bukti-bukti ini tak pelak lagi bahwa kedua suku bangsa ini sudah termasuk
manusia modern semenjak ribuan tahun yang lalu.
Aborgin Australia
Bushman Kalahari
Lalu bagaimana dengan masyarakat manusia yang
kediamannya sangat jauh dari pusat peradaban itu?
Manusia modern sekarang telah menempati seluruh
relung kehidupan di seluruh dunia. Lokasi yang terjauh adalah di Tanjung Horn,
Tierra del Fuego, Amerika Selatan. Leluhur Suku Indian datang ke tempat ini
setelah menempuh ratusan ribu kilometer dari Siberia, Asia, melalui dangkalan Bering
bermigrasi ke Alaska pada 30.000 tahun yang lalu. Selanjutnya mereka melintasi
keseluruhan benua Amerika sampai ke ujungnya yang paling selatan.
Adanya peninggalan sejarah peradabannya yang tinggi
yaitu Kebudayaan Maya di Mexico dan Inka di Peru adalah bukti sifat modern
Bangsa Indian Amerika, termasuk Suku Indian di Tierra del Fuego ini.
Charles Darwin
HMS Beagle di Amerika Selatan
Charles Darwin sang pencetus teori Seleksi Alam
(evolusi) yang terkenal itu dalam ekspedisi ilmiahnya mengelilingi dunia,
sewaktu melewati Amerika Selatan pada tahun 1931, telah menjumpai suku ini.
Pada tahun 1908 jumlah mereka masih 170 orang, tetapi kini hanya tinggal 6
orang saja. Bahasa yang mereka gunakan sangat rumit, terdiri dari 32.000 kosa
kata. Ini menambah bukti kemodernan manusia dari ujung dunia ini.
Dari bukti-bukti antropologis diatas dan dari
kenyataan kependudukan ternyatalah bahwa seluruh manusia di dunia termasuk
dalam 1 spesies biologis yaitu Homo sapiens. Spesies adalah suatu
populasi alamiah yang saling dapat kawin dan menghasilkan keturunan.
Secara antropobiologis Presiden negara paling kuat di
dunia sekarang, George "Bush" sama derajatnya dengan seorang
"Bush-man" yang sama sekali tidak mempunyai kekuasaan. (Penulis tidak
bermaksud mengecilkan nama Bush, tapi ini hanya untuk pembanding saja).
Bukti-bukti genetika
molekuler
Persamaan yang kita lihat pada manusia di
seluruh dunia sebenarnya bersifat relatif, terlihat di permukaan saja. Untuk
mengetahui persamaan atau perbedaan manusia secara absolut kita harus
membandingkan susunan molekul genetiknya yaitu DNA (Deoxyribo Nucleic Acid).
Manusia (termasuk KITA) terdiri dari banyak sel
(multicellular) yang pada orang dewasa berjumlah sekitar 60 triliun. Sel-sel
ini berasal dari sebutir sel (zygote) hasil pertemuan sperma dan ovum yang
kemudian membelah diri berjuta-juta kali.
Sel-sel mahluk yang lebih rumit (eukaryot) misalnya
rumput, semut, ular dan manusia terdiri dari cytoplasma (mirip jelly yang
dibungkus membran sel) dan inti, yang di dalamnya terkandung DNA. DNA adalah
bahan kimia organik yang berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik. Dapat
dianggap sebagai bahasa kehidupan yang terdiri dari 4 huruf. Huruf-huruf ini
terbuat dari basa organik yaitu (1) Adenina, (2) Timina, (3) Guanina dan (4)
Sitosina disingkat A, T, G, S. Empat huruf ini membentuk 4 kata yaitu (1) AT,
(2) TA, (3) GS dan (4) SG. Dengan 4 kata ini dibentuklah ribuan kalimat
instruksi genetik yaitu gen. Dalam setiap inti sel manusia terdapat kira-kira
31.000 gene yang mengontrol lebih dari 31.000 fungsi tubuh.
Kalimat-kalimat bahasa genetik dalam bentuk gen ini
dikelompokkan dalam makalah-makalah yang disebut kromosom. Dalam keadaan biasa
kromosom tidak terlihat karena larut di dalam inti sel. Pada waktu pembelahan
sel (mitosis dan meiosis) kromosom ini memadat sehingga dapat terlihat di bawah
mikroskop dan dapat dipotret, disebut karyotype.
23 pasang kromosom manusia
Kromosom manusia ada 23 pasang, terdiri dari 22
pasang kromosom tubuh dan 1 pasang kromosom sex. Kromosom sex terdiri dari X
yang besar dan Y kecil, dimana XY terdapat pada laki-laki dan XX perempuan.
Dibandingkan dengan 26 huruf Latin A-Z + 10 Angka
Arab 0-9 (dijumlahkan menjadi 36), 4 huruf kehidupan ini lebih sederhana,
tetapi jumlahnya masih lebih banyak dibanding huruf digital komputer yahg hanya
2 (binari), yaitu 0 dan 1. Lebih mirip huruf morse yang terdiri dari 3 huruf:
panjang, pendek dan spasi. Ketiga macam huruf ini (2 huruf binari komputer, 3
huruf Morse dan 4 huruf genetik), meskipun hanya sedikit, namun gabungannya
dapat membentuk kata-kata dan kalimat yang jumlahnya tak terbatas.
Dengan analisa kimia (electroforesis) kita dapat
mengetahui susunan DNA seorang manusia yang dapat dibandingkan dengan DNA orang
lain atau dengan DNAnya sendiri yang terdapat dalam serpihan tubuhnya. Contoh
yang populer adalah di bidang kriminal. Polisi tahu bahwa serpihan tubuh di
suatu Tempat Kejadian Perkara (TKP) adalah milik atau bukan milik seorang
tersangka dengan membandingkan DNAnya.
DNA Mitochondria
Karena rumitnya struktur DNA di dalam inti sel
(disingkat DNA inti) tentulah lebih sukar membandingkannya antar manusia. Maka
para sarjana berpaling kepada DNA yang lebih sederhana yaitu DNA mitochondria
(mtDNA) .
Mitochondria
Mitochondria adalah suatu suatu badan (organel)
berbentuk bulat panjang seperti sosis di dalam cytoplasma sel. Fungsinya mirip
pembangkit tenaga listrik dimana molekul gula (glukose) dirubah menjadi ATP
(Adenosin Tri Phosphat) sebagai sumber tenaga kehidupan sel. Dalam satu menit
sebuah mitochondria bisa memproduksi ratusan ribu ATP.
Secara genetik struktur mitochondria ini menyerupai
kuman (prokaryot). Tidak mempunyai inti, mempunyai DNA yang larut di dalam
sitoplasmanya (mtDNA). Seperti halnya DNA inti, mtDNA juga merupakan bahasa
genetik, tetapi strukturnya jauh lebih sederhana daripada DNA inti sehingga
mudah dibandingkan antar manusia.
Mitochondria manusia dan binatang diwaris dari pihak
ibu, karena mitochondria sel zygote berasal dari sel telur ibu, sedang
mitochondria sel sperma dari ayah ditinggal di luar sel.
Mutasi DNA
Semua DNA makhluk hidup dalam perjalanan hidupnya
mengalami perubahan/mutasi akibat dari sinar ultraviolet matahari, pengaruh
bahan kimia tertentu dan perubahan alami. Mutasi mtDNA berlangsung 10 kali
lebih cepat dari pada DNA inti. Dengan menghitung kecepatan perubahan ini dalam
setahunnya, dan membandingkan perbedaan antara 2 populasi manusia dapat
dihitung berapa tahun yang lalu mereka berasal dari seorang ibu yang sama.
Douglas Wallace dan rekan-rekannya di Emory
University dan Allan Wilson dan rekan-rekannya di University of California,
Berkeley pada tahun 1991 telah meneliti 4000 sampel mtDNA MANUSIA dari
seluruh dunia (Afrika, Asia, Australia, Eropa, dan New Guinea), ternyata mtDNA
mereka betul-betul mirip satu sama lain, menyiratkan asal-usul bersama
dan baru. Selain DNA seluruh MANUSIA di dunia ini sangat mirip satu sama
lainnya, ternyata semuanya berasal dari seorang ibu leluhur yang sama !
Perbedaan kecil di antara mtDNA-mtDNA itu adalah
akibat dari mutasi-mutasi. Setelah dihitung ternyata semua MANUSIA di dunia ini
berasal dari seorang ibu yang sama antara 142,500 - 285,000 tahun lalu (sekitar
200.000 tahun, kira-kira 10.000 generasi), kemungkinan besar di Afrika.
Pendapat ini disebut teori Ibu Hawa.
Bukti-bukti dari DNA
inti
Dengan adanya kemajuan teknologi genetik maka para
ahli bisa menganalisa jejak mutasi pada DNA inti yang menghasilkan informasi
bahwa leluhur manusia modern berasal dari Afrika 200.000 tahun yang lalu.
Mereka masuk ke benua Asia 112.000 tahun yang lalu, kemudian membentuk ras
Australia (Aborigin) pada 50.000 tahun yang lalu, akhirnya pecah menjadi ras
Eropa pada 30.000 tahun yang lalu.
Sekarang kita telah mempunyai petunjuk tentang
asal-usul leluhur MANUSIA yang akarnya bermula ratusan ribu tahun di masa
silam.
Sebelum kita mencari jejak leluhur KITA di masa lalu,
baiklah kita terlebih dulu mencari di manakah tempat MANUSIA di dalam dunia
kehidupan di masa kini.
2. Pertanyaan kedua :
Di Manakah Tempat MANUSIA di Dalam Alam Kehidupan?
Jawaban Dari Ilmu
Biologi
Untuk mengetahui tempat MANUSIA di dalam alam
kehidupan, kita menggunakan ilmu biologi dan meminjam jalan fikiran para
ahlinya.
Para ahli biologi modern menggunakan teori evolusi
yang dibangun oleh Charles Darwin dengan seleksi alamnya sebagai dasar ilmu
biologi modern. Semua kehidupan di bumi termasuk manusia saling berkaitan dan
mempunyai leluhur yang sama di masa purba. Keterkaitan ini dapat digambarkan
sebagai pohon evolusi dengan pokoknya pada makhluk pertama bersel tunggal
berjuta-juta tahun yang lalu, kemudian berevolusi, bercabang lalu memecah lagi
menjadi ranting dan berakhir pada pucuk. Sekali-sekali cabang dan ranting ini
patah (musnah/tidak berketurunan). Kehidupan sekarang adalah pucuk-pucuknya
yang tertinggi yang dipangkas rata, lalu digolong-golongkan atau
diklasifikasikan menurut kemiripannya. Pohon evolusi ini juga dinamakan Pohon
Famili.
Kemiripan yang dimaksud adalah meliputi kemiripan
anatomis, fisiologis, biokimia atau genetik/ DNA serta perilaku.
Taxonomi atau
Klasifikasi Makhluk Hidup
Ilmu yang membahas penggolongan mahluk hidup ini
disebut Taxonomi. Taxonomi modern dipelopori oleh Carolus Linnaeus. Klasifikasi
hewan tersebut dalam bukunya Systema Naturae pada tahun 1735. Semua makhluk di
dunia yang berjumlah 10 juta - 13 juta diberi nama ilmiah yaitu 2 nama dalam
bahasa Latin (binomial nomenclatur), dimana yang muka adalah nama Genus dan
nama belakangnya menerangkan sifat-sifatnya. Nama ini selalu diberi garis bawah
atau italic (huruf miring), misalnya manusia modern disebut Homo sapiens
atau Homo sapiens. Homo adalah nama genus yang berarti manusia dan
sapiens berarti bijaksana.
Makhluk hidup terbagi atas Kingdom/Dunia Tumbuhan dan
Dunia Binatang.
Dunia binatang terbagi atas 10 Filum dari yang
terendah nomor 1 Protozoa, binatang satu sel, sampai termaju nomor 10 Chordata
(binatang berbatang belakang/ notochord).
Filum Chordata terbagi atas 5 kelas:
1. Ikan atau Pisces.
2. Amphibia misalkan katak.
3. Reptilia misalkan buaya, ular.
4. Burung atau Aves.
5. Mammalia yaitu binatang menyusui, misalkan sapi.
Kelas Mammalia terbagi atas 12 Ordo dari ke 1
Binatang Berparuh sampai ke 12 yaitu Ordo Primata.
Ordo Primata adalah kumpulan binatang yang paling
mirip manusia.
Ordo Primata
Ciri-ciri primata adalah :
01. Memiliki anggota tubuh yang panjang dan luwes,
tulang-tulangnya dihubungkan secara bebas.
02. Tangan dan kakinya besar dengan kuku-kuku yang
pipih, bukan cakar. (Tupai yang bercakar dulu termasuk Ordo Primata tetapi
sekarang dimasukkan dalam ordo Scandentia.)
03. Ibu jarinya dapat dipertemukan dengan keempat
jari lainnya sehingga bisa memegang dan tangkas. Primata juga bisa memegang
dengan jari-jari kaki kecuali manusia.
04. Jari tangannya beralur-alur yang meninggalkan
bekas pada benda yang dipegangnya.
05. Mempunyai tulang selangka (clavicula).
06. Hidupnya sebagian besar di pohon, bergerak
berpindah dengan jalan memanjat, berlari dan meloncat di antara dahan-dahan,
kecuali manusia yang berjalan di atas tanah.
07. Matanya terletak di bagian depan kepala sehingga
mempunyai pandangan 3 dimensi.
08. Dapat melihat warna.
09. Matanya dilindungi tonjolan tulang yang kuat.
10. Kepalanya dapat berputar pada lehernya dengan
mudah.
11. Rahangnya pendek dan tulang tempurung otaknya
besar.
11. Giginya terdiri dari beberapa tipe.
12. Makanannya terutama terdiri dari tumbuh-tumbuhan,
kadang-kadang serangga dan binatang kecil.
13. Dibanding tubuhnya proporsi otaknya sangat besar,
dengan lobus temporal yang menonjol, otak pembau/ olfactorius yang kurang
berkembang, lobus penglihatan/ occipital yang maju dengan fisur-fisur khusus
misalnya fissura calcarina.
14. Bentuk lambungnya sederhana.
15. Hanya punya 2 payudara.
16. Setiap kali hanya melahirkan 1 anak.
Ordo Primata dibagi menjadi 5 Famili yaitu:
1. Lemur
2. Monyet Dunia Baru
3. Monyet Dunia lama
4. Kera Antropoid atau Kera besar.
5. Manusia
Dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan kedudukan
manusia di dalam dunia kehidupan sebagai berikut:
1. Termasuk dalam Dunia Binatang, yang berarti
manusia tidak melakukan fotosintesis tetapi hidup dengan memakan mahluk hidup
lain.
2. Termasuk Filum Chordata yaitu mempunyai sebuah
saluran saraf belakang, sebuah notochord dan sewaktu embryo mempunyai insang.
3. Termasuk Kelas Binatang Menyusui yaitu berdarah
hangat, mempunyai rambut, melahirkan dan menyusui bayinya.
4. Termasuk Ordo Primata, mirip monyet dengan
jari-jari yang luwes, otak besar, penglihatan 3 dimensi dan dapat melihat
warna.
5. Termasuk Famili Manusia/Hominidae, mirip Kera
Besar Famili Pongidae, berbeda dalam caranya berpindah tempat (locomotion),
wajahnya lebih kecil dan otaknya lebih besar.
6. Termasuk Genus Homo/Manusia, volume otaknya lebih
dari 800 cc, wajah dan giginya lebih kecil dan badannya lebih besar, contoh
fosilnya adalah Australopithecin.
7. Termasuk Spesies Homo sapiens, otaknya
lebih dari 1000 cc, wajah dan giginya paling kecil dibanding dengan fosil
manusia purba yaitu Manusia Jawa dan Manusia Peking (Homo erectus).
Setelah kita mengetahui kedudukan manusia di dalam
dunia kehidupan menurut klasifikasi yang dibuat oleh para ahli biologi, marilah
kita sekarang menengok kepada Famili binatang yang paling mirip manusia yaitu
Famili Kera Antropoid.
Famili Kera Antropoid
Kata antropoid berarti seperti manusia, yaitu:
1. Dapat berdiri tegak dengan tungkai belakangnya.
2. Lengannya lebih panjang daripada tungkainya.
Sewaktu berjalan lengan ini berfungsi sebagai kaki muka.
3. Tangannya sangat cekatan.
4. Tidak mempunyai kantung pipi.
5. Tidak berekor.
Antropoid ini hanya ada di Dunia Lama khususnya
Afrika dan Asia yaitu:
1. Siamang, anggota wau-wau yang paling besar,
tingginya sekitar 60 cm. Mempunyai kantung suara yang menghasilkan suara dan
teriakan yang sangat keras. Hidup di hutan-hutan di Sumatera dan Semenanjung
Malaya.
2. Wau-wau, terkecil di antara kera-kera besar,
tingginya antara 38 - 75 cm. Sosoknya langsing dan pandai berakrobat, tangannya
jauh lebih panjang daripada kakinya. Terdapat di hutan-hutan Asia Tenggara.
3. Orangutan, sosoknya kekar, berwarna coklat
kemerah-merahan, tingginya 1,4 meter. Orang-utan muda sangat mirip anak
manusia, tetapi dengan beranjak dewasa dahinya tumbuh miring ke belakang,
lubang hidungnya besar dan lehernya membengkak seperti gondok. Terdapat di
hutan Sumatera dan Kalimantan.
4. Simpanse adalah Antropoid yang cerdas. Bisa
menggunakan alat ranting dan batu. Tingginya sekitar 1,6 meter, terdapat di
hutan tropik Afrika Barat.
5. Gorila, yang terbesar di antara Antropoid,
tingginya sekitar 1,8 meter dan beratnya sampai 204 kilogram. Biarpun tampaknya
galak, tetapi sesungguhnya kera ini jinak. Terdiri dari gorila gunung yang
warnanya kelabu dan gorila dataran rendah yang warnanya hitam. Keduanya
terdapat di Afrika Tengah dan Barat.
Pada pembicaraan asal-usul leluhur MANUSIA nanti kita
akan mempelajari fosil-fosil manusia purba yang ciri-cirinya berada di antara
kera besar dan MANUSIA modern. Karena itu kita perlu meninjau dulu perbedaan
MANUSIA dengan kera antropoid di atas. Pada tulisan di bawah yang dimaksudkan
dengan kera adalah kera anthropoid.
Perbedaan Antropoid dan
MANUSIA
1. Tungkai bawah: Kaki MANUSIA dipakai untuk berjalan
sedang kaki kera dipakai untuk memanjat sehingga telapak kaki kera mirip bentuk
tangan. Ibu jari kaki MANUSIA diikat oleh tendon dengan keempat jari lainnya
sedang ibu jari kaki kera bebas.
2. Panggul, tulang belakang dan dada: panggul MANUSIA
lebih lebar agar dapat menampung kepala bayi yang lebih besar serta untuk tempat
kaki yang lebih kuat. Tulang belakang MANUSIA berbentuk S untuk menyangga tubuh
waktu berdiri dan berjalan, sedang pada kera lurus. Tulang iga MANUSIA
berjumlah 12 sedang kera 13.
4. Tungkai atas. Sendi bahu MANUSIA lebih luas
gerakannya, penting untuk bekerja. Tungkai atas kera jauh lebih panjang
daripada MANUSIA, digunakan untuk berayun dan berjalan.
5. Kepala: batok kepala MANUSIA lebih besar daripada
wajah, sebaliknya kera bagian wajah lebih kekar dengan otot pengunyah yang
besar dan kuat. Juga tulang geraham dan giginya lebih besar dengan taring yang
menonjol. Rahang MANUSIA berbentuk U sedang kera V. Pada kera tulang keningnya
menonjol sedang tulang dahinya rendah, sedang pada MANUSIA tulang dahinya
tinggi yang menunjukkan bahwa lobus frontalis (bagian otak yang dipakai untuk
berfikir) besar. Langit-langit MANUSIA lebih tinggi daripada kera sehingga
MANUSIA mudah tersedak. Langit-langit tinggi ini berguna untuk membentuk bunyi
yang kompleks sewaktu berbicara. Tulang belakang MANUSIA masuk ke tengkorak (di
foramen magnum) tepat di tengah-tengah sehingga stabil pada posisi berdiri,
sedang pada kera masuk di bagian belakang, sehingga memerlukan otot tengkuk
yang besar.
6. Otak. MANUSIA modern berbeda dengan kera karena
KITA jauh lebih cerdas. KITA dapat berbicara dan menulis, mempunyai fikiran
yang selalu berkembang dan diajarkan kepada keturunannya, selanjutnya membentuk
kebudayaan MANUSIA modern yang merupakan perkembangan sejak zaman batu baru
(neolithicum) 10.000 tahun yang lalu, yaitu sejak kemunculan manusia Cro Magnon
sampai sekarang.
Perbedaan ini terletak pada otaknya, pertama dari
segi besarnya, pada kera 500-600 gram dan pada MANUSIA 2-3x lebih besar yaitu
1000 cc - 2000 cc. Meskipun berat otak MANUSIA hanya 3x berat otak kera tetapi
dari jumlah sel (neuron) jauh lebih banyak, yaitu pada kera ada 1 milyard,
sedangkan pada MANUSIA ada 10 milyard (10x lipat). Kedua, dari segi bagian otak
yang mengurusi bahasa, luas otak KITA 10x kera. Bagian-bagian itu adalah: area
39 dan 40 di lobus parietal bagian bawah (pusat bicara, membaca dan menulis),
lobus frontalis yaitu area 44 dan 45 ("pusat bicara Broca") dan
daerah temporal, area 41 (pendengaran bicara). Boleh dikatakan MANUSIA 10x
lebih cerdas dibanding kera.
7. Biokimia dan genetika. Jumlah kromosom MANUSIA ada
23 pasang, sedang pada kera 24 pasang. Pada simpanse 12 kromosomnya sama dengan
MANUSIA. Golongan darah kera sama dengan MANUSIA. Transfusi darah golongan A
MANUSIA dapat diterima oleh simpanse.
8. Perilaku. Pada kera betina terdapat fase birahi,
pada fase itu simpanse dan gorila kelaminnya membengkak dan berubah warna,
sedang pada MANUSIA tidak ada (yang berarti WANITA sewaktu-waktu dapat
mengalami birahi).
9. Yang terakhir, MANUSIA lebih cakap dan lebih
cantik daripada kera.
3. Pertanyaan Ketiga:
Siapakah Leluhur KITA Yang sejati itu ?
Setelah kita mempelajari posisi MANUSIA modern di
kalangan mahluk hidup terutama dengan kera antropoid, marilah kita meneruskan
perjalanan menelusuri leluhur MANUSIA ke masa silam.
Menurut para ahli antropologi, leluhur MANUSIA timbul
pada sekitar zaman es.
Zaman Es atau Zaman
Glasial
Zaman KITA berada sekarang adalah zaman pasca
glasial, disebut Zaman Holocene yang dimulai 10.000 tahun yang lalu.
Zaman Es atau Zaman Glasial
Pada kira-kira 2 juta tahun yang lalu suhu bumi
menurun 5-7o Celcius, menjadikan Kutub Utara dan Selatan, belahan
utara Eropa, Rusia, Siberia dan Amerika Utara (luasnya sekitar 8 juta km2),
diliputi lapisan es ratusan sampai ribuan meter. Selain itu lapisan es ini juga
meliputi puncak-puncak gunung yang tinggi di dunia, sehingga permukaan laut
turun sampai 150 m. Zaman glasial yang dingin ini diselingi dengan beberapa
kali masa kenaikan suhu sehingga sebagian dari lapisan es mencair, disebut masa
interglasial. Zaman es berakhir 10.000 tahun yang lalu.
Pada zaman pra-glasial dan glasial inilah binatang
menyusui berkembang, termasuk jenis-jenis kera dan manusia purba, di antaranya
adalah Australopithecin.
Australopithecin
Sekitar 5 juta tahun yang lalu muncullah jenis kera
besar yang dapat berdiri dan berjalan di atas 2 kaki dan gigi taringnya lebih
kecil dari pada kera besar. Kadang-kadang mereka masih memanjat pohon. Ibu jari
tangannya lebih panjang daripada kera (mirip manusia).
Mengecilnya gigi ini
karena fungsinya untuk pertahanan (mengancam dan menggigit lawan) serta untuk
memotong makanan telah digantikan oleh tangannya yang bebas. Tetapi ciri-ciri
kera lainnya masih ada yaitu batok kepala dan otaknya kecil (390 - 550 cc) dan
wajahnya menonjol. Berat badannya antara 27 - 49 kg, yang jantan tingginya 1,5
m dan yang betina 1,2 m. Wilayahnya adalah di Afrika Selatan, Afrika Timur dan
Chad (di seluruh Afrika). Fosil pertama Australopithecus africanus
ditemukan di Taung Afrika Selatan (bocah Taung) oleh Raymond Dart pada tahun
1924. Ada 6 species Australopithecus: A. anamensis, A. afarensis, A. africanus, A. robustus, A. boisei, and A. bahrelghazalia. Makhluk jenis ini
musnah sekitar 1 juta tahun yang lalu dan mereka tidak meninggalkan bekas-bekas
kebudayaan.
Australopithecin
Manusia-manusia Purba
Setelah kita membicarakan kera purba yang berdiri
tegak di atas, selanjutnya kita akan membicarakan tentang manusia purba.
Otak manusia purba ini lebih besar daripada kera
sehingga lebih cerdas dan meninggalkan bekas-bekas kebudayaan purba yaitu
kebudayaan batu.
Kebudayaan
Palaelolithicum
Kebudayaan batu purba dimulai dengan Palaeolithicum
Awal kira-kira 500.000 tahun yang lalu. Diciptakan oleh Homo habilis di
Afrika Timur yaitu di lembah Oldovai, maka budayanya dinamakan kebudayaan
Oldowan. Kemudian dilanjutkan oleh Homo erectus yang lebih maju dengan
kapak batunya, disebut dengan kebudayaan Acheulean.
Homo habilis di Afrika Timur
Jenis manusia yang lebih maju dari Homo erectus
yaitu Homo Neanderthalensis pada 100-150.000 tahun yang lalu
menghasilkan alat-alat batu yang lebih baik, disebut Kebudayaan Mousterian atau
Paleolithicum Tengah. Kedua jenis kebudayaan paleoliticum ini berubah sangat
lambat, memakan waktu selama 350.000 tahun.
Akhirnya, setelah muncul manusia modern Cro Magnon,
budaya batu berubah menjadi sangat halus yang segera diikuti oleh budaya alat
tulang dan logam sampai dengan zaman teknologi modern sekarang. Perubahan
budaya ini berjalan sangat cepat, mirip ledakan. Semuanya terjadi hanya dalam
waktu 10.000 tahun.
Ini menandakan sangat berbedanya kecerdasan manusia
Cro Magnon dibanding pendahulunya. Kalaupun kedua Homo ini ada hubungannya
(yaitu Homo Neanderthalensis menurunkan Cro Magnon) tentulah telah
terjadi loncatan evolusi. Namun, secara teoritis tidak mungkin terjadi loncatan
evolusi karena hakekat evolusi selalu berjalan lambat. Jadi manusia Cro Magnon
tidak ada hubungannya dengan manusia Neanderthal.
Jenis-jenis manusia
purba.
1. Homo erectus
Manusia purba jenis ini sangat luas penyebarannya di
dunia yaitu di Afrika dan Eurasia. Pemburu ulung yang sukses. Selain membuat
alat-alat batu mereka juga bisa membuat dan memakai api. Di Cina ditemukan
bekas-bekas perilaku kanibal. Jenis-jenisnya antara lain:
a. Homo habilis
Hidup antara 2,4 juta - 1,5 juta tahun yang lalu di
Afrika timur. Besar otaknya antara 590 - 690 cc. Menciptakan budaya batu awal
atau Oldowan. Fosilnya di Afrika Timur ditemukan bersamaan tempat dan masanya
dengan Australopithecus, sehingga tidak dapat dikatakan mereka sebagai leluhur Homo
erectus.
b. Homo Rudolfensis
Fosilnya ditemukan di sekitar Danau Rudolf (sekarang
Danau Turkana), berumur 2 juta - 1,8 juta tahun yang lalu. Tinggi badannya 1,5
m dengan berat badan 52 kg. Besar otaknya sekitar 750 cc.
c. Homo ergaster
Timbul di Afrika sekitar 2 juta tahun yang lalu,
hidup semasa dengan Australopithecin. Tengkoraknya bulat dengan besar otak antara
800-850 cc. Tulang alisnya menonjol dan giginya kecil. Sosoknya kecil
tinggi (1,8 m) dengan berat badan 68 kg, kuat berjalan jauh. Pada 1,8 juta -
1,5 juta tahun yang lalu mereka keluar dari Afrika mengikuti hewan buruannya
sampai ke Pulau Jawa.
Di Jawa fosilnya pertama kali ditemukan di Trinil,
Ngawi, di pinggiran Bengawan Solo oleh Eugene Dubois pada tahun 1891.
Di Cina fosilnya ditemukan pertama kali oleh Davidson
Black di Zhoukoudian dekat Beijing pada tahun 1920. Manusia Peking ini hidupnya
antara 500.000 - 250.000 tahun yang lalu.
Berjalan dan berlari tegak seperti manusia modern
dengan otot-otot yang kekar. Batok kepalanya bulat, memanjang ke belakang
dengan tulang kening yang menonjol, dahi rendah dan besar otaknya antara 850 -
1.250 cc (2x otak kera).
Pada Homo erectus dari Jawa telah dilakukan
perhitungan ulang umur fosil oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Kanada
beserta Dr. Teuku Jacob dari UGM Yogyakarta selama 4 tahun sampai tahun 1996
menggunakan test uranium dan test resonansi putaran elektron (elctron spin
resonance). Fosil-fosil yang ditemukan di aliran Bengawan Solo itu setelah
dihitung ulang berumur antara 1,8 juta tahun sampai 27.000 dan 53.000 tahun
yang lalu.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Ternyata mereka (Homo erectus) hidup pada tempat
dan zaman yang sama dengan manusia modern (Homo sapiens), maka tidak
mungkin mereka menjadi leluhur manusia modern.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Homo Neanderthalensis
Manusia Neanderthal dulu ada di Eropah Barat, Timur
Tengah sampai Asia Tengah pada 200.000 tahun yang kemudian musnah secara
tiba-tiba antara 36.000 - 24.000 tahun yang lalu. (Mungkinkah mereka tenggelam
sewaktu banjir Nabi Nuh ?). Fosilnya ditemukan pertama kali pada tahun 1856 di
Gua Feldhover di Lembah Neander Jerman.
Tengkorak Homo Neanderthalensis.
Mereka lebih maju daripada Homo erectus, otaknya
lebih besar antara 1.200-1.800 cc. Sama, bahkan lebih besar dari otak manusia
modern. Tetapi tengkoraknya lebih tebal, dahinya rendah menandakan otak lobus
frontalisnya kecil (bagian ini adalah pusat berfikir), sehingga kurang cerdas
dibanding manusia modern. Perawakannya gempal.
Di gua Skhul dan Qafzeh di Palestina/ Israel
ditemukan fosil-fosil manusia modern bertetangga dengan fosil Homo Neanderthalensis.
------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada tahun 1980-an oleh tim Inggris dan Perancis dilakukan
perhitungan umur fosil-fosil tersebut dengan metode baru, ternyata umur fosil
manusia modern lebih tua daripada kebanyakan fosil Neanderthal, sekitar 40.000
tahun. Maka tidak mungkin manusia modern ini adalah keturunan dari Homo Neanderthalensis.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada tahun 1990an, telah berhasil dipulihkannya mtDNA dari fosil Homo Neanderthalensis di Jerman. Ternyata mtDNAnya sama sekali tidak mirip mtDNA
manusia modern. Secara genetis berbeda sekitar 600.000 tahun.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selain sangat berbedanya budaya mereka dengan Cro
Magnon, bukti-bukti di atas memastikan bahwa Homo Neanderthalensis
bukanlah merupakan leluhur manusia modern.
4. Manusia Cro Magnon
Fosil manusia Cro Magnon ditemukan pertama kali di
Perancis pada tahun 1968.
Dibanding Homo Neanderthalensis wajahnya lebih
modern yaitu dahinya tinggi dan dagunya jelas. Mereka berada di Eropah dan
Timur Tengah antara 8.000-2.000 tahun yang lalu. Manusia Cro Magnon jelas
termasuk jenis manusia modern.
5. Homo sapiens dari Kibish.
Fosilnya ditemukan pada tahun 1967 dalam ekspedisi
yang dipimpin oleh Richard Leakey sang pemburu fosil tersukses di dunia, di
tebing sungai Kibish Ethiopia. Umurnya sekitar 130.000 tahun. Tulang alisnya
menonjol dan dahinya agak kebelakang.
Menilik umurnya ada kesesuaian dengan umur leluhur
manusia modern yang dihitung dari mtDNA yaitu 142.500 - 285.000 (sekitar
200.000 tahun yang lalu) maka para antropolog mengira mereka adalah leluhur
manusia.
Tetapi ini belum pasti karena belum dibuktikan
kesamaan DNAnya.
Sampai disini selesai sudah perjalanan mencari
leluhur KITA menggunakan metode filsafat eksistensial yang hasilnya adalah:
1. Seluruh manusia di bumi sekarang (KITA) adalah
satu spesies.
2. Menurut perhitungan pada mtDNA leluhur KITA adalah
seorang ibu yang berada di Afrika antara 142.500 - 285.000 tahun yang lalu
(teori ibu Hawa).
3. Dengan perhitungan DNA inti didapatkan bahwa:
leluhur KITA keluar dari Afrika masuk ke benua Asia pada 112.000 tahun yang
lalu, kemudian membentuk ras Australia (Aborigin) pada 50.000 tahun yang lalu,
akhirnya pecah menjadi ras Eropa pada 30.000 tahun yang lalu.
4. Fosil-fosil manusia purba yang ditemukan sebelum
285.000 tahun yang lalu (dengan perhitungan mtDNA) adalah:
a. Manusia Cro Magnon sudah termasuk manusia modern
yang berada di Eropah dan daerah sekitarnya.
b. Homo Neanderthalensis dari data mtDNA
terbukti bukan leluhur KITA.
c. Homo sapiens dari Kibish belum terbukti
secara genetis sebagai leluhur KITA.
d. Homo erectus terbukti dari perhitungan umur
fosil di sekitar Bengawan Solo bukan leluhur KITA.
Wilayah asal manusia (merah) dan penyebarannya ke seluruh dunia
---------------------------------------------------------------------------------------
Dengan metode filsafat eksistensial terbukti bahwa KITA,
manusia modern yang hidup di muka bumi sekarang, semuanya termasuk spesies Homo
sapiens, bukan keturunan Homo erectus atau Homo neanderthalensis,
melainkan keturunan seorang ibu leluhur yang hidup +
200.000 tahun yang lalu di Afrika (Teori Ibu Hawa).
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Teori-teori Tentang
Asal-usul Manusia di luar Filsafat Eksistensial
Di luar metode eksistensial ini terdapat teori-teori
tentang leluhur manusia yang tidak sama. Perbedaan faham ini berasal dari
perbedaan filsafat ketuhanan/theologi yaitu tentang adanya Tuhan dan peran-Nya
pada penciptaan alam semesta dan manusia.
Perbedaan pandangan filsafatnya adalah sebagai
berikut.
1. Golongan Atheis, memandang bahwa alam timbul
dengan sendirinya, manusia adalah merupakan hasil evolusi.
2. Golongan Agnotis, memandang bahwa setelah Tuhan
menciptakan alam lengkap dengan hukum-hukumnya, alam berjalan sendiri tanpa
campur tangan Tuhan, manusia adalah hasil proses evolusi.
3. Golongan Secular memisahkan antara urusan agama
dan dunia. Ilmu pengetahuan adalah urusan dunia yang tidak boleh dihubungkan
dengan Tuhan. Dalam faham penciptaan alam dan manusia sama dengan golongan 1
dan 2. Alam berjalan menurut hukum-hukum alam dimana biologi termasuk di
dalamnya, dan manusia merupakan hasil evolusi.
4. Golongan dengan pedoman Kitab-kitab Langit yaitu
Agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Tuhan selalu ikut campur dalam penciptaan alam
dimana dalam Kitab-kitab Langit disebutkan bahwa alam semesta diciptakan dalam
6 hari. Manusia diciptakan dari unsur tanah dan diberi roh.
Dari 4 golongan ini menghasilkan 2 faham.
Faham pertama : mencari kebenaran secara ilmiah
dengan cara induktif, menghasilkan faham Evolusionis.
Faham kedua : mencari kebenaran berdasarkan keimanan
atau secara deduktif, menghasilkan faham Creationis.
Asal-usul Manusia Menurut Faham
Evolusionis.
Karena manusia adalah merupakan hasil evolusi makhluk
hidup maka manusia mempunyai hubungan kerabat dengan semua makhluk hidup
lainnya baik tumbuh-tumbuhan ataupun hewan. Hubungan ini digambarkan dalam
Pohon Kekerabatan (Family Tree) seperti digambarkan pada pembahasan Klasifikasi
Makhluk Hidup di atas. Binatang-binatang dalam lingkup klasifikasi yang lebih
kecil, lebih dekat hubungan kerabatnya dibanding binatang-binatang dengan
lingkup klasifikasi yang lebih besar. Dengan urutan: Species; Genus;
Famili; Ordo; Kelas; Filum; Dunia.
Evolusi manusia menurut evolusionis
Maka manusia modern atau Homo sapiens
berhubungan kerabat sangat dekat dengan Homo Neanderthalensis dan Homo
erectus karena termasuk satu Genus.
Hubungan kerabat manusia dengan kera-kera yang
termasuk satu Famili, lebih jauh lagi. Leluhur bersama manusia dan kera dapat
dihitung dengan melihat perbedaan DNAnya. Ternyata dari perhitungan ini
ditemukan bahwa leluhur manusia berpisah dengan leluhur kera sekitar 5 juta
tahun yang lalu atau lebih. Leluhur bersama kera dan manusia ini menurunkan
kera jenis Australopithecus dan kera-kera purba yang berdiri tegak lainnya di
Afrika. Selanjutnya mereka menurunkan Homo purba. Homo purba ini menurunkan
berjenis-jenis Homo erectus dan Homo Neanderthalensis. Salah satu
keturunan Homo purba ini adalah seorang wanita yang hidup pada sekitar 200.000
tahun yang lalu di Afrika dan menjadi leluhur KITA, yaitu seluruh manusia yang
sekarang mendiami planet bumi.
Di antara keturunan wanita itu adalah Homo sapiens
dari Kibish dan manusia Cro Magnon.
Asal-usul Manusia
Menurut Kitab-kitab Langit.
Pendapat kedua ini (faham Creationis) akan ditulis
dalam makalah tersendiri karena terlalu luas.
Bab
IV Kesimpulan
Demikian makalah tentang asal-usul manusia yang
penulis buat berbeda dengan tradisi sebelumnya, yakni memakai faham Evolutionis
atau Creationis.
Di sini penulis menggunakan Filsafat eksistensialisme
yang ditrapkan dalam bidang Ontologi.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan metode ini kita
menemukan ancar-ancar leluhur manusia yaitu seorang ibu leluhur yang hidup di
Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu (Teori Ibu Hawa).
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hubungan kekerabatan dengan manusia-manusia purba
kecuali manusia Cro Magnon ditolak karena tidak terbukti secara meyakinkan.
Jadi masih merupakan misteri. Misteri ini adalah merupakan bagian misteri
manusia yang lebih besar. Misteri ini harus selalu diusahakan untuk diungkap
dengan memakai bermacam disiplin ilmu.
Jember, 21 Februari 2004
Dr. H.M. Nasim
Fauzi
Jl. Gajah Mada 118, tilpun (0331) 481127 Jember.
Kepustakaan :
1. Agus Miradi, Siapakah Manusia Pertama Itu ?,
Yayasan Tunas Daud, Jakarta, 2001.
2. Berling et al, Pengantar Filsafat Ilmu,
Penerbit Tiara Wacana, Yogyakarata, 1986.
3. Charles Darwin, The Origin of Species – Asal
Usul Spesies, Ikon Teralitera, Yogyakarta, 2002.
4. Geffrey Pope, Antropologi Biologi, CV.
Rajawali, Jakarata, 1984.
5. John W. Kimball, Biologi Jilid 3, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1992.
6. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah
Pengantar Populer, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, 1985.
7. Louis Leahy, Siapakah Manusia, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta, 2001.
8. Prof. Dr. T. Jacob Ms. M.D. dkk., Evolusi
Manusia dan Konsepsi Islam, Penerbit Risalah, Bandung, 1984.
9. Richard Leakey, Asal Usul Manusia, KPG,
Jakarta, 2003.
10. Salvador E. Lucia et al, A View of Life,
The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc., San Fransisco, 1981.
11. William A.
Haviland, Antropologi Jilid 2, Penerbit Erlangga, 1988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar