BENARKAH HANYA
ALLOH DAN ROSULNYA
YANG BISA MENAFSIR-
ALLOH DAN ROSULNYA
YANG BISA MENAFSIR-
KAN AL QUR-AN ?
Contoh Kasus Tafsir Kata Wali
Oleh
: Dr. H.M. Nasim Fauzi
Pendahuluan
Dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TVOne, Selasa
(11/10/ 2016), ucapan Nusron Wahid banyak menimbulkan reaksi.
Pada makalah ini penulis mengomentari pendapatnya bahwa para ulama yaitu
MUI tidak berhak menafsiri Al Qur-an,
dalam hal ini adalah surat Al-Maidah : 51. Pada ayat ini MUI menafsirkan
“auliya” dengan “pemimpin-pemimpin” sesuai dengan Al-Quran dan Terjemahnya
terbitan Depag
RI.
Menurut Nusron hanya Alloh dan
Rosulnya saja yang berhak menafsirkan Al Qur-an bukan MUI.
Terjemah
Surat Al-Maidah ayat 51 dalam Al-Quran dan Terjemahnya terbitan Departemen Agama RI
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى
أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ
فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang
Yahudi dan Nasroni menjadi pemimpin-pemimpin (auliya’)mu; sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya
Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zolim.
Asbabun Nuzul (latar belakang turunnya ayat) Surat
Al-Maidah : 51
Diriwayatkan oleh
Ibnu Ishaq, Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan al-Baihaqi, yang bersumber dari
‘Ubadah bin ash-Shamit bahwa ‘Abdulloh bin Ubay bin Salul (tokoh munafik
Madinah) dan ‘Ubadah
bin ash-Shamit (salah seorang tokoh Islam dari Bani ‘Auf bin
Khazroj) terikat oleh suatu perjanjian untuk saling membela dengan Yahudi Bani
Qainuqo’.
Ketika Bani Qainuqo’
memerangi Rosulullah Saw. ‘Abdulloh bin Ubay tidak melibatkan diri. Sedangkan
‘Ubadah bin ash-Shamit berangkat menghadap Rosululloh saw. untuk membersihkan
diri kepada Alloh dan RosulNya dari ikatannya dengan Bani Qainuqo’ itu, serta
menggabungkan diri bersama Rosulullah dan menyatakan hanya taat kepada Alloh
dan RosulNya.
Maka turunlah ayat
ini (al-Maaidah: 51) yang mengingatkan orang yang beriman untuk tetap taat
kepada Alloh dan RosulNya, dan tidak mengangkat kaum Yahudi dan Nasroni menjadi pemimpin mereka
Bangsa Yahudi di Madinah
Selain Banu Aus dan
Khazraj yang berbangsa Arob, di Yathrib / Madinah dan sekitarnya terdapat
bangsa Yahudi / Bani Isroil yang lebih lama tinggal di situ, sehingga menguasai
ekonomi dan politik.
Mereka menunggu
kedatangan seorang Nabi baru yang terulis di daIam Taurat. Kedatangan Nabi
Muhamad Saw.yang bukan berbangsa Yahudi dan merebut kepemimpinan di Madinah
mengecewakan mereka. Lalu mereka membuat gara-gara sehingga timbul peperangan
dengan.kaum Muslimin.
Komentar para ulama terhadap pendapat pada judul
makalah ini
1. Golongan yang setuju
Dalll yang dipakai adalah QS. Ali Imron [3]:7
Hanya Alloh yang mengetahui takwilnya
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Dialah yang
menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat
yang muhkamaat, itulah pokok-pokok
isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam
hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat
yang mutasyaabihaat
daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang
mengetahui ta'wilnya melainkan Allah.
Dan
orang-orang yang men-dalam ilmunya berkata: "Kami beriman
kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami".
Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang
berakal.هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Tafsir QS. Al-Maidah Ayat 51
Di dalam Al Qur-an ada dua macam ayat:
1. Ayat-ayat Muhkamat yakni ayat-ayat
yang maknanya jelas terutama yang membahas masalah hukum,
akhlaq, faraid, halal dan haram dll.
2. Ayat-ayat Mutasyabihat adalah
ayat-ayat yang maknanya samar, bermakna lebih dari satu sehingga
menimbulkan keraguan, yang membutuhkan bantuan tafsir dengan ayat lain
atau hadits penjelas.
Sehingga penafsirannya bisa terjadi multi tafsir.
Nusron Wahid menggolongkan kata awliya pada Surat Al-Maidah ayat 51 sebagai ayat mutasyabihat yang
multi tafsir.
Menurut Alloh Swt. pada QS. Ali Imron (3):7, hanya Alloh saja yang mengetahui ta’wilnya.
Bukan selain Alloh, bukan Rosulnya, bukan pula para Ahli Tafsir Al Qur-an, apalagi
MUI.
Pendapat penulis, karena hanya Alloh Swt. saja yang mengetahui ta’wil
ayat-ayat mutasyabihat itu, untuk mengetahui ta’wilnya kita harus bertanya kepada
Alloh Swt. Masalah ini akan dibahas nanti.
2. Golongan yang tidak setuju (bahwa hanya Alloh yang mengetahui ta’wilnya).
Para ulama tafsir berpendapat bahwa
selain Alloh Swt dan RosulNya boleh
menafsiri ayat-ayat mutasyabihat. Namun ada syarat yang berat yang harus
dipenuhi. Sesuai dengan hadis berikut :
“Barangsiapa berkata tentang Al Qur’an
dengan logikanya (semata), maka silakan ia mengambil tempat duduknya di neraka” (HR. Tirmidzi)
Menurut ustadz Felix Siauw, pendapat hanya Alloh Swt saja yang mengetahui tafsir Al-Quran adalah
pendapat para orientalis yang ingin memisahkan kaum muslimin dari Al-Quran
sehingga umat Islam menjadi rusak.
Menanggapi pernyataan bahwa hanya Alloh Swt. yang mengetahui ta’wil
ayat-ayat mutasyabihat itu,. sebagian penafsir berpendapat bahwa kalimat
berikutnya dapat digabung, sehingga ayat itu berbunyi :
وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا
اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ
tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya, yaitu para
ahli tafsir Al Qur-an.
Maka keadaan Tafsir Al Qur-an tetap
seperti sekarang yaitu para ahli tafsir boleh menafsirkan ayat-ayat
mutasyabihat dengan segala akibatnya.
Metode Tafsir Al Qur-an sekarang.
Alloh berfirman : Sesungguhnya
Kami menjadikannya (yakni kalam Alloh) berupa Qur-an yang berbahasa Arob agar
kamu dapat memahami (pesan-pesannya). (QS. Az-Zukhruf [43] : 3).
Jalan fikiran para ahli tafsir Al Qur-an adalah :
Karena Al Qur-an
menggunakan bahasa Arob (manusia) maka Bahasa (Arob) Al Qur-an juga harus
memakai kaidah bahasa Arob (manusia)
Yaitu : setiap kata di dalam Al
Qur-an mempunyai beberapa arti.
Seorang
Ahli Tafsir periode awal bernama Muqotil ibn Sulaiman (w.150 H / 767 M. di
Basrah) menegaskan bahwa kata-kata di dalam Kitab Al Qur-an di samping
memiliki makna yang definitif, juga memiliki alternatif makna lainnya, yang
harus diketahui oleh Ahli Tafsir Al Qur-an. Sebagai contoh, menurut
beliau kata
al-huda memiliki 17 makna.
Pendapat beliau ini dianut sampai sekarang oleh para mufassir
modern yaitu setiap kata di dalam Al-Quran mempunyai
beberapa arti.
Kaidah setiap kata
di dalam Al-Quran memiliki beberapa arti menimbulkan Al Qur-an yang multi tafsir karena arti suatu kata di
dalam Al Qur-an yang dipakai oleh mufassir yang satu berbeda dengan arti kata
yang dipakai oleh mufasir yang lain, bahkan mungkin bisa saling bertentangan.
Padahal Alloh menyatakan bahwa tidak ada pertentangan di dalam Al Qur-an.
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur-an? Kalau
kiranya Al Qur-an itu bukan dari sisi Alloh, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. An-Nisa' [4] :82).
Kajian Bahasa Arob
Bahasa Arob terbagi atas empat macam.
1. Bahasa
Arob pasaran yang dipakai oleh masyarakat sehari-hari.
2. Bahasa
Arob baku (bahasa Arob sastra) yang digunakan di tempat kerja, pemerintahan,
dan media massa.
3. Bahasa
Arob klasik atau bahasa Arob kuno, yaitu bahasa Arob yang dipakai pada zaman Nabi
Muhammad Saw pada abad ke 7 M.
4. Bahasa Arob Al Qur-an.
Permasalahan
Benarkah
Bahasa (Arob) Al Qur-an = Bahasa Arob Manusia?
1. Pendapat Sayidina Ali bin Abi Tholib Ra. tentang Bahasa Arob Al
Qur-an.
Sayyidina Ali Ra.
bersabda : “Bisa jadi yang diturunkan Alloh (Al Qur-an) sepintas terlihat
serupa dengan ucapan manusia, padahal itu adalah firman Alloh sehingga pengertiannya tidak sama
dengan ucapan manusia. Sebagaimana tidak serupa perbuatan Alloh dengan
perbuatan manusia. Firman Alloh adalah sifatNya, sedang ucapan manusia adalah
perbuatan mereka. Karena itu juga jangan sampai engkau menyamakan firmanNya
dengan ucapan manusia sehingga mengakibatkan engkau binasa dan tersesat.
Ucapan Sayidina Ali Kw. itu secara logis dapat diringkas
menjadi :
Al Qur-an
yang satu, diturunkan oleh Alloh yang satu, lewat malaikat yang satu yaitu
Jibril As. kepada Nabi yang satu yaitu Nabi Muhammad Saw., maka setiap katanya hanya mempunyai satu arti.
2. Pendapat Prof. Toshihiko
Izutsu.
(Toshihiko Izutsu, Konsep-konsep Etika Religius dalam
Quran, PT Tiara Wacana, Yogjakarta, 1993).
Prof. Toshihiko Izutsu adalah seorang pakar bahasa
Arab kuno (zaman turunnya Al Qur-an). Menurut Izutsu kata-kata di dalam Al
Qur-an berasal dari bahasa Arob kuno dengan makna tertentu.
a. Makna asli kata itu dapat
diperoleh dari syair-syair yang diciptakan pada zaman jahiliah.
b. Makna asli kata-kata bahasa Arob
di dalam Al Qur-an tidak bisa diperoleh dari kamus bahasa Arob modern yang
sering berbeda dengan bahasa Arob kuno.
c. Kata-kata bahasa
Arob kuno ini setelah dipakai oleh Al Qur-an maknanya menjadi berubah dari
aslinya
d. Untuk
bisa memahami Al Qur-an dengan tepat, kita harus mengetahui makna baru
kata-kata itu
Komentar penulis
Menurut Sayidina Ali Kw. bahasa
Arob Al Qur-an berbeda dengan Bahasa Arob (manusia) yang setiap katanya
mempunyai beberapa arti. Berarti bahasa (Arob) Al Qur-an setiap katanya hanya punya
1 arti.
Pendapat Profesor Izutsu bahwa
Alloh merubah arti kata bahasa Arab kuno menjadi arti baru berarti Alloh
merubah kata bahasa Arob (kuno) yang berarti ganda itu menjadi bahasa (Arob) Al
Qur-an yang hanya mempunyai arti tunggal. Arti baru itu hanya diketahui oleh Alloh Swt. Untuk mengetahui arti kata itu kita
harus bertanya
kepada Alloh Swt. (tidak bisa bertanya kepada ahli tafsir Al Qur-an
yang menggunakan kaidah bahasa Arob (manusia).
Bertanya
kepada Alloh
Zaman manusia bisa berbicara dengan Alloh
Swt seperti Nabi Adam As. dan Nabi Musa (Kalamulloh) sudah lewat, maka kita
hanya bisa bertanya kepada Alloh Swt dengan membaca Al Qur-an. .
Bertanya kepada Alloh (BKA) dengan membaca Al Qur-an
Prinsip
yang kita pakai adalah : setiap kata di
dalam Al Qur-an hanya mempunyai satu arti.
Sebagai
contoh kita menanyakan kepada Alloh Swt. tentang arti kata wali dan awliya.
Adapun cara Bertanya kepada Alloh (BKA) tentang arti kata wali adalah
sebagai berikut:
BKA 1. Kata yang kita tanyakan maknanya kepada Alloh Swt.
adalah kata wali dan awliya.
BKA 2. Kita
cari makna kata wali di
dalam kamus Al Qur-an dan Kamus Bahasa Arob.
No.
|
Nama Kamus
|
Arti Wali
|
1
2
3
|
Kamus Arab Indonesia
Abdullah bin Nuh
Qamus Al Qur-an Abdul
Qadir Hasan
Kamus Arab Inggris Indonesia
Elias
|
Pelindung
Penolong, pengawal, kawan, pengurus, yang
kuasa, ketua, ahli waris.
Patron (suri tauladan), pendukung
|
Ada 10 arti kata wali dan awliya yang ditemukan.
BKA 3 Karena kata
wali dan awliya hanya mempunyai satu arti, maka kita pilih
salah satu arti dari 10 arti kata wali dan awliya yang
kita anggap paling cocok pada daftar di atas,. Misalkan kita pilih artinya adalah pelindung. Pilihan
lain adalah penolong, pengawal dll.
BKA 4. Kita kumpulkan semua ayat di dalam Al Qur-an yang mengandung kata wali dan awliya. Untuk mencari ayat-ayat tersebut
kita bisa memakai Kamus Al Quran, Konkordansi Qur'an karangan Ali Audah, Indeks
Al Qur-an karangan Sukmajaya dkk. dll. Ditemukan 41 ayat Al Qur-an yang mengandung kata wali dan awliya’.
Daftar
ayat-ayat Al Qur-an yang mengandung kata wali dan awliya’.
No.
|
Ayat
|
No.
|
Ayat
|
No
|
Ayat
|
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
|
[2]:107
[2]:120
[2]:257
[3]:
68
[3]:122
[4]:45
[4]:75
[4];
89
[4]:119
[4]:123
[4]:173
[5]:55
[6]:14
[6]:51
[6]:70
|
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
|
(6]:127
[7]:155
[9]:74
[9]:
116
[13]:37
[16]:63
[17]:
33
[17]:111
[18]:17
[18]:26
[19]:5
[19]:45
[27]:49
[29]:22
[32]:
4
|
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
|
[33]:17
[34]:41
[33]:65
[41]:34
[42]:8
[42]:9
[42]:28
[42]:31
[42]:44
[45]:19
[48]:22
|
BKA 5. Semua ayat yang kata wali dan awliya nya
kita artikan dengan pelindung itu kita analisa
apakah cocok dengan keseluruhan isi ayat. Bila cocok kita tulis (cocok) di belakang kalimat ayat itu. Bila tidak
cocok kita tulis (tidak cocok).
|
BKA 6. Bila semua ayat yang kita analisa
itu (cocok) maka itulah arti kata wali dan awliya di
dalam Al Quran menurut Alloh Swt.. Bila (tidak
cocok) maka kita ambil arti kata lainnya.
BKA 7, Ternyata arti
kata wali dan awliya = pelindung cocok
pada ke-41 ayat yang kita teliti
BKA 8 , Kesimpulan
|
Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasroni menjadi pelindung-pelindung (auliya’)mu;
sebahagian mereka adalah pelindung bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa
di antara kamu mengambil mereka menjadi pelindung, maka sesungguhnya termasuk golongan
mereka.
Sesungguhnya
Alloh tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim.
Jember, 4 Juli 2017
Dr. H.
M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember
Kepustakaan.
01. Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu
Katsir Jilid 1, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Bogor, 2008.
02.. Abdullah bin Nuh dkk,
Kamus Arab Indonesia, Mutiara, Jakarta, 1971.
03. Abdul Qadir Hassan, Qamus
Al-Qur'an, Yayasan Almuslimun, Bangil, 1991.
04. Ali Audah, Konkordansi
Qur'an, Mizan, Bandung, 1991.
05. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, CV. Asy-Syifa, Semarang, 1999.
06. Elias A Elias & Edward
E. Elias, H. Ali Almascatie BA,
Kamus Saku Arab Inggris Indonesia, Almaarif, Bandung, Tanpa tahun.
07. Toshihiko
Izutsu, Konsep-konsep Etika
Religius dalam Quran, PT Tiara Wacana, Yogjakarta, 1993).
10. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/
umum/16/10/13/oez9bx365-ini-sindiran-ustaz-felix-siauw-untuk-nusron-wahid
11. https://www.youtube.com/watch?v= DM84RW
barR4
13. http://nabimuhammad.info/sejarah-yastrib/
Lampiran
Analisa
ayat-ayat yang mengandung kata wali dan awliya
01. QS
Al-Baqoroh [2]:107 Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi
adalah kepunyaan Alloh? Dan tiada bagimu selain Alloh seorang pelindung
(wali), maupun seorang penolong. (cocok)
02. QS Al-Baqoroh [2]:120
Orang-orang Yahudi dan Nasroni tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Alloh itulah
petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan
mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Alloh tidak lagi menjadi pelindung (wali)
dan penolong bagimu. (cocok)
03. QS Al-Baqoroh [2]:257
Allah pelindung (wali), orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang
kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaiton, yang mengeluarkan mereka daripada
cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya. (cocok)
04. QS. Ali Imron [3]: 68
Sesungguhnya orang yang berlindung (kepada Alloh) bersama (awla)
Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad),
beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Alloh adalah Pelindung (wali) semua orang-orang yang beriman. (cocok)
05. QS. Ali Imron [3]:122 Ketika dua
golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Alloh adalah pelindung bagi kedua golongan itu (waliyuhuma). Karena itu hendaklah kepada Alloh saja orang-orang
mukmin bertawakkal. (cocok)
06. QS An-Nisa’ [4]:45 Dan
Alloh lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah
Alloh menjadi pelindung (wali) (bagimu). Dan cukuplah Alloh menjadi
Penolong (bagimu) (cocok).
07. QS An-Nisa’ [4]:75
Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang
lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa:
"Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zolim
penduduknya dan berilah kami pelindung (wali) dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong
dari sisi Engkau!". (cocok)
08. QS An-Nisa’ [4]; 89
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir,
lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara
mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijroh pada jalan Alloh. Maka
jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya,
dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung (wali),
dan jangan (pula) menjadi penolong. (cocok)
09. QS An-Nisa’ [4]:119 Dan
aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang
ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka
(mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya". Barangsiapa
yang menjadikan syaitan menjadi pelindung (wali), selain Alloh, maka sesungguhnya ia
menderita kerugian yang nyata. (cocok)
10. QS An-Nisa’ [4]:123 (Pahala dari Alloh) itu bukanlah
menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli
Kitab. Barang-siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan
dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung
(wali), dan tidak (pula) penolong baginya
selain dari Alloh. (cocok)
11. QS An-Nisa’ [4]:173
Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Alloh akan
menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari
karuniaNya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Alloh
akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan
memperoleh bagi diri mereka pelindung (wali) dan penolong selain dari pada Allah. (cocok)
12. QS. Al-Maidah [5]:55
Sesungguhnya pelindung (wali) kamu hanyalah Allah, RosulNya, dan
orang-orang yang beriman, yang mendirikan sholat dan menunaikan zakat, seraya
mereka tunduk (kepada Alloh). (cocok)
13. QS. Al-An’am [6]:14 Katakanlah: "Apakah akan
aku jadikan pelindung (wali) selain dari Alloh yang menjadikan langit
dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak memberi makan?" Katakanlah:
"Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali
menyerah diri (kepada Alloh), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang
musyrik". (cocok)
14. QS. Al-An’am [6]:51 Dan
berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut
akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak
ada seorang pelindung (wali) dan pemberi syafa'at pun selain daripada
Alloh, agar mereka bertakwa. (cocok)
15. QS. Al-An’am [6]:70 Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan
agama mereka sebagai main-main dan senda gurau. Peringatkanlah (mereka) dengan
Al-Quran itu, agar masung-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka. Tidak
akan ada baginya pelindung (wali) selain Alloh dan semua tebusan untuk
selamat dari siksaan tidak ada yang diterima. Orang-orang kafir yang ditahan di
dalam siksaan akibat perbuatan jahat yang mereka lakukan itu, di neraka
jahannam akan mendapatkan siksa berupa air yang sangat panas dan siksaan yang
sangat pedih akibat kekufuran mereka. (cocok)
15. QS. Al-An’am (6]:127 Bagi
mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung (wali) mereka
disebabkan amal-amal soleh yang selalu mereka kerjakan. (cocok)
17. QS. Al-A’rof [7]:155 Dan
Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada
Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa
bumi, Musa berkata: "Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau
membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena
perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari
Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan
Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah yang melindungi (wali)
kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rohmat. Dan Engkau lah Pemberi ampun
yang sebaik-baiknya". (cocok
18. QS At-Taubah [9]:74 Mereka
(orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Alloh, bahwa mereka tidak
mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan
perkataan kekafiran, Dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa
yang mereka tidak dapat mencapainya, Dan mereka tidak mencela (Alloh dan
RosulNya), kecuali karena Alloh dan RosulNya telah melimpahkan karuniaNya
kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka.
Dan jika mereka berpaling, niscaya Alloh akan mengazab mereka dengan azab yang
pedih di dunia dan akhirot; dan mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung (wali).dan
tidak (pula) penolong di muka bumi. (cocok)
19. QS At-Taubah [9]: 116 Sesungguhnya milik Alloh lah kerajaan langit
dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung (wali).
dan penolong bagimu selain Alloh. (cocok)
21. QS An-Nahl [16]:63 Demi Alloh, sesungguhnya
Kami telah mengutus rosul-rosul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi
syaiton menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk),
maka syaiton menjadi pelindung (wali) mereka di hari itu dan bagi mereka azab
yang sangat pedih. (cocok)
22. QS. Al-Isro’[17]: 33 Dan
janganlah kamu membunuh orang yang diharomkan Alloh (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. Dan ba-rangsiapa dibunuh secara zolim, maka
sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada yang dilindungi (wali)
(ahli waris)nya tetapi janganlah ahli
waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang
mendapat pertolongan. (cocok)
23. QS. Al-Isro’ [17]:111 Dan
katakanlah: "Segala puji bagi Alloh yang tidak mempunyai anak dan tidak
mempunyai sekutu dalam kerajaanNya. Dan Dia bukan pula hina yang memerlukan pelindung (wali) dan
agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. (cocok)
24. QS Al-Kahf [18]:17 Dan
kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah
kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka
berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) Alloh. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh,
maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkanNya, maka
kamu tidak akan mendapatkan seorang pelindung
pun (wali) yang dapat memberi petunjuk
kepadanya. (cocok)
25. QS Al-Kahf [18]:26 Katakanlah: "Alloh lebih mengetahui
berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaanNya lah semua yang tersembunyi
di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatanNya dan alangkah tajam
pendengaranNya; Tak ada seorang pelindung pun
(wali) bagi mereka selain dari padaNya;
Dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutuNya dalam menetapkan
keputusan". (cocok)
26. QS. Maryam [19]:5 Dan
sesungguhnya aku khawatir terhadap yang kulindungi (mawali)ku (anak) sepeninggalku,
sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi
Engkau seorang putera, (cocok)
27. QS. Maryam [19]:45 Wahai
bapakku, sesung-guhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan
Yang Maha Pemurah, maka kamu menja-di orang yang dilindungi
(wali) syaiton". (cocok)
28. QS An-Naml [27]:49 Mereka
berkata: "Bersumpah-lah kamu dengan nama Alloh, bahwa kita sungguh-sungguh
akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian
kita katakan kepada yang dilindungi (wali / waris)nya (bahwa) kita tidak menyaksikan
kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang
benar". (cocok)
29. QS Al-Ankabut [29]:22 Dan
kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Alloh) di bumi dan
tidak (pula) di langit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung (wali).dan
penolong selain Alloh. (cocok)
30. QS As-Sajdah [32]: 4 Alloh lah yang menciptakan langit dan
bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia
bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang pelindung pun (wali)
dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan? (cocok)
31. QS. Al-Ahzab [33]:17
Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Alloh jika
Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rohmat untuk dirimu?" Dan
orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung (wali), dan penolong
selain Alloh. (cocok)
32. QS.Saba’ [34]:41
Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkau lah pelindung (wali)
kami, bukan mereka; Bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka
beriman kepada jin itu". (cocok)
33. QS.
Al-Ahzab [33]:65 Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak
memperoleh seorang pelindung pun (wali), dan tidak (pula) seorang penolong. (cocok)
34. QS
Fushilat [41]:34 Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu
dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi orang yang saling melindungi (wali). (cocok)
35. QS
Asy-Syuro [42]:8 Dan kalau Alloh
menghendaki niscaya Alloh menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia
memasukkan orang-orang yang dikehendakiNya ke dalam rohmatNya. Dan orang-orang
yang zolim tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun
(wali).dan tidak pula seorang penolong. (cocok)
36. QS
Asy-Syuro [42]:9 Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung
(awliya) selain Alloh? Maka Alloh, Dia
lah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati, dan
Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (cocok)
37. QS
Asy-Syuro [42]:28 Dan Dia lah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus
asa dan menyebarkan rohmatNya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung
(wali) lagi Maha Terpuji. (cocok)
36. QS
Asy-Syuro [42]:31 Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Alloh) di
muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung
(wali) dan tidak pula penolong selain
Alloh. (cocok)
39. QS
Asy-Syuro [42]:44 Dan siapa yang disesatkan Alloh maka tidak ada baginya
seorang pelindung pun (wali) sesudah itu. Dan kamu akan melihat
orang-orang yang zolim ketika mereka melihat azab berkata: "Adakah kiranya
jalan untuk kembali (ke dunia)?" (cocok)
40. QS Jatsiyah [45]:19 Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak
akan dapat menolak dari kamu sedikit pun dari siksaan Alloh. Dan sesungguhnya
orang-orang yang zolim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang
lain, Dan Alloh adalah pelindung (wali).orang-orang yang bertakwa. (cocok)
41. QS. Al-Fath [48]:22 Dan sekiranya orang-orang kafir itu
memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah)
kemudian mereka tiada memperoleh pelindung
(wali) dan tidak (pula) penolong. (cocok)