BENARKAH DI PADANG MAHSYAR
MATAHARI ADA DI ATAS KITA ?
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Pengantar
Di dalam suatu pengajian mungkin kita pernah mendengar
seorang da’i membaca sebuah Hadis riwayat Muslim yang berbunyi sebagai berikut :
Rosululloh
Saw. bersabda “Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.”
Sulaim
bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi
Alloh, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?”
Nabi Saw. bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya
sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai
pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rosulullah Saw. memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut
beliau.”
(H.R.
Muslim, no. 2864)
Biasanya
sang da’I melanjutkannya dengan membaca hadis yang isinya tentang “Tujuh
Golongan Yang Dilindungi Dari Panas Matahari di Padang Mahsyar” sebagai berikut:
“Ada
7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Alloh di bawah naunganNya. Pada hari
itu, tidak ada naungan, ke-cuali nanungan Alloh. Golongan tersebut adalah
(i) pemimpin
yang adil,
(ii)
pemuda yang tumbuh di dalam beribadah kepada Allah,
(iii)
seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid-masjid,
(iv) dua orang yang saling mengasihi karena Alloh, mereka bertemu dan berpisah karena Alloh,
(iv) dua orang yang saling mengasihi karena Alloh, mereka bertemu dan berpisah karena Alloh,
(v)
seorang laki-laki yang diundang oleh seorang perempuan yang berkedudukan dan
berwajah elok (untuk melakukan kejahatan) tetapi dia berkata : (Aku takut
kepada Alloh),
(vi)
seorang yang memberi sedekah, tetapi dia merahasiakannya sehingga tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya,
(vii) dan
seorang yang mengingat Alloh di kala sendirian sehingga menetes air matanya.”
(H.R. Bukhori)
Termasuk
Hadis-hadis sohih
Kedua hadis itu ada di dalam Kitab-kitab Riwayat Hadis yang
ditulis oleh Imam Bukhori dan Muslim. Termasuk Hadis-hadis sohih. Hadis-hadis
sohih yang diriwayatkan oleh ke-2 Imam Hadis ini bernilai hukum tertinggi ke-2
setelah Al Qur-an. Sangat terpercaya, sehingga umat Islam tidak berani
mengritiknya.
Fungsi
Hadis dalam hukum Islam
Fungsi hadis sebagai sumber hukum Islam ada 3 :
1.
Sebagai penguat bagi dalil yang sudah tertera dalam Al Qur-an (muakkadah),
2. Sebagai
penafsir bagi ayat-ayat Al Qur-an (mubayyinah).
3. Mendatangkan hukum-hukum yang
tidak tercantum dalam Al Qur-an.
Definisi
Hadis Sohih
Ibnu
As-Sholah mendefinisikan Hadis Sohih sebagai Hadis Musnad (tersambung sampai ke
Nabi Muhammad Saw.) yang bersambung sanadnya dengan perowi yang
adil (jujur) dan dhobit (kuat hafalannya), (yang diterima) dari perowi lain
yang adil dan dhobith hingga ke akhir sanad, serta tidak syadz
(bertentangan dengan perowi lain) dan tidak ber’illat (cacat).
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nyata
disini bahwa kesohihan hadis terutama ditekankan pada segi sanad (periwayat)nya (bukan pada
matan / isinya).
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kesohihan
Hadis dari segi matan (isi)nya.
Menurut sebagian ahli hadis,
kriteria kesohihan matan hadits sehingga dapat dinyatakan maqbul
(diterima) bila memenuhi unsur-unsur sbb.
1.
Tidak bertentangan dengan akal sehat.
2.
Tidak bertentangan dengan hukum Al Qur-an yang telah muhkam (ketentuan hukum
yang telah tetap).
3. Tidak bertentangan dengan hadits
mutawatir.
4.
Tidak bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan ulama masa lalu
(Ulama Salaf)
5.
Tidak bertentangan dengan dalil yang telah pasti.
6. Tidak bertentangan
dengan hadits ahad yang kualitas kesohihannya lebih kuat.
Pendapat
Ulama bila terjadi perbedaan antara Al-Hadis dan Al Qur-an
Imam
Syafii (pendiri
madzhab Syafii) mengatakan : Al-Hadits berangkat
dari dhonni / duga-duga atau kontroversi, sedangkan Al Qur-an berangkat dari qoth’i (mutlak kebenarannya). Suatu hadis yang sanadnya sohih,
tetapi matannya bertentangan dengan Al Qur-an, tidak ada jalan lain kecuali
mempertahankan wahyu yang diterima secara meyakinkan (Al Qur-an) dan mengabaikan
yang tidak meyakinkan (hadis).
Muhammad
Al-Ghazali dalam bukunya Al-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl
Al-Hadits, menyatakan bahwa "Para imam fiqih menetapkan hukum-hukum dengan ijtihad yang luas
berdasarkan Al Qur-an terlebih dahulu. Bila mereka menemukan
riwayat (hadits) yang sejalan dengan Al Qur-an, mereka menerimanya, tetapi
kalau tidak sejalan, mereka menolaknya karena Al Qur-an lebih utama untuk
diikuti."
Adapun
alasannya adalah
Al Qur-an sudah ditulis menjadi mushaf
tunggal pada zaman Kholifah Abu Bakar Ra. satu tahun setelah Nabi Muhammad Saw.
wafat (tahun 632 M.). Dikutip dari tulisan-tulisan dan hafalan para
sohabat. Kemudian Kholifah Utsman bin Affan Ra. pada tahun 647 M. memerintahkan
Zaid bin Tsabit Ra. dan tiga sohabat yang lain menyalin mushaf pertama tadi
menjadi beberapa mushaf dan mengirimkannya ke berbagai propinsi di wilayah
kekuasaan Islam (Kufah, Basra, Madinah, Mekah, Mesir, Suriah, Bahrain, Yaman
dan Al-Jazirah).
Sedangkan Al-Hadis
baru dikumpulkan dan ditulis 2 abad (4 generasi) setelah Nabi Muhammad Saw.
wafat oleh para Imam Hadis yaitu
(i) Imam Al-Bukhori
(814-876 M.),
(ii) Al-Muslim
(824-881 M.),
(iii) An-Nasa'i
(835-923 M.),
(iv) Abu Daud
(820-895 M.),
(v) At-Turmudzi
(829-899 M.) dan
(vi) Ibnu Majah
(829-893 M.) melalui penyaringan hadis.
Penyaringan
Hadis
Hadis-hadis itu disaring dari
ratusan ribu hadis yang dihafalkan oleh para perowinya (periwayat hadis).
Contohnya Imam Bukhori bersama
gurunya Syekh Ishaq menghimpun Hadis-hadis sohih dalam
satu kitab, dari satu juta hadis yang diriwayatkan
oleh 80.000 perowi lalu disaring menjadi 7.275 hadis.
Imam Muslim dalam Kitab Sohih Muslim, dari
sekitar 300.000 hadis beliau saring menjadi 4.000 Hadis sohih selama 15 tahun.
Penyaringan itu terutama dilakukan terhadap periwayatnya
(sanad Hadis), sedikit dari isi (matan) Hadis.
Demikian banyaknya hadis-hadis yang
disaring sehingga ada kemungkinan lolosnya hadis yang isi (matan)nya tidak
sohih.
Kritik
ulama terhadap matan (isi) kedua Hadis ini
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Jarak satu mil ini, baik satu mil
yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa
panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh,
maka bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?!” (Syarah
al-‘Aqidah al-Wasithiyyah, 2/134).
Jika matahari di dunia ini didekatkan ke
bumi dengan jarak 1 mil, niscaya bumi akan
terbakar. Bagaimana mungkin di akherat kelak matahari didekatkan dengan jarak 1
mil namun makhluk tidak terbakar?
Riwayat hadis
Kedua hadis tentang matahari di padang mahsyar itu ditulis pada abad ke-9 (12 abad yang lalu). Selama itu telah berkembang ilmu-ilmu yang waktu itu belum ada atau keadaannya sederhana.
Kedua hadis tentang matahari di padang mahsyar itu ditulis pada abad ke-9 (12 abad yang lalu). Selama itu telah berkembang ilmu-ilmu yang waktu itu belum ada atau keadaannya sederhana.
Di antaranya adalah ilmu astronomi (perbintangan), ilmu
fisika modern, ilmu Tafsir Al Qur-an dll.
Di
manakah Letak Padang Mahsyar Itu ?
Maimunah Binti Sa'ad
R.a. meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Nabi S.a.w, "Wahai Rosululloh, berilah kami pernyataan tentang Al-Quds
(Yerusalem)". Nabi S.a.w. menjawab, "Ini
adalah tanah di mana mereka akan dibangkitkan (Al-Ba’ats) dan berkumpul
(Al-Hashr)".
(H.R. Ahmad, Thobroni)
Peristiwa Isro’ (perjalanan malam) Nabi
Muhammad S.a.w. adalah gambaran kebangkitan manusia dan jin di Bumi, kemudian
mereka dikumpulkan di padang Mahsyar yang terletak di Palestina, tanpa adanya
matahari karena telah dipadamkan oleh Alloh S.w.t. pada hari kiamat.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam
dari Al Masjidil Harom ke Al Masjidil Aqsho yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Q.S. Al-Isro’ [17] : 1)
(Q.S. Al-Isro’ [17] : 1)
Apakah Bumi Tidak Hancur Pada Hari Kiamat ?
Kiamat dimulai
dengan tiupan trompet pertama oleh Malaikat Isrofil.
Sangkakala
Terompet atau
sangkakala bentuknya seperti tanduk besar yang siap ditiup oleh malaikat
Isrofil.
Dan ditiuplah
sangkakala (tiupan pertama). Maka matilah semua yang ada di langit dan di bumi,
kecuali siapa
yang dikehendaki oleh Alloh. Kemudian ditiup sangkakala
itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya
masing-masing).
(Q.S. Az-Zumar
[39]: 68).
Tiupan ini akan menimpa seluruh alam menimbulkan guncangan yang keras sehingga
gunung-gunung menjadi rata, laut saling beradu, bintang bertabrakan, matahari
akan padam, lalu hilanglah cahaya seluruh benda-benda di alam semesta (gelap
gulita).
Kita mengira
semua benda di langit dan bumi hancur, dan semua mahluk mati pada hari Kiamat.
Surat Al-A’rof [7] : 25 dan Q.S. Az-Zumar [39] : 57.
Surat Al-A’rof [7] : 25 dan Q.S. Az-Zumar [39] : 57.
Tetapi
setelah membaca Q.S. Al-A’rof [7] : 25 dan Q.S. Az-Zumar [39] : 67 yang terjemahnya adalah sebagai berikut.
Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati (Kiamat kecil), dan dari bumi itu (pula) kamu
akan dibangkitkan (Kiamat besar).
(Q.S.
Al-A’rof [7] : 25)
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya
padahal bumi
seluruhnya dalam genggamanNya (tidak hancur) pada hari kiamat dan
langit digulung dengan tangan kananNya (menjadi black holes).
Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
(Q.S. Az-Zumar [39]
:67)
Ternyata
bumi tidak ikut
hancur di hari Kiamat.
Dari bumi yang
tidak ikut hancur itu kita akan dibangkitkan setelah tiupan terompet ke-2 oleh
malaikat Isrofil.
Apa saja yang hancur
(1) Apabila matahari digulung (menjadi
black hole),
(2) dan apabila bintang-bintang berjatuhan,
3) dan apabila gunung-gunung dihancurkan,
(Q'S.
At-Takwir [81] : 1-3)
(3) Dan
bila bumi itu dipanjangkan
(diratakan, tidak hancur).
(4). Ia keluarkan apa-apa yang terkandung di dalamnya,
sehingga kosonglah ia.
(5). Karena turut perintah Tuhannya, karena memang
patut ia turut. (Q.S. Al-Insyiqoq [84] : 1-5).
(105). Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya
(di hari kiamat) sehancur-hancurnya
(106) maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali,
(107). tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.
(Q.S. Thoha [20] : 105 - 107).
Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan,"
(Q.S. Al-Qiyamah [75] :
7-9).
Benda-benda yang hancur di hari kiamat
Dari 3 surat
ini (Surat At-Takwir, Surat Al-Insyiqoq
dan Surat Thoha) benda-benda yang hancur adalah
1. Langit
terbelah, (Q.S. At-Takwir [81] : 1), langit yang berisi benda-benda
langit ikut hancur (yang berisi bumi tidak).
2. Bintang-bintang
berjatuhan, (Q.S.
Al-Insyiqoq [81] : 2)
3. Matahari digulung (menjadi black hole), (QS. Al-Insyiqoq [81]:1)
4. Matahari
dan bulan dikumpulkan," (Q.S. Al-Qiyamah [75] : 9).
5. Gunung-gunung dihancurkanNya sehancur-hancurnya.
(Q.S. Thoha [20] : 105)
Asal-mula lubang hitam (black hole) Pada mulanya matahari dan bintang terbentuk dengan kondisi di mana tingkat radiasi dan gravitasinya seimbang. Saat matahari dan bintang kehabisan bahan bakar untuk melakukan fusi, tingkat radiasi keluar semakin melemah dibanding dengan gaya gravitasi ke dalam. Maka matahari dan bintang mengalami kolaps, dan kemudian meledak menjadi supernova. Dalam ledakan ini, ada dua kemungkinan hasilnya. Salah satu di antaranya adalah lubang hitam (black hole).
Keadaan bumi di hari
kiamat
Alloh menciptakan bumi terdiri
dari 93 element (unsur), sedang matahari hanya dua unsur yaitu hidrogen dan
helium, bahkan badan langit yang paling rumit yaitu supernova hanya terdiri dari tujuh unsur.
Maka bumi jauh lebih tahan terhadap goncangan hari
kiamat dibanding badan-badan langit.
Pada Surat Thoha [20] : 105 Tuhan akan menghancurkan gunung
sehancur-hancurnya, (106) maka
Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung
itu datar sama sekali, (107) tidak
ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.
Pada
Surat Al-Insyiqoq [84] : 4 Ia
keluarkan apa-apa yang terkandung di dalamnya, sehingga kosonglah ia
Maka keadaan bumi adalah, permukaannya rata dan
dalamnya kosong (seperti bola sepak).
|
Di permukaan bumi inilah terjadi peristiwa-peristiwa kebangkitan, pengumpulan di padang mahsyar, pengadilan, perhitungan dan penimbangan (mizan).
Hari Kebangkitan / Ba’ats di bumi
Dan ditiuplah
sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dari kuburnya (menuju) ke Robb
mereka.
(Q.S. Yaasiin
[36] : 51).
Dan datanglah tiap-tiap diri,
bersama dengan Dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.”
(Q.S. Qaaf [50] : 21)
Semua manusia
yang dibangkitkan itu lalu diterbangkan (diisro’kan) oleh malaikat
penggiringnya masing-masing ke padang mahsyar yang terletak di lokasi Baitul
Maqdis, Yerusalem, Palestina. Di situ semua manusia diadili oleh Alloh Swt.
Manusia dibangkitkan dalam keadaan telanjang kaki, tanpa pakaian dan tidak
dikhitan.
Pada mulanya padang mahsyar itu gelap gulita karena matahari, bulan dan bintang-bintang telah padam.
Kemudian Alloh
Swt. menampakkan diriNya sehingga suasana di padang mahsyar menjadi terang benderang.
"Dan terang benderanglah bumi (padang Mahsyar) dengan cahaya Tuhannya; dan
diberikanlah buku dan didatangkanlah Para Nabi dan saksi-saksi dan diberi
keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan."
(QS. Az Zumar [39] :
69)
Lanjutan komentar
penulis terhadap hadis di halaman depan tentang matahari
yang berada di atas kepala
Al Hasr
Dari ayat-ayat Al Qur-an tentang keadaan kebangkitan dan padang mahsyar di
atas, terbukti bahwa matahari akan digulung menjadi black hole demikian
pula langit beserta bulan dan bintang-bintang, maka keadaan padang mahsyar gelap gulita sehingga :
adanya matahari di atas kita di padang mahsyar bertentangan dengan ayat Al Qur-an (QS. Al-Insyiqoq [81] : 1), di mana matahari digulungNya (menjadi black hole). |
Al Hasr
Al Hasr adalah pengumpulan
seluruh manusia dan jin untuk dihisab
dan diambil keputusannya.
“Pada hari
ketika mereka dibangkitkan Alloh semuanya, lalu diberitakan kepada mereka
tentang yang telah mereka kerjakan. Alloh mengumpulkan (mencatat)
perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Alloh Maha menyaksikan
segala sesuatu.”
(QS.
Al-Mujadilah [58] : 6).
Asal mula neraka
(Dari bumi) Ia keluarkan apa-apa yang
terkandung di dalamnya (magma bumi), sehingga kosonglah ia. (QS. Al-Insyiqoq [84] : 4).
Isi bumi /
magma ini oleh para malaikat ditarik lewat di atas padang mahsyar sehingga
terlihat oleh seluruh manusia dan jin lalu dibawa keluar dari dimensi alam
semesta dijadikan api neraka. Di atas neraka itu
dibentangkan shiroth.
5)
Janganlah begitu (kalla), jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
(6) niscaya kamu benar-benar akan
melihat neraka Jahannam (ditarik para malaikat di atas padang
mahsyar),
(7) dan sesungguhnya, kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yakin,telah mereka
kerjakan dahulu
(8) kemudian kamu
pasti akan ditanyai pada hari itu, tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan
di dunia itu / dihisab).
(QS. At-Takatsur [102] : 5-8)
Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan
menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.
(QS. Al-Hijr
[15] : 92, 93)
Hisab di bumi
“Dan ketika para hamba diberikan
kitab-kitab mereka, maka dikatakan pada mereka: “Inilah kitab (catatan) Kami
yang menuturkan kepadamu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh
mencatat apa-apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS.
Al-Jatsiyah [45] : 25)
“Dan kamu lihat
tiap-tiap umat dipanggil untuk (meiihat) buku catatan amalnya, Pada hari itu
kamu diberi balasan terhadap yang telah kamu kerjakan.”
(QS. Al-Jatsiyah [45] : 28).
Yang pertama kali dihisab dari hak-hak
Alloh pada seorang hamba adalah sholatnya, sedang yang pertama kali diadili di
antara manusia adalah urusan darah. Seorang hamba akan ditanya tentang empat
hal :
1. Umur
dan masa mudanya,
2.
Hartanya,
3.
Amalnya
4.
Nikmat yang ia terima selama hidup di dunia.
Mizan di bumi
Mizan adalah alat yang dipakai Alloh Swt. pada hari kiamat untuk menimbang
amalan hamba-hambaNya.
“Dan Kami akan memasang
timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang
sedikitpun. Dan jika amalan itu seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan
(pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
(QS. Al-Anbiya
[21] : 47).
Di manakah Letak Sorga Itu ?
(Sorga yang dikunjungi Nabi Adam
dan Hawa, serta Nabi Muhammad Saw. sewaktu mikroj).
Apakah ada di Langit ?
Jawab : Surga
itu bukan berada di langit, tetapi ada di masa depan.
Di manakah
jalan ke surga itu ?
Bagi manusia
yang masih hidup (Nabi Adam, Hawa dan Nabi Muhammad Saw.), jalan masuknya
melewati Sidrotul
Muntaha, lewat terowongan waktu pergi ke masa depan.
Dan Sesungguhnya Muhammad telah
melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal.
(QS. An Najm [53] : 13-15
Bagi yang sudah mati
jalan masuk ke Surga adalah melalui Shiroth.
Hancurnya
Alam Semesta Dunia dan Penciptaan Surga
Langit (dan bumi) digulung / Big Crunch
Setelah semua
orang meninggalkan padang mahsyar di bumi maka bumi sudah tidak diperlukan lagi
bagi manusia. Maka langit (dan bumi) digulung oleh Alloh Swt.
(Yaitu)
pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas (Big Crunch). Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama (menciptakan langit dan bumi dunia secara Big
Bang), begitulah Kami akan
mengulanginya (menciptakan
langit dan bumi surga secara Big Bang), Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya
Kamilah yang akan melaksanakannya.
(QS. Al-Anbiya [21] :104).
“(yaitu) pada
hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain (bumi
dunia diganti bumi surga) dan (demikian pula) langit (langit dunia diganti langit
sorga), dan mereka semuanya berkumpul (di shiroth, lihat hadith di bawah) menghadap ke hadirot Alloh yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
(QS. Ibrohim [14]
:48).
Waktu itu orang mukmin dan munafik ditempatkan
di Shiroth
Aisyah istri Nabi berkata: “Aku bertanya, ‘Di manakah manusia pada waktu itu, ya Rosul Alloh ?’” Rosul menjawab, “Di atas Shiroth (jembatan) (H.R. Ahmad).
Maka di atas
shiroth itu Alloh swt. menempatkan seluruh orang mukmin dan munafik yang
jumlahnya berjuta dan bermilyard. Tentunya shiroth itu sangat lebar. Sehingga
tidak mungkin bentuknya lebih tipis dari rambut
dan pedang. Mungkin yang dimaksud adalah permukaan-nya sangat licin.
Allah
ta’ala berfirman:
“Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (takut kepada Alloh). (QS. Ali Imron [3] :133)
Dalam
firmanNya yang lain Allah menyatakan:
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-rosulNya . Itulah karunia Alloh, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan Alloh mempunyai karunia yang besar.
(QS. Al Hadid [57]: 21)
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-rosulNya . Itulah karunia Alloh, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan Alloh mempunyai karunia yang besar.
(QS. Al Hadid [57]: 21)
Teori Big Bang adalah teori terbentuknya
alam semesta yang paling terkenal dan paling
masuk akal.
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini
berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian meledak dan
mengembang sekitar 13.700 juta tahun yang lalu.
Big Bang adalah teori yang paling banyak didukung oleh
sederetan bukti ilmiah sehingga dapat diterima oleh semua kalangan baik para ilmuwan maupun orang awam. Uniknya, teori ini juga dapat
menentukan akhir dari alam semesta. Teori Big Bang pertama kali dikemukakan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang
kosmolog asal Belgia pada tahun 1920-an. Menurutnya, alam semesta ini mulanya
berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api kecil
dengan ukuran sangat kecil. Gumpalan itu
semakin lama se-makin memadat dan memanas, kemudian meledak dan memuntahkan
seluruh isi dari alam semesta. Big Bang melepaskan sejumlah besar energi di alam
semesta yang membentuk seluruh materi alam semesta dan kemudian berkembang
hingga menjadi bentuk yang sekarang ini dan akan terus berkembang.
Teori Big Bang juga menjelaskan bahwa alam semesta
memiliki siklus yang berulang. Pada suatu titik, alam semesta akan berhenti mengembang
dan mulai menyusut. Semua akan ditarik dan menyisakan Black hole besar. Inilah yang
disebut dengan Big Crunch, yang merupakan kelanjutan teori dari Big Bang.
Menurut teori Big Crunch, alam semesta tidak akan
mengalami akhir karena ia membentuk sebuah siklus. Ia akan
meledak, mengembang, menyusut, lalu menghilang dan terus menerus seperti itu (hanya dua kali, siklus yang ke-2 membentuk alam
semesta sorga, lihat gambar di atas, penulis). Dalam kata lain, alam semesta
akan bereinkarnasi.
Atom hidrogen terbentuk bersamaan saat
energi dari Big
Bang meluas keluar. Atom hidrogen tersebut terus bertambah banyak
dan berkumpul membentuk debu dan awan
hidrogen atau biasa disebut nebula. Awan hidrogen tersebut bertambah padat dan memanas hingga temperatur jutaan derajat celcius.
Awan hidrogen ini menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta.
Setelah terbentuk banyak bintang, bintang tersebut berkumpul membentuk kelompok
yang kemudian disebut galaksi. Dari galaksi, lahirlah milyaran tata surya.
Salah satunya adalah yang kita tinggali sekarang ini.
Big Bang di dalam Al Qur-an
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
(QS. Al-Anbiya’ [21]:30).
Nasib manusia selanjutnya
1. Orang mukmin Lalu
orang-orang mukmin mengikuti Robb mereka, dan dibentangkanlah
di muka mereka Ash-Shiroth dalam keadaan gelap gulita. Shiroth adalah jembatan
yang dibentangkan di atas Neraka Jahanam untuk diseberangi orang-orang mukmin
yang menuju jannah. Alloh memberi cahaya kepada orang-orang mukmin sesuai
dengan kadar amalnya masing-masing. Mereka meniti Shiroth tersebut dengan
cahaya tadi.
“Ada
yang melewati shiroth laksana kejapan mata dan ada yang seperti tiupan angin,
ada yang terbang seperti burung dan ada yang menyerupai orang yang mengendarai
kuda, ada yang selamat 100%, ada yang selamat dengan kondisi lecet-lecet, dan
ada yang terpeleset jatuh ke neraka jahanam”. (HR. Bukhori dan Muslim).
2. Orang munafik Sedang orang-orang munafik di Shiroth berjalan tanpa cahaya sehingga tidak
tahu arah, maka mereka terjatuh ke dalam neraka.
“Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata
kepada orang-orang yang beriman.: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil
sebagian cahayamu.” Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu dan carilah
cahaya(mu) sendiri.” Lalu diadakan di
antara mereka dinding yang berpintu. Di dalamnya ada rohmat dan di luarnya ada
siksa.”
(QS. Al-Hadid [57]:13).
3. Orang kafir dan
musyrik
Dan orang-orang kafir digiring menuju ke
neraka dengan berkelompok-kelompok. Sehingga apabila mereka sampai ke
neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka
penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di
antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu
akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab:
"Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang
kafir.
(QS. Az-Zumar [39] : 71).
Sesungguhnya orang-orang kafir,
yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik, (akan masuk) ke neraka Jahannam;
mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
(QS.
Al-Bayyinah [98] : 6).
Kesimpulan
Pada hari kiamat yang ditandai oleh dua kali tiupan
trompet, semua ciptaan Alloh Swt. hancur. Matahari beserta langit digulung
menjadi black
hole, sehingga keadaannya gelap gulita. Bumi digenggam Allah dengan tanganNya sehingga tidak ikut hancur.
Isi bumi dikeluarkanNya menjadi api neraka. Permukaan bumi diratakanNya seperti
bola untuk tempat kebangkitan, pengumpulan di Palestina, pengadilan serta penimbangan. Karena matahari sudah padam maka
Lalu Alloh Swt. menampakkan diriNya, maka suasana di padang mahsyar menjadi terang benderang. Setelah selesai penimbangan selanjutnya langit dan bumi digulung (Big Crunch) seperti menggulung kertas. Di tempat yang dahulunya terdapat alam semesta dunia itu Alloh Swt. menciptakan alam semesta sorga yang luasnya sama dengan langit dan bumi secara Big Bang kedua. Orang kafir dan musyrik dimasukkan ke dalam neraka, sedang orang mukmin dan munafik ditempatkan di shiroth yang terletak di atas neraka.
Mustahil di padang mahsyar matahari ada di atas kita
|
Lalu Alloh Swt. menampakkan diriNya, maka suasana di padang mahsyar menjadi terang benderang. Setelah selesai penimbangan selanjutnya langit dan bumi digulung (Big Crunch) seperti menggulung kertas. Di tempat yang dahulunya terdapat alam semesta dunia itu Alloh Swt. menciptakan alam semesta sorga yang luasnya sama dengan langit dan bumi secara Big Bang kedua. Orang kafir dan musyrik dimasukkan ke dalam neraka, sedang orang mukmin dan munafik ditempatkan di shiroth yang terletak di atas neraka.
Jember, 17 Januari 2017
Dr. H.M. Nasim Fauzi.
Jalan
Gajah Mada 118
Tilpun
(0331) 481127
Jember
Kepustakaan
01. Abu Najdi Haraki, Misteri Isra’ Mi’raj”, DIVA Press, Jogjakarta, 2007
02. Al Imam Muhammad Asy Syaukani, Nailul
Authar, Penerjemah Drs. Hadimulyo dkk. Penerbit Asy Syifa, Semarang, 1994, jilid 1
hal. 685.
03. Bey Arifin, Hidup Sesudah Mati, Kinada Jakarta, 1987.
04. Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam Al-Quran, PT
Almaarif, Bandung, 1971
04. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, CV.
Asy-Syifa, Semarang, 1999.
05. Departemen Agama RI, Tafsir Al Qur-an Jilid
2, Jakarta, 2009
06. Felix Pirani dan Christine Roche, Mengenal Alam Semesta,
Mizan "For Beginners", Bandung, 1997.
07.Ibnu Katsir, Huru Hara Hari Kiamat, Pustaka Al-Katsar, Jakarta, 2002.
08. Imam Al-Qurtubi,
Rahasia Kematian, Alam Akhirat & Kiamat, Akbar, Jakarta, 2014.
09. J.P. McEnvoy dan Oscar Zarate, Mengenal Hawking For
Beginners, Mizan, Bandung, 1998.
10. Muhammad Muhibuddin, Keajaiban Yerusalem, Araska,
Yogyakarta, 2014, halaman 152-156.
11. Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, Grafiti, Jakarta, 1994
14 https://id.wikipedia.org/wiki/Hadits
15. https://id.wikipedia.org/wiki/
isra_Mikraj
16. https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Abdullah_
Muhammad_i al-Bukhari