Kamis, 10 Oktober 2019

Buku Benarkah di Padang Mahsyar Matahari Ada di Atas Kita ?



BENARKAH DI PADANG MAHSYAR 
MATAHARI ADA DI ATAS KITA ?
Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi
Pengantar
     Di dalam suatu pengajian mungkin kita pernah mendengar seorang da’i membaca sebuah Hadis riwayat Muslim yang berbunyi sebagai berikut :
     Rosululloh Saw. bersabda “Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.”
     Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Alloh, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?”
     Nabi  Saw. bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rosulullah Saw. memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.”
(H.R. Muslim, no. 2864)
     Biasanya sang da’I melanjutkannya dengan membaca hadis yang isinya tentang “Tujuh Golongan Yang Dilindungi Dari Panas Matahari di Padang Mahsyar” sebagai berikut: 
     “Ada 7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Alloh di bawah naunganNya. Pada hari itu, tidak ada naungan, ke-cuali nanungan Alloh. Golongan tersebut adalah
(i) pemimpin yang adil,
(ii) pemuda yang tumbuh di dalam beribadah kepada Allah,
(iii) seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid-masjid, 
(iv) dua orang yang saling mengasihi karena Alloh, mereka bertemu dan berpisah karena Alloh,
(v) seorang laki-laki yang diundang oleh seorang perempuan yang berkedudukan dan berwajah elok (untuk melakukan kejahatan) tetapi dia berkata : (Aku takut kepada Alloh),
(vi) seorang yang memberi sedekah, tetapi dia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya,
(vii) dan seorang yang mengingat Alloh di kala sendirian sehingga menetes air matanya.”
(H.R. Bukhori)
Termasuk Hadis-hadis sohih
Kedua hadis itu ada di dalam Kitab-kitab Riwayat Hadis yang ditulis oleh Imam Bukhori dan Muslim. Termasuk Hadis-hadis sohih. Hadis-hadis sohih yang diriwayatkan oleh ke-2 Imam Hadis ini bernilai hukum tertinggi ke-2 setelah Al Qur-an. Sangat terpercaya, sehingga umat Islam tidak berani mengritiknya.
Fungsi Hadis dalam hukum Islam
Fungsi hadis sebagai sumber hukum Islam ada 3 :
1. Sebagai penguat bagi dalil yang sudah tertera dalam Al Qur-an (muakkadah),
2. Sebagai penafsir bagi ayat-ayat Al Qur-an (mubayyinah).
3. Mendatangkan hukum-hukum yang tidak tercantum dalam Al Qur-an.
Definisi Hadis Sohih
Ibnu As-Sholah mendefinisikan Hadis Sohih sebagai Hadis Musnad (tersambung sampai ke Nabi Muhammad Saw.) yang bersambung sanadnya dengan perowi yang adil (jujur) dan dhobit (kuat hafalannya), (yang diterima) dari perowi lain yang adil dan dhobith hingga ke akhir sanad, serta tidak syadz (bertentangan dengan perowi lain) dan tidak ber’illat (cacat).
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nyata disini bahwa kesohihan hadis terutama ditekankan pada segi sanad (periwayat)nya (bukan pada matan / isinya).
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kesohihan Hadis dari segi matan (isi)nya.
Menurut sebagian ahli hadis, kriteria kesohihan matan hadits sehingga dapat dinyatakan maqbul (diterima) bila memenuhi unsur-unsur sbb.
1. Tidak bertentangan dengan akal sehat.
2. Tidak bertentangan dengan hukum Al Qur-an yang telah muhkam (ketentuan hukum yang telah tetap).
3. Tidak bertentangan dengan hadits mutawatir.
4. Tidak bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan ulama masa lalu (Ulama Salaf)
5. Tidak bertentangan dengan dalil yang telah pasti.
6. Tidak bertentangan dengan hadits ahad yang kualitas kesohihannya lebih kuat.
Pendapat Ulama bila terjadi perbedaan antara Al-Hadis dan Al Qur-an
  Imam Syafii (pendiri madzhab Syafii) mengatakan : Al-Hadits berangkat dari dhonni / duga-duga atau kontroversi, sedangkan  Al Qur-an berangkat dari qoth’i (mutlak kebenarannya). Suatu hadis yang sanadnya sohih, tetapi matannya bertentangan dengan Al Qur-an, tidak ada jalan lain kecuali mempertahankan wahyu yang diterima secara meyakinkan (Al Qur-an) dan mengabaikan yang tidak meyakinkan (hadis). 
  Muhammad Al-Ghazali dalam bukunya Al-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadits, menyatakan bahwa "Para imam fiqih menetapkan hukum-hukum dengan ijtihad yang luas berdasarkan Al Qur-an terlebih dahulu. Bila mereka menemukan riwayat (hadits) yang sejalan dengan Al Qur-an, mereka menerimanya, tetapi kalau tidak sejalan, mereka menolaknya karena Al Qur-an lebih utama untuk diikuti."
Adapun alasannya adalah
Al Qur-an sudah ditulis menjadi mushaf tunggal pada zaman Kholifah Abu Bakar Ra. satu tahun setelah Nabi Muhammad Saw. wafat (tahun 632 M.). Dikutip dari tulisan-tulisan dan hafalan para sohabat. Kemudian Kholifah Utsman bin Affan Ra. pada tahun 647 M. memerintahkan Zaid bin Tsabit Ra. dan tiga sohabat yang lain menyalin mushaf pertama tadi menjadi beberapa mushaf dan mengirimkannya ke berbagai propinsi di wilayah kekuasaan Islam (Kufah, Basra, Madinah, Mekah, Mesir, Suriah, Bahrain, Yaman dan Al-Jazirah).
Sedangkan Al-Hadis baru dikumpulkan dan ditulis 2 abad (4 generasi) setelah Nabi Muhammad Saw. wafat oleh para Imam Hadis yaitu
(i) Imam Al-Bukhori (814-876 M.),
(ii) Al-Muslim (824-881 M.),
(iii) An-Nasa'i (835-923 M.),
(iv) Abu Daud (820-895 M.),
(v) At-Turmudzi (829-899 M.) dan
(vi) Ibnu Majah (829-893 M.) melalui penyaringan hadis.
Penyaringan Hadis
Hadis-hadis itu disaring dari ratusan ribu hadis yang dihafalkan oleh para perowinya (periwayat hadis).
    Contohnya Imam Bukhori bersama gurunya Syekh Ishaq menghimpun  Hadis-hadis sohih dalam satu kitab, dari satu juta hadis yang diriwayatkan oleh 80.000 perowi lalu disaring menjadi 7.275 hadis.
Imam Muslim dalam Kitab Sohih Muslim, dari sekitar 300.000 hadis beliau saring menjadi 4.000 Hadis sohih selama 15 tahun.
Penyaringan itu terutama dilakukan terhadap periwayatnya (sanad Hadis), sedikit dari isi (matan) Hadis.
Demikian banyaknya hadis-hadis yang disaring sehingga ada kemungkinan lolosnya hadis yang isi (matan)nya tidak sohih.
Kritik ulama terhadap matan (isi) kedua Hadis ini
     Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Jarak satu mil ini, baik satu mil yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh, maka bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?!” (Syarah al-‘Aqidah al-Wasithiyyah, 2/134).

     Jika matahari di dunia ini didekatkan ke bumi dengan jarak 1 mil, niscaya bumi akan terbakar. Bagaimana mungkin di akherat kelak matahari didekatkan dengan jarak 1 mil namun makhluk tidak terbakar?
Riwayat hadis
    
Kedua hadis tentang matahari di padang mahsyar itu ditulis pada abad ke-9 (12 abad yang lalu). Selama itu telah berkembang ilmu-ilmu yang waktu itu belum ada atau keadaannya sederhana.
Di antaranya adalah ilmu astronomi (perbintangan), ilmu fisika modern, ilmu Tafsir Al Qur-an dll.
Di manakah Letak Padang Mahsyar Itu ?
Maimunah Binti Sa'ad R.a. meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Nabi S.a.w, "Wahai Rosululloh, berilah kami pernyataan tentang Al-Quds (Yerusalem)". Nabi S.a.w. menjawab, "Ini adalah tanah di mana mereka akan dibangkitkan (Al-Ba’ats) dan berkumpul (Al-Hashr)".
(H.R. Ahmad, Thobroni)  
     Peristiwa Isro’ (perjalanan malam) Nabi Muhammad S.a.w. adalah gambaran kebangkitan manusia dan jin di Bumi, kemudian mereka dikumpulkan di padang Mahsyar yang terletak di Palestina, tanpa adanya matahari karena telah dipadamkan oleh Alloh S.w.t. pada hari kiamat.
17:1
     Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Harom ke Al Masjidil Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
(Q.S. Al-Isro’ [17] : 1)
 Apakah Bumi Tidak Hancur Pada Hari Kiamat ?
   Kiamat dimulai dengan tiupan trompet pertama oleh Malaikat Isrofil.
Sangkakala 
    Terompet atau sangkakala bentuknya seperti tanduk besar yang siap ditiup oleh malaikat Isrofil.
39:68
    Dan ditiuplah sangkakala (tiupan pertama). Maka matilah semua yang ada di langit dan di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki oleh Alloh. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).
(Q.S. Az-Zumar [39]: 68). 
    Tiupan ini akan menimpa seluruh alam menimbulkan guncangan yang keras sehingga gunung-gunung menjadi rata, laut saling beradu, bintang bertabrakan, matahari akan padam, lalu hilanglah cahaya seluruh benda-benda di alam semesta (gelap gulita). 
     Kita mengira semua benda di langit dan bumi hancur, dan semua mahluk mati pada hari Kiamat.
Surat Al-A’rof [7] : 25  dan Q.S. Az-Zumar [39] : 57.
   Tetapi setelah membaca Q.S. Al-A’rof [7] : 25 dan Q.S. Az-Zumar [39] : 67 yang terjemahnya adalah sebagai berikut. 
7:25
    Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati (Kiamat kecil), dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan (Kiamat besar).
(Q.S. Al-A’rof [7] : 25) 
39:67
     Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggamanNya (tidak hancur) pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kananNya (menjadi black holes). Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
(Q.S. Az-Zumar [39] :67)
    Ternyata bumi tidak ikut hancur di hari Kiamat.
     Dari bumi yang tidak ikut hancur itu kita akan dibangkitkan setelah tiupan terompet ke-2 oleh malaikat Isrofil. 
Apa saja yang hancur
81:1
(1) Apabila matahari digulung (menjadi black hole), 
81:2
(2) dan apabila bintang-bintang berjatuhan,
81:3

3) dan apabila gunung-gunung dihancurkan, 
(Q'S. At-Takwir [81] : 1-3)
84:3
(3) Dan bila bumi itu dipanjangkan (diratakan, tidak hancur). 
84:4
(4)Ia keluarkan apa-apa yang terkandung di dalamnya, sehingga kosonglah ia.
84:2
(5)Karena turut perintah Tuhannya, karena memang patut ia turut.  (Q.S. Al-Insyiqoq [84] : 1-5).
20:105
(105). Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya
20:106
(106) maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali,
20:107
(107). tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.
(Q.S. Thoha [20] : 105 - 107).
75:7
75:875:9
Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan,"
(Q.S. Al-Qiyamah [75] : 7-9).
 Benda-benda yang hancur di hari kiamat
Dari 3 surat ini (Surat At-Takwir, Surat Al-Insyiqoq dan Surat Thoha) benda-benda yang hancur adalah
1. Langit terbelah, (Q.S. At-Takwir [81] : 1), langit yang berisi benda-benda langit ikut hancur (yang berisi bumi tidak).
2. Bintang-bintang berjatuhan, (Q.S. Al-Insyiqoq [81] : 2)
3. Matahari digulung (menjadi black hole), (QS. Al-Insyiqoq [81]:1)
4. Matahari dan bulan dikumpulkan," (Q.S. Al-Qiyamah [75] : 9).
5. Gunung-gunung dihancurkanNya sehancur-hancurnya.
    (Q.S. Thoha [20] : 105)

Asal-mula lubang hitam (black hole)                                                                                       Pada mulanya matahari dan bintang terbentuk dengan kondisi di mana tingkat radiasi dan gravitasinya seimbang. Saat matahari dan bintang kehabisan bahan bakar untuk melakukan fusi, tingkat radiasi keluar semakin melemah dibanding dengan gaya gravitasi ke dalam. Maka matahari dan bintang mengalami kolaps, dan kemudian meledak menjadi supernova. Dalam ledakan ini, ada dua kemungkinan hasilnya. Salah satu di antaranya adalah lubang hitam (black hole). 

Keadaan bumi di hari kiamat
Alloh menciptakan bumi terdiri dari 93 element (unsur), sedang matahari hanya dua unsur yaitu hidrogen dan helium, bahkan badan langit yang paling rumit yaitu supernova hanya terdiri dari tujuh unsur.
Maka bumi jauh lebih tahan terhadap goncangan hari kiamat dibanding badan-badan langit.
 Pada Surat Thoha [20] : 105 Tuhan akan menghancurkan gunung sehancur-hancurnya, (106) maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, (107) tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.
Pada Surat Al-Insyiqoq [84] : 4 Ia keluarkan apa-apa yang terkandung di dalamnya, sehingga kosonglah ia
Maka keadaan bumi adalah, permukaannya rata dan dalamnya kosong (seperti bola sepak).

     Di permukaan bumi inilah terjadi peristiwa-peristiwa kebangkitan, pengumpulan di padang mahsyar, pengadilan, perhitungan dan penimbangan (mizan).  
Hari Kebangkitan / Ba’ats di bumi
36:51
   Dan ditiuplah sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dari kuburnya (menuju) ke Robb mereka.
(Q.S. Yaasiin [36] : 51).
50:21
     Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan Dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.”
(Q.S. Qaaf [50] : 21)
Semua manusia yang dibangkitkan itu lalu diterbangkan (diisro’kan) oleh malaikat penggiringnya masing-masing ke padang mahsyar yang terletak di lokasi Baitul Maqdis, Yerusalem, Palestina. Di situ semua manusia diadili oleh Alloh Swt. Manusia dibangkitkan dalam keadaan telanjang kaki, tanpa pakaian dan tidak dikhitan.
Pada mulanya padang mahsyar itu gelap gulita karena matahari, bulan dan bintang-bintang telah padam.
Kemudian Alloh Swt. menampakkan diriNya sehingga suasana di padang mahsyar menjadi terang benderang.
39:69
     "Dan terang benderanglah bumi (padang Mahsyar) dengan cahaya Tuhannya; dan diberikanlah buku dan didatangkanlah Para Nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan."
(QS. Az Zumar [39] : 69)
Lanjutan komentar penulis terhadap hadis di halaman depan tentang matahari yang berada di atas kepala

     Dari ayat-ayat Al Qur-an tentang keadaan kebangkitan dan padang mahsyar di atas, terbukti bahwa matahari akan digulung menjadi black hole demikian pula langit beserta bulan dan bintang-bintang, maka keadaan padang mahsyar gelap gulita sehingga :
 
adanya matahari di atas kita di padang mahsyar bertentangan dengan ayat Al Qur-an (QS. Al-Insyiqoq [81] : 1), di mana matahari digulungNya (menjadi black hole).
 
 
Al Hasr 
Al Hasr adalah pengumpulan seluruh manusia dan jin  untuk dihisab dan diambil keputusannya. 
58:6
“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Alloh semuanya, lalu diberitakan kepada mereka tentang yang telah mereka kerjakan. Alloh mengumpulkan (mencatat) perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Alloh Maha menyaksikan segala sesuatu.”
(QS. Al-Mujadilah [58] : 6).
Asal mula neraka 84:4
     (Dari bumi) Ia keluarkan apa-apa yang terkandung di dalamnya (magma bumi), sehingga kosonglah ia. (QS. Al-Insyiqoq [84] : 4).
     Isi bumi / magma ini oleh para malaikat ditarik lewat di atas padang mahsyar sehingga terlihat oleh seluruh manusia dan jin lalu dibawa keluar dari dimensi alam semesta dijadikan api neraka. Di atas neraka itu dibentangkan shiroth.
 102:5
5) Janganlah begitu (kalla), jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, 102:6
(6) niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam (ditarik para malaikat di atas padang mahsyar), 102:7
(7) dan sesungguhnya, kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yakin,telah mereka kerjakan dahulu
102:8
(8) kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu, tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu / dihisab). 
(QS. At-Takatsur [102] : 5-8)
15:9215:93
Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.
(QS. Al-Hijr [15]  : 92, 93)
Hisab di bumi
45:25
“Dan ketika para hamba diberikan kitab-kitab mereka, maka dikatakan pada mereka: “Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa-apa yang telah kamu kerjakan.” 
(QS. Al-Jatsiyah [45] : 25)
45:28
 “Dan kamu lihat tiap-tiap umat dipanggil untuk (meiihat) buku catatan amalnya, Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap yang telah kamu kerjakan.”
(QS. Al-Jatsiyah [45] : 28).
Yang pertama kali dihisab dari hak-hak Alloh pada seorang hamba adalah sholatnya, sedang yang pertama kali diadili di antara manusia adalah urusan darah. Seorang hamba akan ditanya tentang empat hal : 
1. Umur dan masa mudanya,
2. Hartanya,
3. Amalnya
4. Nikmat yang ia terima selama hidup di dunia.
Mizan di bumi
Mizan adalah alat yang dipakai Alloh Swt. pada hari kiamat untuk menimbang amalan hamba-hambaNya. 

21:47
 “Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
(QS. Al-Anbiya [21] : 47).
Di manakah Letak Sorga Itu ?
(Sorga yang dikunjungi Nabi Adam dan Hawa, serta Nabi Muhammad Saw. sewaktu mikroj).
Apakah ada di Langit ?
Jawab : Surga itu bukan berada di langit, tetapi ada di masa depan.
Di manakah jalan ke surga itu ?
     Bagi manusia yang masih hidup (Nabi Adam, Hawa dan Nabi Muhammad Saw.), jalan masuknya melewati Sidrotul Muntaha, lewat terowongan waktu pergi ke masa depan. 
53:13
53:14 53:15
     Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal. 
(QS. An Najm [53] : 13-15

Bagi yang sudah mati jalan masuk ke Surga adalah melalui Shiroth.
Hancurnya Alam Semesta Dunia dan Penciptaan Surga
Langit (dan bumi) digulung / Big Crunch
Setelah semua orang meninggalkan padang mahsyar di bumi maka bumi sudah tidak diperlukan lagi bagi manusia. Maka langit (dan bumi) digulung oleh Alloh Swt.
21:104
(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas (Big Crunch). Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama (menciptakan langit dan bumi dunia secara Big Bang), begitulah Kami akan mengulanginya (menciptakan langit dan bumi surga secara Big Bang), Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya
(QS. Al-Anbiya [21] :104).
14:48
(yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain (bumi dunia diganti bumi surgadan (demikian pula) langit (langit dunia diganti langit sorga), dan mereka semuanya berkumpul (di shiroth, lihat hadith di bawah) menghadap ke hadirot Alloh yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. 
 (QS. Ibrohim [14] :48). 
Waktu itu orang mukmin dan munafik ditempatkan
di Shiroth
Aisyah istri Nabi berkata: “Aku bertanya, ‘Di manakah manusia pada waktu itu, ya Rosul Alloh ?’” Rosul menjawab, “Di atas Shiroth (jembatan) (H.R. Ahmad).
Maka di atas shiroth itu Alloh swt. menempatkan seluruh orang mukmin dan munafik yang jumlahnya berjuta dan bermilyard. Tentunya shiroth itu sangat lebar. Sehingga tidak mungkin bentuknya lebih tipis dari rambut  dan pedang. Mungkin yang dimaksud adalah permukaan-nya sangat licin.
Allah ta’ala berfirman:
3:133
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (takut kepada Alloh). (QS. Ali Imron [3] :133)
Dalam firmanNya yang lain Allah menyatakan:
57:21   “Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-rosulNya . Itulah karunia Alloh, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan Alloh mempunyai karunia yang besar.
 (QS. Al Hadid [57]: 21) 

BIG Bang, Teori Yang Menjelaskan Terbentuknya Alam Semesta dan Memprediksi Akhir Alam Semesta

Teori Big Bang adalah teori terbentuknya alam semesta yang paling terkenal dan paling masuk akal. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian meledak dan mengembang sekitar 13.700 juta tahun yang lalu.
     Big Bang adalah teori yang paling banyak didukung oleh sederetan bukti ilmiah sehingga dapat diterima oleh semua kalangan baik para ilmuwan maupun orang awam. Uniknya, teori ini juga dapat menentukan akhir dari alam semesta. Teori Big Bang pertama kali dikemukakan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada tahun 1920-an. Menurutnya, alam semesta ini mulanya berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api kecil dengan ukuran sangat kecil. Gumpalan itu semakin lama se-makin memadat dan memanas, kemudian meledak dan memuntahkan seluruh isi dari alam semesta. Big Bang melepaskan sejumlah besar energi di alam semesta yang membentuk seluruh materi alam semesta dan kemudian berkembang hingga menjadi bentuk yang sekarang ini dan akan terus berkembang.
     Teori Big Bang juga menjelaskan bahwa alam semesta memiliki siklus yang berulang. Pada suatu titik, alam semesta akan berhenti mengembang dan mulai menyusut. Semua akan ditarik dan menyisakan Black hole besar. Inilah yang disebut dengan Big Crunch, yang merupakan kelanjutan teori dari Big Bang. Menurut teori Big Crunch, alam semesta tidak akan mengalami akhir karena ia membentuk sebuah siklus. Ia akan meledak, mengembang, menyusut, lalu menghilang dan terus menerus seperti itu (hanya dua kali, siklus yang ke-2 membentuk alam semesta sorga, lihat gambar di atas, penulis). Dalam kata lain, alam semesta akan bereinkarnasi.    
     Atom hidrogen terbentuk bersamaan saat energi dari Big Bang meluas keluar. Atom hidrogen tersebut terus bertambah banyak dan berkumpul membentuk debu dan awan hidrogen atau biasa disebut nebula. Awan hidrogen tersebut bertambah padat dan memanas hingga temperatur jutaan derajat celcius. Awan hidrogen ini menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta. Setelah terbentuk banyak bintang, bintang tersebut berkumpul membentuk kelompok yang kemudian disebut galaksi. Dari galaksi, lahirlah milyaran tata surya. Salah satunya adalah yang kita tinggali sekarang ini.

Big Bang di dalam Al Qur-an
21:30
     “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
(QS. Al-Anbiya’ [21]:30).
Nasib manusia selanjutnya
 1. Orang mukmin Lalu orang-orang mukmin mengikuti Robb mereka, dan dibentangkanlah di muka mereka Ash-Shiroth dalam keadaan gelap gulita. Shiroth adalah jembatan yang dibentangkan di atas Neraka Jahanam untuk diseberangi orang-orang mukmin yang menuju jannah. Alloh memberi cahaya kepada orang-orang mukmin sesuai dengan kadar amalnya masing-masing. Mereka meniti Shiroth tersebut dengan cahaya tadi.
Ada yang melewati shiroth laksana kejapan mata dan ada yang seperti tiupan angin, ada yang terbang seperti burung dan ada yang menyerupai orang yang mengendarai kuda, ada yang selamat 100%, ada yang selamat dengan kondisi lecet-lecet, dan ada yang terpeleset jatuh ke neraka jahanam”. (HR. Bukhori dan Muslim).
2. Orang munafik Sedang orang-orang munafik di Shiroth berjalan tanpa cahaya sehingga tidak tahu arah, maka mereka terjatuh ke dalam neraka.
57:13
“Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman.: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian cahayamu.” Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu dan carilah cahaya(mu) sendiri.”  Lalu diadakan di antara mereka dinding yang berpintu. Di dalamnya ada rohmat dan di luarnya ada siksa.”  
(QS. Al-Hadid [57]:13).
3. Orang kafir dan musyrik 
39:71
     Dan orang-orang kafir digiring menuju ke neraka dengan berkelompok-kelompok. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.
(QS. Az-Zumar [39] : 71).
98:6
Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik, (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk
(QS. Al-Bayyinah [98] : 6).
Kesimpulan
Pada hari kiamat yang ditandai oleh dua kali tiupan trompet, semua ciptaan Alloh Swt. hancur. Matahari beserta langit digulung menjadi black hole, sehingga keadaannya gelap gulita. Bumi digenggam Allah dengan tanganNya sehingga tidak ikut hancur. Isi bumi dikeluarkanNya menjadi api neraka. Permukaan bumi diratakanNya seperti bola untuk tempat kebangkitan, pengumpulan di Palestina, pengadilan serta penimbangan. Karena matahari sudah padam maka 
Mustahil di padang mahsyar matahari ada di atas kita

     Lalu Alloh Swt. menampakkan diriNya, maka suasana di padang mahsyar menjadi terang benderang. Setelah selesai penimbangan selanjutnya langit dan bumi digulung (Big Crunch) seperti menggulung kertas. Di tempat yang dahulunya terdapat alam semesta dunia itu Alloh Swt. menciptakan alam semesta sorga yang luasnya sama dengan langit dan bumi secara Big Bang kedua. Orang kafir dan musyrik dimasukkan ke dalam neraka, sedang orang mukmin dan munafik ditempatkan di shiroth yang terletak di atas neraka.


Jember, 17 Januari 2017
Dr. H.M. Nasim Fauzi.
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember

Kepustakaan
01. Abu Najdi Haraki, Misteri Isra’ Mi’raj”, DIVA Press, Jogjakarta, 2007
02. Al Imam Muhammad Asy Syaukani, Nailul Authar, Penerjemah Drs. Hadimulyo dkk. Penerbit Asy Syifa, Semarang, 1994, jilid 1 hal. 685.
03. Bey Arifin, Hidup Sesudah Mati, Kinada Jakarta, 1987.
04. Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam Al-Quran, PT Almaarif, Bandung, 1971
04. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, CV. Asy-Syifa, Semarang, 1999.
05. Departemen Agama  RI, Tafsir Al Qur-an Jilid 2, Jakarta, 2009
06. Felix Pirani dan Christine Roche, Mengenal Alam Semesta, Mizan "For Beginners", Bandung, 1997.
07.Ibnu Katsir, Huru Hara Hari Kiamat, Pustaka Al-Katsar, Jakarta, 2002.
08.  Imam Al-Qurtubi, Rahasia Kematian, Alam Akhirat & Kiamat, Akbar, Jakarta, 2014.
09. J.P. McEnvoy dan Oscar Zarate, Mengenal Hawking For Beginners, Mizan, Bandung, 1998.
10. Muhammad Muhibuddin, Keajaiban Yerusalem, Araska, Yogyakarta, 2014, halaman 152-156.
11. Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, Grafiti, Jakarta, 1994
14  https://id.wikipedia.org/wiki/Hadits