Jumat, 24 Mei 2019

BUKU Takdir Isrok Mikroj dan Fisika Modern



RIWAYAT MASJIDIL AQSHO
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Riwayat Bangsa Yahudi dan Arab
   Bangsa Arab dan Yahudi adalah keturunan Nabi Ibrohim As. Beliau lahir di Negeri Babilon (Irak sekarang) kemudian hijrah ke Kanaan /Palestina. Dari 3 orang isterinya Saroh, Hajar dan Qanthura Nabi Ibrohim As. mempunyai 8 orang anak, tetapi yang terkenal hanya 2 orang yaitu Nabi Ismail As. dari Hajar, bertempat tinggal di Mekah yang menurunkan bangsa Arob dan Nabi Ishak As. dari Saroh yang tinggal di Hebron Palestina, menurunkan bangsa Yahudi.
Riwayat Bani Isroil
Nabi Ishak As. dari Ribka isterinya mempunyai 2 orang anak kembar, yaitu Esau dan Nabi Yakub As. yang wataknya sangat berbeda.
   Dari beberapa orang istrinya Nabi Yakub As. memiliki 12 orang putra dan 2 orang putri. 
   Di bawah ini adalah daftar nama mereka berdasarkan urutan kelahirannya: (1) Rubin, (2) Syam 'un, (3) Lawway, (4) Yahuda, (5) Zabulaon, (6) Yasakir, (7) Dann, (8) Gad, (9) Asyar, (10) Naftali, (11) Yusuf As. dan (12) Bunyamin. Sedangkan kedua putrinya adalah Dinah dan Yathirah kembaran Benyamin. 
     12 anak laki-laki inilah cikal bakal dari 12 suku Israel, kemudian mereka tinggal dan beranak pinak di Mesir karena Nabi Yusuf As. menjadi pembesar di sana. Namun kehidupan mereka di Mesir lama kelamaan mulai dirasakan mengganggu oleh penduduk asli Mesir dan mereka mulai tidak disukai. Akhirnya generasi berikutnya ditindas dan diperbudak oleh bangsa Mesir. Puncaknya pada masa Ramses II (Firaun). 
     Kemudian ke-12 suku ini diselamatkan Tuhan melalui Nabi Musa As. dan Harun As. Mereka keluar dari Mesir dan diperintahkan oleh Tuhan merebut daerah yang dijanjikan untuk mereka dengan berperang. Namun mereka takut berperang maka daerah tersebut diharamkan oleh Tuhan untuk mereka selama 40 tahun. Setelah mengembara selama 40 tahun di padang pasir (sekitar Yordania), akhirnya mereka bisa masuk ke daerah yang dijanjikan (Palestina) di bawah pimpinan Tholut (dibantu oleh pemuda Daud). 
   Lalu mereka mendirikan kerajaan Israel kuno dengan rajanya Tholut, kemudian digantikan oleh Nabi Daud As. Nabi/ Raja Daud As. inilah yang memperluas kerajaan Israel kuno hingga menguasai daerah dari Sungai Efrat sampai perbatasan Mesir. Kemudian daerah tersebut dibagi-bagi kepada 12 suku Israel yang ada. Nabi Daud As. digantikan oleh Nabi /Raja Sulaiman As. yang terkenal itu. 
     Setelah pemerintahan Raja Sulaiman As., yaitu pemerintahan raja Rehabeam sekitar 931 SM, 10 suku Bani Isroil menolak aturan pajak yang tinggi dari Nabi Sulaiman As., lalu mereka memberontak dan mendirikan kerajaan baru di utara dengan Jereboam I sebagai raja mereka. Jadi di sebelah selatan adalah kerajaan Judah /Yudea beribu-kota di Jerusalem dengan rajanya Rehabeam, beranggotakan 2 suku yaitu suku Judea dan Benyamin, sedangkan di utara adalah kerajaan Israel utara beribu kota di Samaria dengan 10 suku. 
   Pada tahun 721 SM, Samaria sebagai ibukota Kerajaan Israel Utara diserbu oleh pasukan Asyur (Assyria) yang dipimpin oleh Shalmaneser V dan dilanjutkan oleh Sargon II. Setahun kemudian Samaria takluk dan dihancurkan. Akhirnya, penduduk Kerajaan Israel Utara yang dihuni oleh 10 suku israel dibunuh, ditahan, diperbudak, diasingkan dan dibuang ke Khorasan, yang sekarang merupakan bagian dari Iran Timur dan Afghanistan Barat. Riwayat suku-suku ini kemudian tidak pernah terdengar lagi dan hilang dari sejarah. Beberapa bangsa diduga adalah mereka yaitu  Pathans /Pasthun (Afghanistan-Pakistan), Kashmir (India), Shin-lung atau Bene Menashe (di sekitar perbatasan India-Myanmar).
   Perang pun terus berlanjut di Timur Tengah. Bangsa-bangsa kuat saling beradu satu sama lain memperebutkan kawasan Timur Tengah. 
     Pada tahun 603 SM. kekuasaan bangsa Assyria diganti oleh bangsa Babel (Babylonia). Di masa kekuasaan Babel, Kerajaan Selatan Yehuda jatuh dan Jerusalem dihancurkan (597 SM.) dan semua penduduknya diperbudak oleh bangsa Babilonia. Berlangsunglah masa pembuangan di Babel
   60 tahun kemudian, 538 SM, Kerajaan Persia di bawah raja Cyrus II merebut kekuasaan Babel. Sebagian suku Jehuda dan Benyamin yang tersisa di Babilon dibebaskan dan kembali ke Yudea lalu membangun kembali kuil mereka yaitu Kuil Sulaiman ke-2 (Masjidil Aqsho ke-2).
   Sekitar 600 tahun kemudian, sekitar 70 M, bangsa Romawi menghancurkan Kuil Sulaiman ke-2 (Masjidil Aqsho ke-2) itu, membunuh + 1 juta orang Bani Isroil (suku Jehuda dan Benyamin). Sisanya tercerai berai ke mana-mana. Di antaranya ada yang menetap di Madinah, sampai munculnya Zionisme pada abad ke 20.
RIWAYAT MASJIDIL-AQSO
Pembangunan Masjidil Aqso I
 
970 SM Raja Daud As membangun Masjidil Aqso I (Haikal Sulaiman I) di Gunung Moria, dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman As. Di dalamnya di-simpan Tabut Perjanjian (berisi 10 Firman Tuhan yang diterima oleh Nabi Musa As.) dan Kitab Taurot yang diturunkan kepada Nabi Musa As. serta Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud As.
 
    10 Firman Tuhan                              
    1. Jangan ada padamu Allah lain di hadapanKu
2. Jangan membuat patung untuk disembah
3. Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan
4. Kuduskanlah hari Sabat 
5. Hormatilah orang tuamu
6. Jangan membunuh        
7. Jangan berzinah
8. Jangan mencuri     
9. Jangan berdusta
10. Jangan mengingini milik orang lain.
931 SM. Nabi Sulaiman As. wafat. Israel pecah menjadi Negara Yahuza
di selatan dan Kerajaan Israel di utara.
722 SM. Bangsa Assyria menaklukkan Kerajaan Israel dan Yerusalem
Kehancuran  Hikal Suliman I
       Kerusakan yang pertama ialah Bani Isroil menyembah dewa-dewa kaum kafir. Serta merasa sombong akan kemuliaan mereka terhadap bangsa lainnya..
Kerusakan Masjidil Aqso I
586. Raja Nebuchadnezzar II menaklukkan dan mengasingkan Bani Isroil ke Babilonia, serta menelantarkan Masjidil Aqso I (Haikal Sulai-man I) sehingga segala isinya hilang sampai sekarang. Masjidil Aqso II  (Haikal Sulaiman II) di  Zaman Raja Herodes   
Pembangunan Masjidil Aqso II
538 SM. Raja Persia Koresh Agung melepas Bani Isroil dari Babilonia. Di Yerusalem mereka membangun Masjidil Aqso ke-II (Haikal Sulaiman II) yang selesai tahun 516 SM
455 SM. – 198 SM. Yerusalem dan Yudea dijajah Aleksander Agung dari Macedonia, lalu jatuh ke kekuasaan Dinasti Ptolemaik selanjutnya ke bangsa Seleukus di bawah Antiochus III.
166 SM. – 37 SM. Yahudi Makkabe mendirikan kerajaan di Yerusalem.
35 SM - 96 M. Dinasti Herodes 


Jenderal Romawi Pompey mendirikan provinsi Romawi Siria pada 64 SM dan menaklukan Yerusalem pada 63 SM. Julius Caesar menaklukan Aleksandria pada kr. 47 SM dan mengalahkan Pompey pada 45 SM.
6 SM. Kelahiran Yesus atau Nabi Isa As.
Pembangunan kembali Masjidil Aqso II

 
6 M. Romawi makin kuat, Herodes diangkat sebagai raja boneka Yahudi. Herodes Agung membangun Masjidil Aqso II secara besar-besaran. Kota dan wilayahnya dijadikan Provinsi Yudea, dan keturunan Herodes masih memangku gelar raja boneka Yudea hingga 96 M.                                               
33 M. Kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus
     Kejahatan kedua yang dilakukan oleh Bani Isroil di antaranya adalah  membunuh Nabi Yahya As. (Yahya pembaptis). Menyalib Yesus Kristus dan menuhankan beliau
Kehancuran Masjidil Aqso II. Lihat halaman 5
Pembangunan Masjidil Aqso III. Lihat halaman 4

TAKDIR, ISRO’ MI’ROJ
 
DAN FISIKA MODERN
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Salah satu mukjizat Nabi Muhammad, adalah diperjalankannya beliau oleh Alloh melalui peristiwa Isro’ Mi’roj.
Banyak yang mencoba mengungkapkan peristiwa tersebut secara ilmiah, salah satunya melalui Teori Fisika paling mutahir, yang dikemukakan oleh Dr. Stephen Hawking.
Teori Lubang Cacing (Worm Hole)
 
 Raksasa di dunia ilmu fisika yang pertama adalah Isaac Newton (1642-1727) dengan buku-nya : Philosophia Naturalis Principia Mathematica, menerangkan tentang konsep Gaya dalam Hukum Gravitasi dan hukum Gerak.
     Kemudian dilanjutkan oleh Albert Einstein  (1879-1955)  dengan Teori Relativitasnya yang terbagi atas Relativitas Khusus (1905) dan Rela-tivitas Umum (1907).
     Dan yang terakhir adalah   Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di 
Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942),  beliau dikenal sebagai ahli fisika teoretis. Dr. Stephen Haw-king  dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama sekali karena teori-teorinya mengenai kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan tulisan-tulisan popnya di mana ia membicarakan teori-teori  dan kosmologinya secara umum.
     Tulisan-tulisannya ini termasuk novel ilmiah ringan  A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar best-seller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut, suatu periode terpanjang dalam sejarah.
Berdasarkan teori Roger Penrose  “Bintang yang telah kehabisan bahan bakarnya akan runtuh akibat gravitasinya sendiri dan menjadi sebuah titik kecil dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga, sehingga menjadi sebuah 
 singularitas di pusat lubang hitam (black hole).
Dengan cara membalik prosesnya, maka diperoleh teori berikut.
     Lebih dari 15 milyar tahun yang lalu, penciptaan alam semesta di-mulai dari sebuah singularitas dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga, meledak dan mengembang. Peristiwa ini di-sebut Dentuman Besar (Big Bang), dan sampai sekarang alam semesta ini masih terus mengembang hingga mencapai radius maksimum sebe-lum akhirnya mengalami Keruntuhan Besar (Big Crunch) menuju singu-laritas yang kacau dan tak teratur.
Dalam kondisi singularitas awal jagat raya, Teori Relativitas karena rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga akan meng-hasilan besaran yang tidak dapat diramalkan.
Menurut Hawkingbila kita tidak bisa menggunakan teori relativitas pada awal penciptaan jagat raya, padahal tahap-tahap pengembangan jagat raya dimulai dari situ, maka teori relativitas itu juga tidak bisa di-
pakai pada semua tahapnya. Di sini kita harus menggunakan mekanika kuantumPenggunaan mekanika kuantum  pada alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum. 

Pada kondisi waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa ber-jalan maju dengan laju tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan.
Menurut Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) me-lalui lubang cacing (Worm Hole)” dengan kekuasaan Allah, kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi, bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan.
 Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya)  menurut Hawking telah ada dan sudah selesai sejak diciptakannya  alam semesta. Selain itu melalui “lubang cacing” (dengan kekuasaan Allah) kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan se-ketika. Jadi, dalam pandangan Hawking takdir itu tidak bisa diubah, sudah jadi sejak diciptakannya.
Dalam bahasa ilmu kalam :
 “Tinta takdir yang jumlahnya lebih banyak daripada seluruh air yang ada di tujuh samudera di bumi telah habis dituliskan di Luh Mahfudz  pada awal penciptaan, tidak tersisa lagi (tinta) untuk menuliskan peru-bahannya barang setetes.”
Sesuai dengan teori Stephen Hawking, manusia dengan waktu nyatanya tidak bisa menjangkau masa depan (dan masa silam). Tetapi bila manusia dengan kekuasaan Allah, bisa memasuki waktu maya (waktu Alloh) maka manusia melalui lubang cacing bisa pergi ke masa depan yaitu masa kiamat dan sesudahnya, bisa melihat masa kebang-kitan, neraka dan shiroth serta bisa melihat surga kemudian kembali ke masa kini, seperti yang terjadi pada Nabi Muhamad, sewaktu menjalani isro’ dan mi’roj.
Peristiwa Isro’ Mi’roj Nabi Muhamad Saw.
Salah satu dari enam rukun iman yang harus kita percayai adalah : Iman akan adanya hari akhirot.
Di dalam Al Qur-an sangat banyak diberitakan tentang peristiwa di akhirot yang akan terjadi setelah hari Kiamat di masa depan.
Sebagai seorang Nabi yang menerima wahyu Al Qur-an Nabi Muha-mmad Saw. harus bisa menerangkan segala kejadian di akhirot itu.
Untuk itu beliau harus pernah melihatnya dengan mata beliau sendiri, mendengar suaranya, mencium baunya dan meraba dengan tangannya.
Agar bisa mengalaminya maka Alloh Swt. membawa beliau pergi ke akhirot yang ada di masa depan dalam bentuk Isro’ Mi'roj.
Mula-mula beliau menjalani Isro’ atau perjalanan malam dari Masjidil Harom di Mekah ke Masjidil Aqsho di Palestina.

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Harom ke Al Masjidil Aqsho yang telah Kami ber-kahi sekelilingnya  agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Men-dengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Isro [17] :1)
Dari situ kemudian Nabi Muhammad Saw. menjalani miroj ke Sidrotil Muntaha, dimana beliau bisa melihat Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya 



Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupa-nya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal. (QS. An Najm [53] : 13-15)
Seluk Beluk Sidrotul Muntaha
     Sidr berarti pohon bidara, pohon yang tumbuh di Asia, Afrika dan Australia. Dipakai sebagai sumber makanan, obat-obatan dan bahan bangunan. Termasuk pohon yang sangat berguna, tetapi bukan merupakan po-hon yang istimewa. Fungsi pohon bidara ini di Sidrotil Muntaha adalah sebagai batas ter-jauh perjalanan di langit dan bumi dalam waktu nyata, yang dapat ditempuh oleh mahluk Alloh Swt. yaitu manusia, jin dan malaikat, termasuk Malaikat Jibril. Di seberang pohon pembatas ini terdapat Jannatul Ma’wa (sorga) yang letaknya ada di masa depan. Maka Sidro-tul Muntaha selain sebagai batas jarak atau ruang terjauh, juga merupa-kan batas antara waktu nyata dan waktu maya. Merupakan pintu masuk ke lubang cacing (Worm Hole) yang  berada di waktu maya. Melalui jalan inilah Nabi Muhammad Saw. sewaktu mi’roj diperjalankan Alloh Swt. ke masa depan, yaitu hari kiamat, hari kebangkitan dan pengadilan di padang Mahsyar. Pergi ke neraka dan shiroth, kemudian pergi ke surga. Dengan perjalanan itu Nabi Muhammad Saw. adalah satu-satu-nya manusia di muka bumi (kecuali Nabi Adam dan Siti Hawa) yang pernah pergi ke akhirot dengan jasad dan ruh beliau. Sehingga beliau bisa menerangkannya kepada kita dalam hadis-hadith beliau.
Waktu yang digunakan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk pergi ke akhirot tidak terbatasi oleh waktu mi’roj yang hanya semalam, tetapi bisa berhari-hari, karena waktu di akhirot tidak diikat oleh waktu di du-nia. Kemudian Nabi Muhammad kembali melalui jalan yang sama ke Sidrotil Muntaha, kembali masuk ke waktu nyata pada waktu yang sama dengan waktu berangkatnya, selanjutnya pulang kembali ke Mekah.
           
Jember, 8 Agustus 2015
 Dr. H. M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember

           
            Hadis-hadis Isro’ Mi’roj
SANADNYA SOHIH TETAPI MATANNYA TIDAK SOHIH
              (Sanad  =  Periwayat Hadis
                Matan  =  Isi Hadis)
         Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Pendahuluan
Di dunia Islam, Hadis-hadis tentang riwayat Isro’ dan Mi’roj sangat terkenal. Para ulama umumnya menafsirkan Hadis-hadis itu akan pentingnya sholat 5 waktu, sehingga Alloh Swt. perlu memanggil langsung Nabi Muhammad Saw. ke langit untuk menerima perintah pelaksanaannya.
Sedang ibadah lainnya cukup melalui Al Qur-an yang diturunkan melalui malaikat Jibril As.
     Untuk memudahkan diskusi, kutipan Hadis-hadis tentang riwayat Isro’ dan Mi’roj penulis tempatkan pada akhir makalah
 

Termasuk Hadis-hadis sohih
Hadis-hadis tentang Isro’ dan Mi’roj ada di dalam Kitab-kitab Riwayat Hadis yang ditulis oleh Imam Bukhori dan Muslim serta Imam-imam Hadis lainnya. Termasuk Hadis-hadis sohih. Hadis-hadis sohih yang diriwayatkan oleh ke-2 Imam Hadis ini bernilai hukum tertinggi ke-2 setelah Al Qur-an. Sangat terpercaya, sehingga umat Islam tidak berani mengritik Hadis-hadis tentang Isro’ Mi’roj itu.

Fungsi Hadis dalam hukum Islam
Fungsi hadis sebagai sumber hukum Islam ada 3 :
1. Sebagai penguat bagi dalil yang sudah tertera dalam Al Qur-an (muakkadah),
2. Sebagai penafsir bagi ayat-ayat Al Qur-an (mubayyinah).
3. Mendatangkan hukum-hukum yang tidak tercantum dalam Al Qur-an.
Definisi Hadis Sohih
Ibnu As-Sholah mendefinisikan Hadis Sohih sebagai Hadis Musnad (tersambung sampai ke Nabi Muhammad Saw.) yang bersambung sanadnya dengan perowi yang adil (jujur) dan dhabit (kuat hafalan-nya), (yang diterima) dari perowi lain yang adil dan dhabith hingga ke akhir sanad, serta tidak syadz (bertentangan dengan perowi lain) dan tidak ber’illat (cacat).
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nyata disini bahwa kesohihan hadis terutama ditekankan pada segi sanad (periwayat)nya (bukan pada matan / isinya).
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kesohihan Hadis dari segi matan (isi)nya.
Menurut sebagian ahli hadis, kriteria kesohihan matan hadits se-hingga dapat dinyatakan maqbul (diterima) apabila memenuhi unsur-unsur  sebagai berikut :
1. Tidak bertentangan dengan akal sehat.
2. Tidak bertentangan dengan hukum Al Qur-an yang telah muhkam (ketentuan hukum yang telah tetap).
3. Tidak bertentangan dengan hadits mutawatir.
4. Tidak bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan ulama masa lalu (Ulama Salaf)
5. Tidak bertentangan dengan dalil yang telah pasti.
6. Tidak bertentangan dengan hadits ahad yang kualitas kesohihannya lebih kuat.

 
Pendapat Ulama bila terjadi perbedaan antara Al-Hadis dan Al Qur-an
  Imam Syafii (pendiri madzhab Syafii) mengatakan : Al-Hadits ber-angkat dari dhonni / duga-duga atau kontroversi, sedangkan  Al Qur-an berangkat dari qoth’i (mutlak kebenarannya). Suatu hadis yang sa-nadnya sohih, tetapi matannya bertentangan dengan Al Qur-an, tidak ada jalan lain kecuali mempertahankan wahyu yang diterima secara meyakinkan (Al Qur-an) dan mengabaikan yang tidak meyakinkan (hadis). 
  Muhammad Al-Ghazali dalam bukunya Al-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadits, menyatakan bahwa "Para imam fiqih menetapkan hukum-hukum dengan ijtihad yang luas berdasarkan Al Qur-an terlebih dahulu. Apabila mereka menemukan riwayat (hadits) yang sejalan dengan Al Qur-an, mereka menerimanya, tetapi kalau tidak sejalan, mereka menolaknya karena Al Qur-an lebih utama untuk diikuti."
Adapun alasannya adalah
Al Qur-an sudah ditulis menjadi mushaf tunggal pada zaman Kholi-fah Abu Bakar Ra. satu tahun setelah Nabi Muhammad Saw. wafat (tahun 632 M.).  Dikutip dari tulisan-tulisan dan hafalan para sohabat. Kemudian Kholifah Utsman bin Affan Ra. pada tahun 647 M. memerin-tahkan Zaid bin Tsabit Ra. dan tiga sohabat yang lain menyalin mushaf pertama tadi menjadi beberapa mushaf dan mengirimkannya ke berba-gai propinsi di wilayah kekuasaan Islam (Kufah, Basra, Madinah, Mekah, Mesir, Suriah, Bahrain, Yaman dan Al-Jazirah).
Sedangkan Al-Hadis baru dikumpulkan dan ditulis dua abad (empat generasi) setelah Nabi Muhammad Saw. wafat oleh para Imam Hadis yaitu (i) Imam Al-Bukhori (814-876 M.), (ii) Al-Muslim (824-881 M.), (iii) An-Nasa'i (835-923 M.), (iv) Abu Daud (820-895 M.), (v) At-Turmudzi (829-899 M.) dan (vi) Ibnu Majah (829-893 M.) melalui penyaringan hadis.
Penyaringan Hadis
Hadis-hadis itu disaring dari ratusan ribu hadis yang dihafalkan oleh para perowinya (periwayat hadis).
    Contohnya Imam Bukhori bersama gurunya Syekh Ishaq menghimpun  Hadis-hadis sohih dalam satu kitab, dari satu juta hadis yang diriwayat-kan oleh 80.000 perowi lalu disaring menjadi 7.275 hadis.

Imam Muslim dalam Kitab Sohih Muslim, dari sekitar 300.000 hadis beliau saring menjadi 4.000 Hadis sohih selama 15 tahun.
Penyaringan itu terutama dilakukan terhadap periwayatnya (sanad Hadis), sedikit dari isi (matan) Hadis.
Demikian banyaknya hadis-hadis yang disaring sehingga ada ke-mungkinan lolosnya hadis yang isi (matan)nya tidak sohih.
Kritik terhadap matan (isi) Hadis riwayat Isro’ dan Mi’roj
Akhir-akhir ini ada beberapa sarjana yang mengritisi Hadis-hadis ri-wayat Isro’ dan Mi’roj. Penulis tidak menemukan kritik terhadap Sanad (periwayat) Hadis, semua kritik ditujukan kepada matan (isi) Hadis-hadis itu.
Hadis riwayat Isro’ dan Mi’roj, ditulis pada abad ke-9 (12 abad yang lalu). Selama itu telah berkembang ilmu-ilmu yang waktu itu belum ada atau keadaannya sederhana.
Di antaranya adalah Ilmu sejarah, ilmu astronomi (perbintangan), ilmu fisika modern, ilmu Tafsir Al Qur-an, ilmu perbandingan agama dll.
Beberapa hal yang dikritik
1. Para Imam Hadis tidak mengetahui sejarah Masjidil Aqso
a. Masjidil Aqso sekarang (abad ke-21)

Masjidil Aqso terletak di kota Yerusalem Timur atau dikenal dengan nama wilayah Al-Harom Asy-Syarif bagi umat Islam atau Har Ha-Bayit (Bukit Bait Allah atau Temple Mount / Kuil Bukit) bagi umat Yahudi dan Nasroni. Panjang bangunannya sekitar 83 m. lebar 56 m. Sekitar 5.000 orang mampu ditampung masjid ini. Jika ditambah dengan daerah seke-lilingnya, luasnya sekitar 144.000 m2. Muat untuk 400.000 jamaah.
Di sebelah utara masjid ini terdapat Masjid As-Sakhro (The Dome of the Rock) yang bukan sebuah masjid. Melainkan sebuah bangunan pe-ringatan untuk tapak lokasi peristiwa malam Isro’ Mi’roj.

The Dome of the Rock dibangun antara tahun 687 M. hingga tahun 691M. (abad ke-7) oleh Kholifah Abdul Malik bin Marwan, kholifah Bani Umaiyyah.                             

Masjid As-Sakhro
/ The Dome
Al-Harom
Asy-Syarif
 
of the Rock
Masjid Al-Aqsho
/ Baitul Maqdis
b. Masjidil Aqso pada zaman Imam Hadis Bukhori dan Muslim (abad ke-9)
     Keadaan Masjidil Aqsho (dan As-Sakhro / The Dome of the Rock) sama dengan keadaannya sekarang.
Banyak orang (termasuk para Imam Hadis) yang mengira, masjid inilah yang dikunjungi oleh Nabi Muhammad Saw. di waktu beliau Isro’ pada tahun 620 M. 
c. Masjidil Aqso pada waktu Nabi Muhammad Isro’ pada tahun 620 M. (abad ke-7)
Maha Suci (Alloh) yang telah mem-perjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari, dari Masjidil Harom (di Mekah) ke Masjidil Aqso (di Yerusalem)  (QS. Al-isro’ [17] : 1)
Pada waktu Nabi Muhammad Saw. Isto’, Baitul Maqdis berupa puing-puing karena telah dihancurkan oleh Tentara Romawi pada tahun 70 M. (abad ke-1)  Yang dimaksud dengan Masjidil Aqsho pada ayat ini adalah keseluruhan lapangan Al-Harom Asy-Syarif. Nabi Muhammad Saw. turun di lapangan sebelah utara puing-puing Masjid (di lokasi Masjid As-Sahro / The Dome of the  Rock
      
             
d. Masjidil Aqso pada zaman Kholifah Umar bin Khottob, 5 tahun setelah Nabi wafat tahun 637 M. (abad ke-7)
     Kholifah Umar bin Khottob datang ke Yerusalem untuk menerima penyerahan kota itu dari Kepala Pendeta Yerusalem. Beliau  melihat reruntuhan Masjidil Aqso, yang oleh orang Kristen -yang benci pada orang Yahudi karena telah menyalib Yesus Kristus- dijadikan tempat sampah. Maka setelah dibersihkan oleh tentara Islam, didirikanlah Masjidil Aqso yang kecil di arah kiblat Masjidil Aqso sebelumnya. Masjid ini direnovasi oleh kholifah Bani Umayyah Abdul Malik dan diselesaikan oleh putranya Al-Walid tahun 705 M.  Setelah gempa bumi tahun 746 M., masjid ini hancur seluruhnya dan dibangun kembali oleh kholifah Bani Abbasiyah Al-Mansur pada tahun 754 M., dan dikembangkan lagi oleh penggantinya Al-Mahdi pada tahun 780 M.
     Gempa berikutnya menghancurkan sebahagian besar Masjid Al-Aqso pada tahun 1033 M., namun dua tahun kemudian kholifah Bani Fatimiyyah Ali Azh-Zhahir membangun kembali masjid ini yang masih tetap berdiri hingga sekarang. Pada zaman Kholifah Turki Usmaniyah nama Masjidil Aqsho diberikan kepada Baitul Maqdis.
1a. Hancurnya Baitul Maqdis / Temple of Solomon sebelumnya.
       Hancurnya Masjid ini tertulis di dalam Al Qur-an sbb.
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sen-diri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu me-reka masuk ke dalam masjid (Baitul Maqdis II  pada tahun 70 M.) sebagaimana mereka memasukinya pertama kali (tahun 586 SM.) dan ereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai. (QS. Al-isro’ [17] : 7) 
66 M.  pemberontakan ke-1 Yahudi vs Romawi, zaman Kaisar Nero  
           yang mengirim Jendral Vespasianus 
69 M.  Kaisar Nero diganti Kaisar Vespasianus yang mengirim putera-nya Jendral Titus untuk menumpas pemberontakan Yahudi 
70 M.  Jendral Titus menghancurkan Baitul Maqdis II  / Bait Sulaiman II di Yerusalem.
Kutipan dari Kitab Tafsir Al Qur-an Departemen Agama RI.
     Di dalam Kitab Tafsir Al Qur-an yang diterbitkan oleh Depar-temen Agama RI tahun 2009 disebutkan bahwa Tentara Romawi memasuki Baitul Maqdis II (Haikal Sulaiman II) secara paksa dan sewenang-wenang, merampas kekayaan di dalamnya dan menghan-curkan bangunannya, hanya tembok barat (tembok ratapan) yang masih ada. 
2. Tujuan Nabi Isro’ ke Masjidil Aqso
Tujuan Nabi Isro’ sudah tertulis pada QS.Al-isro’ : 1
Maha Suci (Alloh) yang telah memperjalankan hambaNya (Muham-mad) pada malam hari, dari Masjidil Harom (di Mekah) ke Masjidil Aqso (di Yerusalem) yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perli-hatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguh-nya Dia (Alloh) Maha Mendengar, Maha Melihat. (QS. Al-isro’ [17] : 1)
Perjalanan Nabi Saw. berIsro’ adalah hal yang luar biasa sehingga ayat itu didahului oleh kata Maha Suci Alloh (sub-hana). Sehingga tu-juannya juga luar biasa yaitu diperlihatkan bukti kebesaran (ayat-ayat) Alloh. 
Bukan sekedar mampir ke masjid lalu sholat 2 rokaat .
2a. Baitul Maqdis adalah lokasi Padang Mahsyar pada hari kiamat. Semua orang akan diisro’kan ke sana.
Baitul Maqdis merupakan tempat dikumpulkannya manusia dan jin pada hari kiamat nanti, seperti diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya bahwa Maimunah, saudara perempuan Sa’ad dan pem-bantu Rosululloh Saw, berkata : ‘Wahai Nabi, berikanlah kami sebuah pernyataan tentang Baitul Maqdis.’ Nabi menjawab, ‘Dia adalah tanah tempat manusia dibangkitkan dan dikumpulkan.” (HR. Ahmad)Dan ditiuplah sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dari kuburnya (menuju) ke Robb mereka. (QS. Yaasiin [36] : 51).

Semua manusia dibangkitkan di tempat mereka dikubur di seluruh dunia. Lalu masing-masing dibawa terbang (isro) oleh seorang malaikat ke padang mahsyar yang lokasinya di Baitul Maqdis untuk diadili oleh Alloh Swt.
Pada mulanya padang mahsyar itu gelap gulita karena matahari telah padam. Kemudian Alloh Swt. menampakkan diriNya sehingga menjadi terang benderang.
Isro’ adalah rekonstruksi kebangkitan di hari kiamat.
3. Penggambaran langit dalam hadis ini tidak sesuai dengan ilmu astronomi
Dalam Hadis ini langit digambarkan dengan sangat sederhana, se-perti gedung 7 tingkat, dimana tiap tingkatnya dihuni oleh seorang Nabi (yang sudah wafat, lalu dihidupkan lagi) untuk menyambut Nabi Mu-hammad Saw. yang bermi’roj.
Gambaran Ilmu Bumi dan Astronomi
     Panas matahari dan angin membentuk siklus hidrologi, awan dan hujan.
Bumi yang bulat berputar pada porosnya dengan disinari matahari dalam 24 jam membuat siang dan malam. Adanya bulan membentuk pasang surut air laut.
     Bulan mengitari bumi dalam 30 hari membuat hitungan bulan.
     Bumi dalam posisi miring 23,44o mengelilingi matahari dalam 365 hari membentuk hitungan tahun dan 4 musim untuk daerah subtropis atau 2 musim untuk daerah katulistiwa (musim hujan dan kemarau).
     Matahari bersama 9 planetnya berputar mengelilingi pusat galaksi Bimasakti.
    
Di alam semesta sangat banyak gugus bintang / galaksi mirip Bima-sakti. Galaksi-galaksi itu membentuk Cluster.
Dalam ilmu astronomi besarnya langiit sangat luar biasa. Penam-pangnya adalah 14 milyard tahun cahaya. Jarak ini mustahil dapat ditempuh hanya dalam waktu semalam.
     Dengan piring terbang Alien saja yang kecepatannya 6 x cahaya di-tempuh bermilyard-milyard tahun (mustahil).
Sangat berbeda dengan jarak Masjidil Harom ke Masjidil Aqso yang sekarang dapat ditempuh dengan  pesawat jet dalam waktu 1 jam.
Maka perjalanan ke langit itu  mustahil / irrasional.
4. Ruh para Nabi sekarang ada di alam kubur. Tidak mungkin berada di langit.
Dalam hadits ini digambarkan bahwa para Nabi yang sudah wafat itu berada di langit dengan jasadnya. 
Sedangkan di dalam Al Qur-an disebutkan bahwa seluruh manusia, termasuk para Nabi yang sudah wafat, sekarang berada di alam Qubur / Barzakh / dinding yang membatasi Alam Dunia dan Akhirot. Ulama menyebutnya dalam genggaman Alloh Swt., atas dasar QS. Az-Zumar [39]: 42 menunggu datangnya Hari Berbangkit
Allah mematikan manusia / anfusu (secara tetap) bila sudah mati, dan mematikan manusia untuk sementara di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah [ruh] yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan [ruh] yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Alloh bagi kaum yang ber-fikir. (QS. Az-Zumar [39] : 42).
5. Salah memahami kalimat “Bila Alloh menghendaki”
  Umumnya fihak yang setuju dengan hadis ini berhujjah: Bila Alloh Swt. menghendaki bisa saja menghidupkan kembali para Nabi itu lalu menempatkan mereka di langit untuk menyambut kedatangan Nabi Muhammad Saw. sewaktu mikroj.
Bila demikian halnya, boleh kita sanggah pula: “Itu kalau Alloh Swt mau, kalau tidak mau kan tidak mungkin terjadi”. Nah itu debat kusir atau pokrol bambu yang tidak punya dasar hukum.
.Al Qur-an menggunakan kata “Kalau Alloh Menghendaki” (Wa lau Syaa-a, walau Syi-naa dan walau Yasyaa)  dalam 23 ayat,
Pada ayat-ayat tersebut ternyata Allah TIDAK menghendaki.
Kita lihat salah satu contoh ayat di bawah ini:
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) me-maksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman se-muanya ?   (QS Yunus [10] : 99)
Lalu apa kenyataannya? Berimankah kepada Alloh semua orang di muka bumi ini ?
Ternyata, sebagian besar ummat manusia di bumi ini tidak meng-imaniNya. Dengan pernyataan satu ayat ini saja, sebaiknya janganlah mengeluarkan argumentasi: “Kalau Allah Swt. Menghendaki…….”, karena Alloh Swt. memiliki aturan / takdir (sunnatulloh) yang tidak per-nah berubah.
6. Alloh Swt. tidak berada di langit
Dikatakan bahwa sewaktu Mi’roj, Nabi Muhammad Saw. menjemput atau menerima perintah sholat dari Alloh Swt., kemudian sesudah ber-jumpa dengan Nabi Musa As., beliau naik kembali berulang-kali mene-mui Alloh Swt. untuk memohon keringanan. Hal ini menyimpulkan bah-wa Alloh Swt. tidak berada di bumi atau di langit tempat Nabi Musa As. itu berada.
Sungguh keadaan demikian bertentangan dengan Firman Alloh Swt. yang tidak hanya berada di langit,
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan menge-tahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepada-nya daripada urat lehernya. (QS. Qoof [50] : 16)

Dan kepunyaan Allohlah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap maka di situlah wajah Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Luas (kekuasaanNya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqoroh [2]:115) 
7. Sebelum Isro’ Mi’roj Nabi telah sholat bersama Khodijah dan Ali

 
Riwayat Hadis : Telah menceritakan kepada kami Ya’qub telah men-ceritakan kepada kami bapakku dari Ibnu Ishaq telah menceritakan ke-padaku Yahya bin Abu Asy’ats dari Isma’il bin Iyas bin ‘Afif Al Kindi dari bapaknya dari kakeknya yang berkata; Saya adalah seorang pedagang. Saya datang untuk menjalankan ibadah haji, lalu saya mendatangi Al Abbas bin Abdul Muththolib untuk membeli dagangan darinya, yang dia juga seorang pedagang. Demi Alloh, pada saat saya di Mina, ada seo-rang laki-laki yang keluar dari dalam tenda yang tidak jauh darinya, dia melihat ke arah matahari, ketika matahari telah condong, orang itu ber-diri dan sholat. Kemudian keluar-lah seorang wanita dari tenda itu juga dan berdiri di belakang orang tadi dan ikut sholat. Lalu seorang anak kecil yang menginjak usia baligh keluar dari tenda tersebut dan ikut sholat bersama kedua orang tadi. Maka saya pun bertanya kepada Al Abbas; “Siapa orang itu Wahai Abbas?” dia menjawab; “Itu adalah Muhammad bin Abdulloh bin Abdul Muththolib anak saudaraku.” Saya bertanya lagi; “Siapakah wanita itu?” dia menjawab; “Itu adalah istrinya Khodijah binti Khuwailid.” Saya bertanya lagi; “Siapa pemuda itu?” dia menjawab; “Itu adalah Ali bin Abu Tholib anak pamannya.” Saya berta-nya lagi; “Apa yang mereka lakukan?” dia menjawab; “Dia sedang sholat, dia mengaku bahwa dia adalah seorang Nabi, dan tidak ada yang mengikuti perintahnya kecuali istrinya dan anak pamannya, pemuda tersebut. Dia juga mengaku bahwasanya akan ditaklukkan untuknya perbendaraan-perbendaraan Raja Kisro dan Kaisar.” Kemudian ‘Affif, yaitu anak paman Al Ays’-Ats bin Qais berkata; -dan dia masuk Islam setelah itu serta keIslamannya baik- “Seandainya Alloh memberiku rizki Islam pada hari itu, maka aku adalah orang yang ketiga bersama Ali bin Abu Tholib Rodhi Allohu ‘anhu.” (Musnad Ahmad 1691)
7a. Penegasan waktu solat dalam Al Quran

Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir (zhuhur dan ashar) sampai gelap malam (maghrib dan isya') dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malai-kat). Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”
(QS. Al Isra’ [17] : 78-79).
7b. Jibril mengajari Nabi sholat 5 waktu (di luar Isro’ dan Mi’roj)
“Dari Jabir bin Abdulloh, bahwa Nabi Saw didatangi oleh Jibril As, lalu Jibril mengatakan kepadanya, “Berdirilah, lalu sholatlah”, Kemudian Nabi sholat zhuhur ketika matahari sudah tergelincir. Kemudian Jibril men-datanginya di waktu ‘ashar, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu sholatlah” kemudian Nabi sholat ashar ketika bayangan sesuatu menjadi sama. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu maghrib, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu sholatlah” kemudian Nabi sholat maghrib ketika mata-hari terbenam. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu ‘isya’, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu sholatlah” kemudian Nabi sholat ‘isya’ ketika cahaya merah telah lenyap. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu fajar, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu sholatlah”, kemudian Nabi sholat shubuh keika fajar menyingsing, atau ia berkata ketika fajar memancar. Kemudian esok harinya Jibril mendatangi (Nabi) kembali pada waktu zhuhur, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu sholatlah”, kemudian Nabi sholat zhuhur ketika bayangan segala sesuatu menjadi sama. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu ashar, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu sholatlah” kemudian Nabi sholat ashar ketika bayangan segala sesuatu menjadi dua kali. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu magh-rib, dalam waktu yang sama dengan yang pertama, tidak bergeser dari-padanya. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu ‘isya’, ketika pertengahan malam telah lewat, atau ia berkata : sepertiga malam telah lewat, lalu Nabi sholat ‘isya’. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu sudah terang benderang, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu sholat-lah”, kemudian Nabi sholat shubuh. Kemudian Jibril berkata: Apa-apa yang di antara kedua waktu ini, itulah waktu sholat.” (HR. Ahmad dan Al-Nasa’i. Dan Al-Tirmidzi meriwayatkan seperti itu. Al-Bukhori ber-kata: Hadits ini adalah hadits yang paling shah dalam menerangkan waktu-waktu sembahyang). Dikutip dari Nailul Author jilid 1 halaman 685.
8. Para Nabi juga melaksanakan sholat
8a. Nabi Ibrohim As. memohon agar keturunannya tetap mendirikan sholat.

Ya Robbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, ya Robb kami, perkenankan do’aku. (QS. Ibrohim [14] : 40)
8b. Nabi Ismail As. melaksanakan sholat
Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah Ismail di dalam Kitab (Al Qur-an). Dia benar-benar seorang yang benar janjinya, seorang rosul dan nabi.” “Dan dia menyuruh keluarganya untuk (melaksanakan) sholat dan (menunaikan) zakat, dan dia seorang yang diridoi di sisi Tuhannya (QS. Maryam [19] : 54-55)
8c. Nabi Isa ibnu Maryam As. mendirikan sholat
Dan dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. (QS. Maryam [19] : 31)
9. Bani Isroil solat 7x/ hari, bukan 50x
1. Di dalam Kitab Zabur / MAZMUR 119:164 Indonesian - Terjemahan Lama (TL) tertulis sebagai berikut :
Maka tujuh kali dalam sehari memujilah aku akan Dikau, karena sebab segala hukum kebenaranMu itu
2. Buku To Pray As A Jew: A Guide To The Prayer Book And The Synagogue Service karangan Hayim Halevy Donin, seorang rabbi (pendeta) Yahudi Amerika di  Congregation B'nai David, Southfield, Michigan. Dalam buku itu ada gambar tata cara sembahyang kaum Yahudi yang sikap dan gerakannya sangat mirip dengan sholatnya umat Islam  Ritual sholat Yahudi ini dilakukan 3 x sehari yaitu pada malam hari (Ma'ariv), di pagi hari (Shacharit), dan pada sore hari (Minchah).
Gambar sembahyang Yahudi dalam buku Rabbi Hayim Halevy Donin
Pada mulanya sholatnya Yahudi adalah 7 x /hari sebagai berikut.. 
1 = Solat Subuh, 2 = Solat Dhuha, 3 = Solat Zuhur, 4 = Solat Ashor, 5 = Solat Maghrib, 6 = Solat Isya', 7 = Solat Al-Lail 
Pada tahun 586 SM. Nebukadnezar, raja Babel menduduki Yerus-salem dan negara Yuda. Bangsa Yahudi dibawa ke Babil dijadikan bu-dak sehingga mereka tidak leluasa melakukan sholat. Maka sholat me-reka dibuat 3 x / hr. sampai kini. (= sholat jamak qosor  zhuhur + asar, maghrub + isya’ dan subuh)
10. Tujuan Mi’roj Nabi Muhammad Saw.
Maka tujuan Mi’roj Nabi Saw. bukanlah menerima perintah sholat 5 waktu karena Nabi Muhammad Saw. telah melaksanakannya bersama Khodijah dan Ali, melainkan seperti yang tertulis pada bagian akhir hadis mi'roj riwayat Imam Bukhori
Jibril lalu pergi bersamaku sampai ke Sidrotul Muntaha dan Sidrotul Muntaha itu tertutup oleh warna-warna yang aku tidak mengetahui apa-kah itu sebenarnya? Aku lalu dimasukkan ke surga. Tiba-tiba di sana ada kail dari mutiara dan debunya adalah kasturi.'” (HR. Bukhori no. 193, 194)
10a. Hadis ini sesuai dengan ayat Al Qur-an (QS. An-Najm [53] :13-18)
Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupa-nya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal (Jannatul Ma’wa). Sidrotulmun-taha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, penglihatan (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhannya yang paling besar(surga). (QS. An Najm [53] : 13-18).
11. Surga bukan berada di langit tetapi ada di masa depan 
     Dalam menguraikan masalah Mi’roj ini penulis menggunakan Fisika Modern yaitu Mekanika Kuantum yang dikembangkan oleh Stephen Hawking, Ahli Fisika Inggris. Penggunaan mekanika kuantum pada alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum.
     Pada kondisi waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa ber-jalan maju dengan laju tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan.
Menurut Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) melalui terowongan waktu kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi, bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan.
Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya)  menurut Hawking “telah ada dan sudah selesai” sejak diciptakannya  alam semesta. Selain itu melalui terowongan waktu (dengan kekuasaan Allah Swt.) kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan seketika. 
11 a. Seluk Beluk Sidrotul Muntaha 
     Sidr berarti pohon bidara, pohon yang tumbuh di Asia, Afrika dan Australia. Dipakai sebagai sumber makanan, obat-obatan dan bahan bangunan. Termasuk pohon yang sangat berguna, tetapi bukan me-rupakan pohon yang istimewa. Fungsi pohon bidara ini di Sidrotil Muntaha ada-lah adalah sebagai batas terjauh perjalan-an di langit dan bumi dalam waktu nyata, yang dapat ditempuh oleh makhluk Alloh                                               Swt. yaitu manusia, jin dan malaikat termasuk Malaikat Jibril  Di seberang pohon pembatas ini terdapat Jannatul Ma’wa (sorga) yang letaknya ada di masa depan.  Maka Sidrotul Muntaha selain sebagai batas jarak atau ruang terjauh, juga merupakan batas antara waktu nyata dan waktu maya. Merupakan pintu masuk ke terowongan waktu yang berada di waktu maya menuju ke masa depan. Melalui jalan inilah Nabi Muham-mad Saw. sewaktu mi’roj diperjalankan Alloh Swt. ke masa depan, ya itu hari kiamat, hari kebangkitan dan pengadilan di padang mahsyar, mizan, pergi ke neraka dan shiroth, kemudian pergi ke surga.
Dengan perjalanan itu Nabi Muhammad Saw. adalah satu-atunya manusia di muka bumi (selain Nabi Adam dan Siti Hawa), yang pernah pergi ke akhirot dengan jasad dan ruh beliau. Sehingga beliau bisa me-nerangkannya kepada kita dalam hadis-hadis beliau.
Waktu yang digunakan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk pergi ke akhirot tidak terbatasi oleh waktu mi’roj yang hanya semalam, tetapi bisa berhari-hari, karena waktu di akhirot tidak diikat oleh waktu di dunia. Kemudian Nabi Muhammad kembali melalui jalan yang sama ke Sidrotil Muntaha, kembali masuk ke waktu nyata pada waktu yang sama dengan waktu berangkatnya, selanjutnya pulang kembali ke Mekah. 
Kesimpulan pertama 
Ternyata matan (isi) Hadis-hadis riwayat Isro’ dan mi’’roj
Tidak sejalan dengan Al Qur-an pada 
1a (pada QS. Al-Isro ayat 7 disebutkan bahwa Baitul Maqdis II yang lama / Temple of Solomon II  telah dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70 M. Sehingga Nabi Muhammad Saw. tidak mungkin sholat di dalamnya) 
2. (Tujuan Isro’ adalah rekonstruksi kejadian di hari kiamat di mana se-mua manusia dan jin dari seluruh dunia dikumpulkan / diisro’kan di Baitul Maqdis) 
4. (Ruh para Nabi ada di alam kubur, bukan di langit) 
6. (Alloh Swt tidak berada di langit tapi berada di mana-mana) 
7a (sholat 5 waktu ada di dalam Al Qur-an QS. Al Isra’ [17]: 78-79)
 8a, 8b dan 8c (Nabi–nabi Ibrohim As., Ismail As., Isa ibnu Maryam As. dll.  melakukan sholat)
Tidak sejalan dengan Hadis lain yang mutawatir 
2a (Baitul Maqdis adalah tempat Padang Mahsyar, bukan tempat sholat). 
7 (Nabi Muhammad Saw. sudah sholat berjamaah dengan Khodijah dan Ali sebelum Isro’ dan mi’’roj) 
7b (Nabi Muhamad Saw. diajari sholat 5 waktu oleh Malaikat Jibril As di luar waktu Mi’roj)
Tidak sejalan dengan Alkitab / Bibel 
9 (Bani Isroil sholat 7 waktu bukan 50 waktu)
Tidak sejalan dengan ilmu sejarah 
1a (Masjidil Aqso yang ada pada zaman para Imam Hadis didirikan oleh Umar bin Khottob Ra),
Tidak sejalan dengan ilmu astronomi / perbintangan 
3 (Langit yang sangat luas digambarkan seperti gedung 7 tingkat) padahal sangat besar dan rumit 
Kesimpulan akhir 
   Terbukti bahwa matan Hadis-hadis Isro’ dan mi’roj ini tidak sohih.
Termasuk Hadis mauduk atau palsu atau paling tidak termasuk hadis dhoif (lemah) dan mualal (sisipan) karena isinya diselipkan cerita–cerita Israiliyat dari kaum Bani Israil, yang sengaja secara tersirat ingin mengagungkan bangsa mereka, serta mengecilkan peran Nabi Muhammad beserta pengikutnya.
Tujuan Isro’ Nabi Muhammad Saw.
 Isro’ adalah rekonstruksi kejadian di hari kiamat.
     Semua manusia dibangkitkan di tempat mereka dikubur di seluruh dunia. Lalu masing-masing dibawa terbang (isro) oleh seorang malaikat ke padang mahsyar yang lokasinya di Baitul Maqdis untuk diadili oleh Alloh Swt. 
Tujuan Mi’roj Nabi Muhammad Saw
     Diperlihatkan surga yang ada di masa depan, masuk Terowo-ngan Waktu melalui Sidrotul Muntaha.
     Selain surga Nabi Muhammad Saw. juga diperlihatkan peristiwa Kiamat, Kebangkitan, pengadilan di Padang Mahsyar, Mizan dan Penimbangan Amal, Shiroth, dan Neraka.
     Sehingga Nabi Muhammad Saw. bisa menerangkan kepada kita tentang kejadian di Akhirot karena beliau pernah diperjalankan ke sana sewaktu Mi’roj.
Jember, 5 Nopember 2017
Dr. H. M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tlpun (0331) 481127
Jember

 

Kepustakaan
01. Abu Najdi Haraki dalam buku “Misteri Isra’ Mi’raj”, DIVA Press, Jogjakarta, 2007
02. Al Imam Muhammad Asy Syaukani, Nailul Authar, Penerjemah Drs. Hadimulyo dkk. Penerbit Asy Syifa, Semarang, 1994, jilid 1 halaman 685.
03. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Djakarta, 1960.
04. Alkitab Elektronik 2.0.0, Alkitab Terjemahan Baru, @ 1974, Lembaga Alkitab Indonesia.
05. Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam Al-Quran, PT Almaarif, Bandung, 1971
06. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, CV. Asy-Syifa, Semarang, 1999.
07. Departemen Agama  RI, Tafsir Al Qur-an Jilid 2, Jakarta, 2009
08. Felix Pirani dan Christine Roche, Mengenal Alam Semesta, Mizan "For Beginners", Bandung, 1997.
09. J.P. McEnvoy dan Oscar Zarate, Mengenal Hawking For Beginners, Mizan, Bandung, 1998.
10. Muhammad Muhibuddin, Keajaiban Yerusalem, Araska, Yogyakarta, 2014, halaman 152-156.
11. Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, Grafiti, Jakarta, 1994
12. Thomas McElwain, Bacalah Bibel, Penerbit Citra, Jakarta, 2006
16. www.oocities.org/maurice_osborn/Serpo.htm (planet asal piring terbang)
17. https://id.wikipedia.org/wiki/Hadits
LAMPIRAN
Hadis-hadis tentang Isro’ dan Mi’roj
Dari beberapa Hadis tentang Isro’ dan Mi’roj yang ada, penulis mengutip dua buah Hadis sebagai berikut.
1. Hadis Sohih Muslim yang sangat panjang sebagai berikut.
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: bahwa Rosulullah Saw. bersabda :
Isro’ ke Baitul-Maqdis
Aku didatangi Buraq. lalu aku menunggangnya sampai ke Baitul Makdis. Aku mengikatnya pada pintu mesjid yang biasa digunakan me-ngikat tunggangan oleh para nabi. Kemudian aku masuk ke mesjid dan mengerjakan sholat dua rakaat. Setelah aku keluar, Jibril datang mem-bawa bejana berisi arak dan bejana berisi susu. Aku memilih susu, Jibril berkata: Engkau telah memilih fitroh.
Mi’roj ke langit
Lalu Jibril membawaku naik ke langit. Ketika Jibril minta dibukakan, ada yang bertanya: Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu? Jibril menjawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawab Jibril: Ya, ia telah diutus. Lalu dibukakan bagi kami. Aku bertemu dengan Adam. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Kemudian aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapakah engkau? Jawab Jibril: Jibril. Ditanya lagi: Siapakah yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Pintu pun dibuka untuk kami. Aku bertemu dengan Isa bin Maryam as. dan Yahya bin Zakaria as. Mereka berdua menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit ketiga. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw. jawabnya. Ditanyakan: Dia telah diutus? Dia telah diutus, jawab Jibril. Pintu dibuka untuk kami. Aku bertemu Yusuf As. Ternyata ia telah dikaruniai sebagian keindahan. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keempat. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril menjawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun dibukakan. Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah Taala berfirman Kami mengangkatnya pada tempat (martabat) yang tinggi. Aku dibawa naik ke langit kelima. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Dijawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Dijawab: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana aku bertemu Nabi Harun As. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keenam. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana ada Nabi Musa As. Dia menyambut dan mendoakanku dengan kebaikan. Jibril membawaku naik ke langit ketujuh. Jibril minta dibukakan. Lalu ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanyakan: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Ternyata di sana aku bertemu Nabi Ibrahim as. sedang menyandarkan punggungnya pada Baitulmakmur. Ternyata setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk ke Baitulmakmur dan tidak kembali lagi ke sana.
Pergi ke Sidratul-Muntaha menerima wahyu
Kemudian aku dibawa pergi ke Sidratulmuntaha yang dedaunannya seperti kuping-kuping gajah dan buahnya sebesar tempayan. Ketika atas perintah Allah, Sidratul-muntaha diselubungi berbagai macam keindahan, maka suasana menjadi berubah, sehingga tak seorang pun di antara makhluk Allah mampu melukiskan keindahannya. Lalu Allah memberikan wahyu kepadaku. Aku diwajibkan salat lima puluh kali dalam sehari semalam. Tatkala turun dan bertemu Nabi saw. Musa As., ia bertanya: Apa yang telah difardukan Tuhanmu kepada umatmu? Aku menjawab: Salat lima puluh kali. Dia berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan, karena umatmu tidak akan kuat melaksanakannya. Aku pernah mencobanya pada Bani Israel. Aku pun kembali kepada Tuhanku dan berkata: Wahai Tuhanku, berilah keringanan atas umatku. Lalu Allah mengurangi lima salat dariku. Aku kembali kepada Nabi Musa As. dan aku katakan: Allah telah mengurangi lima waktu salat dariku. Dia berkata: Umatmu masih tidak sanggup melaksanakan itu. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi. Tak henti-hentinya aku bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa As. sampai Allah berfirman: Hai Muhammad. Sesungguhnya kefarduannya adalah lima waktu salat sehari semalam. Setiap sholat mempunyai nilai sepuluh. Dengan demikian, lima salat sama dengan lima puluh shplat. Dan barang siapa yang berniat untuk kebaikan, tetapi tidak melaksanakannya, maka dicatat satu kebaikan baginya. Jika ia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya barang siapa yang berniat jahat, tetapi tidak melaksanakannya, maka tidak sesuatu pun dicatat. Kalau ia jadi mengerjakannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan. Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa as., lalu aku beritahukan padanya. Dia masih saja berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan. Aku menyahut: Aku telah bolak-balik kepada Tuhan, hingga aku merasa malu kepada-Nya. (Shohih Muslim No.234)
2. Ada beberapa Hadis pendek Sohih Bukhori. Penulis mengambil 1 hadisnya yang berisi mi’roj Nabi Muhammad Saw. ke surga
Ibnu Hazm dan Anas bin Malik berkata bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda,
Menerima perintah solat (di langit)
 Alloh Azza wa Jalla lalu mewajibkan atas umatku 50 sholat (dalam se-hari semalam). Aku lalu kembali dengan membawa kewajiban itu hingga kulewati Musa, kemudian ia (Musa) berkata kepadaku, ‘Apa yang diwajib-kan Alloh atas umatmu?’ Aku menjawab, ‘Dia mewajibkan lima 50 Xi sho-lat (dalam sehari semalam).’ Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat atas yang demikian itu.’ Alloh lalu memberi dis-pensasi (keringanan) kepadaku (dalam satu ri-wayat: Maka aku kembali dan mengajukan usulan kepada Tuhanku), lalu Tuhan membebaskan se-paronya. ‘Aku lalu kembali kepada Musa dan aku katakan, ‘Tuhan telah membebaskan separonya.’ Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena sesungguhnya umatmu tidak kuat atas yang demikian itu. ‘Aku kembali kepada Tuhanku lagi, lalu Dia membebaskan separonya lagi. Aku lalu kembali kepada Musa, kemudian ia berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat atas yang demikian itu.’ Aku kembali kepada Tuhan, kemudian Dia berfirman, ‘Sholat itu lima (waktu) dan lima itu (nilainya) sama dengan 50 (kali), tidak ada firman yang diganti di hadapanKu.’ Aku lalu kembali kepada Musa, lalu ia berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu.’ Aku jawab, ‘(Sungguh) aku malu kepada Tuhanku.’
Pergi ke Sidratul Muntaha dan ke Surga
Jibril lalu pergi bersamaku sampai ke Sidratul Muntaha dan Sidratul Muntaha itu tertutup oleh warna-warna yang aku tidak mengetahui apa-kah itu sebenarnya? Aku lalu dimasukkan ke surga. Tiba-tiba di sana ada kail dari mutiara dan debunya adalah kasturi. (HR. Bukhari no. 193, 194):
3. Hadis Sohih Riwayat Imam Tirmidzi
Dari Ibnu Abbas, ia telah berkata: Ketika Nabi Saw. diisra`kan, beliau melewati seorang Nabi dan beberapa Nabi, dan bersama mereka ada banyak orang. Dan seorang Nabi dan beberapa Nabi, dan bersama me-reka beberapa orang. Dan seorang Nabi dan beberapa Nabi, dan ber-sama mereka tidak ada seorangpun sampai beliau melewati kelompok yang besar. Aku berkata: “Siapa Ini?” Dijawablah (oleh Jibril): “Musa dan kaumnya. Akan tetapi angkatlah kepalamu, kemudian lihatlah!” Kemudian ada kelompok besar yang memenuhi ufuk dari sebelah sana dan dari sebelah sana. Lalu dikatakan (oleh Jibril): “Mereka adalah umat-mu dan yang lainnya adalah kelompok dari umatmu yang berjumlah tujuh puluh ribu (70.000) orang yang akan masuk surga tanpa hisab (perhitungan amal).” Kemudian beliau masuk (ke kamar beliau) dan mereka (para sahabat) tidak menanyai beliau dan beliau tidak mene-rangkan kepada mereka. Maka mereka berkata: "Kami adalah mereka itu tadi". Dan ada pula yang berkata: "Mereka adalah anak-anak kami yang lahir dalam fitroh dan Islam". Kemudian Nabi SAW keluar, lalu ber-sabda: "Mereka adalah orang-orang yang tidak berobat dengan besi panas, tidak meruqyah, dan tidak pula bertakhayul (tathayyur). Dan mereka bertawakal kepada Tuhan mereka.” Lantas Ukasyah bin Mih-shan berdiri lalu berkata: “Saya termasuk mereka wahai Rosulullah?” Beliau menjawab: “Ya.” Kemudian yang lain lagi berdiri lalu berkata pula: “Saya termasuk mereka?" Beliau menjawab: “Kamu telah didahu-lui oleh Ukasyah (dalam bertanya demikian).” (HR at-Tirmidzi 2446). Beliau berkata: "Ini adalah hadits hasan shohih".
Dalam hadits ini terdapat tambahan seorang sohabat lagi yang men-dapat kabar gembira akan masuk surga, yaitu Ukasyah bin Mihshan.
Dr. H. M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember