Selasa, 24 September 2019

Takwil Ayat Mutasyabihat Dengan Bacaan Aisyah Binti Abu Bakar





Kesimpulan Akhir
No.
Hlm.
Pendapat
Kesimpulan
1
 8
Bacaan Aisyah dan Nabi Saw.
Hanya Alloh sajalah yang mengetahui takwil ayat mutasyabihat
2
 8
Penulis
Bila hanya Alloh Swt. saja yang mengetahui takwilnya, untuk bisa mengetahui takwil ayat mutasyabihat kita bisa bertanya kepada Alloh Swt.
3
 9
QS. Az-Zumar [39] : 23
Bahasa Al Qur-an berbeda dengan bahasa Arob
4
 10
www.Hajij.Com
Bahasa Al Qur-an berbeda dengan bahasa Arob (bahasa hadis Nabi Saw).
5
 11
Muhajir Isnaeni,
Bahasa Al Quran Bukan Bahasa Arab tetapi Bahasa yang serumpun dengan bahasa Arob.
6
 12
Prof. M. Quraish Shihab, MA.
Arobiyy adalah suatu nisbah / atribut tetapi para penafsir Al Quran mengartikan sama dengan bahasa Arob
7
20
HR. Thobroni
Bahasa Al Qur-an serumpun dengan bahasa Arob
8
 24
Prof. Toshihiku Izutsu
Takwil Bahasa Al Qur-an hanya diketahui oleh Alloh Swt.
9
 28
Dalam Al Qur-an satu kata hanya punya satu arti
Arti rizqi adalah makanan
10
41
Kasus Utbah bin Robi’ah
Al-Qur’an bukan bahasa Arab, tetapi serumpun dengan bahasa Arab.  Berasal dari bahasa yang diajarkan Allah Swt. kepada Nabi Adam, lalu menurun kepada Nabi Nuh, lalu ke bangsa Ad dan Tsamud
11
50
Penulis
Bahasa Al Qur-an berbeda dengan Bahasa Arob (yang digunakan dalam hadis Nabi  Muhammad Saw.).

TAKWIL AYAT MUTASYABIHAT
SEANDAINYA BACAAN
AISYAH BENAR
Contoh Kasus Kata Rizqi
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Apakah Ayat Mutasyabihat itu ?
     Istilah Ayat Mutasyabihat ada di dalam Al Qur-an Surat Ali Imron [3]: 7 sebagai berikut :
3:7
       Dialah yang menurunkan al-Kitab (al-Qur’an) kepadamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi al Qur-an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat.
     Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat mutasyabihat dari padanya, untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal
Tidak ada yang mengetahuin takwilnya melainkan Alloh
Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.”
     Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imron [3] : 7).
Asbabun nuzul (penyebab turunnya ayat).
     Telah menceritakan kepada kami Abdulloh bin Maslamah, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Ibrohim At Tustari, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Al Qosim bin Muhammad, dari Aisyah Ra. dia berkata; Rosululloh Saw. membaca ayat ini; (QS. Ali Imron [3] : 7). Aisyah berkata; kemudian Rosululloh Saw. bersabda:
Apabila kalian melihat orang-orang yang mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat, maka mereka itulah orang-orang yang disebutkan oleh Alloh, maka waspadalah kalian terhadap mereka!
Komentar penulis
     Berarti kita dilarang mengikuti ayat mutasyabihat sesuai dengan pemikiran kita sendiri,
karena hanya Alloh Swt. sajalah yang mengetahui takwilnya  Inilah sabda / pendapat Nabi Muhammad Saw
Definisi-definisi
     Menurut HAMKA dalam Tafsir Al Qur-an Al-Azhar. Ayat Muhkam adalah ayat-ayat mengenai hukum, memerintahkan sembahyang, mengerjakan puasa, naik haji dan sebagainya  Demikian juga tentang pembagian waris harta pusaka. Disebut muhkam sebab jelas diterangkan, misalnya yang laki-laki mendapat dua kali yang perempuan. Ayat-ayat muhkam disebut sebagai ibu dari kitab artinya menjadi sumber hukum, tidak bisa diartikan lain lagi
Ayat mutasyabihat artinya bermacam-macam.
  Panjang lebar perbincangan ulama tentang maksud mutasyabihat ini
     Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur menulis:
     Para ulama mempunyai 2 pendapat dalam hal ini:
1. Pendapat sebagian ulama salaf, yaitu waqof (berhenti) pada lafal jalalah (lafal Alloh) dan menjadikan perkataan warroosikhuuna fil’ilmi, sebagai pembicaraan baru, yang maknanya
yang mengetahui ayat mutasyabihat hanyalah Alloh sendiri
Pendapat ini dianut oleh kebanyakan sahabat, seperti Aisyah binti Abu Bakar dan Ubay ibn Ka’ab.
     Selanjutnya penulis menyebutnya sebagai pendapat Aisyah Ra.
Komentar penulis
Bacaan ini dipakai oleh seluruh kitab Al Qur-an di dunia.
Coba kita dengarkan Mp3 tartil Al Qur-an Surat Ali Imron [3]: 7
     Pada Komentar Penulis di halaman sebelumnya, pendapat Aisyah Ra. ini sesuai dengan sabda / pendapat Rosululloh Saw.
2. Pendapat sebagian ulama salaf yang lain, yaitu waqaf pada lafal al-‘ilmi. Mereka menjadikan perkataan, yaquuluuna aamannaa, sebagai pembicaraan baru. Di antara yang berpendapat demikian adalah Abdulloh Ibn ‘Abbas. Menurut beliau, mereka yang termasuk arroosikhuuna fil’ilmi / berilmu tinggi (termasuk beliau sendiri) mengetahui makna ayat mutasyabihat.
    Selanjutnya penulis menyebutnya sebagai pendapat Abdulloh Ibn ‘Abbas.
     Kebanyakan para ahli tafsir Al Qur-an setuju dengan pendapat Abdulloh Ibn ‘Abbas, dimana para ahli tafsir Al Qur-an itu memasukkan diri mereka ke dalam golongan arroosikhuna fil’ilmi (orang yang mendalam ilmunya), sehingga boleh mentakwilkan ayat-ayat mutasyabihat.
Karena semua ahli tafsir Al Qur-an  itu berpendapat bahwa takwilnya benar, maka akibatnya Al Qur-an menjadi multi tafsir seperti yang terjadi sekarang.
Mengapa para ahli tafsir mengikuti pendapat Abdulloh ibnu Abbas?

 Ada dua alasan
Alasan pertama : Dengan mengikuti pendapat ibnu Abbas berarti tidak mengikuti pendapat Aisyah.

     Bila mengikuti pendapat Aisyah berarti setuju dengan pendapat bahwa 
hanya Alloh sajalah yang mengetahui takwil ayat
 mutasyabihat. .
 
    Ini berarti, selain Alloh, termasuk Nabi Muhammad Saw., para sohabat Nabi di antaranya Abdulloh ibnu Abbas serta para ahli tafsir Al Qur-an, semuanya tidak mengetahui takwil ayat mutasyabihat.
   Akibatnya para ahli tafsir tidak bisa menggunakan ayat mutasyabihat. Padahal jumlah ayat mutasyabihat di dalam Al Qur-an sangat banyak. Sehingga banyak bagian Al Qur-an yang tidak bisa ditakwilkan.
     Maka tidak ada jalan lain bagi para ahli tafsir, kecuali menyetujui pendapat Abdulloh ibnu Abbas.
Bacaan ibnu Abbas pada QS. Ali Imron [3] : 7 adalah sbb.
     Dialah yang menurunkan al-Kitab (Al Qur-an) kepadamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al Qur-an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat mutasyabihat daripadanya, untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal
tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Alloh dan orang-orang yang mendalam ilmunya (arrosikhuna fil’ilmi)
     Berkata : “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal (QS. Ali Imron [3] : 7)
Alasan kedua : Para ahli tafsir Al Qur-an itu berpendapat bahwa Abdulloh ibnu Abbas Ra. adalah tokoh yang pendapatnya patut diikuti. Sesuai dengan riwayat Abdulloh ibnu Abbas Ra. sebagai berikut:
Nasab dan Riwayat Abdulloh ibnu Abbas
     Abdulloh bin Abbas bin Abdul Muththolib bin Hasyim bin Abdul Manaf, julukan Abu al-Abbas. Ia juga dikenal dengan Hibr al-ummah (paling tahunya ummat) dan Bahr (lautan) al-ummah. Abdulloh adalah keponakan Nabi Muhammad Saw serta Ali bin Abi Tholib Ra.
     Ayahnya, Abbas adalah paman Nabi Saw. Ia termasuk tokoh suku Quroisy yang pada zaman jahiliyah menjadi Amirul Haj selama bertahun-tahun lamanya dan takmir Masjidil Harom. Saudarinya, Maimunah adalah istri Nabi Muhammad Saw  Ia adalah wanita pertama yang masuk Islam di Mekah setelah Sayidah Khodijah Ra. Nabi Muhammad Saw. sangat menghormatinya. Ia menyusui Hasanain (Hasan dan Husin cucu Rosululloh) maka Abdullah ibnu ‘Abbas adalah saudara sepersusuan Hasanain. Ibnu Abbas adalah keponakan Kholid bin Walid. Ibnu Abbas lahir 3 tahun sebelum Hijrah di Syi'b Abi Tholib.
Ulama dan Perawi Hadis
     Ibnu Abbas adalah seorang mufassir Alquran yang paling terkenal pada abad pertama Hijriah. Terdapat banyak riwayat darinya yang ada di kitab-kitab tafsir dan kitab-kitab hadis. Di sebagian hadis dijelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw, selain mendoakan Ibnu Abbas juga
memohon kepada Alloh semoga Dia memberikannya ilmu takwil Al Qur-an kepadanya
     Ibnu ‘Abbas adalah seorang pemuka dalam bidang fikih, hadis dan tafsir Al Qur-an. Ibnu Abbas menukil hadis sebanyak 1.660. Dari jumlah itu, Bukhori menukil 120 hadis darinya dan Muslim 9 hadis.
     Ibnu Abbas meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad Saw, Imam Ali Ra., Umar, Mu'adz bin Jabbal dan Abu Dzar sebelum hijriah.
Pendapat para ulama di Indonesia tentang takwil ayat mutasyabihat
Pendapat para ulama di Indonesia terlihat pada peristiwa pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2016.
Majelis Ulama Indonesia melarang memilih Gubernur yang tidak beragama Islam yaitu Ahok / Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. yang beragama Kristen Protestan, berdasarkan QS. Al-Maidah [5] : 51  yang diterjemahkan dalam Al-Quran dan Terjemahnya terbitan Depag RI. sbb.
  5:51
     Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasroni menjadi pemimpin-pemimpinmu; sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(QS. [5] : 51(
Dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TVOne, tanggal 11/10/ 2016), Nusron Wahid (Nusron Wahid, S.S., M.E., lulusan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI dan IPB, Ketua Gerakan Pemuda Ansor, N.U., mengatakan bahwa para ulama yaitu MUI tidak berhak menafsiri Al Qur-an, dalam hal ini adalah surat Al-Maidah : 51. Menurut Nusron hanya Alloh dan Rosulnya saja yang berhak menafsirkan Al Qur-an bukan MUI.
Mengomentar ucapan Nusron ini, ustadz Felix Siauw (seorang mualaf yang cerdas) mengatakan bahwa pendapat hanya Alloh Swt  (dan RosulNya) saja yang mengetahui tafsir Al-Quran adalah pendapat para orientalis yang ingin memisahkan kaum muslimin dari Al-Quran sehingga umat Islam menjadi rusak.
Komentar penulis
Dari berita di atas ternyata sebagian besar ulama di Indonesia setuju dengan bacaan Abdulloh ibnu Abbas, sedang Nusron Wahid setuju dengan bacaan Aisyah.
     Para ulama dan para ahli tafsir Al Qur-an terlalu mengagungkan Abdulloh ibnu Abbas sesuai dengan riwayat beliau, yang pernah didoakan Nabi Muhammad Saw. agar Alloh memberikannya ilmu takwil Al Qur-an sehingga beliau digelari Bahr (lautan) al-ummah.
     Namun penulis lebih setuju dengan pendapat Aisyah binti Abu Bakar.
Karena sesuai dengan pendapat Nabi Muhammad Saw. Di samping karena ketinggian ilmu beliau tentang Al-Qur-an dah hadits sebagaimana uraian berikut:

 
Kelebihan                                                                                                          Aisyah binti Abu Bakar                           
     Aisyah memiliki wawasan ilmu yang luas serta menguasai masalah-masalah keagamaan, baik yang dikaji dari Al-Qur’an, hadits-hadits Nabi, maupun ilmu fikih. Tentang masalah ilmu-ilmu yang dimiliki Aisyah ini, di dalam Al-Mustadrok, al-Hakim mengatakan bahwa 1/3 dari hukum-hukum syariat dinukil dan Aisyah. Abu Musa al-Asya’ari berkata, “Setiap kali kami menemukan kesulitan, kami temukan kemudahannya pada Aisyah.” Para sahabat sering meminta pendapat jika menemukan masalah yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri. Aisyah pun sering mengoreksi ayat, hadits, dan hukum yang keliru diberlakukan untuk kemudian dijelaskan kembali maksud yang sebenarnya. Salah satu contoh adalah perkataan yang diungkapkan oleh Abu Huroiroh. Ketika itu Abu Huroiroh merujuk hadits yang diriwayatkan oleh Fadhl ibnu Abbas bahwa barang siapa yang masih dalam keadaan junub pada terbit fajar, maka dia dilarang berpuasa. Ketika Abu Huroiroh bertanya kepada Aisyah, Aisyah menjawab, “Rosulullah pernah junub (pada waktu fajar) bukan karena mimpi, kemudian beliau meneruskan puasanya.” Setelah mengetahui hal itu, Abu Huroiroh berkata, “Dia lebih mengetahui tentang keluarnya hadits tersebut.” Kamar Aisyah lebih banyak berfungsi sebagai sekolah, yang murid-muridnya berdatangan dari segala penjuru untuk menuntut ilmu. Bagi murid yang bukan mahromnya, Aisyah senantiasa membentangkan kain hijab di antara mereka. Aisyah tidak pernah mempermudah hukum kecuali jika sudah jelas dalilnya dari Al-Qur’an dan Sunnah.
     Aisyah adalah orang yang paling dekat dengan Rosululloh Saw. se-hingga banyak menyaksikan turunnya wahyu kepada beliau, sebagairnana perkataannya ini:
     “Aku pernah melihat wahyu turun kepada Rosululloh pada suatu hari yang sangat dingin sehingga beliau tidak sadarkan diri, sementara keringat bercucuran dari dahi beliau.“ (HR. Bukhori)
Bisakah kita memakai bacaan Aisyah (untuk QS. Ali Imron [3] : 7) ?
     Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, kita bisa memakai pendapat Aisyah karena beliau adalah seorang yang ahli dalam tafsir Al Qur-an di samping pendapat beliau itu sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Saw.
     Namun, dengan menggunakan bacaan Aisyah, maka kita setuju dengan pendapat bahwa
hanya Alloh sajalah yang mengetahui takwil ayat mutasyabihat.
    Dalam pandangan penulis,
Bila hanya Alloh Swt. saja yang mengetahui takwilnya, untuk bisa mengetahui takwil ayat mutasyabihat kita bisa bertanya kepada Alloh Swt.
     Zaman bertanya kepada Alloh Swt. secara langsung sebagaimana Nabi Adam As. di surga dan Nabi Musa As. di lembah Thuwa di Gunung Sinai sudah lewat 
    Maka kita bisa bertanya kepada Alloh secara tidak langsung yaitu bertanya kepada Kitab ciptaannya yaitu Al Qur-an
Dengan cara : Membandingkan makna firman Alloh di dalam Kitab Al Qur-an di suatu ayat dengan makna firman Alloh di ayat lainnya, karena Allohlah yang berfirman dengannya, sehingga Alloh sajalah yang paling tahu tentang makna firmanNya sendiri
Menanyakan takwil ayat mutasyabihat kepada Al Qur-an.
     Sebelum membahas hal ini, terlebih dahulu kita bahas :
     Dengan bahasa apakah kita berkomunikasi dengan Alloh Swt. ?
Jawabannya jelas yaitu dengan bahasa Al Qur-an.
Samakah bacaan Al Qur-an dengan Bahasa Arob ?

 
    Para para ahli tafsir Al Qur-an berpendapat bahwa Al Qur-an diturunkan Alloh Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. dalam bahasa Arob

        Alasannya berdasarkan tafsir ataupun terjemahan QS. Yusuf [12] : 2 sebagai berikut :


 
12:2

     Yang diterjemahkan oleh Al Qur-an terbitan DEPAG sebagai berikut.
     Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an berbahasa Arob (Arobiyyan), agar kamu memahaminya. (QS. Yusuf [12] :2)

     Semua kitab tafsir Al Qur-an di Indonesia menerjemahkan Qur’aanan Arobiyyan  berarti Al Qur-an berbahasa Arob.

Pendapat Alloh Swt. tentang Bahasa Al Qur-an (yang berbeda dengan Bahasa Arob).
39:23
 Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur-an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Alloh. Itulah petunjuk Alloh, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendakiNya. Dan barang siapa yang disesatkan Alloh, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.  (QS. Az-Zumar [39] : 23).
Komentar penulis
     Membaca Bahasa Al Qur-an menjadikan gemetar kulit orang yang membacanya, lalu tenang hatinya, sedang membaca tulisan berbahasa Arob tidak menimbulkan efek demikian.
Berarti Bahasa Al Qur-an berbeda dengan bahasa Arob

     Pendapat www.Hajij.Com 
     Hadis Nabi Muhammad adalah dalam bahasa Arab. Para ahli Tafsir Al Qur-an menyebutkan bahwa Al Qur-an juga dalam bahasa Arob sesuai dengan QS. [12]: 2.  
     Sesungguhnya Kami menurun-kannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab (Arobiyyan), agar
kamu memahaminya. (QS. Yusuf [12] : 2)
     Tetapi mengapa bahasa Hadis Nabi Muhammad Saw. berbeda dengan bahasa Al Qur-an ?
     Ini adalah sebagian dari pertanyaan-pernyataan yang sampai kini belum terjawab.
     Karena al-Quran tidak mirip dengan ucapan Nabi Muhammad Saw yang dikumpulkan dalam buku-buku hadis.
     Bila dibandingkan secara teliti, ayat-ayat al-Quran benar-benar berbeda dengan hadis nabi.
Artinya 
Bahasa Al Quran berbeda dengan Bahasa Arob (bahasa hadis Nabi Muhammad Saw.).
Penulis juga membuat makalah berjudul Membandingkan Bahasa Al Qur-an dengan Bahasa Arob Al-Hadits tentang beda bahasa Hadis Nabi Muhammad Saw. dengan Bahasa Al Qur-an (ada di halaman belakang.)
Pendapat Muhajir Isnaeni
     Muhajir Isnaeni adalah seorang dosen Bahasa Arob pada Akademi Bahasa Asing - ABA "INDONESIA" LPI, Cikini, Jakarta.

     Menurut Muhajir, Bahasa Al Quran Bukan Bahasa Arab

Peristilahan.
     Istilah Lisaanan ‘Arobiyyan dan Qur’anan Arobiyyan tentu sangat berbeda dengan perkataan Lisanan Araban atau Qur’aanan “Araban.
(Maksud Muhajir adalah : Berbahasa Arab seharusnya Qur’aanan Aroban atau Lisanan Aroban, bukan Qur’aanan Arobiyyan atau Lisanan Arobiyyan, lihat Kamus Bahasa Arob, penulis).
     Perbedaannya adalah ada doble huruf ya yang ditambahkan kepada kata-kata Arobun menjadi Arobiyyun yang dalam Nahwu Shorof istilahnya
disebut sebagai Ya nishbah (نِسْبَة) atau Ya pembangsaan.
     Kaedahnya dalam tata bahasa Arab adalah sebagai berikut : Apa-bila pada sebuah kata benda (isim) terdapat huruf ya yang bertasydid (تشديد) maka memberi makna pada kata itu adalah sebangsa atau serumpun dan sebagainya.
     Contoh : Muhammad menjadi Muhammdiyyah artinya Pengikut Muhammad atau Serumpun Muhammad. Makah menjadi Makiyyun artinya Penduduk Mekah, Arobun menjadi Arobiyyun artinya Bangsa Arob.
     Jikalau ada dua perkataan dimana berlaku hukum na’at man’ut ( نَّعْتُ وَالْمَنْعُوْتُ) atau kata sifat maka kata Lisanan menjadi yang disifati sedangkan Arobiyyan menjadi yang memberi sifat kepada Lisanan. Sehingga Lisanan Arobiyyan menjadi berarti Bahasa yang serumpun / sebangsa dengan bahasa Arob.
     Begitu juga dengan Qur’aanan Arobiyyan berarti bahasa Al-Qu’an yang serumpun dengan bahasa Arob.
     Ini adalah bila ditinjau dari sudut bentuk kata. Akan tetapi harus didukung oleh sejarah.
Komentar penulis
   Pendapat Muhajir ini dapat kita cek kebenarannya dengan melihat Kamus Bahasa Arab.
     Dalam Kamus Arab Indonesia karangan Abdulloh bin Nuh dan Umar Bakri, Percetakan Mutiara, Jakarta, Tahun 1979, halaman 183, Arobiyyun artinya adalah seorang bangsa Arob; bersifat Arob.
     Dalam Kamus Arab Inggris Indonesia karangan Elias E. Elias & Edward E. Elias, pt almaarif, Bahasa Arab adalah allughotul arobiyyah.
Dalam Ensiklopedia Al-Qur’an, Kajian Kosakata
Prof. M. Quraish Shihab, MA.
     Secara tatabahasa, kata Arabiyy nisbah (atributtion) kepada ‘Arab (berhubungan dengan Arab). Di samping makna itu, Arabiyy berarti bangsa Arob (keturunan Nabi Ismail As.).
   Umumnya penafsir Al Qur-an mengartikan Arabiyy pada ayat-ayat Al Qur-an berarti berbahasa Arab.
    Demikian juga di dalam kamus Al Qur-an dan Ensiklopedia Al Qur-an berarti Berbahasa Arab.

 Dari Wikipedia Ensiklopedia Bebas

Nsbah (Arab: نسبة, Inggris: atributtion), atau Nisbat merupakan sebuah istilah onomastika dalam Islam, budaya Arab yang juga telah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Nisbah digunakkan di dalam nama seseorang. Sistem penisbahan juga dikenal di dalam budaya barat.

Penggunaan

Penggunaan nisbah pada praktiknya adalah memberikan tambahan keterangan spesifik pada nama seseorang, yang mana tambahan tersebut menunjukkan tempat asal, suku, atau keturunan. Asalnya nisbah adalah istilah tata bahasa untuk membuat kata benda menjadi kata sifat dengan menambahkan akhiran -iy (-ii) atau -iyyah. Misalnya, kata ‘Arabii (عربي) artinya "Arab, berhubungan dengan Arab, Orang Arab". Dalam bahasa Indonesia yang baku, Nisbah berarti "perhubungan keluarga" atau "nama yang menyatakan seketurunan".

Dalam bidang Onomastika

Nama dalam tata bahasa Arab memiliki patron, umumnya satu kata diikuti nama ayah, nama kakek, begitu seterusnya ke atas. Sehingga untuk membedakan satu orang dengan lainnya yang bernama sama, maka diberikan tambahan penjelasan spesifik, yaitu nisbah.

Nisbah kepada tempat

     Nisbah yang menunjukkan tempat lahir, tempat asal, atau tempat menetap (jika pindah dari kota asalnya), atau tempat di mana dia terkenal di sana.
  • Al-Batawi, berhubungan dengan Kota Batavia (Jakarta). Misal: Si Doel Al-Batawi, artinya Doel yang berasal dari Jakarta.
  • Al-Baghdadi, berhubungan dengan Kota Baghdad. Misal: Khotib Al-Baghdadi, artinya Khotib dari / di Baghdad.
  • An-Nawawi, berhubungan dengan Kota Nawa. Misal: Imam Yahya An-Nawawi, artinya Seorang Imam yang bernama Yahya yang berasal dari Kota Nawa.
  • Al-Bukhori, berhubungan dengan Kota Bukhoro. Misal: Imam Al-Bukhori, artinya Seorang Imam yang berasal dari Kota Bukhoro.

Nisbah kesukuan

     Nisbah yang menunjukkan suku yang menjadi garis keturunannya:
  • Al-Batawi, berhubungan dengan suku Betawi. Misal: Pitung Al-Batawi, artinya seorang bernama Pitung dari suku Betawi
  • Al-Qurosyi, berasal dari Suku Quroisy, misal: Ibnu Katsir Al-Quroisyi, artinya seorang yang bernama Ibnu Katsir yang berasal dari suku Quraisy.

Nisbah kepada seseorang

  • Maliki, berhubungan dengan Imam Malik, yaitu sebuah ajaran yang disandarkan kepada ajaran fiqih Imam Malik.
  • Jufri Al-Bukhori, berhubungan dengan Imam Bukhori, seseorang yang mengikuti atau mengidolakan Imam Bukhori.

Nisbah kepada keadaan tertentu

     Nisbah juga digunakan untuk menjelaskan keterangan atau keadaan khusus dari seseorang. Misal; ideologinya, pekerjaan, hobi atau kelompoknya:

Nisbah berganda

     Seseorang dapat menggunakan lebih dari satu nisbah untuk lebih menjelaskan. Misal: menyebutkan kota asalnya, sukunya, profesinya sekaligus. Contohnya, Ibrahim bin Muhammad Al-Qurasyi, Al-Makki, Ash-Shabuni, Al-Maliki (Ibrahim anak Muhammad dari Suku Quraisy, asal kota Mekkah, pengusaha Sabun, pengikut mazhab Imam Malik).
Lanjutan Uraian Muhajir AL-QUR’AN SATU BAHASA
     Masalah Al Qur-an satu bahasa adalah persoalan yang oleh ayat-ayat
(1) QS. Yusuf [12]:2, (2) QS Ro’d [13]:37, (3) QS. An-Nahl [16] 103; (4) QS.Thoha [20]:113, (5) QS. Ash-Shuaro [26]:192-195; (6) QS. Az-Zumar [39]:27-28; (7) QS Fushilat [41]:2-3; (8) QS. Fushilat [41]:44; (9) QS. Ash-Shuro [42]:7; (10) QS. Az-Zukhruf [43]:3; (11) QS. Al-Ahqaf [46]:12 disebut qur’anan ‘Arobiyyan, atau lisaanul ‘Arobiyyan dan pada ayat (12) QS Ibrohim [14]:4: bilisaani qoumihi. (Tambahan ayat-ayatnya berasal dari penulis)
Adapun uraian ayat-ayatnya adalah sebagai berikut:
(1)   QS. Yusuf [12]:2

  12:2
     Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arobiyyan (bahasa yang serumpun / sebangsa dengan Bahasa Arob), agar kamu memahaminya
(2) QS. Ra’ad [13]:37
13:37
     Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arobiyyan (bahasa yang serumpun / sebangsa dengan Bahasa Arob). Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.
(3) QS. An-Nahl [16] 103
16:103
     Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Sesungguhnya kami mengetahui bahwa bahasa (orang yang mereka tuduhkan bahwa Muhammad belajar kepadanya itu) adalah bahasa 'Ajam (Bahasa asing atau bahasa Arob kasar). Sedang ini (Al Quran) adalah dalam bahasa Arobiyyan (bahasa yang serumpun / sebangsa dengan Bahasa Arob) yang jelas.
(4) QS.Thoha [20]: 113
20:113
     Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arobiyyan (Bahasa yang serumpun / sebangsa dengan bahasa Arob), dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.
(5) QS. Ash-Shuaro [26]:192-195
 26:192
26:193
26:194
     26:195
     192. dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, 193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), 194. ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, 195. dengan bahasa Arobiyyan (bahasa yang serumpun / sebangsa dengan Bahasa Arob) yang jelas.
(6) QS. Az-Zumar [39]:27-28
39:27
39:28     Sungguh telah Kami buatkan bermacam-macam perumpamaan untuk umat manusia dalam Al-Quran ini; supaya mereka teringat, sebuah bacaan dalam bahasa Arobiyyan (bahasa yang serumpun / sebangsa dengan bahasa Arab) yang tiada celah keburukan, supaya mereka bertaqwa.
(7) QS Fushilat [41]:2-3
41:3

     Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arobiyyan (bahasa yang serumpun / sebangsa dengan Bahasa Arob), untuk kaum yang mengetahui,
(8) QS. Fussilat [41]:44
41:44
     Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa a’jamiyyan (bahasa selain Arob) dan tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa a’jamiyyan (bahasa selain Arob) sedang (rosul adalah orang) Arobiyyan (orang Arob)? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".
(9) QS. Ash-Shuro [42]:7
42:27
     Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arobiyyan (bahasa yang serumpun / sebangsa dengan bahasa Arob), supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Quro (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta mem-beri peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.
(10) QS. Az-Zukhruf [43] : 3
43:3
     Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arobiyyan (Bahasa yang serumpun / sebangsa dengan bahasa Arab) supaya kamu memahami(nya).
(11) QS. Al-Ahqof [46]: 12
46:12
     Dan sebelum Al Quran itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arobiyyan (Bahasa yang serumpun / sebangsa dengan bahasa Arab) untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
(12) QS Ibrohim [14]:4
14:4
        Kami tidak mengutus seorang rasulpun,melainkan dengan bahasa kaumnya (bilisaani qaumihi), supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
Lanjutan pendapat Muhajir Isnaeni
     Setiap pelajaran Nahwu-Shorof, tata bahasa Arob, tentu hafal di luar kepala akan rumusan: nisbahu syai’in ilaa syai’in falaisa lahumaa sawaaun, artinya: ya nisbah نسبة (double huruf ya pada akhir satu perkataan) ialah membangsakan / merumpunkan dua kesatuan menjadi serumpun / sekeluarga tetapi keduanya tidak sama.
     Dengan demikian maka “qur’aanan ‘arobiyyan” atau “lisaanan ‘arobiyyan” sama dengan “bilisaani qoumihi”, menjadi berarti bahasa Al-Qur’an yang serumpun / sekeluarga dengan bahasa Arob.
 Artinya
Al Qur-an adalah satu bahasa tersendiri dan bahasa Arob juga 
satu bahasa tersendiri pula, tetapi di antara keduanya dijalin oleh 
satu ikatan keluarga atau rumpun pada satu titik tertentu.

 
 

    Masalah “bilisaani qoumihi” menggambarkan bahasa kaum nabi, khususnya disini ialah kaum nabi Muhammad Saw. (semua Nabi adalah termasuk kaumnya Nabi Muhammad Saw, nf.), ialah satu bahasa ciptaan Alloh untuk mengajarkan ilmunya, dimulai kepada nabi Adam seterusnya pusaka mempusakai kepada turunannya kaum masing-masing nabi selanjutnya, hingga nabi Ibrohim dan nabi Ismail mewariskan lagi kepada turunannya yaitu suku Quroisy sebagai Indo Babilon (Indo Semit) sampai dengan nabi Muhammad dengan mana Alloh menurunkan Al Qur-an dengan penegasan “bilisaani qoumihi”.
Komentar penulis
Tertulis di dalam Al Qur-an :
2:31   
     Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda di la-ngit dan bumi) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepadaKu nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!" (QS. Al-Baqoroh [2] : 31).
     Alloh Swt. telah mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya artinya Alloh telah mengajarkan bahasa yang diciptakan Alloh Swt. (seperti bahasa Al Qur-an) kepada Adam.
     Dari uraian Muhajir Isnaeni di atas berarti seluruh Kitab yang diturunkan kepada para Nabi menggunakan bahasa ciptaan Alloh Swt. untuk mengajarkan ilmunya yang di dalam Al Qur-an disebut Arobiyyan (Bahasa yang serumpun / sebangsa dengan bahasa Arab), yang umurnya lebih tua daripada bahasa Arob..
     Berbeda dengan Muhajir Isnaeni, Prof. Toshihiku Izutsu berikut ini berpendapat bahwa bahasa Al Qur-an berasal dari bahasa Arob pra Al Qur-an. Artinya bahasa Arob pra Al Qur-an lebih tua umurnya dari Bahasa Al Qur-an. 
     Penulis setuju dengan pendapat Muhajir Isnaeni bahwa bahasa Al Qur-an lebih tua daripada bahasa Arob pra Islam. Namun karena keduanya sebangsa maka pada satu titik ada persamaan antara keduanya.
     Berikut ini denahnya :

Hadis Nabi Muhammad Saw.
اُحِبُّ الْعَرَبَ عَلىٰ ثَلاَثٍ 
Saya mencintai Arob karena tiga alasan:
لِاَنِّ عَرَبِيّاً 
Saya (Muhammad) adalah seorang bangsa Arob .
وَالْقُرْاٰنِ عَرَبِيّاً 
Bahasa Al Qur-an serumpun dengan bahasa Arob. 
وَلِسَانِل الْجَنَّةِعَرَبِيّاً 
Bahasa pelaku kehidupan jannah serumpun dengan bahasaArob.
(HR. Thobroni).

Pendapat Prof. Toshihiko Izutsu tentang Bahasa Al Qur-an
 (Toshihiko Izutsu, Konsep-konsep Etika Religius dalam Quran, PT Tiara Wacana, Yogjakarta, 1993)
Prof. Toshihiko Izutsu adalah seorang pakar bahasa Arob pra Islam, yaitu bahasa Arob yang dipakai pada zaman Nabi Muhammad Saw. pada abad ke 7 M).
         Riwayat hidup
        Toshihiko Izutsu adalah seorang profesor dari Universitas Keio di Tokyo, Jepang yang lahir 4 Mei 1914. Tidak hanya mengajar di Jepang, Izutsu juga mengajar di Institut Filsafat Iran dan
Universitas Mc. Gill di Montreal, Quebec, Kanada. Terlahir dalam keluarga yang kaya. Sejak usia dini, ia terbiasa dengan meditasi zen dan kōan. Ayahnya juga seorang kaligrafer dan seorang penganut Zen Buddha. Izutsu berhasil memperoleh gelar PhD dalam sastra Inggris di Universitas Keio di Jepang.
       Izutsu menguasai lebih dari 10 bahasa di antaranya bahasa Arab, Persia, Sanskerta, Pali, Cina, Jepang, Rusia dan Yunani. Pada tahun 1958, ia menye-lesaikan terjemahan langsung pertama Al Qur-an ke
bahasa Jepang. Penerjemahannya sangat terkenal karena keakuratan bahasa dan banyak digunakan untuk karya ilmiah.
     Ketertarikannya terhadap agama Islam dimulai ketika di duduk di bangku sekolah menengah atas. Ia sering mengunjungi masjid dan The Turkish Islamic Centre di Tokyo. Di kedua tempat itu Izutsu mempelajari bahasa Turki maupun bahasa Arob. Adapun guru Islam pertamanya adalah Tatar Turks yang berhasil melarikan diri dari Rusia setelah Revolusi Bolshevik. Di samping itu ada juga Musa Carullah Bigiyef, dimana Izutsu belajar al-kitab Sibawayhi dan Shohih Muslim serta syair-syair Arob sebelum kedatangan Islam.
     Pada tahun 1959 Izutsu menetap di Mesir dan Libanon hingga penghujung tahun 1961. Dia bertemu dengan banyak ulama muslim di antaranya Roshid Ridho, Ibrohim Madzkur, Amad Fuad Akhwani dan Muammad Kamil usain. Dia pernah mengajar di Academy of Arabic Language di Kairo, Mesir pada tahun 1960.
    Tahun 1962 mulai mengajar Universitas McGill, Kanada hingga tahun 1974. Di sana juga ia bertemu Seyyed Hossein Nasr, A. Rusen Sezer Hermann Landolt. Akhir tahun 1974, dia meninggalkan McGill atas undangan Hossein Nasr dan mengajar di Iran. Di negeri para Mullah ini bertemu dengan para akademisi seperti Sayyid Jalaludddin Ashtiyani hingga Mohammed Arkoun.
Dia meninggalkan Iran tahun 1979, ketika berkecamuknya Revolusi Iran dan pindah ke Jepang. Di negerinya diangkat sebagai Profesor Emeritus di Universitas Keio. Ia menerbitkan beberapa buku sebelum meninggal pada 7 Januari 1993.
    Selain itu, ia juga aktif di beberapa lembaga keilmuan, seperti Nihon Ga-kushiin (The Japan Academy) pada tahun 1983, Institut International de Philosophy di Paris pada tahun 1971 dan Academy of Arabic Language di Kairo, Mesir pada tahun 1960. Sedangkan aktivitas di luar negeri yang dila-kukan adalah tamu Rockefeller (1959-1961) di Amerika dan Eranos Lecturer on Oriental Philosophy di Switzerland antara tahun 1967-1982.
     Riwayat hidup singkat di atas dan perjalanan karir Izutsu menjadi salah satu unsur penting untuk memahami lebih jauh terhadap pemikirannya
Beberapa karya yang menyangkut tentang al-Qur-an yang ditulisnya antara lain :
1. The Structure of the Ethical Terms in the Quran: A Study in Semantics  (Etika beragama dalam al Qur-an, Studi Semantik) Tokyo: Keio University, 1959).
2. God and Man in the Koran: Semantics of the Koranic Weltanschauung (Tuhan dan Manusia di dalam Al Qur-an : Studi Semantik Terhadap Panda-ngan Dunia Al Qur-an) (Tokyo: Keio Institute of Cultural and Linguistic Studies, 1964)
3. The Concept of Belief in Islamic Theology: A Semantic Analysis of Īmān and Islām (Konsep Iman dalam Agama Islam, Analisa Semantik tentang Iman dan Islam) (Tokyo: Keio Institute of Cultural and Linguistic Studies, 1966).
4. Ethico-religious Concepts in the Qurān (Konsep-konsep Etika Religius dalam Al Qur-an) (Montreal: McGill University Press, 1966
Hubungan pemikiran Toshihiku Izutsu dengan Ayat Mutasyabihat
 Menurut Izutsu kata-kata di dalam Al Qur-an berasal dari bahasa Arob Pra Al Qur-an dengan makna tertentu.
a. Makna asli kata itu (Bahasa Arob Pra Al Qur-an) dapat diperoleh dari syair-syair yang diciptakan pada zaman jahiliah.
b. Makna asli kata-kata di dalam Al Qur-an tidak bisa diperoleh dari kamus bahasa Arob modern yang sering berbeda dengan bahasa Arob Pra Al Qur-an .

 
c. Kata-kata bahasa Arob Pra Al Qur-an ini setelah dipakai oleh Al Qur-an maknanya berubah dari aslinya (yang takwilnya hanya diketahui oleh Alloh = Ayat mutasyabihat). 
d. Untuk bisa memahami Al Qur-an dengan tepat, kita harus mengetahui makna baru kata-kata itu. (Dengan jalan bertanya kepada Alloh).
Kesimpulan Penulis tentang pendapat Toshihiku Izutsu
Bahasa Al Qur-an berbeda dengan Bahasa Arob manusia
     Menurut Izutsu Takwil Bahasa Al Qur-an hanya diketahui oleh Alloh Swt. Ini sesuai dengan pendapat Aisyah terhadap QS. [3] : 7. tentang ayat mutasyabihat
     Sedang arti Bahasa Arob Pra Al Qur-an diperoleh dari syair-syair yang dikarang pada masa pra Al Qur-an
     Menurut Izutsu Bahasa Al Qur-an berasal dari Bahasa Arob Pra Al Qur-an yang mengalami perubahan arti.
Ciri-ciri Bahasa Arob
Pada bahasa manusia (termasuk bahasa Arob) suatu kata bisa mempunyai makna lebih dari satu yang disebut polisemi dan homonim.
 Dalam bahasa Arob, polisemi disebut juga  Isytirok al-lafdzi.
Artinya: “satu kata mengandung beberapa arti yang masing-masing-nya dapat dipakai sebagai makna yang denotative (hakikat) dan bukan makna konotatif (majaz).
     Kata “الخالmisalnya, bisa berarti: paman, tahi lalat di wajah, awan dan onta yang gemuk.
     Homonim atau dalam bahasa Arab diartikan dengan Al Mustarok al Lafdzi adalah beberapa kata yang sama, baik pelafalan dan penulisannya, tetapi mempunyai makna yang berlainan. Ini merupakan pengertian Al Mustarok al Lafdzi secara umum.        
     Contoh kata (غرب) dapat bermakna arah barat (الجهرة), dan juga bermakna timba
Pengertian para ahli tafsir Al Qur-an tentang bahasa Arob Al Qur-an
Seorang Ahli Tafsir periode awal bernama Muqatil bin Sulaiman bin Basyir al-Adzi al-Khurasani dikenal dengan nama Abu al-Hasan al-Balkhi (w.150 H / 767 M) mengatakan bahwa kata-kata di dalam Kitab Al Qur-an di samping memiliki makna yang definitif, juga memiliki alternatif makna lainnya, yang harus diketahui oleh para Ahli Tafsir Al Qur-an.
Sampai sekarang pendapat ini masih dipakai.
(Muqotil bin Sulaiman menganggap Bahasa Al Quran sama dengan Bahasa Arab yang menurut Muhajir Isnaeni berbeda).
Maka para ahli tafsir Al Qur-an berpendapat bahwa sama halnya dengan Bahasa Arab kata-kata yang terkandung di dalam Al Qur-an juga mempunyai beberapa makna (homonim dan polisemi), di mana tidak tentu makna mana yang berlaku. 
Maka bisa terjadi ketidakpastian, pertentangan dan kerumitan.
 Padahal Alloh Swt menyatakan bahwa tidak ada pertentangan di dalam Al Qur-an
Telah disebutkan pada uraian sebelumnya
(pendapat Alloh Swt., pendapat www.Hajij.Com, pendapat Muhajir Isnaeni dan pendapat Toshihiro Izutsu) bahwa
Bahasa Al Qur-an berbeda dengan Bahasa Arob
 Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur-an? Kalau kira-nya Al Qur-an itu bukan dari sisi Alloh, tentulah mereka mendapat per-tentangan yang banyak di dalamnya. (QS. An-Nisa' [4] : 82).
   Berbeda dengan Bahasa Arob yang dipengaruhi oleh budaya bangsa Arob, maka satu kata bisa bermakna lebih dari satu, sedang dalam Bahasa Al Qur-an yang diciptakan oleh Alloh Swt. setiap kata hanya mempunyai satu arti.
   Filsafatnya adalah. Al Qur-an yang satu, diturunkan oleh Alloh yang satu, lewat malaikat yang satu yaitu Jibril As. kepada Nabi yang satu yaitu Nabi Muhammad Saw, maka setiap katanya hanya ber-makna satu (tunggal).
Bertanya Kepada Alloh tentang
Takwil Ayat Mutasyabihat
     Untuk bisa bertanya kepada Al Qur-an ada beberapa prinsip yang harus kita ketahui :
Prinsip pertama.
Bahasa Al Qur-an mempunyai kemiripan makna dengan Bahasa Arob  karena keduanya sekeluarga.
Ini sesuai dengan pendapat Muhajir Isnaeni tentang arti Arobiyyan
Prinsip ke dua.
Bahasa Al Qur-an berbeda artinya dengan bahasa Arob.
Arti Bahasa Al Qur-an tersebut hanya diketahui oleh Alloh Swt.
     Ini sesuai dengan pendapat Aisyah binti Abu Bakar dan Toshihiko Izutsu.

Prinsip ke tiga
Perbedaan bahasa Al Qur-an dengan bahasa Arob manusia adalah
Pada bahasa Arob setiap kata mempunyai beberapa arti (polisemi dan homonim).
Karena Bahasa Arob dipengaruhi oleh Budaya Arob.

 
Pada bahasa Al Qur-an setiap kata hanya mempunyai satu arti karena diciptakan oleh Alloh Swt. (Tidak dipengaruhi oleh budaya manusia)
Contoh Kasus
Bertanya Kepada Alloh Takwil 
 Ayat Mutasyabihat Tentang kata Rizqi
     Untuk bisa bertanya kepada Al Qur-an ada beberapa prinsip yang harus kita ketahui.

Prinsip pertama.
Bahasa Al Qur-an mempunyai kemiripan makna dengan Bahasa Arab karena keduanya sekeluarga.
               Makna kata rizqi itu kita cari di dalam Kamus dan Ensiklopedi Arob dan Al Qur-an sebagai berikut.
No
Nama kamus
Arti rizqi
01.

Kamus saku Arab  Inggeris  Indonesia, Elias A Elias dan Edward Elias
Nafkah, tunjangan, karunia, keberuntungan, nasib baik.
02
Kamus Arab Indonesia, Abdul-lah bin Nuh dan Oemar Bakri
Rezeki, pencaharian
03
Kamus Al-Qur’an, Drs. M. Zainul Arifin
Harta, karunia
04

Qamus Al-Quran, Abdul Qadir Hasan
Rizqi, pemberian, makanan
05
Ensiklopedi Al-Qur’an, Prof. M. Dawam Rahardjo

Penghasilan, keuntungan, kebutuhan, penghidupan, hak milik, laba, akumulasi modal.
08.
Ensiklopedia Al-Qur’an, Prof. Dr. M. Quraisy Shihab, MA
Pemberian dalam bentuk  makanan, kekuasaan dan ilmu pengetahuan
Dari kamus dan ensiklopedia Arob di atas kita bisa menggolong-kan arti rizqi menjadi dua:
1. Rizqi ditafsirkan sebagai materi yaitu: karunia / pemberian, harta / hak milik, nafkah / penghasilan / pencaharian / tunjangan, yaitu pada semua kamus / ensiklopedia.
 2. Rizqi ditafsirkan sebagai makanan, yaitu pada Qamus Al-Quran, Abdul Qadir Hasan dan Ensiklopedia Al Qur-an Prof. M. Quraisy Shihab.    
Prinsip ke dua.
Bahasa Al Qur-an berbeda artinya dengan bahasa Arob
Arti Bahasa Al Qur-an tersebut hanya diketahui oleh Alloh Swt



Prinsip ke tiga
Perbedaan bahasa Al Qur-an dengan bahasa Arob adalah
Pada bahasa Arob (yang dipengaruhi oleh budaya bangsa Arob) setiap kata mempunyai beberapa arti (homonim dan polisemi)
Pada bahasa Al Qur-an yang diciptakan oleh Alloh Swt., setiap kata di dalam Al Qur-an masing-masing hanya punya satu arti.
     Karena di dalam Al Qur-an setiap kata hanya mempunyai satu arti, dari kedua pilihan di atas kita bisa memilih salah satunya, yaitu Rizqi berarti makanan.
     Kemudian kita kumpulkan semua ayat yang mengandung kata Rizqi.
Untuk mencari ayat-ayat tersebut kita bisa menggunakan buku Konkordansi Qur'an karangan Ali Audah, Indeks Al-Qur'an karangan Sukmajaya dkk, dll. Biasanya akan ditemukan banyak ayat yang mengandung kata yang kita tanyakan itu.
Ditemukan 97 ayat Al Qur-an mengandung kata RIZQI.
     Daftar 97 ayat Al Qur-an yang mengandung kata rizqi  itu adalah sbb.
No.
Ayat
No.
Ayat
No.
Ayat
No.
Ayat
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
[2]:3
[2]:22
[2]:25
[2]:57
[2]:60
[2]:172
[2]:233
[2]:254
[3]:37
[4]:39
[5]:114
[5]:114
[6]:142
[7]:31
[7]:50
[7]:160
[8]:3
[8]:3
[8]:26
[8]:74
[10]:59
[10]:93
[11]:6
[11]:88
[12]:22
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
[13]:26
[14]:31 [14]:32
[15]:20
[16]:56
[16]:67
[16]:71
[16]:71
[16]:71
[16]:72
[16]:73
[16]:75
[16]:75
[16]:112
[16]:114
[17]:30
[17]:70
[18]:19
[19]:62
[20]:80
[20]:131
[20]:132
[20]:132
[22]:34
[22]:35
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
[22]:50
[22]:58
[22]:58
[23]:72
[24]:26
[28]:54
[28]:57
[28]:82
[29]:17
[29]:17
[29]:60
[29]:60
[29]:62
[30]:37
[30]:37
[30]:40
[32]:16
[33]:31
[34]:4
[34]:15
[34]:36
[34]:39
[34]:39
[35]:29
[36]:47
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
[37]:40
[38]:54
[39]:52
 40]:13
[42]:27
[42]:38
[45]:5
[45]:16
[50]:11
[51]:22
[51]:57
[51]:58
[40]:64
[56]:82
[62]:11
[63]:10
[65]:7
[65]:11
[67]:15
[67]:21
[67]:21
[89]:16
1
Kata makanan itu kita masukkan ke dalam kurung di belakang kata RIZQI pada semua ayat yang kita temukan tadi.
Kata RIZQI berarti makanan di seluruh ayat Al Qur-an itu kita teliti apakah sesuai dengan keseluruhan arti kalimat pada masing-masing ayat.
     Bila sesuai maka kita tulis di bagian belakang ayat itu kata (cocok) di dalam kurung.
Bila tak sesuai kita tulis (tidak cocok)
Contoh
Q.S. Al Baqoroh [2] : 2-5. Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, 3. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghoib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rizqi (makanan)  yang kami anugerahkan kepada mereka. (cocok)
  Ayat-ayatnya penulis lampirkan di bawah
     Ternyata mengartikan ayat / kata RIZQI dengan makanan cocok pada ke-97 ayat itu.
Kesimpulan
Makna RIZQI di dalam Al Qur-an adalah makanan.

Kesimpulan akhir

Kesimpulan Akhir
No.
Hlm.
Pendapat
Kesimpulan
1
1] 8
Bacaan Aisyah dan Nabi Saw.
Hanya Alloh sajalah yang mengetahui takwil ayat mutasyabihat
2
2] 8
Penulis
Bila hanya Alloh Swt. saja yang mengetahui takwilnya, untuk bisa mengetahui takwil ayat mutasyabihat kita bisa bertanya kepada Alloh Swt.
3
3] 9
QS. Az-Zumar [39] : 23
Bahasa Al Qur-an berbeda dengan bahasa Arob
4
4] 10
www.Hajij.Com
Bahasa Al Qur-an berbeda dengan bahasa Arob (bahasa hadis Nabi Saw).
5
5] 11
Muhajir Isnaeni,
Bahasa Al Quran Bukan Bahasa Arab tetapi Bahasa yang serumpun dengan bahasa Arob.
6
6] 12
Prof. M. Quraish Shihab, MA.
Arobiyy adalah suatu nisbah / atribut tetapi para penafsir Al Quran mengartikan sama dengan bahasa Arob
7
7] 20
HR. Thobroni
Bahasa Al Qur-an serumpun dengan bahasa Arob
8
8] 24
Prof. Toshihiku Izutsu
Takwil Bahasa Al Qur-an hanya diketahui oleh Alloh Swt.
9
9] 28
Dalam Al Qur-an 1  kata hanya punya satu  arti
Arti rizqi adalah makanan
10
10] 41
Kasus Utbah bin Robi’ah

Al-Qur’an bukan bahasa Arab, tetapi se-rumpun dengan bahasa Arab.  Berasal dari bahasa yang diajarkan Allah Swt. kepada Nabi Adam, lalu menurun kepada Nabi Nuh, lalu ke bangsa Ad dan Tsamud
11
11] 50
Penulis
Bahasa Al Qur-an berbeda dengan Bahasa Arob (yang digunakan dalam hadis Nabi  Muhammad Saw.).
Jember 20 September 2019
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Jember
Kepustakaan
01. Abdullah Bin Nuh dan Oemar Bakri, Kamus Arab Indonesia, Mutiara, Jakarta, 1979.
02. Abdul Qadir Hassan, Qamus Al-Quran, Al Muslimun, Bangil, 1964.
03. Ali Audah, Konkordansi Qur’an, Litera AntarNusa; Mizan, Bandung, 1997.
04. Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, CV Asy-Syifa, Semarang, 1999.
05. Drs. M. Zainul Arifin, Kamus Al-Qur’an, Apollo, Surabaya, 1997.
06. Elias A Elias &  Edward  E. Elias, H. Ali Almascatie BA,  Kamus Saku Arab Inggris Indonesia, Almaarif, Bandung, Tanpa tahun.
07. K.H Munawar Chalil. Kelengkapan tarich Nabi Muhammad saw, Bulan Bintang 322 – 330
08. M Kasir Ibrahim, Kamus Arab, Apollolestari, Surabaya, Tanpa tahun.
09. Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu’ X,Yayasan Nurul Islam, Jakarta, 1966.
11. Prof. Dr. M. Quraisy Shihab, MA , Ensiklopedia Al-Qur’an, Lentera Hati, Jakarta, 2007.
12. Prof. M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an, Paramadina, Jakarta, 1996.
13. Teungku M. Hasbi Ash-Shiddieqy Tafsir An-Nuur PT Pustaka Rizki Outra,Jakarta, 1987
14. Toshihiko Izutsu, Konsep-konsep Etika Religius dalam Quran, PT Tiara Wacana, Yogjakarta, 1993.
18. https://id.wikipedia.org/wiki/Nisbah






LAMPIRAN

1.    Kasus Utbah bin Robi’ah                            hal. 38
2.    Membandingkan Bahasa Al Qur-an  
    dengan  Bahasa Arob Al-Hadits                 hal. 46                               
3.    Uraian 83 ayat Al Qur-an yang mengandung
     ayat mutasyabihat rizqi                              hal. 50










Al Qur-an bukan Berbahasa Arob
Kasus Utbah bin Robi’ah
     Pada suatu waktu, kaum Quroisy mengadakan pertemuan dengan prinsip mereka bahwa “Semut mati karena manisan”, yaitu mereka akan menunjuk seorang wakil guna menemui Nabi Muhammad pada waktu itu. Mereka sadar benar bahwa Muhammad bin Abdillah adalah seorang yang tidak mudah dikalahkan dalam berdebat, maka mereka akan memilih seorang yang ahli dalam urusan ini.
     Rapat itu dilangsungkan di gedung Kebangsaan (Daarun Nadwah) dan dihadiri oleh pemuka-pemuka kaum Quroisy. Tujuan rapat sudah jelas akan memilih seorang yang mempunyai kedudukan sama dengan kedudukan Muhammad bin Abdillah, seorang yang pandai, masih muda dan kuat seperti Nabi Muhammad, dengan maksud agar bisa memperdayakan Nabi Muhammad Saw.
     Setelah berdebat panjang lebar, maka dengan suara bulat ditetapkanlah orang yang akan mewakili bangsa Quroisy adalah Utbah bin Rabi’ah. Karena Utbah bin Rabi’ah sesuai jika berhadapan muka dengan Muhammad bin Abdillah untuk berunding dengan dia. Keputusan itu diterima dengan riang gembira disertai kesombongan Utbah bin Robi’ah karena ia meresa bahwa dirinyalah yang mempunyai sifat-sifat yang dikehendaki oleh mereka.
Pertemuan pertama antara Utbah dengan Nabi.
     Pada waktu yang telah ditentukan oleh Utbah sendiri, maka dia datang kerumah Abu Tholib. Sesudah ia bertemu dengan Abu Thulib (Pamanda Nabi) Utbah lalu meminta supaya memanggil Muhammad. Abu Thalib mengabulkan permintaan itu dan segera Abu Tholib memerintahkan seseorang memanggil kemanakannya itu. Setelah menerima panggilan pamannya itu maka Nabi pun bergegas datang ke rumah pamannya. Nabi sama sekali tidak menyangka bawa dirinya sedang ditunggu oleh Utbah bin Robi’ah. Oleh karena itu maka Nabi sedikit kaget ketika melihat Utbah ada di rumah pamannya itu, lalu Nabi duduk berhadapan dengan Utbah.
 Utbah mulai berbicara lebih dahulu :
      “Hai anak laki-laki saudaraku ! Engkau sesungguhnya dari golong-an kami, dan engkau sebenarnya telah mengetahui keadan kita, bahwa kita bangsa Quroisy ini adalah sebaik-baik dan semulia-mulia bangsa Arob didalam pergaulan dan masyarkat, sekarang engkau datang kepada bangsamu dengan membawa suatu perkara besar ! Engkau datang kepada bangsamu dengan membawa suatu perobahan yang amat besar ! Tidakkah engkau merasa bahwa kedatanganmu itu memecah-belah bangsamu yang telah berabad-abad bersatu, dan engkau telah mencerai-beraikan persaudaraan bangsamu yang telah lama bersepakat, dan engkau telah membodoh-bodohkan ‘ulama-‘ulamamu, mencaci maki apa-apa yang telah lama dipuja-puja orang tuamu, engkau merendahkan apa-apa yang telah lama dimuliakan oleh nenek moyangmu dan bangsamu, engkau cela agama yang telah beratus tahun dipeluk oleh bangsamu dan para leluhurmu, engkau sesat-sesatkan pujangga-pujanggamu yang telah lewat. Kini bangsamu telah berpecah-belah dan bergolongan-golongan, disebabkan oleh perbuatanmu.
     Kejadian demikian itu, kini telah tersiar di negara-negara lain. Oleh karena itu kami sangat kuatir, manakala nanti bangsamu kedatangan musuh dari luar, dapatkah kita melawan dan mempertahankan kedudu-kan kita? Sudah tentu tidak akan dapat, bukan? Sebab perpecahan di antara bangsamu itu kini telah menjadi-jadi, tentu akan menyebabkan kelemahan pada bangsamu sendiri.
    Oleh karena itu kedatanganku hari ini kepadamu atas nama bangsa-mu seluruhnya, dan hendak mengajukan kepadamu hal-hal yang amat sangat penting. Tetapi aku meminta kepadamu, bahwa sesudah aku mengatakan kepadamu, agar supaya kamu pikirkan dengan tenang dan kamu perhatikan dengan benar, janganlah kamu tolak dengan serta merta ! Agar supaya engkau dapat menerima salah satu dari hal-hal yang akan aku katakan. Adapun tujuan kami tiada lain melainkan supaya bangsamu yang mulia ini dapat bersatu kembali, seia sekata dan kembali berdamai seperti yang sudah-sudah.
 Selama Utbah berbicara Nabi hanya berdiam diri saja sambil men-dengarkan dengan tenang. Maka sesudah itu Nabi menjawab : “Katakanlah olehmu kepadaku, segala sesuatu yang hendak engkau katakan, hai Abul Walid ! Aku akan mendengarnya”.
     Utbah bin Rabi’ah lalu berkata : “Saya akan bertanya lebih dahulu kepadamu Muhammad, sebelum saya mengatakan hal-hal penting tersebut keopadamu.
    Kata Utbah : “Apakah engkau lebih baik dari pada ayahmu Abdullah dan adakah engkau lebih baik pula dari kakekmu yang terhormat Abdul Muthalib ?”
    Nabi SAW dikala itu diam saja, tidak menjawab sepatah katapun. Utbah lalu melanjutkan pembicaraannya :
      “Oh anak laki-laki saudaraku ! Kalau engkau menganggap bahwa engkau lebih baik dari pada orang-orang tuamu dan nenek moyangmu dahulu, maka katakanlah hal itu kepadaku. Aku hendak mendengarnya. Dan jika engkau menganggap bahwa orang-orang tuamu dan nenek moyangmu itu lebih baik dari pada kamu, pada hal mereka itu dengan sungguh-sungguh menyembah dan memuliakan Tuhan-Tuhan yang engkau hinakan sekarang ini, maka cobalah hal itu engkau katakan kepadaku Muhammad ! Nabi SAW masih tetap diam !
 Lalu Utbah melanjutkan lagi pembicaraannya :
    ”Sekarang bagaimanakah Muhammad, apa yang menjadi kehendakmu dengan mengadakan agama baru itu? Saya mau tahu, Muhammad !
     Jikalau dengan mengadakan agama baru itu, engkau mempunyai hajat ingin memilki harta benda, kami kaum bangsawan Quraisy sanggup mengumpulkan harta benda buat kamu, sehingga nanti kamu menjadi seorang yang kaya di antara kami;
     jikalau kamu menghendaki dengan agama barumu itu kemuliaan dan ketinggian derajat, maka kami sanggup menetapkan engkau menjadi seorang yang paling mulai dan paling tinggi derajatnya di antara kami, dan kamilah yang akan memuliakanmu;
 jikalau kamu ingin menjadi raja, maka kami sanggup mengangkat kamu menjadi raja kami, yang memegang kekuasaan diantara kami, yang memerintah kami, dan kami semuanya tidak akan berani me-mutuskan sesuatu perkara melainkan dengan izinmu atau dari ke-putusanmu;
     jikalau engkau menghendaki wanita-wanita yang paling cantik, sedangkan kamu tidak mempunyai kekuatan untuk mencukupi keperluan mereka maka kami sanggup menyediakan wanita bangsa Quraisy yang paling cantik di antara wanita Quraisy lainnya, dan pilihlah sepu-luh orang atau berapa saja yang kamu mau dan kamilah yang akan mencukupkan keperluan mereka masing-masing, dan engkau tidak usah memikirkan keperluan mereka itu;
    jikalau kamu menderita penyakit, maka kami sanggup mencari obat-nya dengan harta benda kami sampai kamu menjadi sehat kembali meskipun harta benda kami menjadi habis asalkan engkau sehat kembali tidak apalah bagi kami;
     dan jikalau kamu menginginkan hal-hal lain selain hal-hal itu, maka coba katakanlah kepadaku, asal engkau mau menghentikan perbuatan-perbuatanmu seperti yang sudah-sudah. ! Coba kamu katakan kepadaku, pilihlah salah satu dari hal-hal yang telah aku katakana ini, mana yang kamu inginkan katakanlah kepadaku”
    Selama Utbah berbicara itu, Nabi SAW diam sambil mendengarkan ! Kemudian beliau berkata : “Sudahkah selesai hal-hal yang engkau katakan kepadaku ?”
Utbah menjawab : “Yah saya selesaikan sekian dulu”
    Nabi berkata : “Oh begitu, ! baiklah sekarang saya minta kamu mendengarkan perkataanku, sebagai jawaban kepadamu. Maukah kamu mendengarkannya?”
Utbah menjawab :” Baiklah, katakanlah kepadaku sekarang juga”
 Nabi SAW lalu membaca ayat-ayat dari Al-Qur’an surat Fushilat ayat 1 sampai dengan ayat 14 yang baru diturunkan Allah beberapa hari yang lalu :

      Sedang artinya mohon di lihat pada Al Quran terjemahan.
     Baru sampai sekian Nabi membaca ayat-ayat Al-Qur’an maka dengan segera Utbah menegur dan berkata : “Cukuplah Muhammad, cukup sekian dulu Muhammad, cukuplah sekian saja ! Apakah kamu dapat menjawab dan berkata dengan yang lain selain itu”
Nabi SAW menjawab :”Tidak !”
     Utbah lalu diam tidak dapat berkata lebih lanjut, semua yang hendak dikatakan telah hilang musnah dengan sendirinya, segala rencana yang hendak dikemukakan untuk memperdayakan Nabi lenyap dengan tidak disangka-sangka, bahkan hatinya menjadi tertarik dengan mendengarkan apa yang dibacakan oleh Nabi.
    Oleh sebab itu, dengan segera ia lalu pulang ke rumahnya dengan mengandung satu perasaan yang sebelumnya tidak disangka-sangka akan memilikinya, sehingga ia tidak tahu, apa lagi yang akan dikatakan kepada Muhammad. Memang bukan main kata-kata yang diucapkan Muhammad itu. Selama hidupku aku belum pernah mendengar kata-kata yang semacam itu. Memang sungguh sedaplah rasanya rangkaian kata-kata yang diucapkan oleh Muhammad itu.
 Laporan Uthbah.
     Setiba Utbah di rumahnya dengan mengandung perasaan yang mengganggu tadi, maka dengan hati yang sangat pedih, beberapa hari lamanya ia tinggal saja di rumahnya, tidak berani keluar dari rumah menunjukkkan mukanya kepada mereka yang mengutusnya.
    Oleh sebab itu mereka (para pemuka musyriqin Quroisy) itu lalu datang ke rumahnya, untuk menanyakan kepadanya tentang hasil yang diperolehnya sebagai seorang utusan yang terhormat. Pada waktu itu Utbah sangat berdebar-debar hatinya, sangat pucat raut mukanya. Akibat rasa takut kepada mereka. Sekalipun begitu namun terpaksa ia melaporkan apa yang sudah dikerjakannya sebagai seorang utusan yang amat dipercaya, dia menguraikan tentang hal ihwal ketika bertemu dengan Nabi Saw. dan menerangkan jalannya percakapan antara dia dan Nabi SAW, serta ucapan Nabi sebagai jawaban atas pembicaraannya.
    Utbah terpaksa melaporkan kepada mereka, karena di kala itu seorang di antara mereka ada yang mendesaknya dengan cara mengejeknya; katanya kepada mereka : ”Sesungguhnya Utbah telah datang dari pertemuannya dengan Muhammad, tetapi kedatangannya kepadamu sekarang ini dengan roman muka yang lain dari roman muka ketika ia pergi kepada Muhammad”
     Kemudian mereka berkata kepada Utbah :”Apakah yang ada di belakang kamu, wahai Abal-Walid?”
Di sinilah Utbah lalu terpaksa melaporkan kepada mereka.
Kata Utbah :
    “Demi Allah, aku sudah menyampaikan kepada Muhammad semua yang diserahkan ke padaku. Sedikitpun aku tidak tinggalkan apa yang kamu katakan kepadaku, untuk kukemukakan kepada Muhammad, bahkan aku menambah beberapa keterangan yang sangat jitu dan penting pula”.
     Mereka berkata :”Ya, habis bagaimana ? Apakah Muhammad memberi jawaban kepadamu ?”
Utbah menjawab :”Ya, dia memberi jawaban kepadaku, tetapi demi Alloh
 Aku tidak mengerti yang diucapkan oleh Muhammad
Sungguh, sedikitpun aku tidak mengerti, melainkan aku mendengar dari padanya, bahwa dia mengancam kamu semua dengan petir, seperti petir yang dipergunakan untuk membinasakan kaum-kaum Ad dan Tsamud”.
    Salah seorang dari mereka berkata :”Celakalah engkau hai Utbah ! Mengapa engkau sampai tidak mengerti perkataanya ? Sedang ia berbicara dengan bahasa Arob, dan Engkau berbicara kepadanya dengan bahasa Arob juga bukan?”

 
 
31
 
    Utbah menjawab :”Demi Alloh ! Sungguh aku sama sekali tidak dapat mengerti perkataannya, melainkan ia menyebut-nyebutkan kata :”Shoo’iqoh” (petir)”
Mereka bertanya :”Mengapa begitu hai Utbah ?”
     Utbah menjawab :”Demi Alloh ! Selama hidupku belum pernah mendengar perkataan seperti perkataan Muhammad yang diucapkan kepadaku. Karena perkataannya itu akan kuanggap syi’ir, bukan syi’ir karena dia bukan ahli syi’ir; dan akan kuanggap perkataan tukang ramal, ia bukan seorang tukang ramal; dan akan kuanggap perkataan orang gila, ia bukan orang gila. Sungguh perkataannya yang telah kudengar itu akan ada satu urusan penting. Sebab itu aku pada waktu itu tidaklah dapat menjawab perkataannya sepatahpun”.
 (Sumber : Kelengkapan tarich Nabi Muhammad saw penerbit Bulan Bintang disusun oleh KH Munawar Cholil halaman 322 – 330)
 Pendapat Muhajir Isnaeni selanjutnya:
     Dari keterangan sejarah tersebut di atas, tentunya tidak dapat di-bantah bahwa
 Al-Qur’an bukan bahasa Arab, tetapi serumpun dengan bahasa Arab, sama-sama berasal dari bahasa yang diajarkan Allah kepada Nabi Adam, kemudian menurun kepada Nabi Nuh, sampai akhirnya bangsa Ad dan Tsamud.
     Karena menyimpang dengan permainan dzulumat menurut sunnah syayathin, maka negerinya dihancurkan oleh Allah. Sedang sisa-sisa dari mereka itu masih berbahasa yang mirip dengan bahasa Al-Qur’an, tetapi kesadarannya sudah bukan berkesadaran Nur menurut Sunnah Rasul.
    Ada beberapa hal yang memang bahasa Arab mirip dengan bahasa Al-Qur’an, seperti sama-sama menggunakan huruf hijaiyyah dari alif sampai dengan ya, sama-sama ditulis dari kanan ke kiri kecuali angka-angka, namun perbedaan yang paling prinsipil adalah mengenai makna dari kedua bahasa itu.
Jember 2 Agustus 2019
Dikutip oleh:
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember


Membandingkan Bahasa Al Qur-an
dengan Bahasa Arob Al-Hadits
Sumber-sumber Hukum Islam
Sistematika Hukum Islam diambil dari Al Qur-an Surat An-Nisa [4]:59 :

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh (Al Qur-an) dan taatilah Rosul (Sunnah-Hadis)(nya), dan ulil amri di antara kamu (Ijma' ulama'). Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Alloh (Al Quran) dan Rosul (sunnahnya)(Qiyas)jika kamu benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Berdasarkan ayat ini ada empat dalil yang dapat dijadikan pijakan dalam menentukan hukum yaitu Al Qur-an, Al-Hadits, Ijma' dan Qiyas.
Agar terdapat kepastian dalam Hukum Islam maka Tafsir Kitab Al Qur-an dan Al Hadits itu juga harus pasti.
Pada tulisan di  halaman sebelumnya telah dibuktikan bahwa Bahasa Al Qur-an berbeda dengan Bahasa Arob dimana tiap katanya mempunyai beberapa makna (homonim dan polisemi) karena dipengaruhi oleh budaya Arab. Sedangkan Bahasa Al Qur-an tiap katanya hanya mempunyai satu makna karena diciptakan oleh Alloh Swt.
Makna Suatu Kata di Dalam Kitab Al Qur-an.
Dalam QS. Ali Imron [3]:7, Alloh Bersabda bahwa ta’wil kata di dalam Al Qur-an itu hanya diketahui oleh Alloh Swt. Maka, untuk mengetahui takwilnya kita harus bertanya kepada Alloh Swt.
Takwil kata itu tidak ada di Kitab-kitab Tafsir Al Qur-an, karena pengarangnya tidak mengetahui takwilnya.
   Pada pembahasan Takwil kata rizqi disimpulkan bahwa
Makna RIZQI di dalam Al Qur-an adalah makanan



Makna Suatu Kata
di Dalam Kitab Al-Hadits.
Hadits Nabi Saw sangat berbeda dengan Al Qur-an. Karena Al Qur-an adalah sabda Alloh Swt yang diturunkan lewat Malaikat Jibril as. kepada seorang manusia yaitu Nabi Muhammad saw.
Sedang Hadits Nabi Saw adalah perkataan seorang manusia mulia berbangsa Arob yaitu Nabi Muhammad saw. Disabdakan beliau dalam bahasa Arob kuno kepada para sohabat yang berbangsa Arob, kemudian secara beranting digetok-tularkan dan akhirnya sampai kepada kita melalui kitab-kitab Hadits.
Tentu saja bahasa Arob dalam hadits-hadits itu menggunakan kaidah dan makna sesuai dengan bahasa Arob kuno. Dalam hal ini rizqi mempunyai dua arti yaitu (i) makanan dan (ii) karunia.
Kontroversi Nabi mendoakan “kaya” bagi Anas bin Malik.
Contoh hadits ke-1
Dalam hadits ini rizki mempunyai tiga arti yaitu umur, kekayaan dan anak, bukan berarti makanan seperti di dalam Al Qur-an.
Doa Nabi kepada Anas bin Malik agar mendapat kekayaan dan anak yang banyak sangat terkenal. Sering dipakai sebagai contoh bolehnya kita berdoa minta kaya.
Anas bin Malik berasal dari Bani an-Najjar, anak dari Ummu Sulaim. Sejak kecil dia melayani keperluan Nabi Muhammad Saw, sehingga selalu bersama Rosululloh.
Setelah Nabi Muhammad Saw wafat, Anas bin Malik pergi dan menetap di Damaskus kemudian ke Basroh. Ia mengikuti sejumlah pertempuran dalam membela Islam. Ia dikenal sebagai sohabat Nabi Muhammad Saw yang berumur paling panjang.
Rosulullah Saw sering kali mendo’akan Anas bin Malik Ra. Salah satu doa Beliau untuknya adalah:Allohumma Urzuqhu Maalan wa Waladan, wa Baarik Lahu (Ya Alloh, rizqikanlah / karuniakanlah ia harta dan keturunan, dan berkahilah hidupnya).”
Alloh Swt mengabulkan doa NabiNya, dan Anas Ra menjadi orang dari suku Anshor yang paling banyak harta(rizqi)nya. Ia memiliki keturunan yang amat banyak, sehingga bila ia melihat anak serta cucunya maka jumlahnya melebihi 100 orang. Alloh Swt memberikan keberkahan pada umurnya sehingga ia hidup 1 abad lamanya ditambah 3 tahun lagi.
Adapun asbabul wurud cerita itu adalah hadis berikut:
Diriwayatkan daripada Anas Ra daripada Ummu Sulaim katanya: Wahai Rosululloh! Aku menjadikan Anas sebagai khodammu, tolonglah berdoa untuknya. Rosulullah Saw pun berdoa: Ya Alloh, banyakkanlah harta (rizqi) dan anaknya dan berkatilah apa yang diberikan kepadanya. Berkata Anas: "Demi Alloh, harta benda(rizqi)ku memang banyak dan anak begitu juga anak dari anakku memang banyak sekali dan sekarang sudah berjumlah lebih dari 100 orang(Shohih Bukhori, Muslim, kitab kelebihan para sohabat).
Komentar penulis.
Hadits ini mengandung kontroversi karena mirip do’a minta kaya yang dipanjatkan Nabi Saw bagi Sa’labah yang berakibat buruk baginya di dunia dan akhirot. Nabi sebelumnya tidak bersedia mendoakan dia kaya karena Nabi tahu sifat Sa’labah yang tidak kuat terhadap godaan karunia kekayaan.
Akibat dikabulkannya doá Nabi Saw oleh Alloh Swt ternaknya berkembang biak sangat banyak. Namun karena sibuknya, dia lalu meninggalkan sholat berjamaah serta tidak mengeluarkan zakat dari ternaknya.
Berbeda dengan sifat Anas bin Malik Ra yang sangat diketahui oleh Nabi Saw karena dia berkumpul dengan Nabi sangat lama. Tentu dia kuat terhadap godaan karunia kekayaan.
Contoh hadits ke-2.
Kata rizqi tidak bermakna makanan seperti di dalam Al Qur-an, tetapi bermakna anak keturunan.
Doa sebelum bercampur dengan isteri  :  Bismillah Allohumma Jannibnisy Syaiton Wa Jannibnisy Syaithon Ma Rozaqtana
Artinya : Dengan menyebut nama Alloh, ya Alloh, jauhkanlah syetan dari saya, dan jauhkanlah ia dari apa yang akan Engkau rizqikan (kurniakan) kepada kami (anak, keturunan).
Kesimpulan :
Berbeda dengan Al Qur-an yang diciptakan oleh Alloh Swt. setiap katanya hanya mempunyai satu makna,
Kata-kata di dalam Al Hadits mempunyai beberapa makna (homonim dan polisemi) seperti pada Bahasa Arob manusia, akibat pengaruh budaya bangsa Arob.
Artinya

Bahasa Al Qur-an berbeda dengan Bahasa Arob (yang digunakan dalam hadis Nabi Muhammad Saw.).

Jember 21 Oktober 2015
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember

 





Uraian selengkapnya 83 ayat Al Qur-an yang mengandung ayat mutasyabihat rizqi  :
1.Q.S. Al Baqoroh [2] : 3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rizqi (makanan) yang Kami anugerahkan kepada mereka. (cocok)
2. Q.S. Al Baqoroh  [2]:22 Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizqi (makanan) untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (cocok)
3.Q.S. Al Baqoroh [2] :25. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rizqi (makanan) buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu".  Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (cocok)
4.Q.S. Al Baqoroh [2] :57. Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu manna dan salwaMakanlah dari  makanan  yang baik-baik yang telah Kami rizqikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya diri mereka sendiri. (cocok)
5.Q.S. Al Baqoroh [2] :60. Dan (ingatlah), ketika Musa memohon  air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu  memancarlah dari padanya dua belas mata airSungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rizqi (makanan) (yang diberikan) Alloh, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusa-kan. (cocok)
6.Q.S. Al Baqoroh [2] :172Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki (makanan) yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Alloh, jika benar-benar hanya kepadaNya kamu menyembah. (cocok)
173. Sesungguhnya Alloh hanya mengharomkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Alloh. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (cocok)
7.Q.S. Al Baqoroh [2:233 Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi rizqi (makanan) dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anak-nya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anak-mu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (cocok)
8.Q.S. Al Baqoroh [2 :254  Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rizqi (makanan) yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.  (cocok)
9. QS. Ali Imron [3]:37. Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Rizqi (makanan) itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dike-hendakiNya tanpa hisab. (cocok)
 10. QS. An-Nisa; [4]:39. Apakah kemudharatannya bagi mereka, ka-lau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rizqi (makanan) yang telah diberikan Allah kepada mereka? Dan adalah Allah Maha Mengetahui keadaan mereka.  (cocok)
11. QS. Al-Maidah :[5]:114. Isa putera Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rizqilah (makanan) kami, dan Engkaulah pemberi rizqi (makanan) Yang Paling Utama".(cocok)
12. Q.S. Al-An'aam [6] :142. Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rizqi (makanan) yang telah diberikan Alloh kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.:3 Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (cocok)
13. Q.S. Al A'roof [7] :31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlahdan janganlah berlebih-lebihan sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. 32. Katakanlah: "Siapakah yang mengharomkan perhiasan dari Alloh yang telah dikeluarkanNya untuk hamba-hambaNya dan (siapa pulakah yang mengharomkan) rizqi (makanan) yang baik ?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (cocok)
14. Q.S. Al A'roof [7] :50. Dan penghuni neraka menyeru penghuni syurga: "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizqikan Alloh kepadamu" Mereka (penghuni syurga) menjawab: "Sesungguhnya Alloh telah mengharomkan keduanya itu atas orang-orang kafir. (cocok)
15. Q.S. Surat A'roof [7] :160Dan mereka kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan kami wahyu
kan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu." Maka memancarlah daripadanya dua belas mata airSesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan kami naungkan awan di atas mereka dan kami turunkan kepada mereka manna dan salwa(Kami berfirman):  "Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah kami rizqikan  kepada-mu". Mereka tidak menganiaya kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri. (cocok)
16.Q.S. Al Anfaal [8] :3. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan sholat dan yang menafkahkan sebagian dari rizqi (makanan) yang kami berikan kepada mereka. 4. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizqi (makanan) berupa buah-buahan dan daging burung serta minuman yang mulia (di surga). (cocok)
17.Q.S. Al Anfaal [8] :26Dan ingatlah (hai para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Alloh memberi kamu tempat menetap (Medinah) dan dijadikanNya kamu kuat dengan pertolonganNya dan diberiNya kamu rizqi (makanan) dari yang baik-baik agar kamu bersyukur (cocok).
18.Q.S. Al Anfaal [8]:74. Dan orang-orang yang beriman dan berhijroh serta berjihad pada jalan Alloh, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rizqi (makanan) yang mulia (di surga). (cocok)
19.. Q.S. Yunus [10]:59. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang rizqi (makanan) yang diturunkan Alloh kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya harom dan (sebagiannya) halal" Katakanlah:
20.Q.S. Yunus [10]:93. Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Isroil di tempat kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rizqi (makanan) dari yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurot). Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan (cocok)
21. Q.S. Hud [11]:6. Dan tidak suatu binatang melata pun di bumi melainkan Alloh-lah yang memberi rizqi (makanan)nya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (lauh mahfuzh). (cocok)
22. Q.S. Hud [11]:88. Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahiNya aku dari padaNya rizqi (makanan) yang baik (patutlah aku menyalahi perintahNya)?. Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang kamu dari padanya. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Alloh. Hanya kepada Alloh aku bertawakal dan hanya kepadaNyalah aku kembali. (cocok)
23. Q.S.12 (Ar Ro'd):22. Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhoan Tuhannya, mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rizqi (makanan) yang kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). 23. (Yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang soleh dari bapak-bapaknya, isteri-isteri dan anak cucunya, sedang Malaikat-Malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, 24. (Sambil mengucapkan) : "Salamun 'alaikum bima shobartum". Alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (cocok)
24. Q.S.13 (Ar-Ro'd):26. Alloh meluaskan rizqi (makanan) dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan di dunia itu (dibandingkan dengan) kehidupan akhirot hanyalah kesenangan (yang sedikit). (cocok)
25. Q.S.14 (Ibrohim):31. Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan sholat, menafkahkan sebagian rizqi (makanan) yang kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persohabatan. (cocok)
26.Q.S. Ibrohim [14]:32. Allohlah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan rizqi (makanan) untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendakNya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. (cocok)
27Q.S. Al Hijr [15]:20. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rizqi (makanan) kepadanya. (cocok)
28.Q.S. An Nahl [16]:56. Dan mereka sediakan untuk berhala-berhala yang mereka tiada mengetahui (kekuasaannya), satu bahagian dari rizqi (makanan) yang telah kami berikan kepada mereka. Demi Alloh, sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan. (cocok)
29.Q.S. An Nahl [16]:67. Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rizqi (makanan) yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Alloh) bagi orang yang memikirkan. (cocok)
30.Q.S. An Nahl [16]:71. Dan Alloh melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rizqi (makanan), tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rizqi  (makanan) mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakanrizqi (makanan) itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Alloh? (cocok)
31.. Q.S. An Nahl [16]:72 Alloh menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu dan memberimu rizqi (makanan) dari yang
nya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hambaNya. (cocok)
32. Q.S.16 (An Nahl):114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari  rizqi (makanan) yang telah diberikan Alloh kepadamu; dan syukurilah nikmat Alloh, jika kamu hanya kepadaNya saja menyembah. 115. Sesungguhnya Alloh hanya mengharomkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Alloh; tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (cocok)
33. Q.S.17 (Al Isro'):30. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rizqi  (makanan) kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hambaNya. (cocok)
34. Q.S.17 (Al Isro):70. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rizqi (makanan) dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (cocok)
35. Q.S.18 (Al Kahfi):19. Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?). Mereka menjawab: "Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari". Berkata yang lain lagi: "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa rizqi (makanan) itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorangpun. (cocok)
36. Q.S.19 (Maryam):62. Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam syurga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rizqi  (makanannya di syurga itu tiap-tiap pagi dan petang. (cocok)
37Q.S. Al Isro’ [17]:70. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rizqi (makanan) dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (cocok)
38. Q.S. Al Kahfi [18]:19. Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Sudah berapa lamakah kamu berada (di   sini?). Mereka menjawab: "Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari". Berkata yang lain lagi: "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa rizqi (makanan) itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorangpun. (cocok)
39. Q.S. Maryam [19]:62. Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam syurga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rizqi  (makanan)nya di syurga itu tiap-tiap pagi dan petang. (cocok)
40.Q.S. Thoha [20]:80. Hai Bani Isroil, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami telah meng-adakan perjanjian dengan kamu sekalian (untuk munajat) di sebelah kanan gunung itu dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa. 81. Makanlah di antara rizqi (makanan)  yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaanKu menimpamu.  Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaanKu, maka sesungguhnya binasalah ia. (cocok)
41. Q.S. Al Hajj [22]:50. Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka ampunan dan rizqi  (makanan di sorga) yang mulia. (cocok)
42. Q.S. Al Hajj [22]:58. Dan orang-orang yang berhijroh di jalan Alloh, kemudian mereka dibunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rizqi (makanan) yang baik (di syurga). Dan sesungguhnya Alloh adalah sebaik-baik pemberi rizqi (makanan) . (cocok)
43. Q.S. Al Mu'min [23]:72. Atau kamu meminta upah kepada mereka?", Maka upah dari Tuhanmu adalah lebih baik, dan Dia adalah pemberi rizqi (makanan) yang paling baik. (cocok)
44. Q.S. An Nuur [24]:26. Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizqi (makanan) yang mulia (di syurga) (cocok)
45. Q.S. Al Qosos [28]:54. Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa (makanan, pen.) yang telah kami rizqikan kepada mereka, mereka nafkahkan. (cocok)
   46. Q.S. Al Qosos [28]:57. Dan mereka berkata: "Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kamu akan diusir dari negeri kami". Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah harom yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rizqi (makanan) (bagimu) dari sisi Kami? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (cocok)
47.. Q.S. An Nuur [24]:26. Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang
menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizqi (makanan) yang mulia (di syurga). (cocok)
48. Q.S. Al Qosos [28]:54. Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesobaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa (makanan) yang telah kami rizqikan kepada mereka, mereka nafkahkan. (cocok)
49.. Q.S. Al Qosos [28]:58. Dan mereka berkata: "Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kamu akan diusir dari negeri kami". Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah harom yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rizqi (makanan) (bagimu) dari sisi Kami? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (cocok)


50. Q.S. Al Qosos [28]:82. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Korun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Alloh melapangkan rizqi (makanan) bagi siapa yang dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan menyempitkannya; kalau Alloh tidak melimpah-kan karuniaNya atas kita benar-benar dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Alloh)". (cocok) 

  
 
51.Q.S. Al Ankabut [29]:16. Dan (ingatlah) Ibrohim, ketika ia ber-kata kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu Alloh dan bertakwalah kepadaNya.  Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. 17. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Alloh itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Alloh itu tidak mampu memberikan rizqi (ma-kanan) kepadamu; Alloh berfirman : Alloh telah menurunkan sebagian dari rizqi (makanan) yang kami berikan kepada mereka. (cocok)
52. Q.S. Ar Rum [30]:40. Allohlah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rizqi (makanan), kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali), adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Alloh itu dapat berbuat suatu dari yang demikian itu? Maha    
Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. (cocok)
53. Q.S. As Sajdah [32]:15. Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya sedang mereka tidak menyombong-kan diri. 16. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mere-ka menafkahkan sebagian dari rizqi (makanan), yang kami berikan kepada mereka. (cocok)
54. Q.S. Al Ahzab [33]:31. Dan barang siapa di antara kamu sekalian (isteri-isteri nabi) tetap taat kepada Alloh dan rosulNya dan mengerjakan amal yang soleh. Niscaya Kami memberikan kepadanya pahala-nya dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rizqi (makanan yang mulia (di surga). (cocok)
55. Q.S. Saba [34]:4. Supaya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rizqi (makanan yang mulia (di surga). (cocok)
56. Q.S. Saba [34]:15. Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rizqi (makanan) yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun. (cocok)
57.. Q.S. Al Ahzab [33]:31. Dan barang siapa di antara kamu sekalian (isteri-isteri nabi) tetap taat kepada Alloh dan rosulNya dan mengerjakan amal yang soleh. Niscaya Kami memberikan kepadanya pahalanya dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rizqi (makanan)  yang mulia (di surga). (cocok)
58.. Q.S. Saba [34]:4. supaya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rizqi (makanan) yang mulia. (cocok)

 
59.. Q.S. Saba [34]:15. Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan) : "Makanlah olehmu dari rizqi (makanan) yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepadaNya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun. (cocok)
60.. Q.S. Saba [34]:36. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rizqi (makanan) bagi siapa yang dikehendakiNya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendakiNya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".(cocok)
61.Q.S. Saba [34]:39. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku mela-pangkan rizqi (makanan) bagi siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendakNya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizqi (makanan) yang sebaik-baiknya. (cocok)
62. Q.S. Shood [38]:49. Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik. 50. (Yaitu) syurga 'Adn yang pintu-intunya terbuka bagi mereka, 51. Di dalamnya mereka bertelekan (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan  minuman di syurga itu. 52. Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. 53. Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. 54. Kenikmatan itulah yang dijanjikan kepada kalian (wahai orang-orang yang bertakwa) di hari kiamat, sesungguhnya ia adalah rizqi (makanan) Kami untuk kalian, tiada henti dan tiada terputus. (cocok)
63. Q.S. Az Zumar [39]:52. Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Alloh melapangkan rizqi (makanan) dan menyempitkan bagi siapa
yang dikehendakiNya? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Alloh bagi kaum yang beriman. (cocok)
64. Q.S. Al Mu'min [40]:13. Dialah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)Nya dan menurunkan untukmu rizqi (air / makanan) dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Alloh). (cocok)
65. Q.S. Al Mu'min [40]:64. Alloh-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rizqi (makanan) dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam. (cocok)
    66. Q.S. Asy Syuura [42]:27. Dan jikalau Allah melapangkan rizqi  (makanan) kepada hamba-hambaNya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Alloh menurunkan apa yang dikehendakiNya dengan ukuran. Sesungguhnya dia Maha Mengetahui (keada-an) hamba-hambaNya lagi Maha Melihat. (cocok)
    67. Q.S. Asy Syuuro [42]:38. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarot antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rizqi (makanan) yang kami berikan kepa-da mereka. (cocok)
68.Q.S. Al Mu'min [40]:64. Allohlah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rizqi (makanan) dengan sebagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam. (cocok)
69. Q.S. Asy-Syuura [42] : 27. Dan jikalau Allah melapangkan rizqi   (makanan) kepada hamba-hambaNya tentulah mereka akan melam-paui batas di muka bumi, tetapi Alloh menurunkan apa yang dikehen-dakiNya dengan ukuran. Sesungguhnya dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hambaNya lagi Maha Melihat. (cocok)  
70.Q.S.Asy Syuuro4 [2]:38. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarot antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rizqi (makanan) yang kami berikan kepada mereka. (cocok)
71.Q.S.(Al Jaatsiah [45]:5. Dan pada pergantian malam dan siang dan rizqi (air / makanan) yang diturunkan Alloh dari langit lalu dihidup-kannya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Alloh) bagi kaum yang berakal. (cocok)
72.. Q.S. Al Jaatsiah [45]:16. Dan sesungguhnya telah kami berikan kepada Bani Isroil Al-Kitab (Taurot) dan kekuasaan dan kenabian; dan kami berikan kepada mereka rizqi (makanan) yang baik dan kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya). (cocok) 
73.. Q.S. Qoof [50]:9. Dan kami turunkan dari langit air yang banyak manfa'atnya lalu kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam. 10. Dan pohon kurma yang tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun. 11. Untuk menjadi rizqi (makanan) bagi hamba-hamba (kami). Dan kami hidupkan dengan  air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan. (cocok) 
74. Q.S. Al Jum'ah [62]:11. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dari pada permainan dan perniagaan; dan Allah sebaik-baik Pemberi rizqi (makanan) (cocok) 
      75. Q.S. Al Munafiqun [63]:10. Dan nafkahkanlah sebagian dari pada rezki (makanan) yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; dan ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, dengan sebab itu aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?". (cocok) 
    76. Q.S. At-Tolaq [65]:7. Orang yang mampu hendaknya memberi nafkah menurut kemampuannya; dan orang yang disempitkan rizqi  (makanan)nya hendaklah memberi nafkah dari yang diberikan Alloh kepadanya; Alloh tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Alloh berikan kepadanya. Alloh kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (cocok) 
     77. Q.S. At-Tolaq [65]:11. (Dan mengutus) seorang Rosul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Alloh yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal-amal yang soleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Alloh akan memasukkannya ke dalam syurga-syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Alloh melapangkan rizqi (air / makanan) kepadanya. (cocok) 
     78. Q.S. Al-Mulk [67]:15. Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizqi (makanan)Nya; dan kepadaNyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (cocok) 
     79. Q.S. Al-Mulk [67]:21. Atau siapakah yang akan memberi kamu rezki (makanan) jika Allah menahan rizqi (makanan)Nya, bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan dalam keadaan menjauhkan diri?.  (cocok) 
80.. Q.S. At-Talaq [65]:11. (Dan mengutus) seorang Rosul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Alloh yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal-amal yang soleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Alloh akan memasukkannya ke dalam syurga-syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Alloh melapangkan rizqi (air / makanan) kepadanya. (cocok)  
81.. Q.S. Al-Mulk [67]:15. Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rizqi (makanan)Nya. Dan hanya kepadaNyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (cocok)  
82. Q.S. (Al-Mulk [67] : 21. Atau siapakah yang akan memberi kamu  rizqi (makanan) jika Allah menahan rizqi (makanan)Nya, bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan dalam keadaan menjauhkan diri? (cocok)  
83. Q.S. Al-Fajr [89]:15. Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakanNya dan diberi kesenangan maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku," 16. Tetapi apabila Tuhannya mengujinya, lalu membatasi rizqi (makanan)nya, maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku," 17. Sekali-kali tidak (demikian), bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim, 18. Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin; 19. Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil). 20. Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. (cocok)
Jember, 17 Septemberi 2017
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember