Kamis, 12 Desember 2019

Buku Persamaan Penciptaan Adam dan Proses Kebangkitan



PERSAMAAN
PENCIPTAAN NABI ADAM AS. dan KEBANGKITAN (dari dalam kubur)
(Tafsir Nafs Wahidah Q.S.Luqman [31] : 28)

Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi

Pendahuluan
     Bagi penulis, tafsir Al Qur-an Surat Luqman [31] : 28 adalah sangat rumit, karena melibatkan beberapa disiplin ilmu, di antaranya (i) Tafsir ayat mutasyabihat, (ii) Pertanyaan apakah Al Qur-an itu ditulis dalam Bahasa Arab ? (iii) Tafsir tentang akhirat (proses kebangkitan, pengadilan Alloh Swt., shiroth, surga dan neraka), (iv) Ilmu anthropologi (ilmu tentang manusia), (v) Ilmu embriology (ilmu tentang perkembangan manusia  fase embryo pada awal kehidupan, (vi) Ilmu genetika (ilmu tentang gen / keturunan manusia), (vii) Ilmu astronomi (ilmu perbintangan), (viii) Ilmu fisika modern yaitu Teori Big Bang dan Kuantum mekanik tentang ruang dan waktu.
     Tetapi dalam kitab-kitab tafsir, ayat ini ditafsirkan sangat sederhana sbb,: Ayat dan arti Al Qur-an Surat Luqman [31] : 28  :

     Tidaklah Alloh menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (proses) nafs wahidah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
 (QS. Luqman [31] : 28)

     Penafsiran Prof. Dr. Muhammad Quraisy Shihab MA. persis = Tafsir Jalalain :

     [Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kalian dari dalam kubur itu melainkan hanya seperti menciptakan dan membangkitkan satu jiwa (nafs wahidah saja, artinya sebagaimana menciptakan dan membangkitkan satu jiwa, karena kesemuanya itu akan ada hanya dengan kalimat kun fayakuun. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) mendengar semua apa yang dapat didengar (lagi Maha Melihat) mengetahui semua apa yang dapat dilihat, dan tiada sesuatu pun yang menyibukkanNya dari yang lain.

Sedangkan Tafsir An-Nur karangan Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqy uraiannya lebih panjang.

     Tuhan tidaklah menjadikan kamu dan tidak membangkitkan kamu, melainkan sama dengan menjadikan seorang manusia (nafs wahidah).

     Menjadikan kamu semua dan membangkitkan kamu semua pada hari kiamat adalah seperti menjadikan manusia (nafs wahidah), tidak ada bedanya. Sebab apabila Alloh menghendaki sesuatu, Dia hanya memerintahkan dengan firmannya “kun” jadilah kamu, maka apa yang dikehendakinya itu pasti tercipta. Kamu telah mengetahui juga bahwa kalimat takwiniyah, yaitu kata “kun” tidak akan ada habis-habisnya.

Komentar penulis

       Para ahli tafsir mengartikan kata majemuk nafs wahidah (mu’annats, berjenis perempuan) pada ayat ini sebagai seorang manusia (M. Hasbi) atau satu jiwa (Jalalain dan Quraisy Shihab), berbeda dengan tafsir kata majemuk nafs wahidah pada ayat-ayat lainnya di dalam Al Qur-an yang ditafsirkan sebagai Nabi Adam.

     Karena para ahli tafsir itu berpendapat bahwa tafsir suatu kata (dalam hal ini nafs wahidah) di satu ayat berbeda dengan tafsir kata yang sama (nafs wahidah) di ayat lain.

     Ini sesuai dengan kaidah bahasa Arob di mana suatu kata mem-punyai beberapa makna yang berbeda dalam ayat-ayat Al Qur-an yang berbeda.

Ciri-ciri Bahasa Arob manusia
  Pada bahasa manusia suatu kata bisa mempunyai makna lebih dari satu yang disebut polisemi dan homonim.
   Dalam bahasa Arob, polisemi disebut juga Isytirak al-lafdzi.
   Artinya: satu kata mengandung beberapa arti yang masing-masing-nya dapat dipakai sebagai makna yang denotative (hakikat) dan bukan makna konotatif (majaz).
       Kata “الخالmisalnya, bisa berarti: paman, tahi lalat di wajah, awan dan onta yang gemuk.
       Homonim atau dalam bahasa Arab diartikan dengan Al Mustarok al Lafdzi adalah beberapa kata yang sama, baik pelafalan dan penulisannya tetapi mempunyai makna yang berlainan. Ini merupakan pengertian Al Mustarok al Lafdzi secara umum       
      Contoh kata (غرب) dapat bermakna arah barat (الجهرة), dan juga bermakna timba (الدلو).
       Contoh lain kata (الجد) memiliki tiga makna yaitu
(1) bapak dari ayah / ibu (ابو اللأب/ ام)
(2) bagian, nasib baik (البحث,الحظ)
(3) tepi sungai (شاطئ النهر)

Pengertian para ahli tafsir tentang Bahasa Al Qur-an

     Para ahli tafsir menganggap Bahasa Al Qur-an = bahasa Arob, sesuai dengan terjemah QS. Yusuf [12] : 2 sebagai berikut :



10
 
 
     Yang diterjemahkan oleh Al Qur-an terbitan DEPAG sebagai berikut.
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an berbahasa Arob (Arobiyyan), agar kamu memahaminya. (QS. Yusuf [12] :2)
     Semua kitab tafsir Al Qur-an di Indonesia menerjemahkan Qur’anan Arobiyyan berarti Al Qur-an berbahasa Arob

Pertanyaan Tafsir Al Qur-an kontemporer : Benarkah Al Qur-an ditulis dalam Bahasa Arob ?


 
 

 


Pendapat Dr. M. Quraisy Shihab

     Di dalam buku beliau : Ensiklopedia Al Qur-an, Kajian Kosakata, beliau mengatakan bahwa secara tata bahasa, kata Arabiyy adalah nisbah kepada ‘Arab (berhubungan dengan Arab).
Di samping makna itu, Arabiyy berarti bangsa Arob (keturunan Nabi Ismail As.)
(Bukan berarti berbahasa Arob, pen.)
Al Qur-an berarti berbahasa Arab.
(Menyalahi Tata Bahasa Arab, pen.)
   Arti Arobiyyun dalam Kamus Bahasa Arab
    Dalam Kamus Arab Indonesia karangan Abdulloh bin Nuh dan Umar Bakri, Percetakan Mutiara, Jakarta, Tahun 1979, Arobiyyun artinya adalah seorang bangsa Arob; bersifat Arob
(Bukan berarti berbahasa Arob, pen.)
Dari Wikipedia Ensiklopedia Bebas

     Asalnya nisbah adalah istilah tata bahasa untuk membuat kata benda menjadi kata sifat dengan menambahkan akhiran -iy (-ii) atau -iyyah. Misalnya, kata ‘Arabii (عربي) artinya "Arab, berhubungan dengan Arab, Orang Arab". (Bukan berarti Berbahasa Arob, pen.)

Pendapat Muhajir Isnaeni
     Muhajir Isnaeni adalah seorang dosen Bahasa Arob pada Akademi Bahasa Asing - ABA "INDONESIA" LPI, Cikini, Jakarta.
Kaedah ya’ nisbah dalam tata bahasa Arab adalah sbb. :
Apabila pada sebuah kata benda (isim) terdapat huruf ya yang bertasydid (تشديد) maka memberi makna pada kata itu adalah sebangsa atau serumpun dan sebagainya.
     Contoh : Muhammad menjadi Muhammdiyyah artinya Pengikut Muhammad atau Serumpun Muhammad. Makah menjadi Makiyyun artinya Penduduk Mekah, Arobun menjadi Arobiyyun artinya Bangsa Arob.
     Jikalau ada dua perkataan dimana berlaku hukum na’at man’ut ( نَّعْتُ وَالْمَنْعُوْتُ) atau kata sifat, contohnya lisanan Arobiyyan maka kata Lisanan menjadi yang disifati sedangkan Arobiyyan menjadi yang memberi sifat kepada Lisanan. Sehingga Lisanan Arobiyyan menjadi berarti Bahasa yang serumpun / sebangsa dengan bahasa Arob.
     Begitu juga dengan Qur’aanan Arobiyyan berarti bahasa Al-Qu’an yang serumpun dengan bahasa Arob.
     Dalam facebooknya  https://www.facebook.com/notes/muhajir .../alquran.     ..bahasa-arab/696802973705630/   Muhajir mengatakan bahwa
                       Bahasa Al Qur-an bukan Bahasa Arab.
Al Qur-an adalah satu bahasa tersendiri dan bahasa Arob juga satu bahasa tersendiri pula, tetapi di antara keduanya dijalin oleh satu ikatan keluarga atau rumpun pada satu titik tertentu.

 
 




Makna Suatu Kata di Dalam Kitab Al Qur-an.
     Allah membagi kata / ayat di dalam Al Qur-an menjadi ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat.
     Pembagian itu ada di Surat Ali Imron [3] : 7 sebagai berikut :


       Dialah yang menurunkan al-Kitab (al-Qur’an) kepadamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi al-Qur’-an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat.
tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Alloh.
 
     Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat mutasyabihat dari padanya, untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal
     Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.”
     Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imron [3] : 7).
Asbabun nuzul (penyebab turunnya ayat).
     Telah menceritakan kepada kami Abdulloh bin Maslamah, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Ibrohim At Tustari, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Al Qosim bin Muhammad, dari Aisyah Ra. dia berkata; Rosululloh Saw. membaca ayat ini; (QS. Ali Imron [3] : 7). Aisyah berkata; kemudian Rosululloh Saw. bersabda:
"Apabila kalian melihat orang-orang yang mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat, maka mereka itulah orang-orang yang di-sebutkan oleh Alloh, maka waspadalah kalian terhadap mereka!" 
 
 


    Berarti kita tidak boleh menakwilkan ayat  mutasyabihat sesuai dengan pendapat kita sendiri, karena hanya Alloh Swt. sajalah yang mengetahui takwilnya

Tafsir Kata majemuk Nafs Wahidah

     Sebagai pembuka wacana pembahasan, mari kita pelajari makalah berikut.                        
                               Misteri Nafs Wahidah
Oleh : Nasaruddin Umar.
Dosen IAIN Jakarta
Redaktur Pelaksana Jurnal Pemikiran Islam Paramadina
(sekarang menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta)
      Dalam al-Qur’an tidak dijumpai ayat-ayat secara rinci menceritakan asal-usul kejadian perempuan. Kata Hawa yang selama ini dipersep-sikan sebagai perempuan yang menjadi isteri Adam sama sekali tidak pernah ditemukan dalam al-Qur’an  bahkan keberadaan Adam sebagai manusia per-tama dan berjenis kelamin pria masih dipermasalahkan. (Nabi Adam As. diragukan kelaki-lakiannya, bisa berjenis perempuan, mu’annats, pen.)
     Satu-satunya ayat yang mengisyaratkan asal usul kejadian perempuan yaitu QS. al-Nisa’ [4] : 1 sebagai berikut :
        Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah men-  ciptakan kamu dari nafs wahidah / “diri” yang satu (a single self) (mu’annats, berjenis perempuan, pen.) dan dari padanya (haa dhamir mu’annats, kata ganti ketiga perempuan, pen.) Allah menciptakan pa-sangan (pair)nya (haa, dhamir muannats, pen.), dan dari pada kedua-nya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
     Akan tetapi maksud ayat ini masih terbuka peluang untuk didisku-sikan, karena ayat tersebut menggunakan kata-kata bersayap. Para mufassir juga masih berbeda pendapat, siapa sebenarnya yang dimaksud dengan “diri yang satu(nafs wahidah (mu’annats, pen.), siapa yang ditunjuk pada kata ganti (dhamir) “dari padanya” (minhaa /dhamir mu’annats, pen.), dan apa yang dimaksud “pasangan” (zawy) pada ayat tersebut?
     Kitab-kitab tafsir mu’tabar dari kalangan jumhur seperti Tafsir al-Qurthubi, Tafsir al-Mizan, Tafsir Ibn Katsir, Tafsir al-Bahr al-Muhith, Tafsir Ruh al-Bayan, Tafsir al-Kasysyaf, Tafsir al-Sa’ud, Tafsir Jami al-Bayan an Tafsir al-Maraghi, semuanya menafsirkan kata nafs wahidah (mu’annats, pen.) dengan Adam, dan dhamir minhaa (muannats / perempuan, pen.) ditafsirkan dengan “dari bagian tubuh Adam”, dan kata zawj ditafsirkan dengan Hawa, isteri (pasangan, pen.) Adam. Ulama lain seperti Abu Muslim al-Isfahani, sebagaimana dikutip al-Razi dalam tafsirnya (Tafsir al-Razi), mengatakan bahwa dlamir “haa (dhamir mu’annats, pen.) pada kata minhaa bukan dari bagian tubuh Adam tetapi “dari jins (gen), unsur pembentuk Adam” (yang berjenis perempuan, pen.). Pendapat lain dikemukakan oleh ulama Syi’ah yang mengartikan nafs wahidah (mu’annats, pen.) dengan “roh” (soul).
     Kedua pendapat terakhir yang berbeda dengan pendapat jumhur ulama cukup beralasan pula. Jika diteliti secara cermat penggunaan kata nafs yang terulang 295 kali dalam berbagai bentuknya dalam al-Qur’an, tidak satupun dengan tegas menunjuk kepada Adam. Kata nafs kadang-kadang berarti “jiwa” (QS.. al-Ma’idah [5]:32), “nafsu” (QS.. al-Fajr [89]:27), “nyawa / roh” (QS.. al-‘Ankabut [29] : 57). Kata nafs wahidah (mu’annats, pen.) sebagai “asal-usul kejadian” terulang lima kali tetapi itu semua tidak mesti berarti Adam, karena pada ayat lain, seperti QS. al-Syu’ra [42]:11, nafs itu juga menjadi asal-usul binatang.
     (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri (min anfusikum) pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikanNya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat. 
     Kalau dikatakan nafs wahidah (yang berjenis mu’annats, pen.) ialah Adam, berarti Adam juga menjadi asal-usul kejadian hewan dan tumbuh-tumbuhan?
     Perhatikan sekali lagi ayat ini menggunakan bentuk nakirah / indefinite “dari satu diri” (min nafsin), bukan dalam bentuk ma’rifah / definite (min al-nafs), berarti menunjukkan kekhususan (yufid al-takhshish) lalu diperkuat (ta’kid) dengan kata “yang satu(wahidah (mu’annats, pen.) sebagai shifat dari min nafsin. Semuanya ini menunjukkan kepada substansi utama (the first resource), yakni asal (unsur) kejadian Adam, bukan Adamnya sendiri sebagai secondary resources. Di samping itu, seandainya yang dimaksud pada kata nafs ialah Adam, mengapa tidak digunakan kata wahidin dengan bentuk gender laki-laki (mudzakkar), tetapi yang digunakan kata wahidah dalam bentuk perempuan (mu’annats). Walaupun kita tahu bahwa kata nafs masuk kategori mu’annats sebagaimana beberapa ism ‘alam lainnya tetapi dalam al-Qur’an sering dijumpai shifat itu menyalahi bentuk mawshufnya kemudian merujuk ke hakekat yang dishifati, jika yang dishifati itu hendak ditekankan oleh Si Pembicara (Mukhathab).
     Kata nafs wahidah (mu’annats, pen.) dalam ayat itu boleh jadi suatu genus dan salah satu speciesnya ialah Adam dan pasangan-nya (pair / zawj-nya, (dhamir mu’annats, pen.) (QS. al-A’raf [7]:189), sedangkan species lainnya ialah binatang dan pasangannya (QS. al-Syura [42]:11) serta tumbuh-tumbuhan dan pasangannya (QS. Thaha [20] :53).

Komentar penulis
     Penafsiran Nasaruddin Umar tentang arti kata nafs menunjukkan kesimpang-siuran karena kata nafs yang merupakan bahasa Al Quran (bahasa Alloh Swt., yang hanya mempunyai satu arti yaitu diri / badan diartikan seperti bahasa Arab (bahasa manusia) yang mempunyai bermacam-macam arti yaitu diri, jiwa, nafsu, nyawa, roh. 
     Yang bisa kita ambil sebagai kesimpulan dari makalah ini adalah nafs itu berbentuk nakirah / indefinite yang berjenis perempuan (muannats) wahidah, bukan wahid (mudzakkar).
     Tafsir kata majemuk nafs wahidah menurut penulis
     Nafs wahidah adalah termasuk dalam kategori ayat mutasyabihat, di mana dalam Al Qur-an Surat Ali Imron [3] : 7 di atas disebutkan bahwa :
Tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Alloh
Dalam pandangan penulis,
Bila hanya Alloh Swt. saja yang mengetahui takwilnya, untuk bisa mengetahui takwil ayat mutasyabihat kita bisa bertanya kepada Alloh Swt. secara tidak langsung yaitu bertanya kepada Kitab ciptaannya yaitu Al Qur-an.
     Dengan cara : Membandingkan makna firman Alloh di dalam Kitab Al Qur-an di suatu ayat dengan makna firman Alloh di ayat lainnya, karena Allohlah yang berfirman dengannya, sehingga Alloh sajalah yang paling tahu tentang makna firmanNya sendiri
Bertanya kepada Al Qur-an tentang
Arti Kata majemuk Nafs wahidah
   Berbeda dengan Bahasa Arob yang dipengaruhi oleh budaya bangsa Arob, maka satu kata (termasuk kata majemuk nafs wahidah) bisa bermakna lebih dari satu, sedang dalam Bahasa Al Qur-an yang diciptakan oleh Alloh Swt., tidak dipengaruhi oleh Budaya Arob, maka setiap kata (termasuk kata majemuk nafs wahidah) hanya mempunyai satu arti.
   Filsafatnya adalah. Al Qur-an yang satu, diturunkan oleh Alloh yang satu, lewat malaikat yang satu yaitu Jibril As. kepada Nabi yang satu yaitu Nabi Muhammad Saw, maka setiap katanya hanya bermakna satu (tunggal).
    Untuk bisa bertanya kepada Al Qur-an ada beberapa prinsip yang harus kita ketahui :



Prinsip pertama.
Bahasa Al Qur-an mempunyai kemiripan makna dengan Bahasa Arab  karena keduanya sekeluarga.
Ini sesuai pendapat Muhajir Isnaeni tentang arti Arobiyyan.


 


Prinsip ke dua.
Bahasa Al Qur-an berbeda artinya dengan bahasa Arob.
Arti Bahasa Al Qur-an tersebut hanya diketahui oleh Alloh Swt.
     Ini sesuai dengan Al Qur-an Surat Ali Imron [3] : 7 .
 
 




Prinsip ke tiga
Perbedaan bahasa Al Qur-an dengan bahasa Arob manusia adalah
Pada bahasa Arob setiap kata mempunyai beberapa arti (polisemi dan homonim).
Karena Bahasa Arob dipengaruhi oleh Budaya Arob.
Pada bahasa Al Qur-an setiap kata (termasuk kata majemuk nafs wahidah) hanya mempunyai satu arti karena diciptakan oleh Alloh Swt. (tak dipengaruhi oleh budaya manusia)
Makna kata Nafs Wahidah dalam Bahasa Arab itu kita cari di dalam ensiklopedia, Kitab-kitab Tafsir Al Qur-an dan buku-buku ditemukan sbb :
No.
Nama Ensiklopedia, Kitab, Buku
Arti Nafs Wahidah
1
Semua Kitab Tafsir Al Qur-an
Adam As.
2
Rashid Ridha dan Al-Maraghi
Bahan baku yang hakikatnya tak diketahui
3
Nasaruddin Umar
Berbentuk nakirah / indefinite, dan berjenis perempuan / mu’annats (wahidah)
3
Wikipedia 
Sel punca, sel induk, stem cell
4
Stem cell, Dr. Denny Halim dkk
Stem cell / sel induk.
  Sel punca, sel induk (bahasa Inggris: stem cell) merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh.
Dalam situasi tertentu bisa berkembang menjadi seorang manusia.
Sel punca juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Saat sel punca terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.
Menurut Dr. Denny Halim karakteristik Stem Cell adalah :
Belum berdifferensiasi (undifferentiated).
Mampu memperbanyak diri sendiri (Self renewal).
Dapat Berdifferensiasi Menjadi > 1 Jenis Sel (Multipotent / Pluripotent).
Arti nafs wahidah dalam Bahasa Arob    
    Dari tabel di atas ada 3 makna dari nafs wahidah dalam Bahasa Arob.
1. Nabi Adam As. (yang berjenis perempuan / mu’annats / wahidah).
2. Bahan baku yang berjenis perempuan
3. Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan.
Mengingat :
Prinsip ke tiga
Pada bahasa Al Qur-an setiap kata (termasuk kata majemuk nafs wahidah) hanya mempunyai satu arti karena diciptakan oleh Alloh Swt. (tak dipengaruhi oleh budaya manusia),
     Dari ke-3 arti Bahasa Arob di atas hanya salah satu yang menjadi artinya dalam Bahasa Al Qur-an
     Pertama-tama kita coba dulu nafs wahidah artinya Nabi Adam As. (yang berjenis perempuan / mu’annats / wahidah).
     Bila tidak cocok kita coba Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan
     Percobaan pertama  : Arti nafs wahidah adalah Nabi Adam (yang berjenis perempuan / mu’annats / wahidah).
     Ayat-ayat Al Qur-an yang mengandung kata Nafs Wahidah di dalam Al Qur-an jumlahnya ada 5 yaitu. (i) QS. An-Nisa [4] : 1, (ii) QS. Al-An’am [6] : 98, (iii) QS Al-A’raf [7] : 189, (iv) QS. Az-Zumar [39] : 6, (v) QS Al-Luqman [31] : 28.
     Kita masukkan nafs wahidah berarti Nabi Adam (yang berjenis perempuan / mu’annats / wahidah) pada semua ayat itu. Lalu kita telaah maksudnya apakah sesuai dengan keseluruhan ayat. Bila cocok kita tulis di bagian belakang ayat itu (Cocok). Bila tidak cocok kita tulis (tidak cocok).
1. QS. An-Nisa’ [4] : 1

     Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari nafs wahidah (Nabi Adam yang berjenis pe-rempuan / mu’annats / wahidah), dan dari padanya (haa, dhomir mu’an-nats, Adam) Allah menciptakan pasangan/zawjahnya (haa, dhomir mu’an-nats, Adam); dan dari pada keduanya Alloh mengembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Alloh yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Cocok).
2. QS. Al-An’am [6]: 98
     Dan Dialah yang menciptakan kamu dari nafs wahidah (Nabi Adam yang berjenis perempuan / mu’annats / wahidah), maka (bagimu) ada tempat tetap (rahim ibu) dan tempat simpanan (sulbi ayah). Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui. (Cocok).
3. QS Al-A’raf [7] :189
 
     Dialah Yang menciptakan kamu dari nafs wahidah (Nabi Adam yang berjenis perempuan / mu’annats / wahidah) dan dari padanya (haa dhomir mu’annats, Adam) Dia menciptakan pasangan/zawjahnya (haa, dhomir mu’annats, Adam), agar dia (mu’annats) merasa senang kepa-danya (Hawa). Maka setelah dicampurinya, zawjahnya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". (Cocok).
4. QS. Az-Zumar [39] : 6.

       Dia menciptakan kamu dari nafs wahidah (Nabi Adam yang berje-nis perempuan / mu’annats / wahidah) kemudian Dia jadikan daripada-nya (haa, dhomir mu’annats, Adam) pasangan/zawjahnya (haa, dhomir mu’annats, Adam) dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu sekalian dalam perut ibu-ibu kalian kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempu-nyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? (Cocok).
5. QS. Al-Luqman [31] : 28 (Ayat yang kita kaji)

     Tidaklah Alloh menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (proses) nafs wahidah (Nabi Adam yang berjenis mu’annats / wahidah) Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Tidak cocok)
 Kesimpulan penulis
     Ternyata mengartikan nafs wahidah dengan Nabi Adam As. yang berjenis perempuan / mu’annats / wahidah cocok pada ke-4 ayat pertama, tetapi tidak cocok pada ayat QS. Al-Luqman [31] : 28.
     Maka kita beralih pada arti Nafs wahidah dalam Bahasa Arob ke-2 yang artinya adalah Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan.
1. QS. An-Nisa’ [4] : 1
     Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari nafs wahidah (Stem cell / sel induk yang ber-jenis perempuan / wahidah), dan daripadanya (haa, dhamir mu’annats) Allah menciptakan pasangan(zawjah)nya (haa, dhamir mu’annats, kata ganti orang ketiga tunggal perempuan); dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Cocok).
2. QS. Al-An’am [6]: 98
     Dan Dialah yang menciptakan kamu dari nafs wahidah (Stem cell / sel induk  yang berjenis perempuan / wahidah), maka (bagimu) ada tempat tetap (rahim ibu) dan tempat simpanan (sulbi ayah). Sesung-guhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui. (Cocok).
3. QS Al-A’raf [7] :189
      Dialah Yang menciptakan kamu dari nafs wahidah (Stem cell / sel induk  yang berjenis perempuan / wahidah) dan dari padanya (haa, dhamir mu’annats, kata ganti orang ketiga tunggal perempuan) Dia menciptakan pasangan/ zawjahnya (haa, dhamir mu’annats, kata ganti orang ketiga tunggal perempuan), agar dia (mu’annats) merasa senang kepadanya (Hawa). Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengan-dung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (bebe-rapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesung-guhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". (Cocok).
4. QS. Az-Zumar [39] : 6.
     Dia menciptakan kamu dari nafs wahidah (Stem cell / sel induk  yang berjenis perempuan / wahidah) kemudian Dia jadikan daripada-nya (haa, dhomir mu’annats) pasang/zawjahnya (haa, dhomir mu’an-nats) dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu ada-lah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? (Cocok).
QS. Al-Luqman [31] : 28 (Ayat yang kita kaji)

     Tidaklah Alloh menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (proses) nafs wahidah (Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan / wahidah) Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Cocok)
Kesimpulan penulis
     Ternyata mengartikan Nafs wahidah dengan Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan pada ke-5 ayat ini (Cocok).
Maka :
 Arti nafs wahidah adalah Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan
     Mengartikan nafs wahidah berarti Nabi Adam As. yang berjenis perempuan pada 4 ayat sebelumnya juga (Cocok).
Contohnya QS. Al-An’am [6]: 98

     Dan Dialah yang menciptakan kamu dari nafs wahidah (Nabi Adam yang berjenis perempuan / wahidah), maka (bagimu) ada tempat tetap (rahim ibu) dan tempat simpanan (sulbi ayah). Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.
Ini berarti
Penciptaan Nabi Adam yang berjenis perempuan (nafs wahidah)
juga melalui proses stem cell / sel induk yang berjenis perempuan
Pada pembahasan ayat yang terakhir / ayat yang kita bahas :

     Tidaklah Alloh menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (proses) nafs wahidah (Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan / wahidah). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Kebangkitan kita dari dalam kubur juga melalui proses Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan
Maka kedua proses itu
Penciptaan Nabi Adam yang berjenis perempuan
dan Kebangkitan kita dari dalam kubur
keduanya melalui proses Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan (Nafs wahidah).
Kedua proses itu akan kita bahas secara berurutan
Proses pertama
     Penciptaan Nabi Adam yang berjenis perempuan melalui proses Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan (Nafs wahidah)
Kita kembali ke QS. An-Nisa’ [4] : 1

     Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari nafs wahidah (Nabi Adam As. / dari Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan/ mu’annats), dan dari padanya / haa (dhomir mu’annats) Allah menciptakan pasangan(zawjah)nya / haa (dhomir mu’annats); dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dst.

Mengapa pada ayat ini Nabi Adam As. disebut berjenis perempuan (muannats) padahal selama ini beliau dikenal berjenis laki-laki ?
Masalah ini dapat diterangkan dengan ilmu genetika (ilmu keturunan).
     Manusia adalah makhluk multicellular. Tubuh manusia terdiri atas sel-sel. Banyaknya sel dalam tubuh manusia adalah sekitar 75.000.000.000. 000 (75 triliun). Setiap sel terdiri dari tiga bagian utama, yaitu nukleus (inti sel), sitoplasma (cairan sel), dan membran pelindung sel. Di dalam nukleus, terdapat benang-benang halus yang disebut ‘kromatid’. Apabila terjadi pembelahan sel, maka benang-benang halus itu dipintal membentuk kromosom. Kromosom terdiri dari protein dan DNA. Struktur pada kromosom ini hanya akan tampak jelas pada metafase pembelahan sel. Kromosom ini berfungsi sebagai penyim-panan bahan materi genetik kehidupan. Ia terdiri dari DNA, berperan sangat penting untuk menjalankan tugas sehari-hari, dan menyimpan informasi genetik serta membantu langsung pertumbuhan.

Mengenal kromosom

    Jumlah Kromosom
Dalam tubuh suatu organisme terdapat jumlah kromosom yang berbeda-beda.
     Pada Organisme terdapat 2 macam kromosom, yaitu : Kromosom Seks (Genosom) yang menentukan jenis kelamin dan Kromosom Tubuh (Autosom).
Kromosom ada dalam keadaan berpasang-pasangan disebut diploid. Jumlahnya dipertahankan dengan pembelahan mitosis (pembelahan yang menghasilkan dua anak yang bersifat sama dengan induknya). Kromosom yang berpasangan (kromosom homolog) memiliki bentuk, ukuran, dan komposisi yang sama. 
Kromosom manusia
     Pada manusia setiap sel somatik tubuh berjumlah 46 atau 23 pasang yang terdiri dari satu set maternal (dari ibu) dan satu set paternal (dari ayah). Sedang gonosom kelamin hanya memiliki set tunggal). Gambar di kiri merupakan bentuk 23 pasang kromosom
kromosom manusia. Bahkan, setiap spesies tanaman dan hewan memiliki jumlah set kromosom yang berbeda. Seekor lalat buah, misalnya, memiliki empat pasang kromosom, sementara tanaman padi memiliki 12 dan seekor anjing, 39.

Konsep Penentuan Jenis Kelamin
     Ada satu konsep penting dalam mempelajari kromosom homolog / sejenis pada sel somatik tubuh, yaitu adanya kromosom unik, yang disebut kromosom X dan Y. Dari 23 pasang kromosom 22 pasang di antaranya merupakan autosom (tidak menentukan jenis kelamin) dan 1 pasang gonosom yang menentukan jenis kelamin.
·    Perempuan memiliki kromosom homolog X (XX), Meskipun perempuan  memiliki dua kromosom X, salah satunya tidak aktif saat masa embrio.
·    Laki-laki memiliki sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y
Jadi Kromosom X dan Y ini akan menentukan kelamin individu, apabila kromosom anak yang lahir XX maka ia perempuan, apabila kromosomnya XY maka ia adalah laki-laki.

Masalah Jenis Kelamin Nabi Adam As.
      Sekarang kita akan membahas masalah Nabi Adam yang juga bergonosom XY yang biasanya berjenis laki-laki, tetapi ternyata Nabi Adam As. berjenis perempuan, mengapa ?
     Masalah itu terjadi pada perkembangan kelamin janin manusia.
Mekanisme perubahan Jenis Kelamin Secara singkat.
     Pertumbuhan alat kelamin dalam dan luar serta pertumbuhan wajah, alat suara, kulit dan tulang ke-2 jenis kelamin itu diatur oleh kromosom seks.  
     Pada wanita oleh kromosom XX dan pada pria oleh kromosom XY. 
     Kromosom X mengatur pertumbuhan seks wanita, sedang Kromosom Y mengatur pertumbuhan seks pria (membuat testis).
Kedua jenis kelamin itu sama-sama mempunyai kromosom X yang mengatur pertumbuhan seks wanita. Sehingga  semua orang, baik pria ataupun wanita, pada awalnya di dalam kandungan tumbuh sebagai wanita.
     Di dalam rahim ibu, terdapat placenta (ari-ari) yang memberi nutrisi serta memproduksi Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) untuk janin.
      HCG ini merangsang testis janin XY untuk memproduksi hormon pria (testosteron dan DH-testosteron). Hormon-hormon ini menumbuhkan penis dan kejantanan, merangsang seks dan agresi. 
Penciptaan Adam dan Kebangkitan Dari dalam kubur
Kedua peristiwa itu terjadi tanpa kehadiran seorang ibu, sehingga tidak ada ari-ari, hormon HCG dan Testosteron. Maka semua yang ber-kromosom XY (sewaktu di dunia berjenis kelamin laki-laki) itu tetap sebagai / menjadi wanita.                   
     Maka Nabi Adam As dan semua manusia berkromosom XY yang dibangkitkan itu berjenis kelamin wanita tetapi mempunyai testes (XY Female).

Penjelasan lengkap Perkembangan manusia dengan gonosom XY

Pengaruh kromosom X
  Pada mulanya semua embryo berjenis kelamin perempuan





 

 

 









Mempunyai clitoris yang besar,
lubang vagina dan dua labia.
     Di dalam tubuhnya terdapat
Tabung Muller (calon rahim /
pengaruh X) dan tabung Wolff
(calon alat kelamin laki-laki ba-
gian dalam / pengaruh Y) dan kelenjar kelamin umum  

Pengaruh kromosom Y
Dari kelenjar kelamin umum dibentuk testes yang selanjutnya membuat hormon Anti Pembentukan Rahim (Anti Mullerian Hormone) yang mencegah terbentuknya rahim dari Tabung Muller.

Pengaruh cGH di ari-ari terhadap testes
Testes membuat hormon testosteron dan dihydrotestosteron


Pengaruh hormon testosteron
Tabung Wolff menjadi alat kelamin laki-laki bagian dalam

Pengaruh hormon dihydro-testosteron
Membentuk alat kelamin laki-laki bagian luar (penis, scrotum dan prostat)

3 macam manusia dengan sex kromosom XY
 2.   1. Kehamilan normal
3  2. Kasus Adam dan 
3  3. Proses kebangkitan

Situasinya
Proses pertumbuhan embrio terjadi di dalam rahim ibu yang mempunyai ari-ari
Pertumbuhan embryo terjadi di luar rahim seorang ibu, sehingga tidak ada pengaruh ari-ari yang membuat cGH (hormon chorionic gonadotropin).

Kejadian selanjutnya.
Embryo tumbuh menjadi laki-laki normal.
Karena tidak ada ari-ari yang mem-buat cGH maka testesnya tidak membuat hormon testosteron dan DH-testosteron . Akibatnya jenis kelaminnya tetap perempuan yang mempunyai  testes.                 













Fungsi jaringan syncytiotrophoblast di placenta adalah:
1. Membuat hormon Chorionic Gonadotropin (hCG)
2. Membuat hormon Placental Lactogen (HPL)
3. Membuat hormon Progesteron
4. Membuat Leptin
Kesimpulan :
Karena pertumbuhan Nabi Adam As. terjadi di luar rahim ibu tanpa adanya ari-ari / placenta, maka Nabi Adam adalah seorang wanita yang mempunyai testes.
 
 


Konsekwensi dari Nabi Adam As. adalah seorang perempuan
Alloh Swt merencanakan akan menciptakan seorang manusia di bumi untuk dijadikanNya kholifah.
Kemudan Alloh Swt. memberitahu para malaikat akan rencanaNya untuk menciptakan manusia.

Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang kholifah di bumi (Adam).” Malaikat bertanya: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (kholifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-Baqoroh [2]: 30).
Yang dimaksud kholifah adalah manusia (Homo sapiens) yang mewakili Alloh Swt. untuk memakmurkan bumi beserta isinya yaitu binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan dan lingkungan hidup. 
              Sebelum menciptakan Adam di bumi sudah ada manusia purba, di antaranya, Homo erectus di Pulau Jawa dan China yang suka berbunuh-bunuhan dan merusak lingkungan serta Homo Neandertha-lensis di Eropah  dan Asia Barat.                                                  
     Para malaikat mengetahuinya dan mengira kholifah / makhluk yang akan diciptakan Alloh Swt. itu bersifat seperti makhluk sebelumnya. Dari penemuan anthropologi terbukti bahwa kehidupan Homo sapiens (Nabi Adam) adalah se zaman dengan Homo erectus serta Homo Neanderthalensis itu.
     Makhluk yang sezaman dengan kita (Homo sapiens) itu musnah pada zaman banjir Nabi Nuh As.
Permusuhan antara manusia dan iblis

Asal Mula

     Salah satu kutipan Al Qur-an yang cukup detil mengenai asal mula kisah Adam dan Iblis terdapat dalam Surat Shaad [38] ayat 71 - 85 sebagai berikut:

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:
            “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya kecuali iblis dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. (QS.Shaad [38] : 71-85).

    Alloh berfirman: "Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tanganKu. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?" Iblis berkata: "Aku lebih baik dari-padanya, karena Engkau ciptakan aku dari dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari sana (alam manusia); sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, sesungguhnya kutukanKu tetap atasmu sampai hari pembalasan". sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)".
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan (hari kiamat). Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, . kecuali  hamba-hambaMu yang mukhlis di antara mereka.  Allah berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpahKu) dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan".
Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya, (QS,Shaad [38]:71-85).
Petunjuk Alloh swt. kepada iblis dalam menggoda manusia.

     
Sabda Alloh swt. kepada iblis: "Dan hasunglah yang kamu sanggupi di antara mereka
1. dengan suaramu / ajakanmu, dan
2. kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan
3. berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan
4. beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.
5. (Wahai iblis), sesungguhnya hamba-hambaku tidaklah ada kekuasaanmu atas mereka." (Q.S. Al-Isro' [17] : 64).
 Tujuan penciptaan manusia di bumi.
Alloh Swt. menciptakan dan menempatkan manusia di bumi dengan 3 tujuan. Pertama sebagai Kholifah Alloh Swt. yang mewakili Alloh Swt. mengatur semua makhluk yang ada di bumi serta lingkungan hidupnya. Kedua adalah untuk menyembah Alloh Swt. Ketiga berkembang biak di seluruh permukaan bumi.
Kelebihan manusia dibanding malaikat 

       Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda di langit dan bumi) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepadaKu nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!" (QS. Al-Baqoroh [2] : 31).

       Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Baqoroh [2] : 32).
 
      Alloh berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Alloh berfirman: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS. Al-Baqoroh [2] : 33).
Komentar penulis
     Alloh Swt. telah mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya artinya Alloh telah mengajarkan bahasa yang diciptakan Alloh Swt. (seperti bahasa Al Qur-an) kepada Adam.
     Maka selanjutnya seluruh Kitab yang diturunkan kepada para Nabi menggunakan bahasa ciptaan Alloh Swt. untuk mengajarkan ilmunya yang di dalam Al Qur-an disebut Arobiyyan (Bahasa yang serumpun / sebangsa dengan bahasa Arab),
Arobiyyan dalam Hadis Nabi Muhammad Saw.
اُحِبُّ الْعَرَبَ عَلىٰ ثَلاَثٍ 
Saya mencintai Arob karena 3 alasan:
لِاَنِّ عَرَبِيّاً 
Saya (Muhammad) adalah seorang bangsa Arob (Arobiyyan).
وَالْقُرْاٰنِ عَرَبِيّاً 
Bahasa Al Qur-an Arobiyyan (serumpun dengan bahasa Arob). 
وَلِسَانِل الْجَنَّةِعَرَبِيّاً 
Bahasa di surga (jannah) Arobiyyan (serumpun dengan bahasa Arob).
(HR. Thobroni).
     Berikut ini denahnya :
Penciptaan hawa
     Allah Swt. berfirman di awal surat an-Nisa:
(QS. An-Nisa [4]: 1)

     Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari nafs wahidah, yaitu Adam yang berjenis mu’annats), dan dari padanya (Adam, mu’annats) Allah menciptakan pasangan/zaujahnya (haa, Adam, mu’annats) dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. (QS. An-Nisa [4]: 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dijelaskan :
Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam (HR. Bukhori-Muslim)
Rekayasa genetik penciptaan Hawa
   Dari sumsum tulang iga Nabi Adam, Alloh Swt. mengambi sebutir stem cell / sel induk Nabi Adam.
    Alloh Swt. merekayasa gonosom / sex kromosom Adam yang ber-jenis XY. Kromosom Y dibuang, sedang X kromosomnya digandakan menjadi XX.
     Kemudian stem cell dengan gonosom XX itu dikembangkan menjadi seorang perempuan dewasa.
Kemudian Alloh Swt. memindahkan keduanya ke surga.
Di manakah sorga Nabi Adam itu ?
     Sorga Nabi Adam dan Hawa = sorga yang dikunjungi oleh Nabi Muhammad Saw. sewaktu mi’roj.
     Salah satu mukjizat Nabi Muhammad, adalah diperjalankannya beliau oleh Alloh melalui peristiwa Isro’ Mi’roj.
Banyak yang mencoba mengungkapkan peristiwa tersebut secara ilmiah, salah satunya melalui Teori Fisika paling mutahir, yang dikemukakan oleh Dr. Stephen Hawking.
                 Teori Lubang Ulat (Worm Hole)
      Raksasa di dunia ilmu fisika yang pertama adalah Isaac Newton (1642-
1727) dengan bukunya : Philosophia
Naturalis Principia Mathematica, mene-
rangkan tentang  Konsep Gaya  dalam Hukum  Gravitasi dan hukum Gerak.
     Kemudian dilanjutkan oleh Albert Einstein  (1879 – 1955) dengan Teori Relativitasnya yang terbagi atas Relativitas Khusus (1905) dan Relativitas Umum (1907).
          Dan yang terakhir adalah Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942),  beliau dikenal sebagai ahli fisika teoretis. Dr. Stephen Hawking dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama sekali karena teori-teorinya mengenai kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan  tulisan-tulisan populernya di mana ia membicarakan teori-teori  dan kosmologinya secara umum.
     Tulisan-tulisannya ini termasuk novel ilmiah ringan  A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar best-seller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut, suatu periode terpanjang dalam sejarah novel.
     Berdasarkan teori Roger Penrose “Bintang yang telah kehabisan bahan bakarnya akan runtuh akibat gravitasinya sendiri dan menjadi sebuah titik kecil dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga, sehingga menjadi sebuah singularitas di pusat lubang hitam (black hole).
     Dengan cara membalik prosesnya, maka diperoleh teori berikut.
     Lebih dari 15 milyar tahun yang lalu, penciptaan alam semesta di-mulai dari sebuah singularitas dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga, meledak dan mengembang
     Peristiwa ini disebut Dentuman Besar (Big Bang), dan sampai sekarang alam semesta ini masih terus mengembang hingga mencapai radius maksimum sebelum akhirnya mengalami Keruntuhan Besar (Big Crunch) menuju singularitas  yang kacau dan tak teratur.
Dalam kondisi singularitas awal jagat raya, Teori Relativitas karena rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga akan menghasilan besaran yang tidak dapat diramalkan.
Menurut Hawkingbila kita tidak bisa menggunakan teori relativitas pada awal penciptaan jagat raya, padahal tahap-tahap pengembangan jagat raya dimulai dari situ, maka teori relativitas itu juga tidak bisa dipakai pada semua tahapnya. Di sini kita harus menggunakan mekanika kuantumPenggunaan mekanika kuantum  pada alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum. 
     Pada kondisi waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa ber-jalan maju dengan laju tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan,
setahun lagi dan seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan.                                    
     Menurut Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) melalui 
lubang ulat (Worm Hole)” / Terowongan Waktu, dengan kekuasaan Allah, kita bisa pergi kewaktu manapun dalam riwayat bumi, bisa pergi ke masa lalu dan ke masa ke masa depan.
Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya) menurut  Hawking telah ada dan sudah selesai sejak diciptakannya alam semesta. Selain itu melalui “lubang ulat” (dengan kekuasaan Alloh Swt.) kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan seketika (ingat pemindahan mahligai Ratu Bilqis pada zaman Nabi Su-laiman As.) Jadi, dalam pandangan Hawking  takdir itu tidak bisa diubah sudah jadi sejak diciptakannya.
Dalam bahasa ilmu kalam :
 “Tinta takdir yang jumlahnya lebih banyak daripada seluruh air yang ada di tujuh samudera di bumi telah habis dituliskan di Luh Mahfudz  pada awal penciptaan, tidak tersisa lagi (tinta) untuk menuliskan perubahannya barang setetes.”
Sesuai dengan teori Stephen Hawking, manusia dengan waktu nyatanya tidak bisa menjangkau masa depan (dan masa silam). Tetapi bila manusia dengan kekuasaan Allah, bisa memasuki waktu maya (waktu Alloh) maka manusia melalui lubang cacing bisa pergi ke masa depan yaitu masa kiamat dan sesudahnya, bisa melihat masa kebang-kitan, neraka dan shiroth serta bisa melihat surga kemudian kembali ke masa kini, seperti yang terjadi pada Nabi Muhamad, sewaktu menjalani isro’ dan mi’roj.
Peristiwa Isro’ Mi’roj Nabi Muhamad Saw.
Salah satu dari enam rukun iman yang harus kita percayai adalah : Iman akan adanya hari akhirot.
Di dalam Al Qur-an sangat banyak diberitakan tentang peristiwa di akhirot yang akan terjadi setelah hari Kiamat di masa depan.
Sebagai seorang Nabi yang menerima wahyu Al Qur-an Nabi Mu-hammad Saw. harus bisa menerangkan segala kejadian di akhirot itu.
Untuk itu beliau harus pernah melihatnya dengan mata beliau sendiri, mendengar suaranya, mencium baunya dan meraba dengan tangannya.
Agar bisa mengalaminya maka Alloh Swt. membawa beliau pergi ke akhirot yang ada di masa depan dalam bentuk Isro’ Mi'roj.
Mula-mula beliau menjalani Isro’ atau perjalanan malam dari Masjidil Harom di Mekah ke Masjidil Aqsho di Palestina.

 
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Harom ke Al Masjidil Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Isro [17] :1)
Dari situ kemudian Nabi Muhammad Saw. menjalani miroj ke Sidrotil Muntaha, dimana beliau bisa melihat Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya. 
     Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal (Jannatul Ma’wa). Sidrotulmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, penglihatan Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya. Sungguh, dia telah meli-hat sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhannya yang paling besar (surga)
Seluk Beluk Sidrotul Muntaha
     Sidr berarti pohon bidara, pohon yang tumbuh di Asia, Afrika dan Australia. Dipakai sebagai sumber makanan, obat-obatan dan bahan bangunan. Termasuk pohon yang sangat berguna, tetapi bukan merupakan pohon yang istimewa. Fungsi pohon bidara ini di Sid-rotil Muntaha adalah sebagai batas terjauh perjalanan di langit dan bumi dalam waktu nyata, yang dapat ditempuh oleh mahluk Alloh Swt. yaitu manusia, jin dan malaikat, termasuk Malaikat Jibril. Di seberang pohon pembatas ini terdapat Jannatul Ma’wa (sorga) yang letaknya ada di masa depan. Maka Sidrotul Muntaha selain sebagai batas jarak atau ruang terjauh, juga merupakan batas antara waktu nyata dan waktu maya. Merupakan pintu masuk ke lubang cacing / Worm Hole (terowongan waktu) yang  berada di waktu maya. Melalui jalan inilah Nabi Muhammad Saw. sewaktu mi’roj diperjalankan Alloh Swt. ke masa depan, yaitu hari kiamat, hari kebang-kitan dan pengadilan di padang Mahsyar. Pergi ke neraka dan shiroth, kemudian pergi ke surga.  Dengan perjalanan itu Nabi Muhammad Saw. adalah satu-satunya manusia di muka bumi (selain Nabi Adam dan Siti Hawa) yang pernah pergi ke akhirot dengan jasad dan ruh beliau. Sehing-ga beliau bisa menerangkannya kepada kita dalam hadis-hadith beliau.
Waktu yang digunakan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk pergi ke akhirot tidak terbatasi oleh waktu mi’roj yang hanya semalam, tetapi bisa berhari-hari, karena waktu di akhirot tidak diikat oleh waktu di dunia. Kemudian Nabi Muhammad kembali melalui jalan yang sama ke Sidrotil Muntaha, kembali masuk ke waktu nyata pada waktu yang sama dengan waktu berangkatnya, selanjutnya pulang kembali ke Mekah.
Penciptaan alam semesta dunia dan alam semesta surga.
Sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu, Alloh Swt. menciptakan alam semesta dunia yang kita huni sekarang, dari sebuah titik yang sangat panas dan padat, tiba-tiba meledak dan mengembang. Peristiwa ini disebut Big Bang (Dentuman Besar).
     Menurut Stephen Hawking sampai kini alam semesta dunia ini masih terus mengembang hingga mencapai radius maksimum sebelum akhir-nya mengalami Keruntuhan besar (Big Crunch) menuju singularitas                                        yang kacau dan tak teratur.
 Di bekas tempat alam semesta dunia yang kosong ini dipakai Alloh Swt. untuk tempat (alam semesta) sorga, yang juga diciptakan secara Big Bang (ke-2). Pada gambar di halaman sebelumnya kita lihat bahwa besar alam semesta surga itu sama dengan alam semesta dunia. Bedanya adalah alam semesta surga itu kekal.
Sorga bentuknya berupa alam semesta (universe). Luasnya seluas langit dan bumi dunia.

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan ke-pada surga yang luasnya seluas langit dan bumi (dunia), yang di-sediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imron [3] : 133).
Dengan semua uraian di atas maka dapatlah kita fahami arti ayat Al Qur-an berikut ini.

     (Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas (Big Crunch). Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama (menciptakan alam semesta dunia secara “Big Bang), begitulah Kami akan mengulanginya (menciptakan alam semesta sorga juga secara “Big bang’’). Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.“ (QS. Al-Anbiya [21] :104). 
      Nabi Adam (dan Hawa) dipindah dari bumi ke sorga karena Adam adalah seorang wanita yang mempunyai testes (XY female).
     Karena Adam dan Hawa keduanya berkelamin perempuan maka tidak mungkin keduanya kawin dan beranak keturunan.
Agar keduanya bisa kawin jenis kelamin Adam harus dirubah menjadi laki-laki dengan jalan memakan buah khuldi. Maka Adam dan Hawa ditempatkan di surga dimana Alloh Swt. menumbuhkan pohon khuldi. Fungsi buah pohon ini bila dimakan akan menghasilkan Hormon gonadotropin.yang bisa merangsang testes Adam untuk memroduksi hormon testosteron dan dihydrotestosteron. Kedua hormon ini bisa merubah jenis kelamin Adam yang wanita itu menjadi pria.

     (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan pasangan-mu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim".  (QS. Al-A’rof [7]:19)
Dalam skenario Alloh Swt. Adam harus memakan buah khuldi itu.
Maka Alloh menciptakan permainan yaitu Adam dilarang memakan buah itu tetapi Alloh Swt. memasukkan iblis yang berada di bumi melalui terowongan waktu yang pintu masuknya ada di Sidrotul Muntaha, menghubungkan alam semesta dunia dengan alam semesta sorga untuk menggoda Adam. Tanpa bantuan Alloh Swt. mustahil Iblis yang terkutuk itu bisa masuk ke dalam sorga.
Peristiwa Adam (dan Hawa) dengan iblis di surga
Peringatan Alloh Swt. akan bahaya iblis.

     Maka Kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya itu (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi pasanganmu (zaujika), Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. (QS. Thoha [20] : 117)
Alloh Swt. memberi kesempatan kepada iblis untuk menggoda mereka (Adam dan Hawa).

     Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menam-pakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)". (QS. Al-A’raf [7] : 20)
     Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua". (QS. Al-A’raf [7]: 21)

        Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka                   menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" (QS. Al-A’raf [7] : 22)

     Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rohmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi  (QS. Al A'rof [7] : 22-23)   

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Alloh menerima tobatnya. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Kami berfirman: “Keluarlah kamu semua dari surga itu. Kemudian jika datang petunjukKu kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjukKu, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS Al- Baqoroh [2]: 37-38) 
Sesuai rencana semula, Adam dan Hawa digoda Iblis sehingga keduanya makan buah khuldi. Buah khuldi ini mengaktifkan kelenjar hypofisa Adam mengeluarkan hormon gonadotropin (FSH dan LH). Hormon ini merangsang Interstitial cells of Leydic memproduksi testosteron dan dihydrotestosteron. Atas kekuasaan Allah Swt kedua macam hormon ini merubah Adam dari XY female menjadi laki-laki dewasa lengkap dengan kumis dan jenggotnya. 
Pengaruh Kelenjar Hypofise, FSH dan LH terhadap Testis dan Sel Leydig

Sedang pengaruh buah khuldi terhadap Siti Hawa juga menjadikan kelenjar hypofisisnya mengeluarkan hormon gonadotropin yang merangsang ovarium mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Atas kekuasaan Alloh Swt kedua macam hormon ini merubah Siti Hawa menjadi seorang perempuan dewasa yang cantik. 
Bila keduanya dibiarkan berada di surga pasti keduanya kawin dan beranak pinak. Hal ini tidak dikehendaki Alloh Swt. Maka keduanya lantas diturunkan ke dunia yaitu di Afrika Timur, selanjutnya berkembang biak ke seluruh dunia.
Kembali ke Tafsir Surat Luqman [31] : 28.
     Tidaklah Alloh menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (proses) nafs wahidah (Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan / wahidah). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Luqman [31] : 28).
Kebangkitan kita dari dalam kubur juga melalui proses Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan
Maka kedua proses itu
Penciptaan Nabi Adam yang berjenis perempuan dan
Kebangkitan kita dari dalam kubur
keduanya melalui proses Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan (Nafs wahidah).
Kebangkitan kita dari dalam kubur melalui proses Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan
(Nafs wahidah).
Di manakah kita dibangkitkan dari dalam kubur di hari kiamat ?
     Jawabnya ada di dalam Al Qur-an S. Al-A’rof [7] : 25. 
    Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati (Kiamat kecil), dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan (Kiamat besar).
(QS. Al-A’rof [7] : 25) 
     Kita akan dibangkitkan dari dalam kubur dari dalam bumi yang kita huni sekarang.
Sedangkan lokasinya adalah sesuai dengan hadits berikut :
Maymunah Binti Sa'ad Ra. meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Nabi Saw., "Wahai Rosululloh, berilah kami pernyataan tentang Al-Quds (Yerusalem)". Nabi Saw. menjawab, "Ini adalah tanah di mana mereka akan dibangkitkan (Al-Ba’ats) dan berkumpul (Al-Hashr)".
(HR. Ahmad, Tobroni)  

Lokasi padang mahsyar ada di bumi Yerusalem Palestina.
Riwayat bumi yang kita huni menurut Al Qur-an
Big Bang di dalam Al Qur-an
     “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’ [21]:30).
Alloh Swt. telah menciptakan langit dan bumi dari sebutir noktah secara Big Bang (Dentuman Besar), kemudian mengembangkannya sampai maksimal.
Di dalam alam semesta itu diciptakanNya bermilyar-milyar galaxy, salah satunya adalah galaksi Bimasakti di mana matahari kita ada di dalamnya. Bumi yang kita huni merupakan salah satu dari 9 planet yang mengitari matahari.
Penciptaan bumi terpisah dengan penciptaan langit

Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang (1) mencip-takan bumi dalam 2 masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Robb semesta alam”.

dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan (2) Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam 4 masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.

Kemudian (bersama itu) Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih meru-pakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa”. keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.

Maka (3) Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa. Dia me-wahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” (QS. Fushilat [41]: 9 – 12)
Keterangan
     (1.) Bumi diciptakan Alloh Swt. dalam 2 masa. dimana di atasnya terdapat gunung-gunung (bentuknya padat yaitu terdiri dari banyak unsur). (3) Sementara itu Alloh Swt. menciptakan 7 langit juga dalam 2 masa. Bentuknya berupa asap (terdiri dari sedikit unsur). Lalu langit dan bumi digabung. Kemudian (2) Alloh Swt. menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam 4 masa. Jumlahnya = 6 masa.
SANGKAKALA
Terompet atau sangkakala bentuknya seperti tanduk besar yang siap ditiup oleh malaikat Isrofil.

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). (QS. Az-Zumar [39] : 68).
Mengapa bumi tidak hancur di hari kiamat
67. Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggamanNya (tidak hancur) pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kananNya (menjadi black holes). Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS. Az-Zumar [39] :67)
    Ternyata bumi tidak ikut hancur di hari Kiamat.
     Dari bumi yang tidak ikut hancur itu kita akan dibangkitkan setelah tiupan terompet ke-2 oleh malaikat Isrofil. 
Apa saja yang hancur 

 (1) Apabila matahari digulung (menjadi black hole), 
(2) dan apabila bintang-bintang berjatuhan,
(3) dan apabila gunung-gunung dihancurkan, (QS. At-Takwir [81]:1-3) 
(1) Bila langit terbelah (sebelah berisi bumi yang tak hancur, sebelah berisi benda-benda langit yang hancur) 
 (2) Karena menurut perintah Tuhannya, karena memang patut ia turut. 
 (3) Dan bila bumi itu dipanjangkan (diratakan, tidak hancur). 
 (4)Ia keluarkan apa-apa yang terkandung di dalamnya, sehingga kosonglah ia.
 (5)Karena turut perintah Tuhannya, karena memang patut ia turut.  (QS. Al-Insyiqoq [84] : 1-5).

(105). Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya,

(106) maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali,
 
(107). tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi. (QS. Thoha [20] : 105 - 107).
"Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan,"
 (QS. Al-Qiyamah : 7-9).
Benda-benda yang hancur di hari kiamat
Dari 3 surat ini (Surat At-Takwir, Surat Al-Insyiqoq dan Surat Thoha) benda-benda yang hancur adalah
1. Langit terbelah, QS. At-Takwir:1, langit yang berisi benda-benda langit ikut hancur (yang berisi bumi tidak).
2. Bintang-bintang berjatuhan, QS. Al-Insyiqoq [81] : 2
3. Matahari digulung (menjadi black hole), QS. Al-Insyiqoq [81] : 1
4. Matahari dan bulan dikumpulkan," (QS. Al-Qiyamah : 9).
5. Gunung-gunung dihancurkanNya sehancur-hancurnya. QS. Thoha [20] : 105
Keadaan bumi di hari kiamat
Alloh menciptakan bumi terdiri dari 93 element (unsur), sedang matahari hanya dua unsur yaitu hidrogen dan helium, sedang badan langit yang paling rumit yaitu supernova terdiri dari tujuh unsur.
Maka bumi jauh lebih tahan terhadap goncangan hari kiamat dibanding badan-badan langit.
 Pada Surat Thoha [20] : 105 Tuhan akan menghancurkan gunung sehancur-hancurnya, (106) maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, (107) tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.
Maka keadaan bumi adalah, permukaannya rata dan dalamnya kosong (seperti bola sepak).

 
Pada Surat Al-Insyiqoq [84] : 4 Ia keluarkan apa-apa yang terkandung di dalamnya, sehingga kosonglah ia.


46
 
 
Di permukaan bumi inilah terjadi peristiwa-peristiwa kebangkitan, pengum-pulan di padang mahsyar, pengadilan, perhitungan dan penimbangan (mizan).
Kembali kepada topik makalah :
Kebangkitan kita dari dalam kubur melalui proses Stem cell / sel induk yang berjenis perempuan (Nafs wahidah).
Hari Kebangkitan / Ba’ats di bumi

   Dan ditiuplah sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dari kuburnya (menuju) ke Robb mereka. (QS. Yaa-siin [36] : 51).
Perubahan kelamin Di waktu Kebangkitan
Pria berobah menjadi wanita.            
     Ketika wafat, kita akan dikubur, akhirnya tinggal tulang-belulang. Pada goncangan hari kiamat tiupan pertama, yang tersisa adalah adalah tulang ekor  (gambar lingkaran merah). 
     Di dalam tulang ekor itu terdapat stem cell / sel induk (Nafs wahidah) yang pada situasi tertentu bisa berkembang menjadi manusia dewasa. Setelah tiupan sangkakala yang kedua oleh malaikat Isrofil,
turunlah hujan di seluruh dunia. Air hujan ini masuk ke dalam tanah membasahi tulang-tulang ekor bekas manusia di bumi.
     Dari satu sel tulang ekor ini, Alloh Swt melakukan rapid cycle cloning extra uterine (cloning di luar rahim) menjadi seorang manusia dewasa..
Mekanisme perubahan Jenis Kelamin (lihat makalah penciptaan Adam As. Yang berjenis perempuan)
     Keadaan bumi pada waktu kiamat gelap gulita karena matahari dan bintang telah padam menjadi black hole.
    Dari sel-sel yang berkromosom sex XY (asal dari pria di dunia), semuanya tumbuh menjadi wanita dewasa dengan testes di dalam perutnya (seperti penciptaan Nabi Adam As.). Sedang yang berkromosom sex XX (asal dari wanita di dunia), tumbuh
menjadi seorang wanita dewasa. Jadi semua manusia yang dibangkitkan itu berjenis kelamin wanita.

     Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan Dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.” (QS. Qaaf [50] : 21)
      Semua manusia (perempuan) yang dibangkitkan itu lalu diterbang-kan (diisro’kan) oleh malaikat penggiringnya masing-masing ke padang mahsyar yang terletak di lokasi Baitul Maqdis, Yerusalem, Palestina. Di situ semua manusia (perempuan) itu diadili oleh Alloh Swt. Manusia dibangkitkan dalam keadaan telanjang kaki, tanpa pakaian dan tidak dikhitan. Maka penuhlah padang mahsyar itu dengan perempuan.
     Keadaan di padang mahsyar juga gelap gulita. Setelah Alloh Swt. menampakkan dirinya suasananya menjadi terang benderang.

     "Dan terang benderanglah bumi (padang Mahsyar) dengan cahaya Tuhannya; dan diberikanlah buku dan didatangkanlah Para Nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan." (QS. Az Zumar [39] : 69)
     Karena semuanya perempuan, maka keadaannya aman-aman saja. Andai saja mereka berjenis laki-laki dan perempuan (dalam keadaan telanjang bulat), betapa kacaunya.
    Di Padang Mahsyar semua perempuan itu, beserta para jin dan Iblis diadili, lalu ditimbang amalnya.
     Kaum kafir, musyrik dan iblis langsung dimasukkan ke dalam neraka. Bagi yang dimasukkan ke dalam neraka, mereka tetap berjenis kelamin perempuan. Sehingga penuhlah neraka dengan perempuan
     Sisa perempuan itu ditempatkan di shiroth. Pada waktu melewati shirot sebagian terjatuh ke dalam neraka. Yang selamat akan masuk ke dalam sorga.
Perubahan Jenis Kelamin di Sorga
Perempuan berobah menjadi pria.
     Bagi yang masuk surga, mereka mandi dulu di telaga Kautsar. Dengan kekuasaan Alloh Swt semua wanita itu baik yang berkromosom sex XY (asal dari pria di dunia), maupun XX (asal dari perempuan di dunia) dilakukan rekayasa biologis dan genetis (yang berkromosom XX dirubah menjadi XY) sehingga semuanya berubah menjadi laki-laki dewasa, lengkap dengan kumis dan jenggotnya. Siap dikawinkan dengan bidadari.
Berikut ini adalah kutipan lengkap hadits tentang Kautsar dari kitab Mengingat Sorga dan Neraka :
Dalam sebuah hadis: Sesungguhnya di belakang jembatan itu terdapat tanah lapang dengan pepohonan yang bagus-bagus. Di bawah setiap pohon terdapat dua mata air yang mengalir dari sorga dari arah kanan dan kiri. Maka mereka minum dari salah satu mata airnya.  
Sewaktu air yang diminum itu sampai di dadanya, keluarlah segala yang ada di dalam dada itu, seperti prasangka, menipu dan dengki. Segalanya hilang dari dalam dada mereka. Sewaktu sampai di dalam perut, keluarlah segala yang membuat kerusakan dan penyakit dan juga air kencing. Maka mereka bersih lahir dan batinnya
Kemudian orang-orang mukmin itu datang kepada mata air yang satunya lagi untuk mandi di situ, maka jadilah wajah-wajah mereka seperti bulan purnama dan menjadi bagus-bagus jiwa raganya serta parasnya, bagai minyak kasturi.
Setelah mereka datang di pintu sorga ternyata grendelnya terbuat dari yakut merah, merekapun mengetuknya, lalu disambut oleh para bidadari dengan beberapa piring makanan di tangan mereka. Maka ke-luarlah setiap bidadari untuk merangkul suami masing-masing sambil mengucapkan kata rayuannya: ” Engkaulah cintaku, aku sayang pada-mu, aku cinta padamu selama-lamanya." Selanjutnya masuk ke rumah suaminya bersama-sama.
     Semua perempuan penghuni surga itu minum dan mandi di mata air sorga, lalu mereka berobah wujud menjadi laki-laki. Kemudian dikawin-kan oleh Alloh Swt. dengan para Bidadari surga serta dilayani oleh ber-ribu-ribu Pelayan sorga (wildanun mukholladun) yang sosoknya kecil-kecil seperti anak-anak.
Hikmah dari tafsir ayat ini (QS. Luqman 31 : 28)
1. Tafsir kata najemuk nafs wahidah
     Pada hakekatnya perbedaan jenis kelamin manusia antara laki-laki dan perempuan, antara XY dan XX adalah bersifat relatif.
     Manusia pada intinya adalah ruhnya yang tidak mempunyai jenis kelamin. Mula-mula kita hidup di alam ruh. Kemudian masuk ke dalam embryo berumur sekitar 100 hari bergonosom XY atau XX di dalam kan-dungan seorang ibu. Biasanya yang mempunyai gonosom XY akan men-jadi seorang laki-laki sedangkan yang bergonosom XX akan menjadi pe-rempuan. Tetapi tidak selalu begitu. Terbukti pada kasus Nabi Adam,  beliau adalah seorang perempuan yang mempunyai  testes (XY female) karena tidak mempunyai ibu (dan ayah). Padahal syarat untuk menjadi kholifah adalah seorang laki-laki. Untuk merubahnya menjadi laki-laki, Alloh Swt. perlu memindahkan beliau ke surga supaya memakan buah khuldi yang terlarang. Agar Nabi Adam As. mau memakannya diperlukan kehadiran seorang iblis untuk membujuknya. Padahal seorang yang jahat (iblis) tidak mungkin bisa masuk ke dalam surga, maka Alloh Swt. mem-bantunya untuk bisa memasukinya.
     Pada zaman sekarang di dunia ini, kasus XY female juga ada dalam bentuk AIS (Androgen Insensitivity Syndrome) yang uraiannya ada di halaman 54 (lampiran).
     Pada hakekatnya perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah mirip peran sebuah baju agar seorang manusia bisa berperan di dalam kehidupan dunia, menjadi ayah / suami dan menjadi ibu / isteri.
     Pada saat kebangkitan dari dalam kubur juga terjadi fenomena nafs wahidah dimana seorang yang dahulunya di dunia berjenis laki-laki di-       
bangkitkan dalam bentuk perempuan yang mempunyai testis (XY fema-le). Karena di waktu kebangkitan tidak terjadi perkawinan, maka tidak diperlukan adanya pembedaan jenis kelamin. Adanya fenomena ini (XY female) menerangkan mengapa di neraka kebanyakan (bahkan semua-nya) adalah perempuan.karena di neraka tidak ada perkawinan sehing-ga tidak diperlukan pembedaan jenis kelamin.
     Sedang di surga peran kita adalah menerima hadiah dari Alloh Swt. di antaranya isteri-isteri berupa bidadari. Maka jenis kelamin penghuni  sorga semuanya laki-laki karena hadiahnya adalah bidadari. Tidak ada bidadara (wildanun mukholladun / pelayan surga). Pelayan-pelayan sorga yang berjumlah ribuan itu sosoknya adalah berupa anak-anak (wildan / ghilman). Anak laki-laki (muda) bahasa Arobnya adalah al-walad  jamaknya awladun bukan wildan.
2. Permusuhan antara manusia dengan iblis.
     Di alam semesta dunia dan sorga ini pelaku utamanya adalah manu-sia / Homo sapiens (kholifah). Untuk melengkapi perannya Alloh Swt. menciptakan sorga dan neraka. Syarat untuk masuk ke dalamnya ada-lah melalui ujian.
     Maka Alloh Swt. menciptakan iblis untuk menguji kita. Cerita awalnya telah kita baca di halaman sebelumnya.
     Agar misinya berhasil maka Alloh Swt. melengkapinya dengan anak buah dan tentara.
     Sabda Alloh swt. kepada iblis: "Dan hasunglah yang kamu sanggupi di antara mereka
1. dengan suaramu / ajakanmu, dan
2. kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan
3. berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan
4. beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.
5. (Wahai iblis) sesungguhnya hamba-hambaku tidaklah ada kekuasaan-mu atas mereka.
    (QS. Al-Isro’ [17] : 64)
3. Teori Kuantum Mekanik Dr. Stephen Hawking
     Menurut Hawking ada 2 jenis waktu di alam semesta ini yaitu waktu nyata (waktu manusia) dan waktu maya (waktu Tuhan Alloh Swt.).
     Atas perintah Alloh Swt. qolam menulis takdir di lauh mahfudz ten-tang riwayat alam semesta, kiamat dan akhirat. Dalam pandangan ma-nusia (waktu nyata), sebagian tulisan ini sudah terjadi dan sisanya belum terjadi. Tetapi dalam pandangan Alloh Swt. (waktu maya) semuanya su-dah ada yaitu dunia, akhirat dan sorga. Maka dengan bantuan Alloh Swt. manusia bisa pergi ke masa depan menuju akhirat seperti yang dilakukan oleh Nabi Adam, Hawa serta Nabi Muhammad Saw. sewaktu mikroj me-lalui terowongan waktu (worm hole). Daftar isi sorga dan neraka sebe-narnya sudah ada sesuai dengan suratan takdir.
4. Juga dibahas tentang pernyatan bahwa Al Qur-an ditulis dalam ka-lamulloh (Arobiyyan), demikian juga kitab-kitab para Nabi sebelumnya ditulis dalam kalamulloh (Arobiyyan).
Arobiyyan dalam Hadis Nabi Muhammad Saw.
     Saya mencintai Arob karena 3 alasan
Saya (Muhammad) adalah seorang bangsa Arob (Arobiyyan).
Bahasa Al Qur-an Arobiyyan (serumpun dengan bahasa Arob). 
Bahasa di surga (jannah) Arobiyyan (serumpun dengan bahasa Arob).
(HR. Thobroni).
     Berikut ini denahnya :
 5.  Juga dibahas tentang ayat mutasyabihat di mana
Tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Alloh Swt.

Bila hanya Alloh Swt. saja yang mengetahui takwilnya, untuk bisa mengetahui takwil ayat mutasyabihat kita bisa bertanya kepada Alloh Swt. secara tidak langsung yaitu bertanya kepada Kitab ciptaannya yaitu Al Qur-an.
     Dengan cara : Membandingkan makna firman Alloh di dalam Kitab Al Qur-an di suatu ayat dengan makna firman Alloh di ayat lainnya, karena Allohlah yang berfirman dengannya, sehingga Alloh sajalah yang paling tahu tentang makna firmanNya sendiri

 
 


Dalam pandangan penulis,

Bila hanya Alloh Swt. saja yang mengetahui takwilnya, untuk bisa mengetahui takwil ayat mutasyabihat kita bisa bertanya kepada Alloh Swt. secara tidak langsung yaitu bertanya kepada Kitab ciptaannya yaitu Al Qur-an.

Dengan cara : Membandingkan makna firman Alloh di dalam Kitab Al Qur-an di suatu ayat dengan makna firman Alloh di ayat lainnya, karena Allohlah yang berfirman dengannya, sehingga Alloh sajalah yang paling tahu tentang makna firmanNya sendiri



     Demikianlah tafsir nafs wahidah QS. Luqman [31] : 28 yang amat rumit ini. Semoga dapat diterima oleh pata pembaca.
Makalah ini ada di internet
nasimfauzi@blogspot.com
masuk melalui Google  
tulis nasimfauzi tekan enter

 
Jember, 2 Desember 2019 
Dr. H. M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember

Kepustakaan
1. Abdul Qadir Hasan, Qamus Al-Quran, Yayasan Al Muslimun. Bangil, 1991.
2. Abdulloh bin Nuh dan Umar Bakri, Kamus Arab Indonesia karangan, Percetakan Mutiara, Jakarta, Tahun 1979,
3. Ali Audah, Konkordansi Qur’an, Penerbit Mizan, Bandung, 1997.
4. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, CV. Asy-Syifa, Semarang, 1999.
5. Drs. M. Zainul Arifin Kamus Al-Qur’an, Penerbit Apollo, Surabaya, 1997.
6  Felix Pirani dan Christine Roche, Mengenal Alam Semesta, Mizan "For Beginners", Bandung, 1997.
7. J.P. McEnvoy dan Oscar Zarate, Mengenal Hawking For Beginners, Mizan, Bandung, 1998
8. N.A Baiquni dkk. Indeks Al-Qur-an, Penerbit Arkola Surabaya, 1996
9. Prof. Dr.  M. Quraish Sihab M.A. Ensiklopedia Al-Qur’an, Kajian Kosakata, Jakarta, Lentera Hati, 2007.
10. Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, Grafiti, Jakarta, 1994
11. Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqi, Tafsir Al Quranul Majid An-Nuur, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2000.


XY Female.
Manusia berjenis kelamin perempuan tetapi mempu-nyai testis.
    Biasanya yang disebut perempuan itu selalu memiliki indung telur, tidak mungkin mempunyai testes, sehingga peristiwa Nafsin wahidah adalah seorang perempuan yang mempunyai testis itu membingungkan.
Kasus Jan Johnson
     Adalah seorang perempuan bernama Jan Johnson, ia seorang atle-tis, feminin, berusia 42 tahun dengan tinggi 6 kaki 3 inci. Tak ada yang aneh ketika ia tumbuh dari seorang gadis kecil menjadi perempuan de-wasa yang aktif dan berenergi. Dia merasa seperti perempuan normal lainnya yang suka bermain boneka dan punya teman-teman perempuan.
Tidak menstruasi
     Anehnya pada usia 19 tahun dia belum menstruasi. Sewaktu meme-riksakan diri ke ahli kandungan dia diberitahu bahwa penyebab tidak menstruasinya itu adalah karena kromosom sex / gonosomnya XY, yang biasanya dimiliki oleh laki-laki.                             
Androgen Insensitive Syndrome          
     Berbeda dengan laki-laki lainnya, Jan Johnson memiliki kondisi yang disebut Androgen Insensitive Syndrome (AIS = Syndroma ketidakpekaan Androgen)  atau XY Female Syndrome (perempuan dengan gonosom laki-laki / XY), dimana meskipun di dalam tubuhnya beredar hormon testosterone tetapi tubuhnya tidak bereaksi terhadap hormon itu sehingga jenis kelamin embrio yang awalnya perempuan tidak berubah. Bahkan dia lebih feminin dari perempuan sejati yang bergonosom XX, lebih tinggi dan lebih cantik.
Mempuyai testis
Sama halnya dengan Nafsin Wahidah pada kasus Nabi Adam As., Jan Johnson bergonosom XY dan mempuyai testis. Serta tidak memiliki kandungan dan indung telur. Maka keduanya (nafsun wahidah / Nabi Adam As. dan AIS) tidak bisa menstruasi, hamil dan punya anak.
      


20