SANADNYA SOHIH TETAPI MATANNYA TIDAK SOHIH
Hadis Pertama
BENARKAH DI PADANG MAHSYAR
MATAHARI ADA DI ATAS KITA ?
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Pengantar
Di dalam suatu pengajian mungkin kita pernah mendengar
seorang da’i membaca sebuah Hadis riwayat Muslim yang berbunyi sebagai berikut :
Rosululloh
Saw. bersabda “Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.”
Sulaim
bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi
Alloh, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?”
Nabi Saw. bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya
sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai
pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rosulullah Saw. memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut
beliau.”
(H.R.
Muslim, no. 2864)
Biasanya
sang da’I melanjutkannya dengan membaca hadis yang isinya tentang “Tujuh
Golongan Yang Dilindungi Dari Panas Matahari di Padang Mahsyar” sebagai berikut:
“Ada
7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Alloh di bawah naunganNya. Pada hari
itu, tidak ada naungan, ke-cuali nanungan Alloh. Golongan tersebut adalah
(i) pemimpin
yang adil,
(ii)
pemuda yang tumbuh di dalam beribadah kepada Allah,
(iii)
seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid-masjid,
(iv) dua orang yang saling mengasihi karena Alloh, mereka bertemu dan berpisah karena Alloh,
(iv) dua orang yang saling mengasihi karena Alloh, mereka bertemu dan berpisah karena Alloh,
(v)
seorang laki-laki yang diundang oleh seorang perempuan yang berkedudukan dan
berwajah elok (untuk melakukan kejahatan) tetapi dia berkata : (Aku takut
kepada Alloh),
(vi)
seorang yang memberi sedekah, tetapi dia merahasiakannya sehingga tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya,
(vii) dan
seorang yang mengingat Alloh di kala sendirian sehingga menetes air matanya.”
(H.R. Bukhori)
Termasuk
Hadis-hadis sohih
Kedua hadis itu ada di dalam Kitab-kitab Riwayat Hadis yang
ditulis oleh Imam Bukhori dan Muslim. Termasuk Hadis-hadis sohih. Hadis-hadis
sohih yang diriwayatkan oleh ke-2 Imam Hadis ini bernilai hukum tertinggi ke-2
setelah Al Qur-an. Sangat terpercaya, sehingga umat Islam tidak berani
mengritiknya.
Fungsi
Hadis dalam hukum Islam
Fungsi hadis sebagai sumber hukum Islam ada 3 :
1.
Sebagai penguat bagi dalil yang sudah tertera dalam Al Qur-an (muakkadah),
2. Sebagai
penafsir bagi ayat-ayat Al Qur-an (mubayyinah).
3. Mendatangkan hukum-hukum yang
tidak tercantum dalam Al Qur-an.
Definisi
Hadis Sohih
Ibnu
As-Sholah mendefinisikan Hadis Sohih sebagai Hadis Musnad (tersambung sampai ke
Nabi Muhammad Saw.) yang bersambung sanadnya dengan perowi yang
adil (jujur) dan dhobit (kuat hafalannya), (yang diterima) dari perowi lain
yang adil dan dhobith hingga ke akhir sanad, serta tidak syadz
(bertentangan dengan perowi lain) dan tidak ber’illat (cacat).
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nyata
disini bahwa kesohihan hadis terutama ditekankan pada segi sanad (periwayat)nya (bukan pada
matan / isinya).
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kesohihan
Hadis dari segi matan (isi)nya.
Menurut sebagian ahli hadis,
kriteria kesohihan matan hadits sehingga dapat dinyatakan maqbul
(diterima) bila memenuhi unsur-unsur sbb.
1.
Tidak bertentangan dengan akal sehat.
2.
Tidak bertentangan dengan hukum Al Qur-an yang telah muhkam (ketentuan hukum
yang telah tetap).
3. Tidak bertentangan dengan hadits
mutawatir.
4.
Tidak bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan ulama masa lalu
(Ulama Salaf)
5.
Tidak bertentangan dengan dalil yang telah pasti.
6. Tidak bertentangan
dengan hadits ahad yang kualitas kesohihannya lebih kuat.
Pendapat
Ulama bila terjadi perbedaan antara Al-Hadis dan Al Qur-an
Imam
Syafii (pendiri
madzhab Syafii) mengatakan : Al-Hadits berangkat
dari dhonni / duga-duga atau kontroversi, sedangkan Al Qur-an berangkat dari qoth’i (mutlak kebenarannya). Suatu hadis yang sanadnya sohih,
tetapi matannya bertentangan dengan Al Qur-an, tidak ada jalan lain kecuali
mempertahankan wahyu yang diterima secara meyakinkan (Al Qur-an) dan mengabaikan
yang tidak meyakinkan (hadis).
Muhammad
Al-Ghazali dalam bukunya Al-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl
Al-Hadits, menyatakan bahwa "Para imam fiqih menetapkan hukum-hukum dengan ijtihad yang luas
berdasarkan Al Qur-an terlebih dahulu. Bila mereka menemukan
riwayat (hadits) yang sejalan dengan Al Qur-an, mereka menerimanya, tetapi
kalau tidak sejalan, mereka menolaknya karena Al Qur-an lebih utama untuk
diikuti."
Adapun
alasannya adalah
Al Qur-an sudah ditulis menjadi mushaf
tunggal pada zaman Kholifah Abu Bakar Ra. satu tahun setelah Nabi Muhammad Saw.
wafat (tahun 632 M.). Dikutip dari tulisan-tulisan dan hafalan para
sohabat. Kemudian Kholifah Utsman bin Affan Ra. pada tahun 647 M. memerintahkan
Zaid bin Tsabit Ra. dan tiga sohabat yang lain menyalin mushaf pertama tadi
menjadi beberapa mushaf dan mengirimkannya ke berbagai propinsi di wilayah
kekuasaan Islam (Kufah, Basra, Madinah, Mekah, Mesir, Suriah, Bahrain, Yaman
dan Al-Jazirah).
Sedangkan Al-Hadis
baru dikumpulkan dan ditulis 2 abad (4 generasi) setelah Nabi Muhammad Saw.
wafat oleh para Imam Hadis yaitu
(i) Imam Al-Bukhori
(814-876 M.),
(ii) Al-Muslim
(824-881 M.),
(iii) An-Nasa'i
(835-923 M.),
(iv) Abu Daud
(820-895 M.),
(v) At-Turmudzi
(829-899 M.) dan
(vi) Ibnu Majah
(829-893 M.) melalui penyaringan hadis.
Penyaringan
Hadis
Hadis-hadis itu disaring dari
ratusan ribu hadis yang dihafalkan oleh para perowinya (periwayat hadis).
Contohnya Imam Bukhori bersama
gurunya Syekh Ishaq menghimpun Hadis-hadis sohih dalam
satu kitab, dari satu juta hadis yang diriwayatkan
oleh 80.000 perowi lalu disaring menjadi 7.275 hadis.
Imam Muslim dalam Kitab Sohih Muslim, dari
sekitar 300.000 hadis beliau saring menjadi 4.000 Hadis sohih selama 15 tahun.
Penyaringan itu terutama dilakukan terhadap periwayatnya
(sanad Hadis), sedikit dari isi (matan) Hadis.
Demikian banyaknya hadis-hadis yang
disaring sehingga ada kemungkinan lolosnya hadis yang isi (matan)nya tidak
sohih.
Kritik
ulama terhadap matan (isi) kedua Hadis ini
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Jarak satu mil ini, baik satu mil
yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa
panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh,
maka bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?!” (Syarah
al-‘Aqidah al-Wasithiyyah, 2/134).
Jika matahari di dunia ini didekatkan ke
bumi dengan jarak 1 mil, niscaya bumi akan
terbakar. Bagaimana mungkin di akherat kelak matahari didekatkan dengan jarak 1
mil namun makhluk tidak terbakar?
Riwayat hadis
Kedua hadis tentang matahari di padang mahsyar itu ditulis pada abad ke-9 (12 abad yang lalu). Selama itu telah berkembang ilmu-ilmu yang waktu itu belum ada atau keadaannya sederhana.
Kedua hadis tentang matahari di padang mahsyar itu ditulis pada abad ke-9 (12 abad yang lalu). Selama itu telah berkembang ilmu-ilmu yang waktu itu belum ada atau keadaannya sederhana.
Di antaranya adalah ilmu astronomi (perbintangan), ilmu
fisika modern, ilmu Tafsir Al Qur-an dll.
Di
manakah Letak Padang Mahsyar Itu ?
Maimunah Binti Sa'ad
R.a. meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Nabi S.a.w, "Wahai Rosululloh, berilah kami pernyataan tentang Al-Quds
(Yerusalem)". Nabi S.a.w. menjawab, "Ini
adalah tanah di mana mereka akan dibangkitkan (Al-Ba’ats) dan berkumpul
(Al-Hashr)".
(H.R. Ahmad, Thobroni)
Peristiwa Isro’ (perjalanan malam) Nabi
Muhammad S.a.w. adalah gambaran kebangkitan manusia dan jin di Bumi, kemudian
mereka dikumpulkan di padang Mahsyar yang terletak di Palestina, tanpa adanya
matahari karena telah dipadamkan oleh Alloh S.w.t. pada hari kiamat.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam
dari Al Masjidil Harom ke Al Masjidil Aqsho yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Q.S. Al-Isro’ [17] : 1)
(Q.S. Al-Isro’ [17] : 1)
Apakah Bumi Tidak Hancur Pada Hari Kiamat ?
Kiamat dimulai
dengan tiupan trompet pertama oleh Malaikat Isrofil.
Sangkakala
Terompet atau
sangkakala bentuknya seperti tanduk besar yang siap ditiup oleh malaikat
Isrofil.Dan ditiuplah
sangkakala (tiupan pertama). Maka matilah semua yang ada di langit dan di bumi,
kecuali siapa
yang dikehendaki oleh Alloh. Kemudian ditiup sangkakala
itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya
masing-masing).
(Q.S. Az-Zumar
[39]: 68).
Tiupan ini akan menimpa seluruh alam menimbulkan guncangan yang keras sehingga
gunung-gunung menjadi rata, laut saling beradu, bintang bertabrakan, matahari
akan padam, lalu hilanglah cahaya seluruh benda-benda di alam semesta (gelap
gulita).
Kita mengira
semua benda di langit dan bumi hancur, dan semua mahluk mati pada hari Kiamat.
Surat Al-A’rof [7] : 25 dan Q.S. Az-Zumar [39] : 57.
Surat Al-A’rof [7] : 25 dan Q.S. Az-Zumar [39] : 57.
Tetapi
setelah membaca Q.S. Al-A’rof [7] : 25 dan Q.S. Az-Zumar [39] : 67 yang terjemahnya adalah sebagai berikut.
Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati (Kiamat kecil), dan dari bumi itu (pula) kamu
akan dibangkitkan (Kiamat besar).
(Q.S.
Al-A’rof [7] : 25)
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya
padahal bumi
seluruhnya dalam genggamanNya (tidak hancur) pada hari kiamat dan
langit digulung dengan tangan kananNya (menjadi black holes).
Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
(Q.S. Az-Zumar [39]
:67)
Ternyata
bumi tidak ikut
hancur di hari Kiamat.
Dari bumi yang
tidak ikut hancur itu kita akan dibangkitkan setelah tiupan terompet ke-2 oleh
malaikat Isrofil.
Apa saja yang hancur
(1) Apabila matahari digulung (menjadi
black hole),
(2) dan apabila bintang-bintang berjatuhan,
(3) dan
apabila gunung-gunung dihancurkan,
(Q'S.
At-Takwir [81] : 1-3)
(3) Dan
bila bumi itu dipanjangkan
(diratakan, tidak hancur). (4). Ia keluarkan apa-apa yang terkandung di dalamnya,
sehingga kosonglah ia.
(5). Karena turut perintah Tuhannya, karena memang
patut ia turut. (Q.S. Al-Insyiqoq [84] : 1-5).
(105). Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya
(di hari kiamat) sehancur-hancurnya
(106) maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali,
(107). tidak
ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.
(Q.S. Thoha [20] : 105 - 107).
Maka apabila mata terbelalak
(ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan
dikumpulkan,"
(Q.S. Al-Qiyamah [75] :
7-9).
Benda-benda yang hancur di hari kiamat
Dari 3 surat
ini (Surat At-Takwir, Surat Al-Insyiqoq
dan Surat Thoha) benda-benda yang hancur adalah
1. Langit
terbelah, (Q.S. At-Takwir [81] : 1), langit yang berisi benda-benda
langit ikut hancur (yang berisi bumi tidak).
2. Bintang-bintang
berjatuhan, (Q.S.
Al-Insyiqoq [81] : 2)
3. Matahari digulung (menjadi black hole), (QS. Al-Insyiqoq [81]:1)
4. Matahari
dan bulan dikumpulkan," (Q.S. Al-Qiyamah [75] : 9).
5. Gunung-gunung dihancurkanNya sehancur-hancurnya.
(Q.S. Thoha [20] : 105)
Asal-mula lubang hitam (black hole) Pada mulanya matahari dan bintang terbentuk dengan kondisi di mana tingkat radiasi dan gravitasinya seimbang. Saat matahari dan bintang kehabisan bahan bakar untuk melakukan fusi, tingkat radiasi keluar semakin melemah dibanding dengan gaya gravitasi ke dalam. Maka matahari dan bintang mengalami kolaps, dan kemudian meledak menjadi supernova. Dalam ledakan ini, ada dua kemungkinan hasilnya. Salah satu di antaranya adalah lubang hitam (black hole).
Keadaan bumi di hari
kiamat
Alloh menciptakan bumi terdiri
dari 93 element (unsur), sedang matahari hanya dua unsur yaitu hidrogen dan
helium, bahkan badan langit yang paling rumit yaitu supernova hanya terdiri dari tujuh unsur.
Maka bumi jauh lebih tahan terhadap goncangan hari
kiamat dibanding badan-badan langit.
Pada Surat Thoha [20] : 105 Tuhan akan menghancurkan gunung
sehancur-hancurnya, (106) maka
Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung
itu datar sama sekali, (107) tidak
ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.
Pada
Surat Al-Insyiqoq [84] : 4 Ia
keluarkan apa-apa yang terkandung di dalamnya, sehingga kosonglah ia
Maka keadaan bumi adalah, permukaannya rata dan
dalamnya kosong (seperti bola sepak).
|
Di permukaan bumi inilah terjadi peristiwa-peristiwa kebangkitan, pengumpulan di padang mahsyar, pengadilan, perhitungan dan penimbangan (mizan).
Hari Kebangkitan / Ba’ats di bumi
Dan ditiuplah
sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dari kuburnya (menuju) ke Robb
mereka.
(Q.S. Yaasiin
[36] : 51).
Dan datanglah tiap-tiap diri,
bersama dengan Dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.”
(Q.S. Qaaf [50] : 21)
Semua manusia
yang dibangkitkan itu lalu diterbangkan (diisro’kan) oleh malaikat
penggiringnya masing-masing ke padang mahsyar yang terletak di lokasi Baitul
Maqdis, Yerusalem, Palestina. Di situ semua manusia diadili oleh Alloh Swt.
Manusia dibangkitkan dalam keadaan telanjang kaki, tanpa pakaian dan tidak
dikhitan.
Pada mulanya padang mahsyar itu gelap gulita karena matahari, bulan dan bintang-bintang telah padam.
Kemudian Alloh
Swt. menampakkan diriNya sehingga suasana di padang mahsyar menjadi terang benderang.
"Dan terang benderanglah bumi (padang Mahsyar) dengan cahaya Tuhannya; dan
diberikanlah buku dan didatangkanlah Para Nabi dan saksi-saksi dan diberi
keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan."
(QS. Az Zumar [39] :
69)
Lanjutan komentar
penulis terhadap hadis di halaman depan tentang matahari
yang berada di atas kepala
Al Hasr
Dari ayat-ayat Al Qur-an tentang keadaan kebangkitan dan padang mahsyar di
atas, terbukti bahwa matahari akan digulung menjadi black hole demikian
pula langit beserta bulan dan bintang-bintang, maka keadaan padang mahsyar gelap gulita sehingga :
adanya matahari di atas kita di padang mahsyar bertentangan dengan ayat Al Qur-an (QS. Al-Insyiqoq [81] : 1), di mana matahari digulungNya (menjadi black hole). |
Al Hasr
Al Hasr adalah pengumpulan
seluruh manusia dan jin untuk dihisab
dan diambil keputusannya.
“Pada hari
ketika mereka dibangkitkan Alloh semuanya, lalu diberitakan kepada mereka
tentang yang telah mereka kerjakan. Alloh mengumpulkan (mencatat)
perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Alloh Maha menyaksikan
segala sesuatu.”
(QS.
Al-Mujadilah [58] : 6).
Asal mula neraka
(Dari bumi) Ia keluarkan apa-apa yang
terkandung di dalamnya (magma bumi), sehingga kosonglah ia. (QS. Al-Insyiqoq [84] : 4).
Isi bumi /
magma ini oleh para malaikat ditarik lewat di atas padang mahsyar sehingga
terlihat oleh seluruh manusia dan jin lalu dibawa keluar dari dimensi alam
semesta dijadikan api neraka. Di atas neraka itu
dibentangkan shiroth.
(5)
Janganlah begitu (kalla), jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
(6) niscaya kamu benar-benar akan
melihat neraka Jahannam (ditarik para malaikat di atas padang
mahsyar),
(7) dan sesungguhnya, kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yakin,telah mereka
kerjakan dahulu
(8) kemudian kamu
pasti akan ditanyai pada hari itu, tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan
di dunia itu / dihisab).
(QS. At-Takatsur [102] : 5-8)
Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan
menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.
(QS. Al-Hijr
[15] : 92, 93)
Hisab di bumi
“Dan ketika para hamba diberikan
kitab-kitab mereka, maka dikatakan pada mereka: “Inilah kitab (catatan) Kami
yang menuturkan kepadamu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh
mencatat apa-apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS.
Al-Jatsiyah [45] : 25)
“Dan kamu lihat
tiap-tiap umat dipanggil untuk (meiihat) buku catatan amalnya, Pada hari itu
kamu diberi balasan terhadap yang telah kamu kerjakan.”
(QS. Al-Jatsiyah [45] : 28).
Yang pertama kali dihisab dari hak-hak
Alloh pada seorang hamba adalah sholatnya, sedang yang pertama kali diadili di
antara manusia adalah urusan darah. Seorang hamba akan ditanya tentang empat
hal :
1. Umur
dan masa mudanya,
2.
Hartanya,
3.
Amalnya
4.
Nikmat yang ia terima selama hidup di dunia.
Mizan di bumi
Mizan adalah alat yang dipakai Alloh Swt. pada hari kiamat untuk menimbang
amalan hamba-hambaNya.
“Dan Kami akan memasang
timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang
sedikitpun. Dan jika amalan itu seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan
(pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
(QS. Al-Anbiya
[21] : 47).
Di manakah Letak Sorga Itu ?
(Sorga yang dikunjungi Nabi Adam
dan Hawa, serta Nabi Muhammad Saw. sewaktu mikroj).
Apakah ada di Langit ?
Jawab : Surga
itu bukan berada di langit, tetapi ada di masa depan.
Di manakah
jalan ke surga itu ?
Bagi manusia
yang masih hidup (Nabi Adam, Hawa dan Nabi Muhammad Saw.), jalan masuknya
melewati Sidrotul
Muntaha, lewat terowongan waktu pergi ke masa depan.
Dan Sesungguhnya Muhammad telah
melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal.
(QS. An Najm [53] : 13-15
Bagi yang sudah mati
jalan masuk ke Surga adalah melalui Shiroth.
Hancurnya
Alam Semesta Dunia dan Penciptaan Surga
Langit (dan bumi) digulung / Big Crunch
Setelah semua
orang meninggalkan padang mahsyar di bumi maka bumi sudah tidak diperlukan lagi
bagi manusia. Maka langit (dan bumi) digulung oleh Alloh Swt.
(Yaitu)
pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas (Big Crunch). Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama (menciptakan langit dan bumi dunia secara Big
Bang), begitulah Kami akan
mengulanginya (menciptakan
langit dan bumi surga secara Big Bang), Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya
Kamilah yang akan melaksanakannya.
(QS. Al-Anbiya [21] :104).
“(yaitu) pada
hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain (bumi
dunia diganti bumi surga) dan (demikian pula) langit (langit dunia diganti langit
sorga), dan mereka semuanya berkumpul (di shiroth, lihat hadith di bawah) menghadap ke hadirot Alloh yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
(QS. Ibrohim [14]
:48).
Waktu itu orang mukmin dan munafik ditempatkan
di Shiroth
Aisyah istri Nabi berkata: “Aku bertanya, ‘Di manakah manusia pada waktu itu, ya Rosul Alloh ?’” Rosul menjawab, “Di atas Shiroth (jembatan) (H.R. Ahmad).
Maka di atas
shiroth itu Alloh swt. menempatkan seluruh orang mukmin dan munafik yang
jumlahnya berjuta dan bermilyard. Tentunya shiroth itu sangat lebar. Sehingga
tidak mungkin bentuknya lebih tipis dari rambut
dan pedang. Mungkin yang dimaksud adalah permukaan-nya sangat licin.
Allah
ta’ala berfirman:
“Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (takut kepada Alloh). (QS. Ali Imron [3] :133)
Dalam
firmanNya yang lain Allah menyatakan:
“Berlomba-lombalah
kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas
langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-rosulNya . Itulah karunia Alloh,
diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan Alloh mempunyai karunia
yang besar.
(QS. Al Hadid [57]: 21)
(QS. Al Hadid [57]: 21)
Teori Big Bang adalah teori terbentuknya
alam semesta yang paling terkenal dan paling
masuk akal.
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini
berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian meledak dan
mengembang sekitar 13.700 juta tahun yang lalu.
Big Bang adalah teori yang paling banyak didukung oleh
sederetan bukti ilmiah sehingga dapat diterima oleh semua kalangan baik para ilmuwan maupun orang awam. Uniknya, teori ini juga dapat
menentukan akhir dari alam semesta. Teori Big Bang pertama kali dikemukakan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang
kosmolog asal Belgia pada tahun 1920-an. Menurutnya, alam semesta ini mulanya
berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api kecil
dengan ukuran sangat kecil. Gumpalan itu
semakin lama se-makin memadat dan memanas, kemudian meledak dan memuntahkan
seluruh isi dari alam semesta. Big Bang melepaskan sejumlah besar energi di alam
semesta yang membentuk seluruh materi alam semesta dan kemudian berkembang
hingga menjadi bentuk yang sekarang ini dan akan terus berkembang.
Teori Big Bang juga menjelaskan bahwa alam semesta
memiliki siklus yang berulang. Pada suatu titik, alam semesta akan berhenti mengembang
dan mulai menyusut. Semua akan ditarik dan menyisakan Black hole besar. Inilah yang
disebut dengan Big Crunch, yang merupakan kelanjutan teori dari Big Bang.
Menurut teori Big Crunch, alam semesta tidak akan
mengalami akhir karena ia membentuk sebuah siklus. Ia akan
meledak, mengembang, menyusut, lalu menghilang dan terus menerus seperti itu (hanya dua kali, siklus yang ke-2 membentuk alam
semesta sorga, lihat gambar di atas, penulis). Dalam kata lain, alam semesta
akan bereinkarnasi.
Atom hidrogen terbentuk bersamaan saat
energi dari Big
Bang meluas keluar. Atom hidrogen tersebut terus bertambah banyak
dan berkumpul membentuk debu dan awan
hidrogen atau biasa disebut nebula. Awan hidrogen tersebut bertambah padat dan memanas hingga temperatur jutaan derajat celcius.
Awan hidrogen ini menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta.
Setelah terbentuk banyak bintang, bintang tersebut berkumpul membentuk kelompok
yang kemudian disebut galaksi. Dari galaksi, lahirlah milyaran tata surya.
Salah satunya adalah yang kita tinggali sekarang ini.
Big Bang di dalam Al Qur-an
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
(QS. Al-Anbiya’ [21]:30).
Nasib manusia selanjutnya
1. Orang mukmin Lalu
orang-orang mukmin mengikuti Robb mereka, dan dibentangkanlah
di muka mereka Ash-Shiroth dalam keadaan gelap gulita. Shiroth adalah jembatan
yang dibentangkan di atas Neraka Jahanam untuk diseberangi orang-orang mukmin
yang menuju jannah. Alloh memberi cahaya kepada orang-orang mukmin sesuai
dengan kadar amalnya masing-masing. Mereka meniti Shiroth tersebut dengan
cahaya tadi.
“Ada
yang melewati shiroth laksana kejapan mata dan ada yang seperti tiupan angin,
ada yang terbang seperti burung dan ada yang menyerupai orang yang mengendarai
kuda, ada yang selamat 100%, ada yang selamat dengan kondisi lecet-lecet, dan
ada yang terpeleset jatuh ke neraka jahanam”. (HR. Bukhori dan Muslim).
2. Orang munafik Sedang orang-orang munafik di Shiroth berjalan tanpa cahaya sehingga tidak
tahu arah, maka mereka terjatuh ke dalam neraka.
“Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata
kepada orang-orang yang beriman.: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil
sebagian cahayamu.” Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu dan carilah
cahaya(mu) sendiri.” Lalu diadakan di
antara mereka dinding yang berpintu. Di dalamnya ada rohmat dan di luarnya ada
siksa.”
(QS. Al-Hadid [57]:13).
3. Orang kafir dan
musyrik
Dan orang-orang kafir digiring menuju ke
neraka dengan berkelompok-kelompok. Sehingga apabila mereka sampai ke
neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka
penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di
antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu
akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab:
"Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang
kafir.
(QS. Az-Zumar [39] : 71).
Sesungguhnya orang-orang kafir,
yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik, (akan masuk) ke neraka Jahannam;
mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
(QS.
Al-Bayyinah [98] : 6).
Kesimpulan
Pada hari kiamat yang ditandai oleh dua kali tiupan
trompet, semua ciptaan Alloh Swt. hancur. Matahari beserta langit digulung
menjadi black
hole, sehingga keadaannya gelap gulita. Bumi digenggam Allah dengan tanganNya sehingga tidak ikut hancur.
Isi bumi dikeluarkanNya menjadi api neraka. Permukaan bumi diratakanNya seperti
bola untuk tempat kebangkitan, pengumpulan di Palestina, pengadilan serta penimbangan. Karena matahari sudah padam maka
Lalu Alloh Swt. menampakkan diriNya, maka suasana di padang mahsyar menjadi terang benderang. Setelah selesai penimbangan selanjutnya langit dan bumi digulung (Big Crunch) seperti menggulung kertas. Di tempat yang dahulunya terdapat alam semesta dunia itu Alloh Swt. menciptakan alam semesta sorga yang luasnya sama dengan langit dan bumi secara Big Bang kedua. Orang kafir dan musyrik dimasukkan ke dalam neraka, sedang orang mukmin dan munafik ditempatkan di shiroth yang terletak di atas neraka.
Mustahil di padang mahsyar matahari ada di atas kita
|
Lalu Alloh Swt. menampakkan diriNya, maka suasana di padang mahsyar menjadi terang benderang. Setelah selesai penimbangan selanjutnya langit dan bumi digulung (Big Crunch) seperti menggulung kertas. Di tempat yang dahulunya terdapat alam semesta dunia itu Alloh Swt. menciptakan alam semesta sorga yang luasnya sama dengan langit dan bumi secara Big Bang kedua. Orang kafir dan musyrik dimasukkan ke dalam neraka, sedang orang mukmin dan munafik ditempatkan di shiroth yang terletak di atas neraka.
Jember, 17 Januari 2017
Dr. H.M. Nasim Fauzi.
Jalan
Gajah Mada 118
Tilpun
(0331) 481127
Jember
Kepustakaan
01. Abu Najdi Haraki, Misteri Isra’ Mi’raj”, DIVA Press, Jogjakarta, 2007
02. Al Imam Muhammad Asy Syaukani, Nailul
Authar, Penerjemah Drs. Hadimulyo dkk. Penerbit Asy Syifa, Semarang, 1994, jilid 1
hal. 685.
03. Bey Arifin, Hidup Sesudah Mati, Kinada Jakarta, 1987.
04. Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam Al-Quran, PT
Almaarif, Bandung, 1971
04. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, CV.
Asy-Syifa, Semarang, 1999.
05. Departemen Agama RI, Tafsir Al Qur-an Jilid
2, Jakarta, 2009
06. Felix Pirani dan Christine Roche, Mengenal Alam Semesta,
Mizan "For Beginners", Bandung, 1997.
07.Ibnu Katsir, Huru Hara Hari Kiamat, Pustaka Al-Katsar, Jakarta, 2002.
08. Imam Al-Qurtubi,
Rahasia Kematian, Alam Akhirat & Kiamat, Akbar, Jakarta, 2014.
09. J.P. McEnvoy dan Oscar Zarate, Mengenal Hawking For
Beginners, Mizan, Bandung, 1998.
10. Muhammad Muhibuddin, Keajaiban Yerusalem, Araska,
Yogyakarta, 2014, halaman 152-156.
11. Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, Grafiti, Jakarta, 1994
14 https://id.wikipedia.org/wiki/Hadits
15. https://id.wikipedia.org/wiki/
isra_Mikraj
16. https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Abdullah_
Muhammad_i al-Bukhari
17. https://id.wikipedia.org/wiki/ Imam Muslim
Hadis kedua
Hadis-hadis Isro’ Mi’roj
SANADNYA SOHIH
TETAPI MATANNYA
TIDAK SOHIH
(Sanad = Periwayat
Hadis
Matan = Isi Hadis)
Oleh :
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Pendahuluan
Di dunia Islam,
Hadis-hadis tentang riwayat Isro’ dan Mi’roj sangat terkenal. Para ulama umumnya
menafsirkan Hadis-hadis itu akan pentingnya sholat wajib 5 waktu, sehingga Alloh
Swt. perlu memanggil langsung Nabi Muhammad Saw. ke langit untuk menerima perintah
pelaksanaannya. Sedang ibadah lainnya cukup melalui wahyu Al Qur-an yang
diturunkan melalui malaikat Jibril As.
---------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------
Untuk memudahkan diskusi, kutipan Hadis-hadis
tentang riwayat Isro’ dan Mi’roj penulis tempatkan pada bagian lampiran di
akhir makalah.
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
Termasuk Hadis-hadis sohih
Hadis-hadis
tentang Isro’ dan Mi’roj ada di dalam Kitab-kitab Riwayat Hadis yang ditulis
oleh Imam Bukhori dan Muslim serta Imam-imam Hadis lainnya. Termasuk Hadis-hadis
sohih. Hadis-hadis sohih yang diriwayatkan oleh ke-2 Imam Hadis ini bernilai
hukum tertinggi ke-2 setelah Al Qur-an. Sangat terpercaya, sehingga umat Islam tidak berani mengritik Hadis-hadis tentang Isro’ mi’roj
itu.
Fungsi Hadis dalam hukum Islam
Fungsi hadis
sebagai sumber hukum Islam ada 3 :
1. Sebagai penguat bagi dalil yang sudah tertera dalam Al Qur-an
(muakkadah),
2. Sebagai penafsir bagi ayat-ayat Al Qur-an
(mubayyinah).
3. Mendatangkan hukum-hukum yang tidak tercantum
dalam Al Qur-an.
Definisi Hadis Sohih
Ibnu As-Sholah
mendefinisikan Hadis Sohih sebagai Hadis Musnad (tersambung sampai ke Nabi
Muhamad Saw.) yang bersambung sanadnya dengan perowi yang adil (jujur)
dan dhabit (kuat hafalannya), (yang diterima) dari perowi lain yang adil
dan dhabith hingga ke akhir sanad, serta tidak syadz (bertentangan
dengan perowi lain) dan tidak ber’illat (cacat).
----------------------------------------------------------------------
Nyata disini bahwa kesohihan hadis terutama ditekankan
pada segi sanad (periwayat)nya (bukan pada matan / isinya).
----------------------------------------------------------------------
Kesohihan
Hadis dari segi matan (isi) nya.
Menurut sebagian
ahli hadis, kriteria kesohihan matan hadits sehingga dapat dinyatakan
maqbul (diterima) apabila memenuhi unsur-unsur sbb. :
1. Tidak
bertentangan dengan akal sehat.
2. Tidak
bertentangan dengan hukum Al Qur-an yang telah muhkam (ketentuan hukum yang
telah tetap).
3. Tidak
bertentangan dengan hadits mutawatir.
4. Tidak
bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan ulama masa lalu
(Ulama Salaf)
5. Tidak
bertentangan dengan dalil yang telah pasti.
6. Tidak bertentangan dengan hadits
ahad yang kualitas kesohihannya lebih kuat.
Pendapat
ulama bila terjadi perbedaan antara Al-Hadis dan Al Qur-an
Imam Syafii (pendiri
madzhab Syafii) mengatakan : Al-Hadits berangkat dari dhonni / duga-duga atau
kontroversi, sedangkan Al Qur-an berangkat dari
qoth’i (mutlak kebenarannya). Suatu
hadis yang sanadnya sohih, tetapi matannya bertentangan dengan Al Qur-an, tidak
ada jalan lain kecuali mempertahankan wahyu yang diterima secara meyakinkan (Al
Qur-an) dan mengabaikan yang tidak meyakinkan (hadis).
Muhammad Al-Ghazali dalam bukunya Al-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadits menyatakan bahwa "Para imam fiqih menetapkan hukum-hukum dengan ijtihad yang luas berdasarkan Al Qur-an terlebih dahulu. Apabila mereka menemukan riwayat (hadits) yang sejalan dengan Al Qur-an, mereka menerimanya, tetapi kalau tidak sejalan, mereka menolaknya karena Al Qur-an lebih utama untuk diikuti.
Adapun alasannya adalah
Muhammad Al-Ghazali dalam bukunya Al-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadits menyatakan bahwa "Para imam fiqih menetapkan hukum-hukum dengan ijtihad yang luas berdasarkan Al Qur-an terlebih dahulu. Apabila mereka menemukan riwayat (hadits) yang sejalan dengan Al Qur-an, mereka menerimanya, tetapi kalau tidak sejalan, mereka menolaknya karena Al Qur-an lebih utama untuk diikuti.
Adapun alasannya adalah
Al Qur-an sudah ditulis
menjadi mushaf tunggal pada zaman Kholifah
Abu Bakar Ra. satu tahun setelah Nabi Muhamad Saw.
wafat (tahun 632 M.). Dikutip dari tulisan-tulisan dan hafalan para sohabat. Kemudian Kholifah Utsman bin Affan Ra.
pada tahun 647 M. memerintahkan Zaid bin Tsabit Ra. dan tiga sohabat yang lain
menyalin mushaf pertama tadi menjadi beberapa mushaf dan mengirimkannya ke
berbagai propinsi di wilayah kekuasaan Islam (Kufah, Basra, Madinah, Mekah,
Mesir, Suriah, Bahrain, Yaman dan Al-Jazirah)
Sedangkan Al-Hadis
baru dikumpulkan dan ditulis dua abad (empat
generasi) setelah Nabi Muhammad Saw. wafat oleh para Imam Hadis yaitu (i) Imam Al-Bukhori
(814-876 M.), (ii) Al-Muslim (824-881 M.), (iii) An-Nasa'i (835-923 M.), (iv)
Abu Daud (820-895 M.), (v) At-Turmudzi (829-899 M.) dan (vi) Ibnu Majah
(829-893 M.) melalui penyaringan hadis.
Penyaringan
Hadis
Hadis-hadis itu disaring dari ratusan ribu hadis yang dihafalkan oleh para
perowinya (periwayat hadis).
Contohnya Imam Bukhori bersama gurunya Syekh Ishaq, menghimpun Hadis-hadis sohih dalam satu kitab, dari satu
juta hadis yang diriwayatkan oleh 80.000
perowi lalu disaring menjadi 7.275 hadis.
Imam
Muslim dalam Kitab Sohih Muslim, dari sekitar 300.000 hadis beliau saring
menjadi 4.000 Hadis sohih selama 15 tahun.
Penyaringan itu terutama dilakukan terhadap periwayatnya (sanad Hadis),
sedikit dari isi Hadis (matan Hadis).
Demikian banyaknya hadis-hadis yang disaring sehingga ada kemungkinan
lolosnya hadis yang isi (matan)nya tidak sohih.
Kritik terhadap matan (isi) Hadis riwayat Isro’ dan
Mi’roj
Akhir-akhir ini ada beberapa sarjana yang mengritisi Hadis-hadis riwayat
Isro’ dan Mi’roj. Penulis tidak menemukan kritik terhadap Sanad (periwayat) Hadis,
semua kritik ditujukan kepada matan (isi) Hadis-hadis itu.
Hadis riwayat Isro’ dan Mi’roj, ditulis pada abad ke-9 (12 abad yang lalu).
Selama itu telah berkembang ilmu-ilmu yang waktu itu belum ada atau keadaannya
sederhana.
Di antaranya adalah Ilmu sejarah, ilmu astronomi (perbintangan), ilmu
fisika modern, ilmu Tafsir Al Qur-an, ilmu perbandingan agama dll..
Beberapa hal yang dikritik
1. Para Imam Hadis tidak mengetahui sejarah Masjidil
Aqso
a. Masjidil Aqso sekarang (abad ke-21)
Masjidil Aqso terletak di kota Yerusalem Timur atau dikenal
dengan nama wilayah Al-Harom Asy-Syarif
bagi umat Islam atau Har Ha-Bayit (Bukit Bait Allah atau Temple Mount / Kuil
Bukit) bagi umat Yahudi dan Nasroni.
|
b. Masjidil Aqso pada zaman Imam Hadis Bukhori dan Muslim (abad
ke-9)
Keadaan Masjidil Aqsho (dan As-Sakhro / The Dome of the Rock) sama dengan
keadaannya sekarang.
Banyak orang (termasuk para Imam
Hadis) yang mengira, masjid inilah yang dikunjungi oleh Nabi Muhammad Saw. di
waktu beliau Isro’ pada tahun 620
M.
Hancurnya Baitul Maqdis
oleh Tentara Romawi
c. Masjidil Aqso pada waktu Nabi Muhammad Saw. Isro’ pada tahun 620 M. (abad ke-7)
Maha Suci (Alloh) yang telah
memperjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari, dari Masjidil Harom (di
Mekah) ke Masjidil Aqso (di Yerusalem) (QS. Al-isro’ [17] : 1)
Pada waktu Nabi Muhammad Saw. Isto’, Baitul Maqdis berupa
puing-puing karena telah dihancurkan oleh Tentara Romawi pada tahun 70 M. (abad
ke-1) Yang dimaksud dengan Masjidil
Aqsho pada ayat ini adalah keseluruhan lapangan Al-Harom Asy-Syarif. Nabi Muhammad Saw. turun di lapangan sebelah utara puing-puing Masjid (di lokasi Masjid As-Sahro /The Dome of the Rock)
d. Masjidil Aqso pada zaman Kholifah Umar bin Khottob, 5 tahun setelah Nabi
wafat tahun 637 M.
(abad ke-7)
Kholifah Umar bin Khottob datang ke
Yerusalem untuk menerima penyerahan kota itu dari Kepala Pendeta Yerusalem.
Beliau melihat reruntuhan Masjidil Aqso,
yang oleh orang Kristen -yang benci pada orang Yahudi karena telah menyalib
Yesus Kristus- dijadikan tempat sampah. Maka setelah dibersihkan oleh tentara
Islam, didirikanlah Masjidil Aqso yang kecil di arah kiblat Masjidil Aqso
sebelumnya. Masjid ini direnovasi
oleh kholifah Bani Umayyah Abdul Malik dan
diselesaikan oleh putranya Al-Walid tahun 705
M. Setelah gempa bumi tahun 746 M.,
masjid ini hancur seluruhnya dan dibangun kembali oleh kholifah Bani Abbasiyah
Al-Mansur pada tahun 754 M., dan
dikembangkan lagi oleh penggantinya Al-Mahdi pada tahun 780 M.. Gempa berikutnya menghancurkan sebahagian besar Masjid Al-Aqso pada tahun 1033 M., namun dua tahun kemudian kholifah Bani Fatimiyyah Ali Azh-Zhahir membangun kembali masjid ini yang masih tetap berdiri hingga sekarang. Pada zaman Kholifah Turki Usmaniyah nama Masjidil Aqsho diberikan kepada Baitul Maqdis.
Al-Harom Asy-Syarif
1a. Hancurnya Masjidil Aqso / Temple of Solomon sebelumnya.
Hancurnya Masjid ini tertulis di dalam Al Qur-an sbb.
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu
berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian
kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan)
yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqso
II pada tahun 70 M.) sebagaimana mereka memasukinya pertama kali (tahun 586 SM.) dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai. (QS. Al-Isro’ [17] : 7).
66 M. pemberontakan ke-1 Yahudi vs Romawi (zaman Kaisar Nero yang mengirim Jendral Vespasianus)
69 M. Kaisar Nero diganti Kaisar Vespasianus yang mengirim puteranya Jendral Titus untuk menumpas pemberontakan Yahudi
70 M. Jendral Titus menghancurkan Masjidil Aqsho II / Bait Sulaiman di Yerusalem.
66 M. pemberontakan ke-1 Yahudi vs Romawi (zaman Kaisar Nero yang mengirim Jendral Vespasianus)
69 M. Kaisar Nero diganti Kaisar Vespasianus yang mengirim puteranya Jendral Titus untuk menumpas pemberontakan Yahudi
70 M. Jendral Titus menghancurkan Masjidil Aqsho II / Bait Sulaiman di Yerusalem.
Kutipan dari Kitab Tafsir Al Qur-an Depag RI.
Di dalam Kitab Tafsir Al Qur-an yang diterbitkan
oleh Departemen Agama RI tahun 2009 disebutkan bahwa Tentara
Romawi memasuki Masjidil Aqso II (Haikal Sulaiman) secara paksa dan
sewenang-wenang, merampas kekayaan di dalamnya dan menghancurkan
bangunannya, hanya tembok barat (tembok ratapan) yang masih ada.
2. Tujuan Nabi Isro’ ke Masjidil Aqso
Tujuan Nabi Isro’ sudah tertulis pada QS.Al-isro’ :
1
Maha Suci (Alloh) yang telah
memperjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari, dari Masjidil Harom (di
Mekah) ke Masjidil Aqso (di Yerusalem) yang telah Kami berkahi sekelilingnya,
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia (Alloh) Maha Mendengar, Maha Melihat. (QS. Al-isro’ [17] : 1)
Perjalanan Nabi
Saw. ber-Isro’ adalah hal yang luar biasa sehingga ayat itu didahului oleh kata
Maha Suci Alloh (sub-hana). Sehingga tujuannya juga luar biasa yaitu diperlihatkan
bukti kebesaran (ayat-ayat) Alloh.
Bukan sekedar mampir ke masjid lalu sholat 2 rokaat .
.
Bukan sekedar mampir ke masjid lalu sholat 2 rokaat .
.
2a. Masjidil-Aqso adalah lokasi Padang Mahsyar pada hari kiamat. Semua orang
akan diisro’kan ke sana.
Masjidil-Aqso merupakan tempat dikumpulkannya manusia dan jin pada
hari kiamat nanti, seperti diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya bahwa
Maimunah, saudara perempuan Sa’ad dan pembantu Rosulullah Saw, berkata : Wahai
Nabi, berikanlah kami sebuah pernyataan tentang Baitul Maqdis.’ Nabi menjawab,
‘Dia adalah tanah tempat manusia dibangkitkan dan dikumpulkan.” (HR. Ahmad)
Dan
ditiuplah sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dari kuburnya
(menuju) ke Robb mereka. (QS. Yaa-siin [36] : 51).
Semua manusia dibangkitkan di tempat mereka dikubur di seluruh
dunia. Lalu masing-masing dibawa terbang (isro)
oleh seorang malaikat ke padang mahsyar yang lokasinya di Masjidil-Aqso untuk
diadili oleh Alloh Swt.
Pada mulanya padang mahsyar itu gelap gulita karena matahari
telah padam. Kemudian Alloh Swt. menampakkan diriNya sehingga menjadi terang
benderang.
Isro’ adalah rekonstruksi kebangkitan di hari kiamat.
3. Penggambaran langit dalam hadis ini tidak sesuai dengan ilmu astronomi
Dalam Hadis ini langit digambarkan dengan sangat sederhana, seperti gedung
7 tingkat, dimana tiap tingkatnya dihuni oleh seorang Nabi (yang sudah wafat,
lalu dihidupkan lagi) untuk menyambut Nabi Muhammad Saw. yang bermi’roj.
Gambaran Ilmu Bumi dan Astronomi
Panas matahari dan angin membentuk siklus hidrologi, awan dan hujan.
Gambaran Ilmu Bumi dan Astronomi
Panas matahari dan angin membentuk siklus hidrologi, awan dan hujan.
Bumi yang bulat berputar pada porosnya dengan disinari matahari dalam 24
jam membuat siang dan malam. Adanya bulan membentuk pasang surut air laut.
Bulan mengitari bumi dalam 30 hari membuat hitungan bulan.
Bumi dalam posisi miring 23,44o mengelilingi matahari dalam 365 hari membentuk hitungan tahun dan 4 musim untuk daerah subtropis atau 2 musim untuk daerah katulistiwa (hujan dan kemarau).
Matahari bersama 9 planetnya berputar mengelilingi Bimasakti.
Di alam semesta sangat banyak gugus bintang / galaksi mirip Bimasakti. Galaksi-galaksi itu membentuk Cluster.
Dalam ilmu
astronomi besarnya langiit sangat luar biasa. Penampangnya adalah 14 milyard
tahun cahaya. Jarak ini mustahil ditempuh hanya dalam semalam. Dengan piring
terbang Alien saja yang kecepatannya 6 x cahaya ditempuh bermilyard-milyard
tahun (mustahil).Bulan mengitari bumi dalam 30 hari membuat hitungan bulan.
Bumi dalam posisi miring 23,44o mengelilingi matahari dalam 365 hari membentuk hitungan tahun dan 4 musim untuk daerah subtropis atau 2 musim untuk daerah katulistiwa (hujan dan kemarau).
Matahari bersama 9 planetnya berputar mengelilingi Bimasakti.
Di alam semesta sangat banyak gugus bintang / galaksi mirip Bimasakti. Galaksi-galaksi itu membentuk Cluster.
Sangat berbeda dengan jarak Masjidil Harom ke Masjidil Aqso yang sekarang dapat
ditempuh dengan pesawat jet dalam waktu 1
jam.
Maka perjalanan ke langit itu
mustahil / irrasional.
4. Ruh para Nabi sekarang ada di alam kubur. Tidak
mungkin berada di langit.
Dalam hadits
ini digambarkan bahwa Para Nabi yang sudah wafat itu berada di langit dengan
jasadnya. Sedangkan di dalam Al Qur-an disebutkan bahwa seluruh manusia, termasuk para Nabi yang sudah wafat berada di alam Qubur
/ Barzakh / dinding yang membatasi Alam Dunia dan Akhirot. Ulama
menyebutnya dalam genggaman Alloh Swt. atas dasar QS.[39] : 42 menunggu datangnya
Hari Berbangkit
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang)
jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang)
yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai
waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan Alloh bagi kaum yang berfikir”.(QS. Az-Zumar [39]:42)
5. Salah
memahami kalimat “Bila Alloh menghendaki”
Umumnya fihak yang setuju dengan hadis
ini berhujjah: Bila Alloh Swt. menghendaki bisa saja menhghidupkan kembali para Nabi
itu lalu menempatkan mereka di langit untuk menyambut kedatangan Nabi Muhamad
Saw. sewaktu mikroj.
Bila
demikian halnya, boleh kita sanggah pula: “Itu kalau Allah Swt mau, kalau tidak
mau kan tidak mungkin terjadi”. Nah itu debat kusir atau pokrol bambu yang
tidak punya dasar hukum.
Al Qur-an menggunakan kata “Kalau Allah
Menghendaki” (Wa lau Syaa-a, walau Syi-naa dan walau Yasyaa) dalam 23 ayat,
Pada ayat-ayat tersebut ternyata Allah TIDAK menghendaki.
Kita lihat salah satu contoh ayat di
bawah ini:
Dan jikalau Tuhanmu
menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka
apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang
beriman semuanya ?” (QS Yunus [10]:99)
Lalu apa kenyataannya? Berimankah
kepada Alloh semua orang di muka bumi ini ?
Ternyata, sebagian
besar ummat manusia di bumi ini tidak mengimaniNya. Dengan pernyataan satu ayat
ini saja, sebaiknya janganlah mengeluarkan argumentasi: “Kalau Allah
Swt. Menghendaki…….”, karena Alloh Swt. memiliki aturan / takdir (sunnatulloh) yang tidak
pernah berubah.
6. Alloh Swt. tidak berada di langit
Dikatakan bahwa sewaktu Mi’roj, Nabi Muhammad
Saw. menjemput atau menerima perintah Sholat dari Alloh Swt., kemudian sesudah
berjumpa dengan Nabi Musa As., beliau naik kembali berulang-kali menemui Alloh
Swt. untuk memohon keringanan. Hal ini menyimpulkan bahwa Alloh Swt.
tidak berada di bumi atau di langit tempat Nabi Musa As. itu berada.
Sungguh keadaan
demikian sangat bertentangan dengan Firman Alloh Swt. yang tidak hanya berada di
langit,
Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih
dekat kepadanya daripada urat lehernya, . (QS. Qoof
[50]:16)
”Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemana pun
kamu menghadap maka disitulah wajah Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha luas (rohmatNya)
lagi Maha mengetahui”. (QS.Al-Baqoroh
[2]: 115)
7. Sebelum
Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad Saw. telah sholat bersama Khodijah dan Ali
Riwayat Hadis :
Telah menceritakan kepada kami Ya’qub telah menceritakan kepada kami bapakku
dari Ibnu Ishaq telah menceritakan kepadaku Yahya bin Abu Asy’ats dari Isma’il
bin Iyas bin ‘Afif Al Kindi dari bapaknya dari kakeknya yang berkata;
Saya adalah seorang pedagang. Saya datang untuk menjalankan ibadah haji,
lalu saya mendatangi Al Abbas bin Abdul Muththolib untuk membeli dagangan
darinya, yang dia juga seorang pedagang. Demi Alloh, pada saat saya di Mina, ada seorang laki-laki yang keluar dari dalam
tenda yang tidak jauh darinya, dia melihat ke arah matahari, ketika matahari
telah condong, orang itu berdiri dan sholat. Kemudian keluarlah seorang wanita
dari tenda itu juga dan berdiri di belakang orang tadi dan ikut sholat. Lalu seorang anak kecil
yang menginjak usia baligh keluar dari tenda tersebut dan ikut sholat bersama
kedua orang tadi. Maka saya pun bertanya kepada Al Abbas; “Siapa orang itu
Wahai Abbas?” dia menjawab; “Itu adalah Muhammad bin Abdulloh bin Abdul Muththolib
anak saudaraku.” Saya bertanya lagi; “Siapakah wanita itu?” dia menjawab; “Itu
adalah istrinya Khodijah binti Khuwailid.” Saya bertanya lagi; “Siapa pemuda
itu?” dia menjawab; “Itu adalah Ali bin Abu Tholib anak pamannya.” Saya
bertanya lagi; “Apa yang mereka lakukan?” dia menjawab; “Dia sedang sholat, dia
mengaku bahwa dia adalah seorang Nabi, dan tidak ada yang mengikuti perintahnya
kecuali istrinya dan anak pamannya, pemuda tersebut. Dia juga mengaku
bahwasanya akan ditaklukkan untuknya perbendaraan-perbendaraan Raja Kisro dan
Kaisar.” Kemudian ‘Affif, yaitu anak paman Al Ays’Ats bin Qais berkata; -dan
dia masuk Islam setelah itu serta keIslamannya baik- “Seandainya Alloh memberiku rizki
Islam pada hari itu, maka aku adalah orang yang ketiga bersama Ali bin Abu Tholib
Rodhi Allohu ‘anhu.” (Musnad Ahmad 1691)
7a. Penegasan waktu sholat di dalam Al Qur-an
“Dirikanlah
sholat dari sesudah matahari tergelincir (zhuhur dan ashar) sampai gelap malam (maghrib
dan isya') dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebahagian
malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu;
mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra’ [17]: 78-79).
7b. Jibril mengajari Nabi sholat 5 waktu (di luar Isro’
dan mi’roj
“Dari Jabir bin Abdulloh, bahwa Nabi saw didatangi oleh
Jibril as, lalu Jibril mengatakan kepadanya, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”,
Kemudian Nabi sembahyang zhuhur ketika matahari sudah tergelincir. Kemudian
Jibril mendatanginya di waktu ‘ashar, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu
bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang ashar ketika bayangan sesuatu
menjadi sama. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu maghrib, lalu ia berkata,
“Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang maghrib ketika
matahari terbenam. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu ‘isya’, lalu ia
berkata, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang ‘isya’
ketika cahaya merah telah lenyap. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu
fajar, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, kemudian Nabi
sembahyang shubuh ketika fajar menyingsing, atau ia berkata ketika fajar
memancar. Kemudian esok harinya Jibril mendatangi (Nabi) kembali pada waktu
zhuhur, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, kemudian Nabi
sembahyang zhuhur ketika bayangan segala sesuatu menjadi sama. Kemudian Jibril
mendatangi kepadanya di waktu ashar, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu
bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang ashar ketika bayangan segala sesuatu
menjadi dua kali. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di
waktu maghrib, dalam waktu yang sama dengan yang pertama, tidak bergeser daripadanya.
Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu ‘isya’, ketika pertengahan malam
telah lewat, atau ia berkata: sepertiga malam telah lewat, lalu Nabi sembahyang
‘isya’. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu sudah terang benderang,
lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, kemudian Nabi sembahyang
shubuh. Kemudian Jibril berkata: Apa-apa yang di antara kedua waktu ini, itulah
waktu sembahyang.” (HR. Ahmad dan Al-Nasa’i. Dan Al-Tirmidzi meriwayatkan
seperti itu. Al-Bukhori berkata: Hadits
ini adalah hadits yang paling shah dalam menerangkan waktu-waktu sembahyang). Dikutip
dari Nailul Authar jilid 1 halaman 685.
8. Para Nabi juga melaksanakan sholat
8a. Ibrohim
memohon agar keturunannya tetap mendirikan sholat.
Ya Robbku, jadikanlah aku
dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, ya Robb kami,
perkenankan do’aku. (QS. Ibrohim [14]:40)
8b. Ismail melaksanakan sholat
Dan ceritakanlah (Muhammad),
kisah Ismail di dalam Kitab (Al Qur-an). Dia benar-benar seorang
yang benar janjinya, seorang rosul dan nabi.” “Dan dia menyuruh keluarganya
untuk (melaksanakan) sholat dan (menunaikan) zakat, dan dia seorang yang diridoi
di sisi Tuhannya (QS. Maryam [19]: 54-55)
8c. Isa mendirikan sholat
Dan
dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan (menunaikan) zakat selama aku
hidup. (QS. Maryam [19]:31)
9. Bani Isroil solat 7x / hari, bukan 50x
Maka tujuh kali dalam sehari memujilah
aku akan Dikau, karena sebab segala hukum kebenaranMu itu
2.
Buku To Pray As A Jew:
A Guide To The Prayer Book And The Synagogue Service karangan Hayim Halevy Donin, seorang rabbi (pendeta) Yahudi Amerika
di Congregation B'nai David, Southfield, Michigan. Dalam buku
itu ada gambar tata cara
sembahyang kaum Yahudi yang sikap dan gerakannya sangat mirip dengan sholatnya
umat Islam Ritual sholat Yahudi
ini dilakukan 3 x sehari yaitu pada malam hari (Ma'ariv), di pagi hari
(Shacharit), dan pada sore hari (Minchah)..
Gambar sembahyang Yahudi
dalam buku Rabbi Hayim Halevy Donin
Pada
mulanya sholatnya Yahudi adalah 7 x /hari sebagai berikut. 1 =
Solat Subuh, 2 = Solat Dhuha, 3 = Solat Zuhur, 4 =
Solat Ashor, 5 = Solat Maghrib, 6 =
Solat Isya', 7 = Solat Al-Lail
Pada tahun 586 SM. Nabukodonosor, raja Babel menduduki
Yerusalem dan negara Yuda. Bangsa Yahudi dibawa ke Babil dijadikan budak
sehingga mereka tidak leluasa melakukan sholat. Maka sholat mereka dibuat
3 x/hr. sampai kini. (= sholat jamak
qosor zhuhur+asar, maghrub+isyak dan
subuh)
10.
Tujuan Mi’roj Nabi Muhammad Saw.
Maka tujuan Mi’roj bukanlah menerima perintah sholat 5 waktu karena Nabi Muhammad
Saw. telah melaksanakannya bersama Khodijah dan Ali, melainkan
seperti yang tertulis pada bagian akhir hadis mi'roj riwayat Bukhori
Jibril
lalu pergi bersamaku sampai ke Sidrotul Muntaha dan Sidrotul Muntaha itu
tertutup oleh warna-warna yang aku tidak mengetahui apakah itu sebenarnya? Aku
lalu dimasukkan ke surga. Tiba-tiba di sana ada kail
dari mutiara dan debunya adalah kasturi.'” (HR. Bukhori no. 193, 194)
10a. Hadis ini sesuai dengan ayat Al Qur-an
[53]:13-18
Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat
Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil
Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal (Jannatul Ma’wa).
Sidrotulmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, penglihatan (Muhammad)
tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya. Sungguh,
dia telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhannya yang paling besar”
(surga). (QS. An Najm [53] : 13-18).
Pohon Sidr
Di seberang pohon pembatas ini terdapat Jannatul Ma’wa (sorga) yang letaknya ada di masa depan.
Maka Sidrotul Muntaha selain sebagai batas jarak atau ruang terjauh, juga merupakan batas antara waktu nyata dan waktu maya. Merupakan pintu masuk ke terowongan waktu yang berada di waktu maya menuju ke masa depan. Melalui jalan inilah Nabi Muhammad Saw. sewaktu mi’roj diperjalankan Alloh Swt. ke masa depan, yaitu hari kiamat, hari kebangkitan dan pengadilan di padang Mahsyar, mizan, pergi ke neraka dan shiroth, kemudian pergi ke surga.
11. Surga
bukan berada di langit tetapi ada di masa depan
Dalam menguraikan masalah Mi’roj ini penulis menggunakan Fisika Modern yaitu Mekanika Kuantum yang dikembangkan oleh Stephen Hawking Ahli Fisika Inggris. Penggunaan mekanika kuantum pada alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum.
Pada kondisi waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa berjalan maju dengan laju tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan.
Menurut Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) melalui terowongan waktu kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi, bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan.
Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya) menurut Hawking “telah ada dan sudah selesai” sejak diciptakannya alam semesta. Selain itu melalui terowongan waktu (dengan kekuasaan Allah) kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan seketika.
11 a. Seluk Beluk Sidrotul Muntaha
Dalam menguraikan masalah Mi’roj ini penulis menggunakan Fisika Modern yaitu Mekanika Kuantum yang dikembangkan oleh Stephen Hawking Ahli Fisika Inggris. Penggunaan mekanika kuantum pada alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum.
Pada kondisi waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa berjalan maju dengan laju tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan.
Menurut Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) melalui terowongan waktu kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi, bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan.
Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya) menurut Hawking “telah ada dan sudah selesai” sejak diciptakannya alam semesta. Selain itu melalui terowongan waktu (dengan kekuasaan Allah) kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan seketika.
11 a. Seluk Beluk Sidrotul Muntaha
Sidr berarti pohon bidara, pohon yang
tumbuh di Asia, Afrika dan Australia. Dipakai sebagai sumber makanan,
obat-obatan dan bahan bangunan. Termasuk pohon yang sangat berguna, tetapi
bukan merupakan pohon yang istimewa. Fungsi pohon bidara ini di Sidrotil
Muntaha adalah sebagai batas terjauh perjalanan di langit dan bumi dalam waktu
nyata, yang dapat ditempuh oleh makhluk Alloh Swt. yaitu manusia, jin dan
malaikat termasuk Malaikat Jibril.
|
Pohon Sidr
Di seberang pohon pembatas ini terdapat Jannatul Ma’wa (sorga) yang letaknya ada di masa depan.
Maka Sidrotul Muntaha selain sebagai batas jarak atau ruang terjauh, juga merupakan batas antara waktu nyata dan waktu maya. Merupakan pintu masuk ke terowongan waktu yang berada di waktu maya menuju ke masa depan. Melalui jalan inilah Nabi Muhammad Saw. sewaktu mi’roj diperjalankan Alloh Swt. ke masa depan, yaitu hari kiamat, hari kebangkitan dan pengadilan di padang Mahsyar, mizan, pergi ke neraka dan shiroth, kemudian pergi ke surga.
Dengan perjalanan
itu Nabi Muhammad Saw. adalah satu-satunya manusia di muka bumi (kecuali Nabi
Adam dan Siti Hawa), yang pernah pergi ke akhirot dengan jasad dan ruh beliau.
Sehingga beliau bisa menerangkannya kepada kita dalam hadis-hadis beliau.
Waktu yang
digunakan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk pergi ke akhirot tidak terbatasi oleh
waktu mi’roj yang hanya semalam, tetapi bisa berhari-hari, karena waktu di
akhirot tidak diikat oleh waktu di dunia.
Kemudian Nabi
Muhammad kembali melalui jalan yang sama ke Sidrotil Muntaha, kembali masuk ke
waktu nyata pada waktu yang sama dengan waktu berangkatnya, selanjutnya pulang kembali ke
Mekah.
Kesimpulan pertama
Kesimpulan pertama
Ternyata matan (isi) Hadis-hadis riwayat Isro’ dan
mi’’roj
Tidak sejalan dengan Al Qur-an pada
Tidak sejalan dengan Al Qur-an pada
1a
(pada QS. Al-Isro ayat 7 disebutkan bahwa Masjidil Aqso yang lama / Temple of
Solomon telah dihancurkan oleh Romawi pada tahun 138 M. Sehingga Nabi Muhamad
Saw.tidak mungkin sholat di dalamnya)
2. (Tujuan Isro’ adalah rekonstruksi kejadian di hari kiamat di mana semua manusia dan jin dari seluruh dunia dikumpulkan / diisro’kan di Baitul Maqdis)
4. (Ruh para Nabi ada di alam kubur, bukan di langit)
6. (Alloh Swt tidak berada di langit tapi berada di mana-mana)
7a (sholat 5 waktu ada di dalam Al Qur-an QS. [17]: 78-79)
8a, 8b dan 8c (Nabi Ibrohim As., Ismail As., Isa ibnu Maryam As. dll. melakukan sholat)
Tidak sejalan dengan Hadis lain yang mutawatir
2a (Baitul Maqdis adalah tempat Padang Mahsyar, bukan tempat sholat).
7 (Nabi Muhamad Saw. sudah sholat berjamaah dengan Khodijah dan Ali sebelum Isro’ dan mi’’roj)
7b (Nabi Muhamad Saw. diajari sholat 5 waktu oleh Malaikat Jibril As)
2. (Tujuan Isro’ adalah rekonstruksi kejadian di hari kiamat di mana semua manusia dan jin dari seluruh dunia dikumpulkan / diisro’kan di Baitul Maqdis)
4. (Ruh para Nabi ada di alam kubur, bukan di langit)
6. (Alloh Swt tidak berada di langit tapi berada di mana-mana)
7a (sholat 5 waktu ada di dalam Al Qur-an QS. [17]: 78-79)
8a, 8b dan 8c (Nabi Ibrohim As., Ismail As., Isa ibnu Maryam As. dll. melakukan sholat)
Tidak sejalan dengan Hadis lain yang mutawatir
2a (Baitul Maqdis adalah tempat Padang Mahsyar, bukan tempat sholat).
7 (Nabi Muhamad Saw. sudah sholat berjamaah dengan Khodijah dan Ali sebelum Isro’ dan mi’’roj)
7b (Nabi Muhamad Saw. diajari sholat 5 waktu oleh Malaikat Jibril As)
Tidak sejalan dengan ilmu
perbandingan agama
9
(Bani Isroil sholat 7 waktu bukan 50 waktu)
Tidak sejalan dengan ilmu sejarah
1a (Masjidil Aqso yang ada pada zaman para Imam Hadis didirikan oleh Umar bin Khottob Ra),
Tidak sejalan dengan ilmu sejarah
1a (Masjidil Aqso yang ada pada zaman para Imam Hadis didirikan oleh Umar bin Khottob Ra),
Tidak sejalan dengan ilmu astronomi
/ perbintangan
3 (Langit yang sangat luas digambarkan seperti gedung 7 tingkat) padahal sangat besar dan rumit
Kesimpulan akhir
Telah terbukti bahwa matan Hadis-hadis Isro’ dan mi’roj ini tidak sohih.
3 (Langit yang sangat luas digambarkan seperti gedung 7 tingkat) padahal sangat besar dan rumit
Kesimpulan akhir
Telah terbukti bahwa matan Hadis-hadis Isro’ dan mi’roj ini tidak sohih.
Termasuk Hadis mauduk atau palsu atau paling tidak termasuk hadis dhoif (lemah) dan mualal (sisipan) karena isinya diselipkan
cerita–cerita Israiliyat dari kaum Bani Israil, yang sengaja secara tersirat
ingin mengagungkan bangsa mereka, serta mengecilkan peran Nabi Muhammad beserta
pengikutnya.
Tujuan Isro’ Nabi Muhammad Saw
Tujuan Isro’ Nabi Muhammad Saw
Isro’ adalah rekonstruksi kejadian di hari kiamat.
Semua manusia dibangkitkan di tempat mereka dikubur di seluruh dunia. Lalu masing-masing dibawa terbang (isro) oleh seorang malaikat ke padang mahsyar yang lokasinya di Masjidil-Aqso untuk diadili oleh Alloh Swt.
Tujuan Mi’roj Nabi Muhammad Saw
Semua manusia dibangkitkan di tempat mereka dikubur di seluruh dunia. Lalu masing-masing dibawa terbang (isro) oleh seorang malaikat ke padang mahsyar yang lokasinya di Masjidil-Aqso untuk diadili oleh Alloh Swt.
Tujuan Mi’roj Nabi Muhammad Saw
Diperlihatkan surga yang ada di masa depan, masuk Terowongan Waktu melalui Sidrotul Muntaha.
Selain surga Nabi Muhammad Saw. juga diperlihatkan peristiwa Kiamat, Kebangkitan, pengadilan di Padang Mahsyar, Mizan dan Penimbangan Amal, Shiroth, dan Neraka.
Sehingga Nabi Muhammad Saw. bisa menerangkan kepada kita tentang kejadian di Akhirot karena beliau pernah diperjalankan ke sana sewaktu Mi’roj..
Selain surga Nabi Muhammad Saw. juga diperlihatkan peristiwa Kiamat, Kebangkitan, pengadilan di Padang Mahsyar, Mizan dan Penimbangan Amal, Shiroth, dan Neraka.
Sehingga Nabi Muhammad Saw. bisa menerangkan kepada kita tentang kejadian di Akhirot karena beliau pernah diperjalankan ke sana sewaktu Mi’roj..
Jember, 5 Nopember 2016
Dr.
H. M. Nasim Fauzi
Jalan
Gajah Mada 118
Tilp.
(0331) 481127
Jember
Kepustakaan
01. Abu Najdi Haraki dalam buku “Misteri Isra’ Mi’raj”, DIVA Press, Jogjakarta, 2007
02. Al Imam Muhammad Asy Syaukani, Nailul
Authar, Penerjemah Drs. Hadimulyo dkk. Penerbit Asy Syifa, Semarang, 1994, jilid
1 halaman 685.
03. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Djakarta, 1960.
04. Alkitab
Elektronik 2.0.0, Alkitab Terjemahan Baru, @ 1974,
Lembaga Alkitab Indonesia.
05. Bey Arifin, Rangkaian
Cerita dalam Al-Quran, PT Almaarif, Bandung, 1971
06. Departemen Agama RI, Al-Qur'an
dan Terjemahnya, CV. Asy-Syifa, Semarang, 1999.
07.
Departemen Agama RI, Tafsir Al Qur-an
Jilid 2, Jakarta, 2009
08. Felix Pirani dan Christine Roche, Mengenal Alam
Semesta, Mizan "For Beginners", Bandung, 1997.
09. J.P. McEnvoy
dan Oscar Zarate, Mengenal Hawking For Beginners, Mizan, Bandung, 1998.
10. Muhammad Muhibuddin, Keajaiban Yerusalem, Araska, Yogyakarta, 2014, halaman 152-156.
11.
Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, Grafiti, Jakarta, 1994
12. Thomas
McElwain, Bacalah Bibel, Penerbit Citra, Jakarta, 2006
13. http://www.goodreads.com/book/show/949979
To_Pray_As_A_Jew
15. https://kanzunqalam.com/2011/10/09/meninjau-kembali- kisah-isra-miraj-rasulullah
16. www.oocities.org/maurice_osborn/Serpo.htm
(planet asal piring terbang)
17. https://id.wikipedia.org/wiki/Hadits
18. https://id.wikipedia.org/wiki/
isra_Mikraj
19. https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Abdullah_
Muhammad_i al-Bukhari
20. https://id.wikipedia.org/wiki/
Imam Muslim
LAMPIRAN
Hadis
tentang Isro’ dan Mi’roj
Dari beberapa
Hadis tentang Isro’ dan Mi’roj yang ada,
penulis mengutip dua buah Hadis sbb..
1. Hadis Sohih Muslim yang sangat panjang
sbb. :
Hadis riwayat
Anas bin Malik ra., ia berkata: bahwa Rosulullah Saw. bersabda :
Isro’ ke Baitul-Maqdis
Aku didatangi
Buraq. lalu aku menunggangnya sampai ke Baitul Makdis. Aku mengikatnya pada
pintu mesjid yang biasa digunakan mengikat tunggangan oleh para nabi. Kemudian
aku masuk ke mesjid dan mengerjakan sholat dua rakaat. Setelah aku keluar,
Jibril datang membawa bejana berisi arak dan bejana berisi susu. Aku memilih
susu, Jibril berkata: Engkau telah memilih fitrah.
Mi’roj ke langit
Lalu Jibril
membawaku naik ke langit. Ketika Jibril minta dibukakan, ada yang bertanya:
Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu? Jibril
menjawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawab Jibril: Ya, ia telah
diutus. Lalu dibukakan bagi kami. Aku bertemu dengan Adam. Dia menyambutku dan
mendoakanku dengan kebaikan. Kemudian aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril
as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapakah engkau? Jawab Jibril: Jibril.
Ditanya lagi: Siapakah yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanya: Apakah ia
telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Pintu pun dibuka untuk kami. Aku
bertemu dengan Isa bin Maryam as. dan Yahya bin Zakaria as. Mereka berdua
menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit ketiga.
Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa engkau? Dijawab: Jibril.
Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw. jawabnya. Ditanyakan: Dia telah
diutus? Dia telah diutus, jawab Jibril. Pintu dibuka untuk kami. Aku bertemu
Yusuf As. Ternyata ia telah dikaruniai sebagian keindahan. Dia menyambutku dan
mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keempat. Jibril minta
dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril menjawab: Jibril. Ditanya lagi:
Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus?
Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun dibukakan. Ternyata di sana ada
Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah Taala
berfirman Kami mengangkatnya pada tempat (martabat) yang tinggi. Aku dibawa
naik ke langit kelima. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa?
Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Dijawab: Muhammad. Ditanya:
Apakah ia telah diutus? Dijawab: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana aku
bertemu Nabi Harun As. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku
dibawa naik ke langit keenam. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya:
Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab
Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami
dibukakan. Di sana ada Nabi Musa As. Dia menyambut dan mendoakanku dengan
kebaikan. Jibril membawaku naik ke langit ketujuh. Jibril minta dibukakan. Lalu
ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu?
Jawabnya: Muhammad. Ditanyakan: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah
diutus. Kami dibukakan. Ternyata di sana aku bertemu Nabi Ibrahim as. sedang
menyandarkan punggungnya pada Baitulmakmur. Ternyata setiap hari ada tujuh
puluh ribu malaikat masuk ke Baitulmakmur dan tidak kembali lagi ke sana.
Pergi ke Sidratul-Muntaha
menerima wahyu
Kemudian aku
dibawa pergi ke Sidratulmuntaha yang dedaunannya seperti kuping-kuping gajah
dan buahnya sebesar tempayan. Ketika atas perintah Allah, Sidratul-muntaha
diselubungi berbagai macam keindahan, maka suasana menjadi berubah, sehingga
tak seorang pun di antara makhluk Allah mampu melukiskan keindahannya. Lalu
Allah memberikan wahyu kepadaku. Aku diwajibkan salat lima puluh kali dalam
sehari semalam. Tatkala turun dan bertemu Nabi saw. Musa As., ia bertanya: Apa
yang telah difardukan Tuhanmu kepada umatmu? Aku menjawab: Salat lima puluh
kali. Dia berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan, karena
umatmu tidak akan kuat melaksanakannya. Aku pernah mencobanya pada Bani Israel.
Aku pun kembali kepada Tuhanku dan berkata: Wahai Tuhanku, berilah keringanan
atas umatku. Lalu Allah mengurangi lima salat dariku. Aku kembali kepada Nabi
Musa As. dan aku katakan: Allah telah mengurangi lima waktu salat dariku. Dia
berkata: Umatmu masih tidak sanggup melaksanakan itu. Kembalilah kepada
Tuhanmu, mintalah keringanan lagi. Tak henti-hentinya aku bolak-balik antara
Tuhanku dan Nabi Musa As. sampai Allah berfirman: Hai Muhammad. Sesungguhnya
kefarduannya adalah lima waktu salat sehari semalam. Setiap sholat mempunyai
nilai sepuluh. Dengan demikian, lima salat sama dengan lima puluh shplat. Dan
barang siapa yang berniat untuk kebaikan, tetapi tidak melaksanakannya, maka
dicatat satu kebaikan baginya. Jika ia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh
kebaikan baginya. Sebaliknya barang siapa yang berniat jahat, tetapi tidak
melaksanakannya, maka tidak sesuatu pun dicatat. Kalau ia jadi mengerjakannya,
maka dicatat sebagai satu kejahatan. Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa
as., lalu aku beritahukan padanya. Dia masih saja berkata: Kembalilah kepada
Tuhanmu, mintalah keringanan. Aku menyahut: Aku telah bolak-balik kepada Tuhan,
hingga aku merasa malu kepada-Nya. (Shohih Muslim No.234)
2. Ada beberapa Hadis pendek Sohih
Bukhori. Penulis mengambil 1 hadisnya yang berisi mi’roj Nabi Muhammad Saw. ke
surga
Ibnu Hazm dan Anas bin Malik berkata
bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda,
Menerima
perintah solat (di langit)
‘Allah Azza wa Jalla lalu mewajibkan atas
umatku lima puluh shalat (dalam sehari semalam). Aku lalu kembali dengan
membawa kewajiban itu hingga kulewati Musa, kemudian ia (Musa) berkata
kepadaku, ‘Apa yang diwajibkan Alloh atas umatmu?’ Aku menjawab, ‘Dia
mewajibkan lima puluh kali sholat (dalam sehari semalam).’ Musa berkata,
‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat atas yang demikian itu.’
Alloh lalu memberi dispensasi (keringanan) kepadaku (dalam satu riwayat: Maka
aku kembali dan mengajukan usulan kepada Tuhanku), lalu Tuhan membebaskan
separonya. ‘Aku lalu kembali kepada Musa dan aku katakan, ‘Tuhan telah
membebaskan separonya.’ Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena
sesungguhnya umatmu tidak kuat atas yang demikian itu. ‘Aku kembali kepada
Tuhanku lagi, lalu Dia membebaskan separonya lagi. Aku lalu kembali kepada
Musa, kemudian ia berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat
atas yang demikian itu.’ Aku kembali kepada Tuhan, kemudian Dia berfirman, ‘Sholat
itu lima (waktu) dan lima itu (nilainya) sama dengan lima puluh (kali),
tidak ada firman yang diganti di hadapanKu.’ Aku lalu kembali kepada Musa, lalu
ia berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu.’ Aku jawab, ‘(Sungguh) aku malu kepada
Tuhanku.’
Pergi
ke Sidratul Muntaha dan ke Surga
Jibril
lalu pergi bersamaku sampai ke Sidratul Muntaha dan Sidratul Muntaha itu
tertutup oleh warna-warna yang aku tidak mengetahui apakah itu sebenarnya? Aku
lalu dimasukkan ke surga. Tiba-tiba di sana ada kail dari mutiara dan
debunya adalah kasturi. (HR. Bukhari no. 193, 194)