Kamis, 09 Desember 2021

Buku Sanadnya Sohih Tetapi Matannya Tidak Sohih

 

SANADNYA SOHIH TETAPI MATANNYA TIDAK SOHIH 

Hadis Pertama

 

BENARKAH DI PADANG MAHSYAR 
MATAHARI ADA DI ATAS KITA ?
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Pengantar
     Di dalam suatu pengajian mungkin kita pernah mendengar seorang da’i membaca sebuah Hadis riwayat Muslim yang berbunyi sebagai berikut :
     Rosululloh Saw. bersabda “Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.”
     Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Alloh, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?”
     Nabi  Saw. bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rosulullah Saw. memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.”
(H.R. Muslim, no. 2864)
     Biasanya sang da’I melanjutkannya dengan membaca hadis yang isinya tentang “Tujuh Golongan Yang Dilindungi Dari Panas Matahari di Padang Mahsyar” sebagai berikut: 
     “Ada 7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Alloh di bawah naunganNya. Pada hari itu, tidak ada naungan, ke-cuali nanungan Alloh. Golongan tersebut adalah
(i) pemimpin yang adil,
(ii) pemuda yang tumbuh di dalam beribadah kepada Allah,
(iii) seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid-masjid, 
(iv) dua orang yang saling mengasihi karena Alloh, mereka bertemu dan berpisah karena Alloh,
(v) seorang laki-laki yang diundang oleh seorang perempuan yang berkedudukan dan berwajah elok (untuk melakukan kejahatan) tetapi dia berkata : (Aku takut kepada Alloh),
(vi) seorang yang memberi sedekah, tetapi dia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya,
(vii) dan seorang yang mengingat Alloh di kala sendirian sehingga menetes air matanya.”
(H.R. Bukhori)
Termasuk Hadis-hadis sohih
Kedua hadis itu ada di dalam Kitab-kitab Riwayat Hadis yang ditulis oleh Imam Bukhori dan Muslim. Termasuk Hadis-hadis sohih. Hadis-hadis sohih yang diriwayatkan oleh ke-2 Imam Hadis ini bernilai hukum tertinggi ke-2 setelah Al Qur-an. Sangat terpercaya, sehingga umat Islam tidak berani mengritiknya.
Fungsi Hadis dalam hukum Islam
Fungsi hadis sebagai sumber hukum Islam ada 3 :
1. Sebagai penguat bagi dalil yang sudah tertera dalam Al Qur-an (muakkadah),
2. Sebagai penafsir bagi ayat-ayat Al Qur-an (mubayyinah).
3. Mendatangkan hukum-hukum yang tidak tercantum dalam Al Qur-an.
Definisi Hadis Sohih
Ibnu As-Sholah mendefinisikan Hadis Sohih sebagai Hadis Musnad (tersambung sampai ke Nabi Muhammad Saw.) yang bersambung sanadnya dengan perowi yang adil (jujur) dan dhobit (kuat hafalannya), (yang diterima) dari perowi lain yang adil dan dhobith hingga ke akhir sanad, serta tidak syadz (bertentangan dengan perowi lain) dan tidak ber’illat (cacat).
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nyata disini bahwa kesohihan hadis terutama ditekankan pada segi sanad (periwayat)nya (bukan pada matan / isinya).
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kesohihan Hadis dari segi matan (isi)nya.
Menurut sebagian ahli hadis, kriteria kesohihan matan hadits sehingga dapat dinyatakan maqbul (diterima) bila memenuhi unsur-unsur sbb.
1. Tidak bertentangan dengan akal sehat.
2. Tidak bertentangan dengan hukum Al Qur-an yang telah muhkam (ketentuan hukum yang telah tetap).
3. Tidak bertentangan dengan hadits mutawatir.
4. Tidak bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan ulama masa lalu (Ulama Salaf)
5. Tidak bertentangan dengan dalil yang telah pasti.
6. Tidak bertentangan dengan hadits ahad yang kualitas kesohihannya lebih kuat.
Pendapat Ulama bila terjadi perbedaan antara Al-Hadis dan Al Qur-an
  Imam Syafii (pendiri madzhab Syafii) mengatakan : Al-Hadits berangkat dari dhonni / duga-duga atau kontroversi, sedangkan  Al Qur-an berangkat dari qoth’i (mutlak kebenarannya). Suatu hadis yang sanadnya sohih, tetapi matannya bertentangan dengan Al Qur-an, tidak ada jalan lain kecuali mempertahankan wahyu yang diterima secara meyakinkan (Al Qur-an) dan mengabaikan yang tidak meyakinkan (hadis). 
  Muhammad Al-Ghazali dalam bukunya Al-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadits, menyatakan bahwa "Para imam fiqih menetapkan hukum-hukum dengan ijtihad yang luas berdasarkan Al Qur-an terlebih dahulu. Bila mereka menemukan riwayat (hadits) yang sejalan dengan Al Qur-an, mereka menerimanya, tetapi kalau tidak sejalan, mereka menolaknya karena Al Qur-an lebih utama untuk diikuti."
Adapun alasannya adalah
Al Qur-an sudah ditulis menjadi mushaf tunggal pada zaman Kholifah Abu Bakar Ra. satu tahun setelah Nabi Muhammad Saw. wafat (tahun 632 M.). Dikutip dari tulisan-tulisan dan hafalan para sohabat. Kemudian Kholifah Utsman bin Affan Ra. pada tahun 647 M. memerintahkan Zaid bin Tsabit Ra. dan tiga sohabat yang lain menyalin mushaf pertama tadi menjadi beberapa mushaf dan mengirimkannya ke berbagai propinsi di wilayah kekuasaan Islam (Kufah, Basra, Madinah, Mekah, Mesir, Suriah, Bahrain, Yaman dan Al-Jazirah).
Sedangkan Al-Hadis baru dikumpulkan dan ditulis 2 abad (4 generasi) setelah Nabi Muhammad Saw. wafat oleh para Imam Hadis yaitu
(i) Imam Al-Bukhori (814-876 M.),
(ii) Al-Muslim (824-881 M.),
(iii) An-Nasa'i (835-923 M.),
(iv) Abu Daud (820-895 M.),
(v) At-Turmudzi (829-899 M.) dan
(vi) Ibnu Majah (829-893 M.) melalui penyaringan hadis.
Penyaringan Hadis
Hadis-hadis itu disaring dari ratusan ribu hadis yang dihafalkan oleh para perowinya (periwayat hadis).
    Contohnya Imam Bukhori bersama gurunya Syekh Ishaq menghimpun  Hadis-hadis sohih dalam satu kitab, dari satu juta hadis yang diriwayatkan oleh 80.000 perowi lalu disaring menjadi 7.275 hadis.
Imam Muslim dalam Kitab Sohih Muslim, dari sekitar 300.000 hadis beliau saring menjadi 4.000 Hadis sohih selama 15 tahun.
Penyaringan itu terutama dilakukan terhadap periwayatnya (sanad Hadis), sedikit dari isi (matan) Hadis.
Demikian banyaknya hadis-hadis yang disaring sehingga ada kemungkinan lolosnya hadis yang isi (matan)nya tidak sohih.
Kritik ulama terhadap matan (isi) kedua Hadis ini
     Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Jarak satu mil ini, baik satu mil yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh, maka bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?!” (Syarah al-‘Aqidah al-Wasithiyyah, 2/134).

     Jika matahari di dunia ini didekatkan ke bumi dengan jarak 1 mil, niscaya bumi akan terbakar. Bagaimana mungkin di akherat kelak matahari didekatkan dengan jarak 1 mil namun makhluk tidak terbakar?
Riwayat hadis
    
Kedua hadis tentang matahari di padang mahsyar itu ditulis pada abad ke-9 (12 abad yang lalu). Selama itu telah berkembang ilmu-ilmu yang waktu itu belum ada atau keadaannya sederhana.
Di antaranya adalah ilmu astronomi (perbintangan), ilmu fisika modern, ilmu Tafsir Al Qur-an dll.
Di manakah Letak Padang Mahsyar Itu ?
Maimunah Binti Sa'ad R.a. meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Nabi S.a.w, "Wahai Rosululloh, berilah kami pernyataan tentang Al-Quds (Yerusalem)". Nabi S.a.w. menjawab, "Ini adalah tanah di mana mereka akan dibangkitkan (Al-Ba’ats) dan berkumpul (Al-Hashr)".
(H.R. Ahmad, Thobroni)  
     Peristiwa Isro’ (perjalanan malam) Nabi Muhammad S.a.w. adalah gambaran kebangkitan manusia dan jin di Bumi, kemudian mereka dikumpulkan di padang Mahsyar yang terletak di Palestina, tanpa adanya matahari karena telah dipadamkan oleh Alloh S.w.t. pada hari kiamat.
17:1
     Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Harom ke Al Masjidil Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
(Q.S. Al-Isro’ [17] : 1)
 Apakah Bumi Tidak Hancur Pada Hari Kiamat ?
   Kiamat dimulai dengan tiupan trompet pertama oleh Malaikat Isrofil.
Sangkakala 
    Terompet atau sangkakala bentuknya seperti tanduk besar yang siap ditiup oleh malaikat Isrofil.Dan ditiuplah sangkakala (tiupan pertama). Maka matilah semua yang ada di langit dan di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki oleh Alloh. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).
(Q.S. Az-Zumar [39]: 68). 
    Tiupan ini akan menimpa seluruh alam menimbulkan guncangan yang keras sehingga gunung-gunung menjadi rata, laut saling beradu, bintang bertabrakan, matahari akan padam, lalu hilanglah cahaya seluruh benda-benda di alam semesta (gelap gulita). 
     Kita mengira semua benda di langit dan bumi hancur, dan semua mahluk mati pada hari Kiamat.
Surat Al-A’rof [7] : 25  dan Q.S. Az-Zumar [39] : 57.
   Tetapi setelah membaca Q.S. Al-A’rof [7] : 25 dan Q.S. Az-Zumar [39] : 67 yang terjemahnya adalah sebagai berikut.  
  Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati (Kiamat kecil), dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan (Kiamat besar).
(Q.S. Al-A’rof [7] : 25)  
     Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggamanNya (tidak hancur) pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kananNya (menjadi black holes). Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
(Q.S. Az-Zumar [39] :67)
    Ternyata bumi tidak ikut hancur di hari Kiamat.
     Dari bumi yang tidak ikut hancur itu kita akan dibangkitkan setelah tiupan terompet ke-2 oleh malaikat Isrofil. 
Apa saja yang hancur 
(1) Apabila matahari digulung (menjadi black hole),  
(2) dan apabila bintang-bintang berjatuhan,
(3) dan apabila gunung-gunung dihancurkan, 
(Q'S. At-Takwir [81] : 1-3) 
(3) Dan bila bumi itu dipanjangkan (diratakan, tidak hancur). (4)Ia keluarkan apa-apa yang terkandung di dalamnya, sehingga kosonglah ia. 
(5)Karena turut perintah Tuhannya, karena memang patut ia turut.  (Q.S. Al-Insyiqoq [84] : 1-5).
(105). Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya
(106) maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali,
(107). tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.
(Q.S. Thoha [20] : 105 - 107). 
   Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan,"
(Q.S. Al-Qiyamah [75] : 7-9).
 Benda-benda yang hancur di hari kiamat
Dari 3 surat ini (Surat At-Takwir, Surat Al-Insyiqoq dan Surat Thoha) benda-benda yang hancur adalah
1. Langit terbelah, (Q.S. At-Takwir [81] : 1), langit yang berisi benda-benda langit ikut hancur (yang berisi bumi tidak).
2. Bintang-bintang berjatuhan, (Q.S. Al-Insyiqoq [81] : 2)
3. Matahari digulung (menjadi black hole), (QS. Al-Insyiqoq [81]:1)
4. Matahari dan bulan dikumpulkan," (Q.S. Al-Qiyamah [75] : 9).
5. Gunung-gunung dihancurkanNya sehancur-hancurnya.
    (Q.S. Thoha [20] : 105)

Asal-mula lubang hitam (black hole)                       Pada mulanya matahari dan bintang terbentuk dengan kondisi di mana tingkat radiasi dan gravitasinya seimbang. Saat matahari dan bintang kehabisan bahan bakar untuk melakukan fusi, tingkat radiasi keluar semakin melemah dibanding dengan gaya gravitasi ke dalam. Maka matahari dan bintang mengalami kolaps, dan kemudian meledak menjadi supernova. Dalam ledakan ini, ada dua kemungkinan hasilnya. Salah satu di antaranya adalah lubang hitam (black hole). 

Keadaan bumi di hari kiamat
Alloh menciptakan bumi terdiri dari 93 element (unsur), sedang matahari hanya dua unsur yaitu hidrogen dan helium, bahkan badan langit yang paling rumit yaitu supernova hanya terdiri dari tujuh unsur.
Maka bumi jauh lebih tahan terhadap goncangan hari kiamat dibanding badan-badan langit.
 Pada Surat Thoha [20] : 105 Tuhan akan menghancurkan gunung sehancur-hancurnya, (106) maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, (107) tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.
Pada Surat Al-Insyiqoq [84] : 4 Ia keluarkan apa-apa yang terkandung di dalamnya, sehingga kosonglah ia
Maka keadaan bumi adalah, permukaannya rata dan dalamnya kosong (seperti bola sepak).

     Di permukaan bumi inilah terjadi peristiwa-peristiwa kebangkitan, pengumpulan di padang mahsyar, pengadilan, perhitungan dan penimbangan (mizan).  
Hari Kebangkitan / Ba’ats di bumi 
Dan ditiuplah sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dari kuburnya (menuju) ke Robb mereka.
(Q.S. Yaasiin [36] : 51). 
   Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan Dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.”
(Q.S. Qaaf [50] : 21)
Semua manusia yang dibangkitkan itu lalu diterbangkan (diisro’kan) oleh malaikat penggiringnya masing-masing ke padang mahsyar yang terletak di lokasi Baitul Maqdis, Yerusalem, Palestina. Di situ semua manusia diadili oleh Alloh Swt. Manusia dibangkitkan dalam keadaan telanjang kaki, tanpa pakaian dan tidak dikhitan.
Pada mulanya padang mahsyar itu gelap gulita karena matahari, bulan dan bintang-bintang telah padam.
Kemudian Alloh Swt. menampakkan diriNya sehingga suasana di padang mahsyar menjadi terang benderang. 
   "Dan terang benderanglah bumi (padang Mahsyar) dengan cahaya Tuhannya; dan diberikanlah buku dan didatangkanlah Para Nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan."
(QS. Az Zumar [39] : 69)
Lanjutan komentar penulis terhadap hadis di halaman depan tentang matahari yang berada di atas kepala

     Dari ayat-ayat Al Qur-an tentang keadaan kebangkitan dan padang mahsyar di atas, terbukti bahwa matahari akan digulung menjadi black hole demikian pula langit beserta bulan dan bintang-bintang, maka keadaan padang mahsyar gelap gulita sehingga :
 
adanya matahari di atas kita di padang mahsyar bertentangan dengan ayat Al Qur-an (QS. Al-Insyiqoq [81] : 1), di mana matahari digulungNya (menjadi black hole).
 
 
Al Hasr 
Al Hasr adalah pengumpulan seluruh manusia dan jin  untuk dihisab dan diambil keputusannya.  
“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Alloh semuanya, lalu diberitakan kepada mereka tentang yang telah mereka kerjakan. Alloh mengumpulkan (mencatat) perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Alloh Maha menyaksikan segala sesuatu.”
(QS. Al-Mujadilah [58] : 6).
Asal mula neraka  
  (Dari bumi) Ia keluarkan apa-apa yang terkandung di dalamnya (magma bumi), sehingga kosonglah ia. (QS. Al-Insyiqoq [84] : 4).
     Isi bumi / magma ini oleh para malaikat ditarik lewat di atas padang mahsyar sehingga terlihat oleh seluruh manusia dan jin lalu dibawa keluar dari dimensi alam semesta dijadikan api neraka. Di atas neraka itu dibentangkan shiroth. 
(5) Janganlah begitu (kalla), jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
 (6) niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam (ditarik para malaikat di atas padang mahsyar),
 (7) dan sesungguhnya, kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yakin,telah mereka kerjakan dahulu 
(8) kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu, tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu / dihisab). 
(QS. At-Takatsur [102] : 5-8) 
      Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.
(QS. Al-Hijr [15]  : 92, 93)
Hisab di bumi 
“Dan ketika para hamba diberikan kitab-kitab mereka, maka dikatakan pada mereka: “Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa-apa yang telah kamu kerjakan.” 
(QS. Al-Jatsiyah [45] : 25) 
“Dan kamu lihat tiap-tiap umat dipanggil untuk (meiihat) buku catatan amalnya, Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap yang telah kamu kerjakan.”
(QS. Al-Jatsiyah [45] : 28).
Yang pertama kali dihisab dari hak-hak Alloh pada seorang hamba adalah sholatnya, sedang yang pertama kali diadili di antara manusia adalah urusan darah. Seorang hamba akan ditanya tentang empat hal : 
1. Umur dan masa mudanya,
2. Hartanya,
3. Amalnya
4. Nikmat yang ia terima selama hidup di dunia.
Mizan di bumi
Mizan adalah alat yang dipakai Alloh Swt. pada hari kiamat untuk menimbang amalan hamba-hambaNya.  
 “Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
(QS. Al-Anbiya [21] : 47).
Di manakah Letak Sorga Itu ?
(Sorga yang dikunjungi Nabi Adam dan Hawa, serta Nabi Muhammad Saw. sewaktu mikroj).
Apakah ada di Langit ?
Jawab : Surga itu bukan berada di langit, tetapi ada di masa depan.
Di manakah jalan ke surga itu ?
     Bagi manusia yang masih hidup (Nabi Adam, Hawa dan Nabi Muhammad Saw.), jalan masuknya melewati Sidrotul Muntaha, lewat terowongan waktu pergi ke masa depan. 
   Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal. 
(QS. An Najm [53] : 13-15

Bagi yang sudah mati jalan masuk ke Surga adalah melalui Shiroth.
Hancurnya Alam Semesta Dunia dan Penciptaan Surga
Langit (dan bumi) digulung / Big Crunch
Setelah semua orang meninggalkan padang mahsyar di bumi maka bumi sudah tidak diperlukan lagi bagi manusia. Maka langit (dan bumi) digulung oleh Alloh Swt. 
(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas (Big Crunch). Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama (menciptakan langit dan bumi dunia secara Big Bang), begitulah Kami akan mengulanginya (menciptakan langit dan bumi surga secara Big Bang), Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya
(QS. Al-Anbiya [21] :104). 
(yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain (bumi dunia diganti bumi surgadan (demikian pula) langit (langit dunia diganti langit sorga), dan mereka semuanya berkumpul (di shiroth, lihat hadith di bawah) menghadap ke hadirot Alloh yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. 
 (QS. Ibrohim [14] :48). 
Waktu itu orang mukmin dan munafik ditempatkan
di Shiroth
Aisyah istri Nabi berkata: “Aku bertanya, ‘Di manakah manusia pada waktu itu, ya Rosul Alloh ?’” Rosul menjawab, “Di atas Shiroth (jembatan) (H.R. Ahmad).
Maka di atas shiroth itu Alloh swt. menempatkan seluruh orang mukmin dan munafik yang jumlahnya berjuta dan bermilyard. Tentunya shiroth itu sangat lebar. Sehingga tidak mungkin bentuknya lebih tipis dari rambut  dan pedang. Mungkin yang dimaksud adalah permukaan-nya sangat licin.
Allah ta’ala berfirman:
   “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (takut kepada Alloh). (QS. Ali Imron [3] :133)
Dalam firmanNya yang lain Allah menyatakan:
 Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-rosulNya . Itulah karunia Alloh, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan Alloh mempunyai karunia yang besar.
 (QS. Al Hadid [57]: 21) 

BIG Bang, Teori Yang Menjelaskan Terbentuknya Alam Semesta dan Memprediksi Akhir Alam Semesta

Teori Big Bang adalah teori terbentuknya alam semesta yang paling terkenal dan paling masuk akal. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian meledak dan mengembang sekitar 13.700 juta tahun yang lalu.
     Big Bang adalah teori yang paling banyak didukung oleh sederetan bukti ilmiah sehingga dapat diterima oleh semua kalangan baik para ilmuwan maupun orang awam. Uniknya, teori ini juga dapat menentukan akhir dari alam semesta. Teori Big Bang pertama kali dikemukakan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada tahun 1920-an. Menurutnya, alam semesta ini mulanya berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api kecil dengan ukuran sangat kecil. Gumpalan itu semakin lama se-makin memadat dan memanas, kemudian meledak dan memuntahkan seluruh isi dari alam semesta. Big Bang melepaskan sejumlah besar energi di alam semesta yang membentuk seluruh materi alam semesta dan kemudian berkembang hingga menjadi bentuk yang sekarang ini dan akan terus berkembang.
     Teori Big Bang juga menjelaskan bahwa alam semesta memiliki siklus yang berulang. Pada suatu titik, alam semesta akan berhenti mengembang dan mulai menyusut. Semua akan ditarik dan menyisakan Black hole besar. Inilah yang disebut dengan Big Crunch, yang merupakan kelanjutan teori dari Big Bang. Menurut teori Big Crunch, alam semesta tidak akan mengalami akhir karena ia membentuk sebuah siklus. Ia akan meledak, mengembang, menyusut, lalu menghilang dan terus menerus seperti itu (hanya dua kali, siklus yang ke-2 membentuk alam semesta sorga, lihat gambar di atas, penulis). Dalam kata lain, alam semesta akan bereinkarnasi.    
     Atom hidrogen terbentuk bersamaan saat energi dari Big Bang meluas keluar. Atom hidrogen tersebut terus bertambah banyak dan berkumpul membentuk debu dan awan hidrogen atau biasa disebut nebula. Awan hidrogen tersebut bertambah padat dan memanas hingga temperatur jutaan derajat celcius. Awan hidrogen ini menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta. Setelah terbentuk banyak bintang, bintang tersebut berkumpul membentuk kelompok yang kemudian disebut galaksi. Dari galaksi, lahirlah milyaran tata surya. Salah satunya adalah yang kita tinggali sekarang ini.

Big Bang di dalam Al Qur-an 
  “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
(QS. Al-Anbiya’ [21]:30).
Nasib manusia selanjutnya
 1. Orang mukmin Lalu orang-orang mukmin mengikuti Robb mereka, dan dibentangkanlah di muka mereka Ash-Shiroth dalam keadaan gelap gulita. Shiroth adalah jembatan yang dibentangkan di atas Neraka Jahanam untuk diseberangi orang-orang mukmin yang menuju jannah. Alloh memberi cahaya kepada orang-orang mukmin sesuai dengan kadar amalnya masing-masing. Mereka meniti Shiroth tersebut dengan cahaya tadi.
Ada yang melewati shiroth laksana kejapan mata dan ada yang seperti tiupan angin, ada yang terbang seperti burung dan ada yang menyerupai orang yang mengendarai kuda, ada yang selamat 100%, ada yang selamat dengan kondisi lecet-lecet, dan ada yang terpeleset jatuh ke neraka jahanam”. (HR. Bukhori dan Muslim).
2. Orang munafik Sedang orang-orang munafik di Shiroth berjalan tanpa cahaya sehingga tidak tahu arah, maka mereka terjatuh ke dalam neraka.
57:13
“Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman.: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian cahayamu.” Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu dan carilah cahaya(mu) sendiri.”  Lalu diadakan di antara mereka dinding yang berpintu. Di dalamnya ada rohmat dan di luarnya ada siksa.”  
(QS. Al-Hadid [57]:13).
3. Orang kafir dan musyrik 
39:71
     Dan orang-orang kafir digiring menuju ke neraka dengan berkelompok-kelompok. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.
(QS. Az-Zumar [39] : 71). 
Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik, (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk
(QS. Al-Bayyinah [98] : 6).
Kesimpulan
Pada hari kiamat yang ditandai oleh dua kali tiupan trompet, semua ciptaan Alloh Swt. hancur. Matahari beserta langit digulung menjadi black hole, sehingga keadaannya gelap gulita. Bumi digenggam Allah dengan tanganNya sehingga tidak ikut hancur. Isi bumi dikeluarkanNya menjadi api neraka. Permukaan bumi diratakanNya seperti bola untuk tempat kebangkitan, pengumpulan di Palestina, pengadilan serta penimbangan. Karena matahari sudah padam maka 
Mustahil di padang mahsyar matahari ada di atas kita

     Lalu Alloh Swt. menampakkan diriNya, maka suasana di padang mahsyar menjadi terang benderang. Setelah selesai penimbangan selanjutnya langit dan bumi digulung (Big Crunch) seperti menggulung kertas. Di tempat yang dahulunya terdapat alam semesta dunia itu Alloh Swt. menciptakan alam semesta sorga yang luasnya sama dengan langit dan bumi secara Big Bang kedua. Orang kafir dan musyrik dimasukkan ke dalam neraka, sedang orang mukmin dan munafik ditempatkan di shiroth yang terletak di atas neraka.


Jember, 17 Januari 2017
Dr. H.M. Nasim Fauzi.
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember

Kepustakaan
01. Abu Najdi Haraki, Misteri Isra’ Mi’raj”, DIVA Press, Jogjakarta, 2007
02. Al Imam Muhammad Asy Syaukani, Nailul Authar, Penerjemah Drs. Hadimulyo dkk. Penerbit Asy Syifa, Semarang, 1994, jilid 1 hal. 685.
03. Bey Arifin, Hidup Sesudah Mati, Kinada Jakarta, 1987.
04. Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam Al-Quran, PT Almaarif, Bandung, 1971
04. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, CV. Asy-Syifa, Semarang, 1999.
05. Departemen Agama  RI, Tafsir Al Qur-an Jilid 2, Jakarta, 2009
06. Felix Pirani dan Christine Roche, Mengenal Alam Semesta, Mizan "For Beginners", Bandung, 1997.
07.Ibnu Katsir, Huru Hara Hari Kiamat, Pustaka Al-Katsar, Jakarta, 2002.
08.  Imam Al-Qurtubi, Rahasia Kematian, Alam Akhirat & Kiamat, Akbar, Jakarta, 2014.
09. J.P. McEnvoy dan Oscar Zarate, Mengenal Hawking For Beginners, Mizan, Bandung, 1998.
10. Muhammad Muhibuddin, Keajaiban Yerusalem, Araska, Yogyakarta, 2014, halaman 152-156.
11. Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, Grafiti, Jakarta, 1994
14  https://id.wikipedia.org/wiki/Hadits

17. https://id.wikipedia.org/wiki/ Imam Muslim

 

Hadis kedua

Hadis-hadis Isro’ Mi’roj

   SANADNYA SOHIH

    TETAPI MATANNYA

TIDAK SOHIH

(Sanad  =  Periwayat Hadis
Matan  =  Isi Hadis)
   Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Pendahuluan
Di dunia Islam, Hadis-hadis tentang riwayat Isro’ dan Mi’roj sangat terkenal. Para ulama umumnya menafsirkan Hadis-hadis itu akan pentingnya sholat wajib 5 waktu, sehingga Alloh Swt. perlu memanggil langsung Nabi Muhammad Saw. ke langit untuk menerima perintah pelaksanaannya. Sedang ibadah lainnya cukup melalui wahyu Al Qur-an yang diturunkan melalui malaikat Jibril As. 
---------------------------------------------------------------------
Untuk memudahkan diskusi, kutipan Hadis-hadis tentang riwayat Isro’ dan Mi’roj penulis tempatkan pada bagian lampiran di akhir makalah. 
 --------------------------------------------------------------------
Termasuk Hadis-hadis sohih
Hadis-hadis tentang Isro’ dan Mi’roj ada di dalam Kitab-kitab Riwayat Hadis yang ditulis oleh Imam Bukhori dan Muslim serta Imam-imam Hadis lainnya. Termasuk Hadis-hadis sohih. Hadis-hadis sohih yang diriwayatkan oleh ke-2 Imam Hadis ini bernilai hukum tertinggi ke-2 setelah Al Qur-an. Sangat terpercaya, sehingga umat Islam tidak berani mengritik Hadis-hadis tentang Isro’ mi’roj itu.
Fungsi Hadis dalam hukum Islam
Fungsi hadis sebagai sumber hukum Islam ada 3 :
1. Sebagai penguat bagi dalil yang sudah tertera dalam Al Qur-an (muakkadah),
2. Sebagai penafsir bagi ayat-ayat Al Qur-an (mubayyinah).
3. Mendatangkan hukum-hukum yang tidak tercantum dalam Al Qur-an.
Definisi Hadis Sohih
Ibnu As-Sholah mendefinisikan Hadis Sohih sebagai Hadis Musnad (tersambung sampai ke Nabi Muhamad Saw.) yang bersambung sanadnya dengan perowi yang adil (jujur) dan dhabit (kuat hafalannya), (yang diterima) dari perowi lain yang adil dan dhabith hingga ke akhir sanad, serta tidak syadz (bertentangan dengan perowi lain) dan tidak ber’illat (cacat).
----------------------------------------------------------------------
Nyata disini bahwa kesohihan hadis terutama ditekankan pada segi sanad (periwayat)nya (bukan pada matan / isinya).
----------------------------------------------------------------------
Kesohihan Hadis dari segi matan (isi) nya.
Menurut sebagian ahli hadis, kriteria kesohihan matan hadits sehingga dapat dinyatakan maqbul (diterima) apabila memenuhi unsur-unsur sbb. :
1. Tidak bertentangan dengan akal sehat.
2. Tidak bertentangan dengan hukum Al Qur-an yang telah muhkam (ketentuan hukum yang telah tetap).
3. Tidak bertentangan dengan hadits mutawatir.
4. Tidak bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan ulama masa lalu (Ulama Salaf)
5. Tidak bertentangan dengan dalil yang telah pasti.
6. Tidak bertentangan dengan hadits ahad yang kualitas kesohihannya lebih kuat.
Pendapat ulama bila terjadi perbedaan antara Al-Hadis dan Al Qur-an
Imam Syafii (pendiri madzhab Syafii) mengatakan  : Al-Hadits berangkat dari dhonni / duga-duga atau kontroversi, sedangkan  Al Qur-an berangkat dari qoth’i (mutlak kebenarannya). Suatu hadis yang sanadnya sohih, tetapi matannya bertentangan dengan Al Qur-an, tidak ada jalan lain kecuali mempertahankan wahyu yang diterima secara meyakinkan (Al Qur-an) dan mengabaikan yang tidak meyakinkan (hadis). 
    Muhammad Al-Ghazali dalam bukunya Al-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadits menyatakan bahwa "Para imam fiqih menetapkan hukum-hukum dengan ijtihad yang luas berdasarkan Al Qur-an terlebih dahulu. Apabila mereka menemukan riwayat (hadits) yang sejalan dengan Al Qur-an, mereka menerimanya, tetapi kalau tidak sejalan, mereka menolaknya karena Al Qur-an lebih utama untuk diikuti.

Adapun alasannya adalah
Al Qur-an sudah ditulis menjadi mushaf tunggal pada zaman Kholifah Abu Bakar Ra. satu tahun setelah Nabi Muhamad Saw. wafat (tahun 632 M.).  Dikutip dari tulisan-tulisan dan hafalan para sohabat. Kemudian Kholifah Utsman bin Affan Ra. pada tahun 647 M. memerintahkan Zaid bin Tsabit Ra. dan tiga sohabat yang lain menyalin mushaf pertama tadi menjadi beberapa mushaf dan mengirimkannya ke berbagai propinsi di wilayah kekuasaan Islam (Kufah, Basra, Madinah, Mekah, Mesir, Suriah, Bahrain, Yaman dan Al-Jazirah)
Sedangkan Al-Hadis baru dikumpulkan dan ditulis dua abad (empat generasi) setelah Nabi Muhammad Saw. wafat oleh para Imam Hadis yaitu (i) Imam Al-Bukhori (814-876 M.), (ii) Al-Muslim (824-881 M.), (iii) An-Nasa'i (835-923 M.), (iv) Abu Daud (820-895 M.), (v) At-Turmudzi (829-899 M.) dan (vi) Ibnu Majah (829-893 M.) melalui penyaringan hadis.
Penyaringan Hadis
Hadis-hadis itu disaring dari ratusan ribu hadis yang dihafalkan oleh para perowinya (periwayat hadis).
Contohnya Imam Bukhori bersama gurunya Syekh Ishaq, menghimpun Hadis-hadis sohih dalam satu kitab, dari satu juta hadis yang diriwayatkan oleh 80.000 perowi lalu disaring menjadi 7.275 hadis.
Imam Muslim dalam Kitab Sohih Muslim, dari sekitar 300.000 hadis beliau saring menjadi 4.000 Hadis sohih selama 15 tahun.
Penyaringan itu terutama dilakukan terhadap periwayatnya (sanad Hadis), sedikit dari isi Hadis (matan Hadis).
Demikian banyaknya hadis-hadis yang disaring sehingga ada kemungkinan lolosnya hadis yang isi (matan)nya tidak sohih.
Kritik terhadap matan (isi) Hadis riwayat Isro’ dan Mi’roj
Akhir-akhir ini ada beberapa sarjana yang mengritisi Hadis-hadis riwayat Isro’ dan Mi’roj. Penulis tidak menemukan kritik terhadap Sanad (periwayat) Hadis, semua kritik ditujukan kepada matan (isi) Hadis-hadis itu.
Hadis riwayat Isro’ dan Mi’roj, ditulis pada abad ke-9 (12 abad yang lalu). Selama itu telah berkembang ilmu-ilmu yang waktu itu belum ada atau keadaannya sederhana.
Di antaranya adalah Ilmu sejarah, ilmu astronomi (perbintangan), ilmu fisika modern, ilmu Tafsir Al Qur-an, ilmu perbandingan agama dll..
Beberapa hal yang dikritik
1. Para Imam Hadis tidak mengetahui sejarah Masjidil Aqso

a. Masjidil Aqso sekarang (abad ke-21)
Masjidil Aqso terletak di kota Yerusalem Timur atau dikenal dengan nama wilayah Al-Harom Asy-Syarif bagi umat Islam atau Har Ha-Bayit (Bukit Bait Allah atau Temple Mount / Kuil Bukit) bagi umat Yahudi dan Nasroni. 
 
Panjang bangunannya sekitar 83 m. lebar 56 m. Sekitar 5.000 orang mampu ditampung masjid ini. Jika ditambah dengan daerah sekelilingnya, luasnya  sekitar 144.000 m2. Muat untuk 400.000 jamaah. Di sebelah utara masjid ini terdapat Masjid As-Sakhro (The Dome of the Rock) yang bukan sebuah masjid. Melainkan sebuah bangunan peringatan untuk tapak lokasi peristiwa malam Isro’ Mi’roj. The Dome of the Rock dibangun antara tahun 687 M. hingga tahun 691M. (abad ke-7) oleh Kholifah Abdul Malik bin Marwan, kholifah Bani Umaiyyah


b. Masjidil Aqso pada zaman Imam Hadis Bukhori dan Muslim (abad ke-9)
     Keadaan Masjidil Aqsho (dan As-Sakhro / The Dome of the Rock) sama dengan keadaannya sekarang.
Banyak orang (termasuk para Imam Hadis) yang mengira, masjid inilah yang dikunjungi oleh Nabi Muhammad Saw. di waktu beliau Isro’ pada tahun 620 M. 

Hancurnya Baitul Maqdis
oleh Tentara Romawi
c. Masjidil Aqso pada waktu Nabi Muhammad Saw. Isro’ pada tahun 620 M. (abad ke-7)
Maha Suci (Alloh) yang telah memperjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari, dari Masjidil Harom (di Mekah) ke Masjidil Aqso (di Yerusalem)  (QS. Al-isro’ [17] : 1)
Pada waktu Nabi Muhammad Saw. Isto’, Baitul Maqdis berupa puing-puing karena telah dihancurkan oleh Tentara Romawi pada tahun 70 M. (abad ke-1)  Yang dimaksud dengan Masjidil Aqsho pada ayat ini adalah keseluruhan lapangan Al-Harom Asy-Syarif. Nabi Muhammad Saw. turun di lapangan sebelah utara puing-puing Masjid (di lokasi Masjid As-Sahro /The Dome of the  Rock)   
                
d. Masjidil Aqso pada zaman Kholifah Umar bin Khottob, 5 tahun setelah Nabi wafat tahun 637 M. (abad ke-7)
     Kholifah Umar bin Khottob datang ke Yerusalem untuk menerima penyerahan kota itu dari Kepala Pendeta Yerusalem. Beliau  melihat reruntuhan Masjidil Aqso, yang oleh orang Kristen -yang benci pada orang Yahudi karena telah menyalib Yesus Kristus- dijadikan tempat sampah. Maka setelah dibersihkan oleh tentara Islam, didirikanlah Masjidil Aqso yang kecil di arah kiblat Masjidil Aqso sebelumnya. Masjid ini direnovasi oleh kholifah Bani Umayyah Abdul Malik dan diselesaikan oleh putranya Al-Walid tahun 705 M.  Setelah gempa bumi tahun 746 M., masjid ini hancur seluruhnya dan dibangun kembali oleh kholifah Bani Abbasiyah Al-Mansur pada tahun 754 M., dan dikembangkan lagi oleh penggantinya Al-Mahdi pada tahun 780 M.
     Gempa berikutnya menghancurkan sebahagian besar Masjid Al-Aqso pada tahun 1033 M., namun dua tahun kemudian kholifah Bani Fatimiyyah Ali Azh-Zhahir membangun kembali masjid ini yang masih tetap berdiri hingga sekarang. Pada zaman Kholifah Turki Usmaniyah nama Masjidil Aqsho diberikan kepada Baitul Maqdis.   




                   Al-Harom Asy-Syarif
1a. Hancurnya Masjidil Aqso / Temple of Solomon sebelumnya.
Hancurnya Masjid ini tertulis di dalam Al Qur-an sbb.
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqso II pada tahun 70 M.) sebagaimana mereka memasukinya pertama kali (tahun 586 SM.) dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai. (QS. Al-Isro’ [17] : 7).
 
66 M. pemberontakan ke-1 Yahudi vs Romawi (zaman Kaisar Nero yang mengirim Jendral Vespasianus) 
69 M. Kaisar Nero diganti Kaisar Vespasianus yang mengirim puteranya Jendral Titus untuk menumpas pemberontakan Yahudi 
70 M. Jendral Titus menghancurkan Masjidil Aqsho II  / Bait Sulaiman di Yerusalem. 

Kutipan dari Kitab Tafsir Al Qur-an Depag RI.
     Di dalam Kitab Tafsir Al Qur-an yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI tahun 2009 disebutkan bahwa Tentara Romawi memasuki Masjidil Aqso II (Haikal Sulaiman) secara paksa dan sewenang-wenang, merampas kekayaan di dalamnya dan menghancurkan bangunannya, hanya tembok barat (tembok ratapan) yang masih ada. 
     
 2. Tujuan Nabi Isro’ ke Masjidil Aqso
Tujuan Nabi Isro’ sudah tertulis pada QS.Al-isro’ : 1
Maha Suci (Alloh) yang telah memperjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari, dari Masjidil Harom (di Mekah) ke Masjidil Aqso (di Yerusalem) yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia (Alloh) Maha Mendengar, Maha Melihat. (QS. Al-isro’ [17] : 1)
Perjalanan Nabi Saw. ber-Isro’ adalah hal yang luar biasa sehingga ayat itu didahului oleh kata Maha Suci Alloh (sub-hana). Sehingga tujuannya juga luar biasa yaitu diperlihatkan bukti kebesaran (ayat-ayat) Alloh
     Bukan sekedar mampir ke masjid lalu sholat 2 rokaat .
.
2a. Masjidil-Aqso adalah lokasi Padang Mahsyar pada hari kiamat. Semua orang akan diisro’kan ke sana.
Masjidil-Aqso merupakan tempat dikumpulkannya manusia dan jin pada hari kiamat nanti, seperti diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya bahwa Maimunah, saudara perempuan Sa’ad dan pembantu Rosulullah Saw, berkata : Wahai Nabi, berikanlah kami sebuah pernyataan tentang Baitul Maqdis.’ Nabi menjawab, ‘Dia adalah tanah tempat manusia dibangkitkan dan dikumpulkan.” (HR. Ahmad)
Dan ditiuplah sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dari kuburnya (menuju) ke Robb mereka. (QS. Yaa-siin [36] : 51).
Semua manusia dibangkitkan di tempat mereka dikubur di seluruh dunia. Lalu masing-masing dibawa terbang (isro) oleh seorang malaikat ke padang mahsyar yang lokasinya di Masjidil-Aqso untuk diadili oleh Alloh Swt.
Pada mulanya padang mahsyar itu gelap gulita karena matahari telah padam. Kemudian Alloh Swt. menampakkan diriNya sehingga menjadi terang benderang.
Isro’ adalah rekonstruksi kebangkitan di hari kiamat.

3. Penggambaran langit dalam hadis ini tidak sesuai dengan ilmu astronomi
Dalam Hadis ini langit digambarkan dengan sangat sederhana, seperti gedung 7 tingkat, dimana tiap tingkatnya dihuni oleh seorang Nabi (yang sudah wafat, lalu dihidupkan lagi) untuk menyambut Nabi Muhammad Saw. yang bermi’roj.

Gambaran Ilmu Bumi dan Astronomi
     Panas matahari dan angin membentuk siklus hidrologi, awan dan hujan.
Bumi yang bulat berputar pada porosnya dengan disinari matahari dalam 24 jam membuat siang dan malam. Adanya bulan membentuk pasang surut air laut.
     Bulan mengitari bumi dalam 30 hari membuat hitungan bulan.
     Bumi dalam posisi miring 23,44o mengelilingi matahari dalam 365 hari membentuk hitungan tahun dan 4 musim untuk daerah subtropis atau 2 musim untuk daerah katulistiwa (hujan dan kemarau). 
     Matahari bersama 9 planetnya berputar mengelilingi Bimasakti.
Di alam semesta sangat banyak gugus bintang / galaksi mirip Bimasakti. Galaksi-galaksi itu membentuk Cluster.
     Dalam ilmu astronomi besarnya langiit sangat luar biasa. Penampangnya adalah 14 milyard tahun cahaya. Jarak ini mustahil ditempuh hanya dalam semalam. Dengan piring terbang Alien saja yang kecepatannya 6 x cahaya ditempuh bermilyard-milyard tahun (mustahil).
Sangat berbeda dengan jarak Masjidil Harom ke Masjidil Aqso yang sekarang dapat ditempuh dengan  pesawat jet dalam waktu 1 jam.
Maka perjalanan ke langit itu  mustahil / irrasional.
4. Ruh para Nabi sekarang ada di alam kubur. Tidak mungkin berada di langit.
Dalam hadits ini digambarkan bahwa Para Nabi yang sudah wafat itu berada di langit dengan jasadnya. Sedangkan di dalam Al Qur-an disebutkan bahwa seluruh manusia, termasuk para Nabi yang sudah wafat berada di alam Qubur / Barzakh / dinding yang membatasi Alam Dunia dan Akhirot. Ulama menyebutnya dalam genggaman Alloh Swt. atas dasar QS.[39] : 42 menunggu datangnya Hari Berbangkit
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Alloh bagi kaum yang berfikir”.(QS. Az-Zumar [39]:42)
5. Salah memahami kalimat “Bila Alloh menghendaki”
Umumnya fihak yang setuju dengan hadis ini berhujjah: Bila Alloh Swt. menghendaki bisa saja menhghidupkan kembali para Nabi itu lalu menempatkan mereka di langit untuk menyambut kedatangan Nabi Muhamad Saw. sewaktu mikroj.
 Bila demikian halnya, boleh kita sanggah pula: “Itu kalau Allah Swt mau, kalau tidak mau kan tidak mungkin terjadi”. Nah itu debat kusir atau pokrol bambu yang tidak punya dasar hukum.
Al Qur-an menggunakan kata “Kalau Allah Menghendaki” (Wa lau Syaa-a, walau Syi-naa dan walau Yasyaa)  dalam 23 ayat,
Pada ayat-ayat tersebut ternyata Allah TIDAK menghendaki.
Kita lihat salah satu contoh ayat di bawah ini:
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?”  (QS Yunus [10]:99)
Lalu apa kenyataannya? Berimankah kepada Alloh semua orang di muka bumi ini ?
Ternyata, sebagian besar ummat manusia di bumi ini tidak mengimaniNya. Dengan pernyataan satu ayat ini saja, sebaiknya janganlah mengeluarkan argumentasi: “Kalau Allah Swt. Menghendaki…….”, karena Alloh Swt. memiliki aturan / takdir (sunnatulloh) yang tidak pernah berubah.
6. Alloh Swt. tidak berada di langit
Dikatakan bahwa sewaktu Mi’roj, Nabi Muhammad Saw. menjemput atau menerima perintah Sholat dari Alloh Swt., kemudian sesudah berjumpa dengan Nabi Musa As., beliau naik kembali berulang-kali menemui Alloh Swt. untuk memohon keringanan. Hal ini menyimpulkan bahwa Alloh Swt. tidak berada di bumi atau di langit tempat Nabi Musa As. itu berada.
Sungguh keadaan demikian sangat bertentangan dengan Firman Alloh Swt. yang tidak hanya berada di langit,
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, . (QS. Qoof [50]:16)
”Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemana pun kamu menghadap maka disitulah wajah Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha luas (rohmatNya) lagi Maha mengetahui”. (QS.Al-Baqoroh [2]: 115) 
7. Sebelum Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad Saw. telah sholat bersama Khodijah dan Ali
Riwayat Hadis : Telah menceritakan kepada kami Ya’qub telah menceritakan kepada kami bapakku dari Ibnu Ishaq telah menceritakan kepadaku Yahya bin Abu Asy’ats dari Isma’il bin Iyas bin ‘Afif Al Kindi dari bapaknya dari kakeknya yang berkata;
Saya adalah seorang pedagang. Saya datang untuk menjalankan ibadah haji, lalu saya mendatangi Al Abbas bin Abdul Muththolib untuk membeli dagangan darinya, yang dia juga seorang pedagang. Demi Alloh, pada saat saya di Mina, ada seorang laki-laki yang keluar dari dalam tenda yang tidak jauh darinya, dia melihat ke arah matahari, ketika matahari telah condong, orang itu berdiri dan sholat. Kemudian keluarlah seorang wanita dari tenda itu juga dan berdiri di belakang orang tadi dan ikut sholat. Lalu seorang anak kecil yang menginjak usia baligh keluar dari tenda tersebut dan ikut sholat bersama kedua orang tadi. Maka saya pun bertanya kepada Al Abbas; “Siapa orang itu Wahai Abbas?” dia menjawab; “Itu adalah Muhammad bin Abdulloh bin Abdul Muththolib anak saudaraku.” Saya bertanya lagi; “Siapakah wanita itu?” dia menjawab; “Itu adalah istrinya Khodijah binti Khuwailid.” Saya bertanya lagi; “Siapa pemuda itu?” dia menjawab; “Itu adalah Ali bin Abu Tholib anak pamannya.” Saya bertanya lagi; “Apa yang mereka lakukan?” dia menjawab; “Dia sedang sholat, dia mengaku bahwa dia adalah seorang Nabi, dan tidak ada yang mengikuti perintahnya kecuali istrinya dan anak pamannya, pemuda tersebut. Dia juga mengaku bahwasanya akan ditaklukkan untuknya perbendaraan-perbendaraan Raja Kisro dan Kaisar.” Kemudian ‘Affif, yaitu anak paman Al Ays’Ats bin Qais berkata; -dan dia masuk Islam setelah itu serta keIslamannya baik- “Seandainya Alloh memberiku rizki Islam pada hari itu, maka aku adalah orang yang ketiga bersama Ali bin Abu Tholib Rodhi Allohu ‘anhu.” (Musnad Ahmad 1691)
7a. Penegasan waktu sholat di dalam Al Qur-an
Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir (zhuhur dan ashar) sampai gelap malam (maghrib dan isya') dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra’ [17]: 78-79).
7b. Jibril mengajari Nabi sholat 5 waktu (di luar Isro’ dan mi’roj
“Dari Jabir bin Abdulloh, bahwa Nabi saw didatangi oleh Jibril as, lalu Jibril mengatakan kepadanya, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, Kemudian Nabi sembahyang zhuhur ketika matahari sudah tergelincir. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu ‘ashar, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang ashar ketika bayangan sesuatu menjadi sama. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu maghrib, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang maghrib ketika matahari terbenam. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu ‘isya’, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang ‘isya’ ketika cahaya merah telah lenyap. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu fajar, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, kemudian Nabi sembahyang shubuh ketika fajar menyingsing, atau ia berkata ketika fajar memancar. Kemudian esok harinya Jibril mendatangi (Nabi) kembali pada waktu zhuhur, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, kemudian Nabi sembahyang zhuhur ketika bayangan segala sesuatu menjadi sama. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu ashar, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang ashar ketika bayangan segala sesuatu menjadi dua kali. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu maghrib, dalam waktu yang sama dengan yang pertama, tidak bergeser daripadanya. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu ‘isya’, ketika pertengahan malam telah lewat, atau ia berkata: sepertiga malam telah lewat, lalu Nabi sembahyang ‘isya’. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu sudah terang benderang, lalu ia berkata, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, kemudian Nabi sembahyang shubuh. Kemudian Jibril berkata: Apa-apa yang di antara kedua waktu ini, itulah waktu sembahyang.” (HR. Ahmad dan Al-Nasa’i. Dan Al-Tirmidzi meriwayatkan seperti itu. Al-Bukhori berkata: Hadits ini adalah hadits yang paling shah dalam menerangkan waktu-waktu sembahyang). Dikutip dari Nailul Authar jilid 1 halaman 685.
8. Para Nabi juga melaksanakan sholat
8a. Ibrohim memohon agar keturunannya tetap mendirikan sholat.
Ya Robbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, ya Robb kami, perkenankan do’aku. (QS. Ibrohim [14]:40)
8b. Ismail melaksanakan sholat
Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah Ismail di dalam Kitab (Al Qur-an). Dia benar-benar seorang yang benar janjinya, seorang rosul dan nabi.” “Dan dia menyuruh keluarganya untuk (melaksanakan) sholat dan (menunaikan) zakat, dan dia seorang yang diridoi di sisi Tuhannya  (QS. Maryam [19]: 54-55)
8c. Isa mendirikan sholat
Dan dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. (QS. Maryam [19]:31)
9. Bani Isroil solat 7x / hari, bukan 50x
1. Di dalam Kitab Zabur /MAZMUR 119:164 Indonesian - Terjemahan Lama (TL) tertulis sbb. :
Maka tujuh kali dalam sehari memujilah aku akan Dikau, karena sebab segala hukum kebenaranMu itu
2. Buku To Pray As A Jew: A Guide To The Prayer Book And The Synagogue Service karangan Hayim Halevy Donin, seorang rabbi (pendeta) Yahudi Amerika di  Congregation B'nai David, Southfield, Michigan. Dalam buku itu ada gambar tata cara sembahyang kaum Yahudi yang sikap dan gerakannya sangat mirip dengan sholatnya umat Islam  Ritual sholat Yahudi ini dilakukan 3 x sehari yaitu pada malam hari (Ma'ariv), di pagi hari (Shacharit), dan pada sore hari (Minchah)..
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnkCnWRxn6eYYQRzS0xA8mQKta00sZnpL7nF2RpubAIT-2GdPH03E1ZDISO-hy1csgcZg5GdBtd1Z2YnEjAH3AvN-4fBGHfIPyBWQfB3hte6kgQ5UfrEaWF4zUOnepsafl7ok5cY_VQVw/s1600/jews-1.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUH4F6FZjTOTDQPQbsxFUO-LU2yTZAmmJc9tP-8bo4VMxayAjHtR2xyfX-Q5-jHdNVTAT2mWtEPSg_b1pR_n7y0OFp21Cu94APnyAWeBTzqH8X8YruKRnxky-HbFDQXtea2YhlYkRelLs/s1600/jews-2.jpg
 
Gambar sembahyang Yahudi
dalam buku Rabbi Hayim Halevy Donin
Pada mulanya sholatnya Yahudi adalah 7 x /hari sebagai berikut. 1 = Solat Subuh, 2 = Solat Dhuha, 3 = Solat Zuhur, 4 = Solat Ashor, 5 = Solat Maghrib, 6 = Solat Isya', 7 = Solat Al-Lail 
Pada tahun 586 SM. Nabukodonosor, raja Babel menduduki Yerusalem dan negara Yuda. Bangsa Yahudi dibawa ke Babil dijadikan budak sehingga mereka tidak leluasa melakukan sholat. Maka sholat mereka dibuat 3 x/hr. sampai kini. (= sholat jamak qosor  zhuhur+asar, maghrub+isyak dan subuh)
10. Tujuan Mi’roj Nabi Muhammad Saw.
Maka tujuan Mi’roj bukanlah menerima perintah sholat 5 waktu karena Nabi Muhammad Saw. telah melaksanakannya bersama Khodijah dan Ali, melainkan seperti yang tertulis pada bagian akhir hadis mi'roj riwayat Bukhori
Jibril lalu pergi bersamaku sampai ke Sidrotul Muntaha dan Sidrotul Muntaha itu tertutup oleh warna-warna yang aku tidak mengetahui apakah itu sebenarnya? Aku lalu dimasukkan ke surga. Tiba-tiba di sana ada kail dari mutiara dan debunya adalah kasturi.'” (HR. Bukhori no. 193, 194)
10a. Hadis ini sesuai dengan ayat Al Qur-an [53]:13-18
Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal (Jannatul Ma’wa). Sidrotulmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, penglihatan (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhannya yang paling besar (surga). (QS. An Najm [53] : 13-18).

11. Surga bukan berada di langit tetapi ada di masa depan 
     Dalam menguraikan masalah Mi’roj ini penulis menggunakan Fisika Modern yaitu Mekanika Kuantum yang dikembangkan oleh Stephen Hawking Ahli Fisika Inggris. Penggunaan mekanika kuantum pada alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum.
     Pada kondisi waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa berjalan maju dengan laju tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan.
     Menurut Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) melalui terowongan waktu kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi, bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan.
     Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya) menurut Hawking “telah ada dan sudah selesai” sejak diciptakannya alam semesta. Selain itu melalui terowongan waktu (dengan kekuasaan Allah) kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan seketika. 
11 a. Seluk Beluk Sidrotul Muntaha 
     Sidr berarti pohon bidara, pohon yang tumbuh di Asia, Afrika dan Australia. Dipakai sebagai sumber makanan, obat-obatan dan bahan bangunan. Termasuk pohon yang sangat berguna, tetapi bukan merupakan pohon yang istimewa. Fungsi pohon bidara ini di Sidrotil Muntaha adalah sebagai batas terjauh perjalanan di langit dan bumi dalam waktu nyata, yang dapat ditempuh oleh makhluk Alloh Swt. yaitu manusia, jin dan malaikat termasuk Malaikat Jibril.



 

                                                    


                   Pohon Sidr
     Di seberang pohon pembatas ini terdapat Jannatul Ma’wa (sorga) yang letaknya ada di masa depan.  
     Maka Sidrotul Muntaha selain sebagai batas jarak atau ruang terjauh, juga merupakan batas antara waktu nyata dan waktu maya. Merupakan pintu masuk ke terowongan waktu yang berada di waktu maya menuju ke masa depan. Melalui jalan inilah Nabi Muhammad Saw. sewaktu mi’roj diperjalankan Alloh Swt. ke masa depan, yaitu hari kiamat, hari kebangkitan dan pengadilan di padang Mahsyar, mizan, pergi ke neraka dan shiroth, kemudian pergi ke surga.
Dengan perjalanan itu Nabi Muhammad Saw. adalah satu-satunya manusia di muka bumi (kecuali Nabi Adam dan Siti Hawa), yang pernah pergi ke akhirot dengan jasad dan ruh beliau. Sehingga beliau bisa menerangkannya kepada kita dalam hadis-hadis beliau.
Waktu yang digunakan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk pergi ke akhirot tidak terbatasi oleh waktu mi’roj yang hanya semalam, tetapi bisa berhari-hari, karena waktu di akhirot tidak diikat oleh waktu di dunia.
Kemudian Nabi Muhammad kembali melalui jalan yang sama ke Sidrotil Muntaha, kembali masuk ke waktu nyata pada waktu yang sama dengan waktu berangkatnya, selanjutnya pulang kembali ke Mekah. 

Kesimpulan pertama 
Ternyata matan (isi) Hadis-hadis riwayat Isro’ dan mi’’roj
Tidak sejalan dengan Al Qur-an pada 
1a (pada QS. Al-Isro ayat 7 disebutkan bahwa Masjidil Aqso yang lama / Temple of Solomon telah dihancurkan oleh Romawi pada tahun 138 M. Sehingga Nabi Muhamad Saw.tidak mungkin sholat di dalamnya) 
2. (Tujuan Isro’ adalah rekonstruksi kejadian di hari kiamat di mana semua manusia dan jin dari seluruh dunia dikumpulkan / diisro’kan di Baitul Maqdis) 
4. (Ruh para Nabi ada di alam kubur, bukan di langit) 
6. (Alloh Swt tidak berada di langit tapi berada di mana-mana) 
7a (sholat 5 waktu ada di dalam Al Qur-an QS. [17]: 78-79) 
 8a, 8b dan 8c (Nabi Ibrohim As., Ismail As., Isa ibnu Maryam As. dll.  melakukan sholat)
Tidak sejalan dengan Hadis lain yang mutawatir 
2a (Baitul Maqdis adalah tempat Padang Mahsyar, bukan tempat sholat). 
7 (Nabi Muhamad Saw. sudah sholat berjamaah dengan Khodijah dan Ali sebelum Isro’ dan mi’’roj) 
7b (Nabi Muhamad Saw. diajari sholat 5 waktu oleh Malaikat Jibril As)
Tidak sejalan dengan ilmu perbandingan agama 
9 (Bani Isroil sholat 7 waktu bukan 50 waktu)
Tidak sejalan dengan ilmu sejarah 
1a (Masjidil Aqso yang ada pada zaman para Imam Hadis didirikan oleh Umar bin Khottob Ra),
Tidak sejalan dengan ilmu astronomi / perbintangan 
3 (Langit yang sangat luas digambarkan seperti gedung 7 tingkat) padahal sangat besar dan rumit 

Kesimpulan akhir 
Telah terbukti bahwa matan Hadis-hadis Isro’ dan mi’roj ini tidak sohih.
Termasuk Hadis mauduk atau palsu atau paling tidak termasuk hadis dhoif (lemah) dan mualal (sisipan) karena isinya diselipkan cerita–cerita Israiliyat dari kaum Bani Israil, yang sengaja secara tersirat ingin mengagungkan bangsa mereka, serta mengecilkan peran Nabi Muhammad beserta pengikutnya.

Tujuan Isro’ Nabi Muhammad Saw
     Isro’ adalah rekonstruksi kejadian di hari kiamat.
     Semua manusia dibangkitkan di tempat mereka dikubur di seluruh dunia. Lalu masing-masing dibawa terbang (isro) oleh seorang malaikat ke padang mahsyar yang lokasinya di Masjidil-Aqso untuk diadili oleh Alloh Swt. 

Tujuan Mi’roj Nabi Muhammad Saw
     Diperlihatkan surga yang ada di masa depan, masuk Terowongan Waktu melalui Sidrotul Muntaha.
     Selain surga Nabi Muhammad Saw. juga diperlihatkan peristiwa Kiamat, Kebangkitan, pengadilan di Padang Mahsyar, Mizan dan Penimbangan Amal, Shiroth, dan Neraka.
     Sehingga Nabi Muhammad Saw. bisa menerangkan kepada kita tentang kejadian di Akhirot karena beliau pernah diperjalankan ke sana sewaktu Mi’roj..


Jember, 5 Nopember 2016
Dr. H. M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilp. (0331) 481127  
Jember


Kepustakaan
01. Abu Najdi Haraki dalam buku “Misteri Isra’ Mi’raj”, DIVA Press, Jogjakarta, 2007
02. Al Imam Muhammad Asy Syaukani, Nailul Authar, Penerjemah Drs. Hadimulyo dkk. Penerbit Asy Syifa, Semarang, 1994, jilid 1 halaman 685.
03. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Djakarta, 1960.
04. Alkitab Elektronik 2.0.0, Alkitab Terjemahan Baru, @ 1974, Lembaga Alkitab Indonesia.
05. Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam Al-Quran, PT Almaarif, Bandung, 1971
06. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, CV. Asy-Syifa, Semarang, 1999.
07. Departemen Agama  RI, Tafsir Al Qur-an Jilid 2, Jakarta, 2009
08. Felix Pirani dan Christine Roche, Mengenal Alam Semesta, Mizan "For Beginners", Bandung, 1997.
09. J.P. McEnvoy dan Oscar Zarate, Mengenal Hawking For Beginners, Mizan, Bandung, 1998.
10. Muhammad Muhibuddin, Keajaiban Yerusalem, Araska, Yogyakarta, 2014, halaman 152-156.
11. Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, Grafiti, Jakarta, 1994
12. Thomas McElwain, Bacalah Bibel, Penerbit Citra, Jakarta, 2006
15. https://kanzunqalam.com/2011/10/09/meninjau-kembali-  kisah-isra-miraj-rasulullah
16. www.oocities.org/maurice_osborn/Serpo.htm (planet asal piring terbang)
17. https://id.wikipedia.org/wiki/Hadits
20. https://id.wikipedia.org/wiki/ Imam Muslim

LAMPIRAN
Hadis tentang Isro’ dan Mi’roj
Dari beberapa Hadis tentang Isro’ dan Mi’roj yang ada, penulis mengutip dua buah Hadis sbb..
1. Hadis Sohih Muslim yang sangat panjang sbb. :
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: bahwa Rosulullah Saw. bersabda :
Isro’ ke Baitul-Maqdis
Aku didatangi Buraq. lalu aku menunggangnya sampai ke Baitul Makdis. Aku mengikatnya pada pintu mesjid yang biasa digunakan mengikat tunggangan oleh para nabi. Kemudian aku masuk ke mesjid dan mengerjakan sholat dua rakaat. Setelah aku keluar, Jibril datang membawa bejana berisi arak dan bejana berisi susu. Aku memilih susu, Jibril berkata: Engkau telah memilih fitrah.
Mi’roj ke langit
Lalu Jibril membawaku naik ke langit. Ketika Jibril minta dibukakan, ada yang bertanya: Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu? Jibril menjawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawab Jibril: Ya, ia telah diutus. Lalu dibukakan bagi kami. Aku bertemu dengan Adam. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Kemudian aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapakah engkau? Jawab Jibril: Jibril. Ditanya lagi: Siapakah yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Pintu pun dibuka untuk kami. Aku bertemu dengan Isa bin Maryam as. dan Yahya bin Zakaria as. Mereka berdua menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit ketiga. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw. jawabnya. Ditanyakan: Dia telah diutus? Dia telah diutus, jawab Jibril. Pintu dibuka untuk kami. Aku bertemu Yusuf As. Ternyata ia telah dikaruniai sebagian keindahan. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keempat. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril menjawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun dibukakan. Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah Taala berfirman Kami mengangkatnya pada tempat (martabat) yang tinggi. Aku dibawa naik ke langit kelima. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Dijawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Dijawab: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana aku bertemu Nabi Harun As. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keenam. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana ada Nabi Musa As. Dia menyambut dan mendoakanku dengan kebaikan. Jibril membawaku naik ke langit ketujuh. Jibril minta dibukakan. Lalu ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanyakan: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Ternyata di sana aku bertemu Nabi Ibrahim as. sedang menyandarkan punggungnya pada Baitulmakmur. Ternyata setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk ke Baitulmakmur dan tidak kembali lagi ke sana.
Pergi ke Sidratul-Muntaha menerima wahyu
Kemudian aku dibawa pergi ke Sidratulmuntaha yang dedaunannya seperti kuping-kuping gajah dan buahnya sebesar tempayan. Ketika atas perintah Allah, Sidratul-muntaha diselubungi berbagai macam keindahan, maka suasana menjadi berubah, sehingga tak seorang pun di antara makhluk Allah mampu melukiskan keindahannya. Lalu Allah memberikan wahyu kepadaku. Aku diwajibkan salat lima puluh kali dalam sehari semalam. Tatkala turun dan bertemu Nabi saw. Musa As., ia bertanya: Apa yang telah difardukan Tuhanmu kepada umatmu? Aku menjawab: Salat lima puluh kali. Dia berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan, karena umatmu tidak akan kuat melaksanakannya. Aku pernah mencobanya pada Bani Israel. Aku pun kembali kepada Tuhanku dan berkata: Wahai Tuhanku, berilah keringanan atas umatku. Lalu Allah mengurangi lima salat dariku. Aku kembali kepada Nabi Musa As. dan aku katakan: Allah telah mengurangi lima waktu salat dariku. Dia berkata: Umatmu masih tidak sanggup melaksanakan itu. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi. Tak henti-hentinya aku bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa As. sampai Allah berfirman: Hai Muhammad. Sesungguhnya kefarduannya adalah lima waktu salat sehari semalam. Setiap sholat mempunyai nilai sepuluh. Dengan demikian, lima salat sama dengan lima puluh shplat. Dan barang siapa yang berniat untuk kebaikan, tetapi tidak melaksanakannya, maka dicatat satu kebaikan baginya. Jika ia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya barang siapa yang berniat jahat, tetapi tidak melaksanakannya, maka tidak sesuatu pun dicatat. Kalau ia jadi mengerjakannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan. Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa as., lalu aku beritahukan padanya. Dia masih saja berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan. Aku menyahut: Aku telah bolak-balik kepada Tuhan, hingga aku merasa malu kepada-Nya. (Shohih Muslim No.234)
2. Ada beberapa Hadis pendek Sohih Bukhori. Penulis mengambil 1 hadisnya yang berisi mi’roj Nabi Muhammad Saw. ke surga
Ibnu Hazm dan Anas bin Malik berkata bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda,
Menerima perintah solat (di langit)
 ‘Allah Azza wa Jalla lalu mewajibkan atas umatku lima puluh shalat (dalam sehari semalam). Aku lalu kembali dengan membawa kewajiban itu hingga kulewati Musa, kemudian ia (Musa) berkata kepadaku, ‘Apa yang diwajibkan Alloh atas umatmu?’ Aku menjawab, ‘Dia mewajibkan lima puluh kali sholat (dalam sehari semalam).’ Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat atas yang demikian itu.’ Alloh lalu memberi dispensasi (keringanan) kepadaku (dalam satu riwayat: Maka aku kembali dan mengajukan usulan kepada Tuhanku), lalu Tuhan membebaskan separonya. ‘Aku lalu kembali kepada Musa dan aku katakan, ‘Tuhan telah membebaskan separonya.’ Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena sesungguhnya umatmu tidak kuat atas yang demikian itu. ‘Aku kembali kepada Tuhanku lagi, lalu Dia membebaskan separonya lagi. Aku lalu kembali kepada Musa, kemudian ia berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat atas yang demikian itu.’ Aku kembali kepada Tuhan, kemudian Dia berfirman, ‘Sholat itu lima (waktu) dan lima itu (nilainya) sama dengan lima puluh (kali), tidak ada firman yang diganti di hadapanKu.’ Aku lalu kembali kepada Musa, lalu ia berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu.’ Aku jawab, ‘(Sungguh) aku malu kepada Tuhanku.’
Pergi ke Sidratul Muntaha dan ke Surga
Jibril lalu pergi bersamaku sampai ke Sidratul Muntaha dan Sidratul Muntaha itu tertutup oleh warna-warna yang aku tidak mengetahui apakah itu sebenarnya? Aku lalu dimasukkan ke surga. Tiba-tiba di sana ada kail dari mutiara dan debunya adalah kasturi. (HR. Bukhari no. 193, 194)