Taqwa dan akhlaq
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
A.
Pendahuluan
Pada
makalah-makalah tentang taqwa sebelumnya telah disebutkan bahwa arti
taqwa di dalam Alquran adalah takut kepada Alloh.
Masalah
akhlaq telah dibahas dalam makalah : Berbuat baik pada semua orang.
Maka
dalam makalah ini penulis membahas masalah hubungan antara taqwa dasn akhlaq.
B. Hubungan antara taqwa dan akhlaq
Di
dalam Alqur-an disebutkan bahwa :
1. Orang yang paling mulia
di sisi Alloh adalah yang paling bertaqwa
Firman Allah Ta’ala,
إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)
Di
dalam hadits disebutkan bahwa:
2. Rosululloh adalah
orang yang paling bertaqwa
Beliau bersabda:
وَاللَّهِ
إِنِّي لَأَعْلَمُكُمْ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ قَلْبًا
“Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling tahu terhadap
Allah dan paling bertakwa di antara kalian.” (HR. Al-Bukhari (no. 5063)
kitab an-Nikaah, Muslim (no. 1401) kitab an-Nikaah, an-Nasa-i (no. 3217) kitab
an-Nikaah, Ahmad (no. 13122)
3. Tujuan diutusnya
Rosululloh adalah menyempurnakan akhlaq
عن أبى هريرة رضى الله عنه قال قال رسول
الله صلى الله عليه وسلمانما بعثت لاتمم مكارم
الاخلاق
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlaq (HR.
Al-Baihaqy).
4. Orang
yang terdekat kepada Rosululloh adalah yang terbaik akhlaqnya
Rasulullah bersabda, “Orang yang paling aku cintai dan paling
dekat kepadaku di antara kalian di akhirat kelak adalah orang yang paling baik
akhlaknya.
Orang yang paling kubenci dan paling jauh dariku di akhirat
adalah orang yang paling buruk akhlaknya, yaitu orang yang banyak bicara, suka
ngobrol dan suka melecehkan orang lain” (HR Ahmad)
5. Yang
terbanyak masuk surga adalah yang paling bertaqwa dan terbaik akhlaknya
Ketika Rasulullah saw ditanya tentang kebanyakan orang yang masuk
syurga, maka Rasulullah bersabda: "Yang
paling bertaqwa kepada Allah dan paling baik akhlaknya." ( M. Husain Abdullah, Dirasat fil Fikr Al Islamiy)
Dari lima dalil di atas dapat
disimpulkan bahwa:
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sifat mukmin
yang paling mulia adalah : Bertaqwa dan berakhlaq yang baik.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
C. Iman, islam dan ikhsan
Umar mengisahkan, suatu hari tatkala ia
dan para sahabat duduk bersama Rosululloh saw. tiba-tiba muncul seorang
laki-laki yang mengenakan pakaian sangat putih, rambutnya hitam legam dan tidak
ada bekas melakukan perjalanan. Lalu lelaki itu duduk tepat di hadapan Nabi
saw. Ia rapatkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau dan kedua tangannya
bertumpu di atas lututnya.
“Ya Muhammad,” ucap lelaki itu.
“Beritahukan kepadaku tentang agama Islam.” Muhammad Rosululloh saw. bersabda:
“(A.) Islam itu adalah
(i.) kesaksiannya
bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah Rosul-Nya. Lalu
(ii.) engkau
tegakkan sholat,
(iii.) engkau
bayar zakat,
(iv.) engkau
puasa pada bulan Romadhon, dan
(v.) engkau
haji ke Baitulloh jika kamu mampu." "Benarkah engkau," komentar
lelaki itu.
Para sahabat tampak heran, lelaki itu
yang bertanya dan ia juga yang membenarkannya.
"Beritahukan kepadaku tentang
Iman," pinta lelaki itu lagi. Muhammad Rosululloh saw. bersabda:
"(B.) Iman itu adalah
(i.) engkau
beriman kepada Alloh,
(ii.) para
malaikat-Nya,
(iii.) kitab-kitab-Nya,
(iv.) para
Rosul-Nya, dan
(v.) hari
kiamat.
(vi.) Engkau
juga beriman kepada qodar yang
baik dan yang buruknya." "Benarlah engkau," komentar lelaki
itu lagi.
"Beritahukan kepadaku tentang
Ikhsan." Muhammad Rosululloh saw. bersabda: Engkau sembah Alloh seakan-akan
engkau melihat-Nya. Sebab sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya, Dia pasti
melihatmu."
"Beritahukanlah kepadaku tentang
hari kiamat." "Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang
bertanya," jawab Rosulullloh saw. "Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya."
Muhammad Rosululloh saw. bersabda: "Tanda-tandanya hamba wanita melahirkan
majikannya. Lalu orang-orang miskin dan pengembala kambing berlomba-lomba dalam
pembangunan gedung."
Setelah lelaki itu
pergi, Rosululloh saw. bertanya, "Hai Umar, tahukan engkau siapa lelaki
yang bertanya tadi?" "Hanya Alloh dan Rosul-Nya yang paling
mengetahui." Muhammad Rosululloh saw. bersabda: "Sesungguhnya dia itu
Jibril. Dia hendak mengajarkan agama kalian." (H.R.
Muslim).
Syekh Mahmud Syaltut
menyamakan Iman, Islam dan ikhsan dengan Aqidah, Syariah dan Akhlaq.
Maka istilah ikhsan
beliau samakan dengan akhlaq, yaitu: Engkau sembah Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya. Sebab
sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya, Dia pasti melihatmu.
Bila kita selalu merasa bahwa Alloh Swt.
senantiasa berada di hadapan kita atau selalu melihat kita maka akan timbullah
rasa takut akan berbuat salah. Yaitu bertaqwa kepada Alloh Swt.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Maka : ikhsan atau
akhlaq yang baik = bertaqwa.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
D. Pembagian Akhlak
Berdasarkan sifatnya ada 2:
1. Akhlaq mahmudah/akhlaq terpuji
Akhlaq terpuji merupakan salah satu tanda
bagi kesempurnaan iman seseorang. Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin
bagian rubu’ munjiyat menerangkan bahwa gejala-gejala hati yang sehat merupakan
cermin dari akhlaq terpuji di antaranya:
a. Takut
dan berharap kepada Allah
Takut maksudnya bahwa segala perbuatan
manusia itu nantinya akan dimintai pertanggungjawabannya, maka dengan
pengetahuan itulah seseorang takut kepada Allah, bukan berarti menjauh tetapi
sebaliknya, harus berusaha mendekatkan diri kepada-Nya dengan melaksanakan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
b. Taubat
dan Nadam
Yaitu kembali ke jalan kebenaran atas
dosa-dosa yang telah dilaksanakan dan menyesali atas segala dosa-dosanya itu.
Ada beberapa syarat bagi orang
yang bertaubat:
1) Menghentikan
perbuatan maksiat
2) Menyesali
dosa-dosa yang telah dilakukan
3) Bertekad
untuk tidak mengulanginya lagi
4) Jika bersalah pada orang
lain, maka harus minta maaf terlebih dahulu kepada yang bersangkutan.
5) Memperbanyak
amal kebaikan.
c. Sabar
dan syukur
Sabar yaitu tabah dalam menghadapi
segala sesuatu dari Allah. Sabar ada 3 macam :
1) Sabar karena taat kepada
Allah yaitu sabar dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya
dan meningkatkan takwa.
2) Sabar karena maksiat yaitu
bersabar diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama (sabar
menahan hawa nafsu)
3) Sabar karena musibah yaitu
sabar tatkala ditimpa kemalangan dan ujian, serta cobaan dari Allah.
Sedangkan syukur adalah mengakui
kebaikan terhadap apa yang terjadi atau diterima seseorang.
Syukur terdiri atas 3 perkara :
1) Ilmu
2) Keadaan
3) Amal
2. Akhlaq Madzmumah / Akhlaq tercela
a. Kufur, yaitu segala ucapan, perbuatan dan
keyakinan mengingkari adanya Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan kafir adalah
orangnya. Di antara sebab-sebab menjadi kufur adalah: hilangnya kepercayaan
kepada Allah. Tidak mengakui kebenaran atas semua hal, adanya keraguan dalam
pikiran dan karena pengaruh lingkungan.
b. Syirik, yaitu kepercayaan terhadap sesuatu
selain Allah. Orangnya disebut musyrik. Syirik sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan pelakunya tidak diampuni dosanya.
c. Riya’ yaitu pamer atau menampilkan diri
dalam beramal agar mendapat pujian.
d. Takabur yaitu sombong atas apa yang
dimiliki.
e. Hasud yaitu perasan tidak suka atau iri
terhadap nikmat yang diterima orang lain kemudian menyebarkan berita bahwa
nikmat yang diperoleh orang itu di dapat dengan cara yang tidak wajar.
f. Dendam, yaitu keinginan untuk membalas
perbuatan seseorang.
E. Pengertian Akhlak
Dikutip dari :
Chocoayumu.Wordpress.com
Menurut bahasa akhlak
berasal dari kata Al-Khulq yang artinya tabiat, kelakuan, perangai, tingkah
laku, adat kebiasaan, dan malah akhlak juga bisa berarti agama itu sendiri.
Perkataan Al-Khulq ini di dalam Al-Quran hanya terdapat pada dua tempat saja,
antaranya ialah: “Dan bahawa sesungguhnya engkau (Muhammad) mempunyai akhlak
yang amat mulia”. (Al-Qalam:4)
Menurut istilah akhlak
adalah sifat yang tertanam di dalam diri yang dapat mengeluarkan sesuatu dengan
senang dan mudah tanpa pemikiran, penelitian, dan paksaan. Ibn Miskawaih, ahli
falsafah Islam yang terkenal mentakrifkan, akhlak itu sebagai keadaan jiwa yang
mendorong kearah untuk melahirkan perbuatan tanpa pemikiran dan penelitian.
Imam Ghazali radi Allahu anhu mengatakan akhlak adalah suatu keadaan yang
tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan – perbuatan dengan senang
tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan yang terkeluar itu
baik dan terpuji menurut syarat dan akal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang
mulia. Sebaliknya apabila terkeluar perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak
yang buruk.
Akhlak menurut islam ada
dua sumber yaitu Al – Quran dan As – Sunnah yang menjadi pegangan dalam
menentukan segala urusan dunia dan akhirat. Kedua – dua sumber itulah juga yang
menjadi sumber akhlak Islamiyyah. Prinsip – prinsip dan faedah ilmu akhlak
Islam semuanya didasarkan kepada wahyu yang bersifat mutlak dan tepat neraca
timbangannya.
Apabila melihat
perbahasan bidang akhlak Islamiyyah sebagai satu ilmu berdasarkan kepada dua
sumber yang mutlak ini, dapatlah dirumuskan definisinya seperti berikut:
1. Satu ilmu yang membahaskan tata nilai, hukum dan prinsip
tertentu untuk mengenal pasti sifat – sifat keutamaan untuk dihayati dan
diamalkan dan mengenal pasti sifat – sifat tercela untuk dijauhi bagi mencapai
keridhaan Allah.
2. Manakala
akhlak pula dapatlah kita rumuskan sebagai satu sifat atau sikap keperibadian
yang melahirkan tingkah laku perbuatan manusia dalam usaha membentuk kehidupan yang
sempurna berdasarkan kepada prinsip – prinsip yang telah ditetapkan oleh Allah.
Dengan kata lain, akhlak
ialah suatu system yang menilai perbuatan zahir dan batin manusia baik secara
individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan
baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara
manusia dengan Allah, manusia sesama manusia, manusia dengan haiwan, dengan
malaikat, dengan jin dan juga dengan alam sekitar.
F. Perbedaan Akhlak
Dengan Moral dan Etika
Pengertian dari masing –
masing
1. Moral berasal dari bahasa latin yaitu mos, yang berarti adat istiadat yang menjadi dasar untuk mengukur
apakah perbuatan seseorang baik atau buruk. Dapat dikatakan baik buruk suatu
perbuatan secara moral, bersifat lokal.
2. Akhlak adalah tingkah laku baik, buruk, salah benar, dan
penilaian ini dipandang dari sudut hukum yang ada di dalam ajaran agama.
3. Etika
adalah ilmu yang
membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas.
Dari pengertian di atas
bisa kita simpulkan bahwa perbedaan antara akhlak dengan moral dan etika dapat
dilihat dari dasar penentuan atau standar ukuran baik dan buruk yang
digunakannya. Standar baik dan buruk akhlak berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah
Rasul, sedangkan moral dan etika berdasarkan adat istiadat atau kesepakatan
yang dibuat oleh suatu masyarakat jika masyarakat menganggap suatu perbuatan
itu baik maka baik pulalah nilai perbuatan itu. Dengan demikian standar nilai
moral dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan standar akhlak bersifat
universal dan abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa
yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan
dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam prilaku nyata
sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana
disabdakannya: “ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.” (Hadits
riwayat Ahmad)
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya
adalah akumulasi dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri
seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir
akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak
apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.
G. Kesimpulan / Penutup
Telah dibahas hubungan
antara taqwa dan akhlaq.
Dapat disimpulkan bahwa
taqwa = akhlaq./ ikhsan yaitu : Engkau sembah Alloh seakan-akan engkau
melihat-Nya. Sebab sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya, Dia pasti
melihatmu.
Perasaan ini akan
menimbulkan rasa taqwa atau takut kepada Alloh Swt. sehingga kita senantiasa
berbuat baik/berakhlaq yang mulia.
Telah diuraikan tentang
akhlaq yang terpuji dan akhlaq yang tercela.
Penulis yakin bahwa
makalah ini tettu tidak sempurna. Bila pembaca menemukan kesalahan di dalamnya
mohon diberitahukan kepada penulis.
Wallohu almuwaffiq ilaa aqmith thorieq.
Jember, 28 Januari 2015
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jl. Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember, Jawa Timur.