Sabtu, 10 April 2021

Leaflet Takwil Ayat Mutasyabihat 01

1. BENARKAH AL QUR-AN BERBAHASA ARAB ?


Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi

Pendahuluan

 Para ahli tafsir Al Qur-an berpendapat bahwa Al Qur-an diturunkan dalam bahasa Arob, berdasarkan QS.Yusuf [12] : 2, yang artinya di dalam Al Qur-an Kemenag RI adalah :

12:2

   Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an berbahasa Arob (Arobiyyan), agar kamu memahaminya. (QS. Yusuf [12] : 2)

Semua kitab tafsir Al Qur-an di Indonesia mengartikan Qur’anan Arobiyyan dengan Al Qur-an berbahasa Arob.

Ciri-ciri Bahasa Arob

Pada bahasa manusia (termasuk bahasa Arob) suatu kata bisa memiliki makna lebih dari satu yang disebut polisemi dan homonim.

Arti polisemi adalah: “satu kata mengandung beberapa arti yang masing-masingnya dapat dipakai sebagai makna  denotative (hakikat) dan bukan makna konotatif (majaz). Kata “الخالmisalnya, bisa berarti: paman, tahi lalat di wajah, awan dan onta yang gemuk.

     Arti homonim adalah beberapa kata yang sama  pelafalan dan penulisannya, tetapi mempunyai makna yang berlainan. Contoh kata (غرب) dapat bermakna arah barat dan juga bermakna timba.

Pengertian para ahli tafsir Al Qur-an tentang bahasa Al Qur-an

Seorang Ahli Tafsir periode awal Muqatil bin Sulaiman bin Basyir al-Adzi al-Khurasani dikenal dengan nama Abu al-Hasan al-Balkhi (w.150 H / 767 M) mengatakan bahwa kata-kata di dalam Kitab Al Qur-an di samping memiliki makna yang definitif, juga memiliki makna alternatif.

Maka, sama halnya dengan Bahasa Arab, kata-kata di dalam Al Qur-an pun memiliki beberapa makna (homonim dan polisemi), di mana tidak tentu makna mana yang berlaku. Sehingga bisa terjadi ketidakpastian, kerumitan dan pertentangan. Padahal Alloh Swt menyatakan bahwa tidak ada pertentangan di dalam Al Qur-an.

    Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur-an ? Kalau kiranya Al Qur-an itu bukan dari sisi Alloh, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya  (QS. An-Nisa' [4] : 82).

4:82

Berbeda dengan Bahasa Arob yang dipengaruhi oleh budaya bangsa Arob, satu kata bisa bermakna lebih dari satu, sedang Bahasa Al Qur-an yang diciptakan oleh Alloh Swt. setiap kata hanya mempunyai satu arti.

Pernyatan-pernyataan bahwa bahasa Al Qur-an berbeda dengan bahasa Arob

1. Pendapat Alloh Swt. tentang Bahasa Al Qur-an (yang berbeda dengan Bahasa Arob).

39:23

 Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur-an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Alloh. Itulah petunjuk Alloh, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendakiNya. Dan barang siapa yang disesatkan Alloh, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya. (QS. Az-Zumar [39] : 23).

Komentar penulis

     Membaca Al Qur-an menjadikan gemetar kulit orang yang membacanya, lalu tenang hatinya, sedang bacaan berbahasa Arob tidak menimbulkan efek demikian.

Berarti Bahasa Al Qur-an berbeda dengan bahasa Arob.

2.  Pendapat ww.Hajij.Com 

     Hadis Nabi Muhammad adalah dalam bahasa Arab. Para ahli Tafsir Al Qur-an menyebutkan bahwa Al Qur-an menurut Q.S. Yusuf [12] : 2 juga dalam bahasa Arob. Tetapi mengapa bahasa Hadis Nabi Muhammad Saw. berbeda dengan bahasa Al Qur-an ? Ini adalah sebagian dari pertanyaan-pertanyaan yang sampai kini belum terjawab. Bila dibandingkan secara teliti, ayat-ayat al-Quran benar-benar berbeda dengan hadis Nabi. Artinya :

Bahasa Al Quran berbeda dengan Bahasa Arob (bahasa hadis Nabi Muhammad Saw.).

3.  Membandingkan Bahasa Al Qur-an dengan Bahasa Arob Al-Hadits oleh penulis.

Hadits Nabi Saw. sangat berbeda dengan Al Qur-an, karena Al Qur-an adalah sabda Alloh Swt. sedang Hadits Nabi Muhammad Saw. adalah perkataan beliau dalam bahasa Arab kepada para sohabat yang berbangsa Arob. Tentu saja bahasa Arob dalam hadits-hadits itu bermakna sesuai dengan bahasa Arob. Sebagai contoh kata rizqi.

Arti kata rizqi. Nabi mendoakan “kaya” bagi Anas bin Malik.

Di dalam Al Qur-an kata rizqi mempunyai satu arti yaitu makanan (lihat tulisan penulis tentang takwil kata rizqi di internet), sedang di dalam hadits Nabi Muhammad Saw. kata rizki mempunyai tiga arti yaitu umur, kekayaan dan anak. Doa Nabi Muhammad Saw kepada Anas bin Malik pembantu beliau, agar mendapat kekayaan dan anak yang banyak sangat terkenal.

Contoh ke-1. Diriwayatkan dari Anas Ra. dari Ummu Su-laim katanya : Wahai Rosululloh! Aku menjadikan Anas sebagai khodammu, tolonglah berdoa untuknya. Rosulullah Saw. pun berdoa: Ya Alloh, banyakkanlah rizqi (harta) dan anaknya dan berkatilah apa yang diberikan kepadanya.  Berkata Anas: "Demi Alloh, harta benda (rizqi)ku memang banyak dan anak begitu juga anak dari anakku memang banyak sekali dan sekarang sudah lebih dari 100 orang. (Shohih Bukhori dan Muslim).

Contoh ke-2, Kata rizqi bermakna keturunan.

 Doa sebelum bercampur dengan isteri : Bismillah Allohumma Jannibnisy Syaiton Wa Jannibnisy Syaithon Ma Rozaqtana. Artinya : Dengan menyebut nama Alloh, ya Alloh, jauhkanlah syetan dari saya, dan jauhkanlah ia dari apa yang akan Engkau rizqikan (kurniakan) kepada kami (anak, keturunan).

Kesimpulan penulis:

Berbeda dengan Al Qur-an yang diciptakan Alloh Swt. setiap katanya hanya mempunyai satu makna, Sedang kata-kata di dalam Al Hadits mempunyai beberapa makna (homonim dan polisemi) seperti pada Bahasa Arob manusia, akibat adanya pengaruh budaya bangsa Arob.

Artinya  : Bahasa Al Qur-an berbeda dengan Bahasa Arob (yang digunakan dalam hadis  Nabi Saw.

 4. Pendapat Prof. M. Quraish Shihab, MA. dalam Ensiklopedia Al-Qur’an, Kajian Kosakata

     Secara tatabahasa, kata Arabiyy bernisbah (atributtion) kepada ‘Arab (berhubungan dengan Arab). Di samping makna itu, Arabiyy berarti bangsa Arob (keturunan Nabi Ismail As.). (Bukan berarti berbahasa Arob).

5. Dari Wikipedia Ensiklopedia Bebas

    Nisbah (Arab: نسبة, Inggris: atributtion), atau Nis-bat merupakan sebuah istilah onomastika dalam Islam dan budaya Arab yang telah diserap ke dalam bahasa  Indonesia. Nisbah digunakan di dalam nama seseorang. Sistem penisbahan juga dikenal di dalam budaya Barat.

Penggunaan. Nisbah digunakan sebagai tambahan ke-terangan spesifik nama seseorang, menunjukkan tempat asal, suku, atau keturunan. Membuat kata benda menjadi kata sifat dengan menambahkan akhiran -iy (-ii) atau - iyyah. Misalnya, kata ‘Arabiy (عربي) artinya "Arab, berhubungan dengan Arab, orang Arab" (bukan berbahasa Arab). Dalam bahasa Indonesia, Nisbah berarti "perhubungan keluarga" atau "nama yang menyatakan seketurunan".

3. Pendapat Muhajir Isnaeni

     Muhajir Isnaeni adalah seorang dosen Bahasa Arob pada Akademi Bahasa Asing - ABA "INDONESIA" LPI, Cikini, Jakarta.  Menurut Muhajir Isnaeni :

 Bahasa Al Quran Bukanlah Berbahasa Arab

a. Peristilahan.

     Istilah Lisaanan ‘Arobiyyan dan Qur’anan Arobiyyan  berbeda dengan Lisanan Araban atau Qur’anan  “Araban. (Maksud Muhajir adalah : Berbahasa Arab seharusnya Qur’aanan Aroban atau Lisanan Aroban, bukan Qur’anan Arobiyyan atau Lisanan Arobiyyan.

    Bedanya : ada doble huruf ya yang ditambahkan kepada kata-kata Arobun menjadi Arobiyyun yang dalam Nahwu Shorof disebut Ya nishbah (نِسْبَة) atau Ya pembangsaan. Dalam tata bahasa Arab bila pada sebuah kata benda (isim) terdapat huruf ya yang bertasydid (تشديد)  memberi makna pada kata itu sebangsa atau serumpun dsb. Jikalau ada dua perkataan dengan hukum na’at man’ut (نَّعْتُ وَالْمَنْعُوْتُ) atau kata sifat maka kata Lisanan menjadi yang disifati sedangkan Arobiyyan menjadi yang memberi sifat kepada Lisanan. Sehingga Lisanan Arobiyyan berarti bahasa yang serumpun / sebangsa dengan bahasa Arob.

Maka Qur’anan Arobiyyan berarti bahasa Al-Qu’an yang serumpun dengan bahasa Arob.

4. Kamus Bahasa Arab-Indonesia Abd. bin Nuh

     Dalam Kamus Arab Indonesia karangan Abdulloh   bin Nuh dan Umar Bakri, Percetakan Mutiara, Jakarta, tahun 1979, Arobiyyun artinya adalah seorang bangsa Arob; bersifat Arob. (Bukan berbahasa Arob).

d. Alloh Menciptakan Bahasa Untuk Manusia

Tertulis di dalam Al Qur-an :   2:31


 

     Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda di langit dan bumi) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepadaKu nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!"  (QS. Al-Baqoroh [2] : 31).

     Alloh Swt. telah mengajari Adam nama-nama seluruhnya artinya Alloh mengajarkan bahasa ciptaan Alloh Swt. (seperti bahasa Al Qur-an) kepada Adam.

     Selanjutnya, seluruh Kitab para Nabi juga memakai bahasa ciptaan Alloh Swt. tadi yang disebut bahasa Arobiyyan (Bahasa yang serumpun / sebangsa dengan bahasa Arab), yang umurnya lebih tua dari bahasa Arob.

     Namun karena keduanya sebangsa maka pada satu titik ada persamaan di antara keduanya.

Kesimpulan arti Arobiyyan

Al Qur-an bukan berbahasa Arab.

Bahasa Al Qur-an adalah bahasa ciptaan Alloh Swt. yang serumpun dengan Bahasa Arab

Jember 6 Maret 2020

Dr. H. M. Nasim Fauzi

Jalan Gajah Mada 118

Tilpun (0331) 487727

 

 

 

 

 

 

 

 


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar