10 Manfaat Rokok Bagi Kesehatan Manusia
Dikutip oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Larangan merokok secara global adalah konspirasi yang dirancang dan dilaksanakan oleh para konglomerat perusahaan multinasional di AS.
KONSPIRASI
ADALAH KENYATAAN YANG DISAMARKAN, DAN HANYA DAPAT DIBONGKAR OLEH
MEREKA YANG TELAH MENELITI DENGAN SANGAT DALAM. TAPI OLEH PIHAK YANG
TERBONGKAR, KONSPIRASI TERKADANG DI CAP DAN DIIDENTIKKAN SEBAGAI HAL YANG TAK
MUNGKIN, MEMBUKTIKAN PETUNJUK YANG MASIH SAMAR BAHKAN DIANGGAP KEBOHONGAN,
KARENA HAL ITU MASIH TERSEMBUNYI DARI PUBLIK.
NAMUN KEMUDIAN
SETELAH KONSPIRASI TERBONGKAR MELALUI SAKSI MATA, TULISAN, FOTO, VIDEO DAN
BUKTI-BUKTI LAINNYA, MAKA SEMAKIN JELAS KEBENARAN DAN KENYATAANNYA.
KEMUDIAN,
INFORMASI DARI KONSPIRASI SANGAT SERING DIBERHENTIKAN KEMBALI OLEH MEDIA-MEDIA
TERKEMUKA (MAINSTREAM MEDIA) BESUTAN MEREKA, SEAKAN PADA DASARNYA SEMUA BUKTI
ITU MENJADI MENTAH KEMBALI, MUSTAHIL, TAK MUNGKIN BAHKAN HANYA KHAYALAN.
KARENA MEMANG
ITULAH TUJUAN MEREKA TERHADAP PUBLIK, YAITU: AGAR ANDA SELALU MEMIKIRKAN KEMUSTAHILAN.
KETIKA MEDIA
SEJAGAT YANG DIKUASAI SEGELINTIR SUPER ELIT DUNIA MULAI MASUK DAN MEMBELI
MEDIA-MEDIA INDONESIA, MAKA INFORMASI TERBELENGGU, ANDA PUN TAKKAN PERNAH
PERCAYA OLEH APAPUN YANG ANDA TAK TAHU DAN TERJADI DI LUAR SANA
KAMI HADIR
SEBAGAI SATU-SATUNYA WEBSITE DENGAN INFORMASI
SAINS, MISTERI, KONSPIRASI DAN KONTROVERSI YANG TAK HANYA KELAS LOKAL TAPI JUGA
KELAS DUNIA INTERNASIONAL YANG SEBAGIAN BESARNYA
TAK PERNAH DIBERITAKAN OLEH MEDIA-MEDIA DI INDONESIA
KAMI MASUK "THE BEST 60 ON TOP SITE LIST PLANET"
KATEGORI KONSPIRASI DUNIA - THANK YOU FOR COMING. HUNDREDS
OF VISITORS VOTED US. CLICK BELOW TO VOTE
Prolog:
Rokok
(Cigarette) dan Kretek (Clove Cigar) adalah beda. Maksud dari rokok disini
sejatinya adalah Kretek. Namun karena kretek kurang dikenal dunia secara global,
maka di Indonesia kretek juga diartikan rokok. Padahal keduanya beda.
Rokok hanya
dari tembakau (bahkan kertas rendaman tembakau) sedangkan kretek adalah resep
leluhur dari racikan jamu yang dibakar untuk kemudian dihisap. Itu sebabnya,
para leluhur zaman dulu jika batuk menghisap rokok yang berfungsi untuk
meredakan batuk mirip inhaler pada masa kini.
Lagi pula dari
jutaan perokok dan perokok pasif, kenapa yang terkena efeknya hanya kurang dari
2% saja? Itupun kebanyakan akibat dari rokok, dan bukan dari kretek. Banyak
ilmuwan menyimpulkan bahwa penyakit termasuk kanker yang tadinya disimpulkan
akibat efek perokok pasif, sebenarnya adalah akibat polusi
udara secara global dan juga lemahnya kekebalan pada individu korban.
Anda pasti
terkaget-kaget ketika membaca judul artikel ini. Sama seperti terkejutnya saya
ketika pertama kali membaca dari sumbernya, Forces The Evidence
Therapeutic Effects Of Smoking
http://www.forces.org/evidence/evid/therap.htm
/ back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF).
Kita sadar
informasi negatif tentang rokok dan kebiasaan merokok dijejalkan kepada kita
sudah sejak lama. Sebagian besar menghubung-hubungkan dampak buruk asap rokok
dan zat-zat yang terkandung di dalamnya terhadap kesehatan tubuh manusia.
Informasi
tersebut diterima oleh masyarakat luas yang awam mengenai riset dan penelitian
sebagai kebenaran mutlak yang tidak perlu diperdebatkan.
Banned
research article: Forces The Evidence Therapeutic Effects Of Smoking
(screenshot).
Sesuatu yang
berbahaya pastinya dilarang, dan sesuatu yang dilarang karena mambahayakan,
pastinya haram menurut agama, kecuali dipakai sebagai obat atau untuk
pencegahan penyakit.
Sama persis
pada masa lalu. Dulu, racun bisa ular sangat mematikan, tapi kini dapat
digunakan untuk serum bahkan penyembuhan. Dulu, racun lebah sangat menyakitkan
dan juga mematikan, tapi kini dapat sebagai penyembuh penyakit.
Dulu cannabis (ganja) sangat dilarang, tapi
kini dapat menjadi obat kanker. Juga tumbuhan-tumbuhan beracun lainnya, setelah
diteliti mendalam kini juga justru menjadi obat yang mujarab.
Bahkan bisa
ular, ubur-ubur, kalajengking dan lainnya, yang pastinya berbahaya, tapi justru
kini manjadi obat yang jauh lebih mujarab untuk melawan penyakit-penyakit
kronis dan mengerikan.
Yang banyak
dilupa oleh orang awam ialah, pertama, semua itu adalah ALAMI alias alam yang
membuatnya ada, bukan kimia. Tapi apa yang terjadi? Masyarakat awam lebih
mempercayai hasil kimiawi dibandingkan dengan yang alami.
Kedua, adanya
racun yang masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan manjadikannya stimultan
imunisasi pada tubuh manusia. Artinya, jika tubuh manusia diberikan racun atau
zat yang merugikan tubuh, maka imunisasi manusia justru meningkat akibat
melakukan perlawanan, maka manusia bisa lebih kebal.
Hal sederhana
itu juga terjadi pada lingkungan kita, misalkan ada anak yang sangat sering dan
suka bermain hujan-hujanan, ternyata anak itu jauh lebih kebal atau imune
terhadap penyakit flu dan tak mudah sakit, dibanding dengan anak yang dimanja
dan tak pernah bermain hujan-hujanan selama hidupnya. Tapi, memang itulah
kenyataannya.
Smoking can damage every part of the body (wikipedia).
Informasi
mengenai dampak buruk dan tak ada untungnya terhadap tembakau atau rokok selama
hidup manusia memang diterima oleh masyarakat luas yang awam mengenai riset dan
penelitian sebagai kebenaran mutlak.
Namun tidak
demikian dengan para ilmuwan. Sesuai dengan bidang ilmunya, mereka mengadakan penelitian
seputar dampak rokok dan merokok bagi kesehatan dengan berangkat dari dasar pemikiran
yang netral.
Mereka mencoba
menggali adakah manfaat zat-zat yang terdapat di dalam sebatang rokok untuk
kesehatan manusia, yang selama ini sudah diberi stigma negatif secara luas.
Berikut
beberapa riset yang menguak manfaat rokok bagi kesehatan manusia. Saya bukan
seorang dokter atau peneliti bidang kesehatan, jadi pembahasan ilmiah tentang
isi warta ini bisa diperdebatkan oleh para pakar sendiri.
1. Merokok Mengurangi Resiko Penyakit Parkinson
Merokok Mengurangi Resiko Penyakit Parkinson
Banyak bukti
yang menunjukkan bahwa merokok melawan penyakit Parkinson. Sebuah penelitian terbaru menambah kuat bukti
sebelumnya yang melaporkan bahwa merokok dapat melindungi manusia dari penyakit
Parkinson.
Secara khusus,
penelitian baru tersebut menunjukkan hubungan temporal antara kebiasaan merokok
dan berkurangnya risiko penyakit Parkinson. Artinya, efek perlindungan terhadap
Parkinson berkurang setelah perokok menghentikan kebiasaan merokoknya.
(Sumber: Smoking
lowers Parkinson’s disease risk
http://www.data-yard.net/10v2/parkinson.htm / back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)).
Studi lain
mengenai pengaruh positif merokok terhadap Parkinson Disease (PD) adalah
sebuah penelitian terhadap 113 pasangan kembar laki-laki. Tim peneliti yang dipimpin
oleh Dr Tanner terus melihat perbedaan yang signifikan ketika dosis dihitung
sampai 10 atau 20 tahun sebelum diagnosis.
Mereka
menyimpulkan bahwa temuan ini menyangkal pernyataan bahwa orang yang merokok
cenderung memiliki PD.
(Sumber: Smoking and Parkinson’s
disease in twins
Selain itu,
masih banyak penelitian yang lainnya mengenai kebiasaan merokok yang
berguna melawan Parkinson.
2. Perokok lebih kuat dan cepat sembuh dari Serangan Jantung dan Stroke
Perokok lebih kuat dan cepat sembuh dari Serangan Jantung dan Stroke
Penelitian
besar menunjukkan manfaat lain merokok, yakni manfaat terhadap restenosis atau
penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah menjadi terbatas,
seperti pembuluh darah ke jantung (cardiovaskular disease) atau ke otak
(stroke). Perokok memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan
hidup dan penyembuhan yang lebih cepat.
(sumber: Impact of Smoking on
Clinical and Angiographic Restenosis After Percutaneous Coronary Intervention
http://www.data-yard.net/34/circulation_2001_104_773.htm / back-up cache web / screenshot (back-up link
lain) (back-up link PDF)).
Penelitian lain menyebutkan karbon
monoksida dapat mengurangi Serangan Jantung
(Myocardial infarction) dan Stroke. Karbon
monoksida merupakan produk sampingan dari asap tembakau. Sebuah laporan
menunjukkan tingkat sangat rendah dari karbon monoksida dapat membantu para
korban serangan jantung dan stroke.
Karbon monoksida menghambat pembekuan
darah, sehingga melarutkan gumpalan berbahaya di pembuluh arteri. Para peneliti
memfokuskan pada kemiripan yang dekat antara karbon monoksida dengan oksida nitrat
yang menjaga pembuluh darah tetap melebar dan mencegah penumpukan sel darah
putih.
Baru-baru ini oksida nitrat telah
ditingkatkan statusnya dari polutan udara biasa menjadi penghubung fisiologis
terpenting kedua secara internal. Oleh karena itu tidak akan mengherankan kalau
karbon monoksida secara paradoks dapat menyelamatkan paru-paru dari cedera
akibat penyumbatan pembuluh darah ke jantung (cardiovascular blockage).
(Sumber: The Carbon Monoxide Paradox
http://www.data-yard.net/0
b /cm.htm / back-up cache / screenshot (back-up link lain)(back-up linkPDF).
3. Merokok mengurangi resiko penyakit “Susut Gusi” (Gingival recession) yang parah
Merokok mengurangi resiko penyakit “Susut
Gusi” (Gingival recession) yang parah
Dulu disebutkan
bahwa tembakau adalah akar semua permasalahan penyakit gigi dan mulut. Padahal
sebuah studi telah menunjukkan bahwa sebenarnya perokok berisiko lebih rendah
terhadap penyakit gusi seperti susut gusi atau Gingival recession.
(sumber: Smoking
Does Not Increase Risk Of Receding Gums
http://www.data-yard.net/10o/gums.htm / back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)).
4. Merokok mencegah Asma (Asthma Bronchiale) dan penyakit karena Alergi lainnya
Merokok mencegah Asma
dan penyakit karena Alergi lainnya
Sebuah studi dari dua generasi penduduk
Swedia menunjukkan dalam analisis multi variasi, beberapa anak dari para ibu yang
merokok sedikitnya 15 batang sehari, cenderung memiliki peluang yang lebih
rendah untuk menderita alergi rhinoconjunctivitis, allergic
conjunctivitis (alergi pada membran mata), alergi asma, eksim atopik
dan alergi makanan, dibandingkan dengan anak-anak dari para ibu yang tidak
pernah merokok.
Penelitian sebelumnya telah memberikan
hasil yang bertentangan mengenai dampak paparan asap tembakau pada
sensibilization atopik.
Sebuah studi cross-sectional dari
kebiasaan perokok dan mantan perokok dalam kaitannya dengan gangguan atopik dari
data pada 6909 orang dewasa muda dan setengah baya (6-49 tahun) dan 4472 anak-anak
(3-15 tahun) dari Swedish Survey of Living Conditions tahun
1996-97.
Hasil: Prevalensi
asma alergi dan alergi rhinokonjungtivitis menurun, secara dosis-respons
/ dose-response manner (masing-masing P=0,03 dan P=0,004), dengan peningkatan
paparan asap tembakau dalam penelitian pada populasi dewasa.
Anak-anak dari
ayah yang merokok sedikitnya 15 batang rokok sehari memiliki kecenderungan yang
sama.
(sumber:
Does tobacco smoke prevent atopic disorders? A study of two generations of
Swedish residents http://www.data-yard.net/30/asthma.htm / back-up cache web / screenshot (back-up link
lain) (back-up link PDF).
5. Nikotin membunuh kuman penyebab Tuberculosis (TB)
Nikotin membunuh kuman
penyebab Tuberculosis (TB)
Suatu hari,
Nikotin mungkin menjadi alternatif yang mengejutkan sebagai obat Tubercolosis atau TBC yang susah diobati, kata
seorang peneliti dari University of Central Florida (UCF).
Senyawa ini
menghentikan pertumbuhan kuman TBC dalam sebuah tes laboratorium, bahkan bila
digunakan dalam jumlah kecil saja, kata Saleh Naser, seorang profesor
mikrobiologi dan biologi molekuler di UCF. Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa
nikotin adalah zat yang menyebabkan orang menjadi kecanduan rokok.
(Sumber:
Shocker: ‘Villain’ nicotine slays TB
http://www.data-yard.net/10c/nicotine.htm / back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)).
6. Merokok mencegah Kanker Kulit yang langka
Merokok mencegah Kanker Kulit yang
langka (Sarcoma Kaposi)
Seorang peneliti pada National
Cancer Institute berpendapat bahwa merokok dapat mencegah pengembangan
kanker kulit yang menimpa terutama orang tua di Mediterania, wilayah Italia
Selatan, Yunani dan Israel.
Bukan berarti
merokok disarankan untuk populasi itu, kata Dr James Goedert, namun yang penting
adalah merokok tembakau dapat membantu untuk mencegah kanker yang langka
bentuk. Dan ini adalah sebuah peng-akuan dari peneliti di National Cancer
Institute bahwa ada manfaat dari ro-kok. Goedert yang
bergabung di American Association for Cancer Research (AACR) mengatakan bahwa ia tetap tidak akan merekomendasikan
mero-kok, bahkan kepada anggota populasi yang telah diteliti. “Studi ini
menun-jukkan merokok menghasilkan risiko lebih rendah penderita penyakit langka
yang jarang dan berakibat fatal,” katanya ringkas. sumber: Smoking
Cuts Risk of Rare Cancer
http://www.data-yard.net/10b/kaposi.htm / back-up cache web / screenshot (back-up link lain tidak
ditemukan).
- Literatur yang mendekati: Dr. James Goedert,
- Risk factors for classical Kaposi sarcoma in a population-based case-control study in Sicily (back-up link PDF)
- Artikel:
- Does Smoking Reduce Kaposi’s Sarcoma Risk? (link PDF)
7. Merokok mengurangi resiko terkena Kanker Payudara
Merokok mengurangi resiko terkena
Kanker Payudara
Sebuah
penelitian baru dalam jurnal dari National Cancer Institute (20 Mei
1998) melaporkan bahwa pembawa mutasi gen tertentu (yang cenderung sebagai
pembawa kanker payudara).
Jika seorang
wanita merokok hingga 4 pak tahun, pengurangan
adalah 35 persen, untuk 4 pak atau lebih per
tahun, pengurangan adalah 54 persen“,
ujar Jean-Sebastien Brunet, pemimpin studi yang telah dipublikasikan pada Journal
of the National Cancer Institute.
Yang merokok
selama lebih dari 20 pak per tahun (yaitu, jumlah pak per hari dikalikan dengan
jumlah lamanya tahun merokok) menurut statistik ternyata mengalami penurunan
signifikan sebesar 54 persen dalam insiden kanker payudara bila dibandingkan
dengan pembawa yang tidak pernah merokok. Salah satu kekuatan dari penelitian
ini adalah bahwa penurunan insiden melebihi ambang 50 persen.
(sumber:
Cigarettes May Have an Up Side http://www.forces.org/evidence/files/brea.htm
/ back-up cache web / screenshot (back-up link lain (PDF)) (back-up link PDF)
8. Nitrat Oksida dalam Nikotin mengurangi Radang Usus Besar
Nitrat Oksida dalam Nikotin mengurangi Radang Usus Besar
Nikotin mengurangi
aktivitas otot melingkar, terutama melalui pelepasan nitrat oksida, dalam kasus
ulcerative colitis (UC) atau radang usus.
Temuan ini dapat menjelaskan beberapa terapi manfaat dari nikotin (dan merokok)
terhadap UC dan dapat menjelaskan mengenai disfungsi penggerak kolon pada
penyakit aktif.
(Sumber: Nitric
oxide mediates a therapeutic effect of nicotine in ulcerative colitis
http://www.data-yard.net/22/ncbi.htm
/ back-up cache web / screenshot (back-up link
lain) (back-up link PDF).
9. Efek transdermal nikotin pada kinerja kognitif (berpikir) penderita Down Syndrome
Efek transdermal nikotin pada kinerja kognitif (berpikir) penderita Down
Syndrome
Sebuah penelitian mengenai pengaruh
rangsangan nikotin-agonis dengan 5 mg jaringan kulit implan lebih baik bahkan
jika dibandingkan dengan plasebo (obat kontrol), pada kinerja kognitif
pada lima orang dewasa dengan gangguan kinerja kognitif (berfikir).
Perbaikan
kemungkinan berhubungan dengan perhatian dan pengolahan informasi yang terlihat
pada pasien Down Syndrom dibandingkan dengan kontrol kesehatan lainnya.
(Sumber: Effects
of transdermal nicotine on cognitive performance in Down’s syndrome
http://www.data-yard.net/13/tlj.htm
/ back-up cache web / screenshot (back-up link lain (PDF) atau (back-up link lain (PDF))
Down syndrome adalah
penyakit yang disebabkan adanya kelainan pada kromosom 21 pada pita q22 gen
SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas.
Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak
ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John
Longdon Down.
10. Merokok baik bagi ibu hamil untuk mencegah Hipertensi di masa kehamilan dan penularan ibu-anak infeksi Helicobacter pylori
Merokok baik bagi ibu
hamil untuk mencegah Hipertensi di masa kehamilan dan penularan ibu-anak
infeksi Helicobacter pylori
Konsentrasi urin cotinine
(tembakau yang bermetabolis di dalam tubuh) mengkonfirmasi berkurangnya risiko Preeklamsia
dengan papa-ran tembakau Eksposur. Pre-eklamsia adalah kondisi medis di mana
hipertensi muncul dalam kehamilan (kehamilan dengan hipertensi) yang
bekerjasama dengan sejumlah besar protein dalam urin.
Pre-eklampsia
ditandai dengan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar protein di dalam urin
(proteinuria), dan pembengkakan pada tungkai (edema)
Pre-eklampsia dialami oleh ibu yang sedang
hamil, terutama para ibu muda yang baru pertama kali hamil. Penyebab pasti
pre-eklampsia belum diketahui, sehingga masih sulit untuk dicegah
kemunculannya.
Jika pre-eklampsia bertambah parah pada
masa kehamilan, maka akan menyebabkan eklampsia yang dapat berujung pada
kematian. Studi ini, meskipun kecil, menunjukkan salah satu manfaat dari
mero-kok selama kehamilan.
“Temuan ini, diperoleh dengan menggunakan
uji laboratorium, mengkonfirmasi penurunan risiko preeklamsia berkembang dengan
paparan tembakau (Am J Obstet Gynecol 1999;. 181:1192-6.).
(Sumber: Urinary
cotinine concentration confirms the reduced risk of preeclampsia with tobacco
exposure
http://www.data-yard.net/2/13/ajog.htm
/ back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF),
Sebuah
penelitian lain menemukan hubungan terbalik yang kuat antara ibu yang merokok
dan infeksi Helicobacter pylori di antara anak-anak prasekolah, di mana
ditunjukkan kemungkinan bahwa penularan ibu-anak berupa infeksi mungkin kurang
efisien jika ibu merokok.
Untuk mengevaluasi
hipotesis ini lebih lanjut, dilakukan studi berbasis populasi di mana infeksi H.
pylori diukur dengan 13C-urea breath test (tes kandungan urea pada
nafas) dalam 947 anak-anak prasekolah dan ibu-ibu mereka.
Kami
memperoleh informasi rinci tentang faktor-faktor risiko poten-sial untuk
infeksi, termasuk ibu merokok, dengan menggunakan kuesioner standar.
Secara keseluruhan,
9,8% (93 dari 947) dari anak-anak dan 34,7% (329 dari 947) dari ibu-ibu telah
terinfeksi. Prevalensi (rasio jumlah keja-dian penyakit dengan unit pada populasi
beresiko) infeksi jauh lebih rendah di antara anak-anak dari ibu yang tidak
terinfeksi (1,9%) dibandingkan pada anak-anak dari ibu yang terinfeksi (24,7%).
Ada hubungan
terbalik yang kuat infeksi anak-anak dengan ibu yang merokok (odds ratio
atau penyimpangan disesuaikan = 0,24; interval kepercayaan 95% = 0,12-0,49) di
antara anak-anak dari ibu yang terin-feksi, tetapi tidak di antara anak-anak
dari ibu yang terinfeksi.
Hasil ini
mendukung hipotesis dari peran utama untuk penularan ibu-anak berupa infeksi H.
pylori, yang mungkin menjadi kurang efisien jika si ibu merokok.
(Sumber:
Forces The Evidence Smoking, Pregnancy, And Reproduction
Riset-Riset Yang Tak Pernah Dipublikasikan Secara Luas
Barangkali anda mencurigai bahwa
riset-riset yang telah disebutkan di atas tersebut didanai oleh perusahaan
rokok.
Tapi riset-riset ini ternyata justru tidak
pernah dipublikasikan secara meluas, kalau memang bertujuan mendukung promosi
rokok.
Sedangkan informasi ilmiah mengenai bahaya
merokok sudah kita ketahui sangat dominan dipublikasikan
Sebetulnya apapun itu tetap mempunyai dua sisi yang berbeda, dan propaganda anti-rokok inilah yang juga perlu dicurigai sebagai upaya mendongkrak penjualan obat-obatan dari perusahaan farmasi.
Sebetulnya apapun itu tetap mempunyai dua sisi yang berbeda, dan propaganda anti-rokok inilah yang juga perlu dicurigai sebagai upaya mendongkrak penjualan obat-obatan dari perusahaan farmasi.
Demikianlah artikel yang menguak
temuan-temuan para peneliti dan ilmu-wan tentang rokok dalam sisi yang ber-beda
dari sekian banyak artikel yang dominan.
Namun sekali lagi untuk sekedar
mengingatkan, bahwa artikel ini tentu tidak bermaksud mengajak anda untuk mulai
merokok atau meneruskan kebi-asaan anda mengisap asap tembakau.
Tetapi adalah hak anda untuk percaya atau
tidak bahwa nikotin dan zat-
zat
lain yang juga berasal dari alam dan berada di dalam rokok juga mempunyai
kegunaan.
Wallahua’lam.
(©2004 IndoCropCircles.com)
Komentar pengutip
Sejarah
rokok di dunia dapat kita bagi menjadi 6 tahap
Tahap 1. Tradisi merokok
dimulai oleh orang Indian Amerika sejak 3000 tahun yang lalu.
Rokok dipakai untuk obat bermacam
penyakit, sebagai halusinogen (bersama Cannabis) untuk upacara agama, dan
persembahan bagi roh yang mereka puja.
Pada abad ke-16 orang Eropah
menemukan Benua Amerika.
Tahap 2 Setelah orang Inggris menguasai
Ame-rika Utara, mereka menanam tembakau untuk obat bagi penyakit pes, migrain, nyeri melahirkan, asthma bahkan
untuk kanker.
Tahap 3 Pada abad ke-17 ditemukan
man-faat rokok lainnya yaitu
Rasanya
yang nikmat
Bisa
menimbulkan kegembiraan
Bisa
menenangkan jiwa yang gelisah
Bisa
mengurangi rasa nyeri
Bisa
mempertajam pikiran, daya ingat dan konsentrasi.
Bisa
mengurangi kenakalan remaja (pria).
Rokok
diisap dalam bentuk cerutu dan pipa.
Lalu
tembakau dan rokok diekspor ke Eropah dan
seluruh dunia.
Pada abad ke-18 ditemukan sigaret (rajangan daun tembakau
yang dibungkus kertas).
Tahap 4. Pada tahun 1881 James Bon-sack menciptakan mesin pembuat sigaret
yang membuat budaya merokok tersebar ke seluruh dunia. Mesin ini bisa membuat
sigaret 120,000 batang per hari.
Tahap 5. Setelah perang Dunia ke-2 terjadi kenaikan insiden
penyakit jantung dan kanker paru-paru di AS. akibat konsumsi minyak sayur (minyak
kedelai dan kacang) dan margarin yang mengandung minyak trans.
Masyarakat AS menyalahkan minyak kelapa
dari daerah tropis. Ter-jadi perang dagang antara minyak sayur (minyak kedelai
dan kacang) produksi dalam negeri dengan minyak kelapa impor dari daerah tropis
Pada tahun 1970, Procter dan Gamble (produsen minyak kedelai dan margarin)
dijadikan konsultan nutrisi, mengontrol penelitian-penelitian dalam National
Heart Lung and Blood Institute's Lipid Research Clinics (LRC). Disimpulkan
bahwa minyak sayur (minyak kedelai dan kacang) tidak berbahaya.
Bukti-bukti juga menunjukkan bahwa minyak kelapa tidak mengganggu
kesehatan.
----------------------------------------------------
Maka rokok dijadikan kambing hitam
-----------------------------------------------------
Sehubungan dengan
hal tersebut, beberapa orang ter-kaya di dunia, yaitu Michael Bloomberg
dan
Bill Gates
menyumbangkan $500 juta untuk membantu pemerintah di negara-negara berkembang untuk meningkatkan pengawasan tembakau. Negara-negara yang diprioritaskan adalah China, India, Indonesia, Federasi Rusia dan Bangladesh. Tentu saja bantuan ini akan meningkatkan suasana anti rokok di Indonesia. Di antaranya terjadinya perubahan fatwa rokok oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah. Dr. Sudibyo Markus salah seorang Ketua Muhammadiyah mengakui adanya kucuran dana Rp 3,6 miliar dari Bloomberg Initiative (BI) untuk memerangi rokok di Indonesia.
menyumbangkan $500 juta untuk membantu pemerintah di negara-negara berkembang untuk meningkatkan pengawasan tembakau. Negara-negara yang diprioritaskan adalah China, India, Indonesia, Federasi Rusia dan Bangladesh. Tentu saja bantuan ini akan meningkatkan suasana anti rokok di Indonesia. Di antaranya terjadinya perubahan fatwa rokok oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah. Dr. Sudibyo Markus salah seorang Ketua Muhammadiyah mengakui adanya kucuran dana Rp 3,6 miliar dari Bloomberg Initiative (BI) untuk memerangi rokok di Indonesia.
Jember, 3
Desember 2018
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jalan
Gajah Mada 118
Tilpun
(0331) 481127
Jember
Daftar Pustaka:
Dari
info yang kami terima bahwa beberapa daftar pustaka, abstraksi dan literatur
dari hasil penelitian oleh para ilmuwan berikut ini sudah dipaksa untuk
ditutup, terutama dari link: http://www.data-yard.net
.
Maka kami berusaha untuk mencari
backupnya. Jika tautan berikut sudah mati (dead link), coba klik “back-up link lain“,
atau jika sudah dihapus juga, cobalah untuk meng-copy & paste nama ilmuwan
berikut judul dari penelitiannya, kemudian carilah di Google.
1. Dr.
Tanner, Forces The Evidence Therapeutic Effects Of Smoking /
back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)
2. Megan
Rauscher, Smoking lowers Parkinson’s disease risk / back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)
3.
Parkinson’s Institute, Sunnyvale, CA 94089, USA. ctanner@parkinsoninstitute.org, Smoking and
Parkinson’s disease in twins / screenshot (back-up link
lain) (back-up link PDF)
4. David
J. Cohen, MD, MSc; Michel Doucet, MD;; Donald E. Cutlip, MD; Kalon K.L. Ho, MD,
MSc; Jeffrey J. Popma, MD; Richard E. Kuntz, MD, MSc, Impact
of Smoking on Clinical and Angiographic Restenosis After Percutaneous Coronary
Intervention / back-up cache web / screenshot (back-up link
lain) (back-up link PDF)
5. Neil
Sherman, HealthScout Reporter, The Carbon Monoxide
Paradox / back-up cache / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)
6. David
Loshak, Journal of Clinical Periodontology, Smoking Does Not
Increase Risk Of Receding Gums / back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)
7. Hjern
A, Hedberg A, Haglund B, Rosen M., Department of Clinical Sciences, Huddinge
University Hospital, Karolinska Institutet, Stockholm, Centre for Epidemiology,
National Board of Health and Welfare, Stockholm and Department of Public Health
and Clinical Sciences, Umea University, Umea, Sweden, Does tobacco
smoke prevent atopic disorders? A study of two generations of Swedish residents /
back-up cache web / screenshot (back-up link
lain) (back-up link PDF)
8. Robyn
Suriano, Sentinel staff writer via University of Central Florida, Shocker:
‘Villain’ nicotine slays TB / back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)
9. Dr.
James Goedert, National Cancer Institute, Bethesda, Md via United Press International, Smoking Cuts
Risk of Rare Cancer / back-up cache web / screenshot (back-up link lain tidak
ditemukan)
- Literatur yang mendekati: Dr. James Goedert, Risk factors for classical Kaposi sarcoma in a population-based case-control study in Sicily (back-up link PDF)
- Artikel: Does Smoking Reduce Kaposi’s Sarcoma Risk? (link PDF)
10. Dr.
John A. Baron of Dartmouth Medical School and Dr. R. W. Haile of the University
of Southern California, via Paul Recer, AP Science Writer, Cigarettes
May Have an Up Side / back-up cache web / screenshot (back-up link lain (PDF)) (back-up link PDF)
11. Green
JT, Richardson C, Marshall RW, Rhodes J, McKirdy HC, Thomas GA, Williams GT,
via Department of Gastroenterology, University Hospital of Wales, Cardiff, UK;
Department of Surgery, University Hospital of Wales, Cardiff, UK; Department of
Pharmacology and Therapeutics, University of Wales College of Medicine,
Cardiff, UK; Dep., Nitric oxide mediates a therapeutic effect of nicotine in
ulcerative colitis / back-up cache web / screenshot (back-up link
lain) (back-up link PDF)
12. Rainer
Seidl MD, Monika Tiefenthaler MSc, Prof. E Erwin Hauser MD, Prof. Gert Lubec
FRSC, via Department of Pediatrics, University of Vienna, Austria, Effects of
transdermal nicotine on cognitive performance in Down’s syndrome /
back-up cache web / screenshot (back-up link lain (PDF)) atau (back-up link lain (PDF))
13.
Kristine Y. Lain, MD, Robert W. Powers, PhD, Marijane A. Krohn, PhD, Roberta B.
Ness, MD, MPH, William R. Crombleholme, MD, James M. Roberts, MD, via:
Pittsburgh, Pennsylvania, Urinary cotinine concentration confirms the reduced risk of
preeclampsia with tobacco exposure / back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)
14. Forces.org, Forces The
Evidence Smoking, Pregnancy, And Reproduction / back-up cache web / screenshot
16.
Wikipedia, Down syndrome, Health
effects of tobacco