Selasa, 26 November 2019

Buku 10 Manfaat Rokok Bagi Kesehatan Manusia




10 Manfaat Rokok Bagi Kesehatan Manusia

Dikutip oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi


 Larangan merokok secara global adalah konspirasi yang dirancang dan dilaksanakan oleh para konglomerat perusahaan multinasional di AS.
     KONSPIRASI ADALAH KENYATAAN YANG DISAMARKAN, DAN HANYA DAPAT DIBONGKAR OLEH MEREKA YANG TELAH MENELITI DENGAN SANGAT DALAM. TAPI OLEH PIHAK YANG TERBONGKAR, KONSPIRASI TERKADANG DI CAP DAN DIIDENTIKKAN SEBAGAI HAL YANG TAK MUNGKIN, MEMBUKTIKAN PETUNJUK YANG MASIH SAMAR BAHKAN DIANGGAP KEBOHONGAN, KARENA HAL ITU MASIH TERSEMBUNYI DARI PUBLIK.
     NAMUN KEMUDIAN SETELAH KONSPIRASI TERBONGKAR MELALUI SAKSI MATA, TULISAN, FOTO, VIDEO DAN BUKTI-BUKTI LAINNYA, MAKA SEMAKIN JELAS KEBENARAN DAN KENYATAANNYA.
     KEMUDIAN, INFORMASI DARI KONSPIRASI SANGAT SERING DIBERHENTIKAN KEMBALI OLEH MEDIA-MEDIA TERKEMUKA (MAINSTREAM MEDIA) BESUTAN MEREKA, SEAKAN PADA DASARNYA SEMUA BUKTI ITU MENJADI MENTAH KEMBALI, MUSTAHIL, TAK MUNGKIN BAHKAN HANYA KHAYALAN.
     KARENA MEMANG ITULAH TUJUAN MEREKA TERHADAP PUBLIK, YAITU: AGAR ANDA SELALU MEMIKIRKAN KEMUSTAHILAN.


     KETIKA MEDIA SEJAGAT YANG DIKUASAI SEGELINTIR SUPER ELIT DUNIA MULAI MASUK DAN MEMBELI MEDIA-MEDIA INDONESIA, MAKA INFORMASI TERBELENGGU, ANDA PUN TAKKAN PERNAH PERCAYA OLEH APAPUN YANG ANDA TAK TAHU DAN TERJADI DI LUAR SANA
     KAMI HADIR SEBAGAI SATU-SATUNYA WEBSITE DENGAN INFORMASI SAINS, MISTERI, KONSPIRASI DAN KONTROVERSI YANG TAK HANYA KELAS LOKAL TAPI JUGA KELAS DUNIA INTERNASIONAL YANG SEBAGIAN BESARNYA TAK PERNAH DIBERITAKAN OLEH MEDIA-MEDIA DI INDONESIA



KAMI MASUK "THE BEST 60 ON TOP SITE LIST PLANET" KATEGORI KONSPIRASI DUNIA - THANK YOU FOR COMING. HUNDREDS OF VISITORS VOTED US. CLICK BELOW TO VOTE 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_il5c8hNMu53qqO-usFIwjb9G6AiyCDLC-YjYREpUIzuJi2XSR4lMqKkd7ryLQs2XZuQsJUrOsGRtpy4ijK0kvyuHBpbMKW-7Nb9nxEy6J6tygPpYQrnld5v7VnRGWrIMJiAXhgA-XrO0/s1600/05.jpg

Prolog:
     Rokok (Cigarette) dan Kretek (Clove Cigar) adalah beda. Maksud dari rokok disini sejatinya adalah Kretek. Namun karena kretek kurang dikenal dunia secara global, maka di Indonesia kretek juga diartikan rokok. Padahal keduanya beda.
     Rokok hanya dari tembakau (bahkan kertas rendaman tembakau) sedangkan kretek adalah resep leluhur dari racikan jamu yang dibakar untuk kemudian dihisap. Itu sebabnya, para leluhur zaman dulu jika batuk menghisap rokok yang berfungsi untuk meredakan batuk mirip inhaler pada masa kini.
     Lagi pula dari jutaan perokok dan perokok pasif, kenapa yang terkena efeknya hanya kurang dari 2% saja? Itupun kebanyakan akibat dari rokok, dan bukan dari kretek. Banyak ilmuwan menyimpulkan bahwa penyakit termasuk kanker yang tadinya disimpulkan akibat efek perokok pasif, sebenarnya adalah akibat polusi udara secara global dan juga lemahnya kekebalan pada individu korban.


     Anda pasti terkaget-kaget ketika membaca judul artikel ini. Sama seperti terkejutnya saya ketika pertama kali membaca dari sumbernya, Forces The Evidence Therapeutic Effects Of Smoking
     Kita sadar informasi negatif tentang rokok dan kebiasaan merokok dijejalkan kepada kita sudah sejak lama. Sebagian besar menghubung-hubungkan dampak buruk asap rokok dan zat-zat yang terkandung di dalamnya terhadap kesehatan tubuh manusia.
     Informasi tersebut diterima oleh masyarakat luas yang awam mengenai riset dan penelitian sebagai kebenaran mutlak yang tidak perlu diperdebatkan.

Banned research article: Forces The Evidence Therapeutic Effects Of Smoking (screenshot).
     Sesuatu yang berbahaya pastinya dilarang, dan sesuatu yang dilarang karena mambahayakan, pastinya haram menurut agama, kecuali dipakai sebagai obat atau untuk pencegahan penyakit.
     Sama persis pada masa lalu. Dulu, racun bisa ular sangat mematikan, tapi kini dapat digunakan untuk serum bahkan penyembuhan. Dulu, racun lebah sangat menyakitkan dan juga mematikan, tapi kini dapat sebagai penyembuh penyakit.
     Dulu cannabis (ganja) sangat dilarang, tapi kini dapat menjadi obat kanker. Juga tumbuhan-tumbuhan beracun lainnya, setelah diteliti mendalam kini juga justru menjadi obat yang mujarab.
     Bahkan bisa ular, ubur-ubur, kalajengking dan lainnya, yang pastinya berbahaya, tapi justru kini manjadi obat yang jauh lebih mujarab untuk melawan penyakit-penyakit kronis dan mengerikan.
     Yang banyak dilupa oleh orang awam ialah, pertama, semua itu adalah ALAMI alias alam yang membuatnya ada, bukan kimia. Tapi apa yang terjadi? Masyarakat awam lebih mempercayai hasil kimiawi dibandingkan dengan yang alami.
     Kedua, adanya racun yang masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan manjadikannya stimultan imunisasi pada tubuh manusia. Artinya, jika tubuh manusia diberikan racun atau zat yang merugikan tubuh, maka imunisasi manusia justru meningkat akibat melakukan perlawanan, maka manusia bisa lebih kebal.
     Hal sederhana itu juga terjadi pada lingkungan kita, misalkan ada anak yang sangat sering dan suka bermain hujan-hujanan, ternyata anak itu jauh lebih kebal atau imune terhadap penyakit flu dan tak mudah sakit, dibanding dengan anak yang dimanja dan tak pernah bermain hujan-hujanan selama hidupnya. Tapi, memang itulah kenyataannya.

Smoking can damage every part of the body (wikipedia).
     Informasi mengenai dampak buruk dan tak ada untungnya terhadap tembakau atau rokok selama hidup manusia memang diterima oleh masyarakat luas yang awam mengenai riset dan penelitian sebagai kebenaran mutlak.
     Namun tidak demikian dengan para ilmuwan. Sesuai dengan bidang ilmunya, mereka mengadakan penelitian seputar dampak rokok dan merokok bagi kesehatan dengan berangkat dari dasar pemikiran yang netral.
     Mereka mencoba menggali adakah manfaat zat-zat yang terdapat di dalam sebatang rokok untuk kesehatan manusia, yang selama ini sudah diberi stigma negatif secara luas.
     Berikut beberapa riset yang menguak manfaat rokok bagi kesehatan manusia. Saya bukan seorang dokter atau peneliti bidang kesehatan, jadi pembahasan ilmiah tentang isi warta ini bisa diperdebatkan oleh para pakar sendiri.

1. Merokok Mengurangi Resiko Penyakit Parkinson


Merokok Mengurangi Resiko Penyakit Parkinson
     Banyak bukti yang menunjukkan bahwa merokok melawan penyakit Parkinson. Sebuah penelitian terbaru menambah kuat bukti sebelumnya yang melaporkan bahwa merokok dapat melindungi manusia dari penyakit Parkinson.
     Secara khusus, penelitian baru tersebut menunjukkan hubungan temporal antara kebiasaan merokok dan berkurangnya risiko penyakit Parkinson. Artinya, efek perlindungan terhadap Parkinson berkurang setelah perokok menghentikan kebiasaan merokoknya.
     (Sumber: Smoking lowers Parkinson’s disease risk
     Studi lain mengenai pengaruh positif merokok terhadap Parkinson Disease (PD) adalah sebuah penelitian terhadap 113 pasangan kembar laki-laki. Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Tanner terus melihat perbedaan yang signifikan ketika dosis dihitung sampai 10 atau 20 tahun sebelum diagnosis.
     Mereka menyimpulkan bahwa temuan ini menyangkal pernyataan bahwa orang yang merokok cenderung memiliki PD.
     (SumberSmoking and Parkinson’s disease in twins
     Selain itu, masih banyak penelitian yang lainnya mengenai kebiasaan merokok yang berguna melawan Parkinson.


2. Perokok lebih kuat dan cepat sembuh dari Serangan Jantung dan Stroke

   
 Perokok lebih kuat dan cepat sembuh dari Serangan Jantung dan Stroke
     Penelitian besar menunjukkan manfaat lain merokok, yakni manfaat terhadap restenosis atau penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah menjadi terbatas, seperti pembuluh darah ke jantung (cardiovaskular disease) atau ke otak (stroke). Perokok memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup dan penyembuhan yang lebih cepat.
     (sumber: Impact of Smoking on Clinical and Angiographic Restenosis After Percutaneous Coronary Intervention 
     Penelitian lain menyebutkan karbon monoksida dapat mengurangi Serangan Jantung (Myocardial infarction) dan Stroke. Karbon monoksida merupakan produk sampingan dari asap tembakau. Sebuah laporan menunjukkan tingkat sangat rendah dari karbon monoksida dapat membantu para korban serangan jantung dan stroke.
     Karbon monoksida menghambat pembekuan darah, sehingga melarutkan gumpalan berbahaya di pembuluh arteri. Para peneliti memfokuskan pada kemiripan yang dekat antara karbon monoksida dengan oksida nitrat yang menjaga pembuluh darah tetap melebar dan mencegah penumpukan sel darah putih.
     Baru-baru ini oksida nitrat telah ditingkatkan statusnya dari polutan udara biasa menjadi penghubung fisiologis terpenting kedua secara internal. Oleh karena itu tidak akan mengherankan kalau karbon monoksida secara paradoks dapat menyelamatkan paru-paru dari cedera akibat penyumbatan pembuluh darah ke jantung (cardiovascular blockage).
     (Sumber: The Carbon Monoxide Paradox


3. Merokok mengurangi resiko penyakit “Susut Gusi” (Gingival recession) yang parah


     Merokok mengurangi resiko penyakit “Susut Gusi” (Gingival recession) yang parah
     Dulu disebutkan bahwa tembakau adalah akar semua permasalahan penyakit gigi dan mulut. Padahal sebuah studi telah menunjukkan bahwa sebenarnya perokok berisiko lebih rendah terhadap penyakit gusi seperti susut gusi atau Gingival recession.
     (sumberSmoking Does Not Increase Risk Of Receding Gums


4. Merokok mencegah Asma  (Asthma Bronchiale) dan penyakit karena Alergi lainnya

 


     Merokok mencegah Asma dan penyakit karena Alergi lainnya
     Sebuah studi dari dua generasi penduduk Swedia menunjukkan dalam analisis multi variasi, beberapa anak dari para ibu yang merokok sedikitnya 15 batang sehari, cenderung memiliki peluang yang lebih rendah untuk menderita alergi rhinoconjunctivitis, allergic conjunctivitis (alergi pada membran mata), alergi asma, eksim atopik dan alergi makanan, dibandingkan dengan anak-anak dari para ibu yang tidak pernah merokok.
     Penelitian sebelumnya telah memberikan hasil yang bertentangan mengenai dampak paparan asap tembakau pada sensibilization atopik.
     Sebuah studi cross-sectional dari kebiasaan perokok dan mantan perokok dalam kaitannya dengan gangguan atopik dari data pada 6909 orang dewasa muda dan setengah baya (6-49 tahun) dan 4472 anak-anak (3-15 tahun) dari Swedish Survey of Living Conditions tahun 1996-97.
     Hasil: Prevalensi asma alergi dan alergi rhinokonjungtivitis menurun, secara dosis-respons / dose-response manner (masing-masing P=0,03 dan P=0,004), dengan peningkatan paparan asap tembakau dalam penelitian pada populasi dewasa.
     Anak-anak dari ayah yang merokok sedikitnya 15 batang rokok sehari memiliki kecenderungan yang sama.
     (sumber: Does tobacco smoke prevent atopic disorders? A study of two generations of Swedish residents http://www.data-yard.net/30/asthma.htm / back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF).

 



5. Nikotin membunuh kuman penyebab Tuberculosis (TB)

 

 


Nikotin membunuh kuman penyebab Tuberculosis (TB)
     Suatu hari, Nikotin mungkin menjadi alternatif yang mengejutkan sebagai obat Tubercolosis atau TBC yang susah diobati, kata seorang peneliti dari University of Central Florida (UCF).
     Senyawa ini menghentikan pertumbuhan kuman TBC dalam sebuah tes laboratorium, bahkan bila digunakan dalam jumlah kecil saja, kata Saleh Naser, seorang profesor mikrobiologi dan biologi molekuler di UCF. Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa nikotin adalah zat yang menyebabkan orang menjadi kecanduan rokok.
     (Sumber: Shocker: ‘Villain’ nicotine slays TB


6. Merokok mencegah Kanker Kulit yang langka


Merokok mencegah Kanker Kulit yang langka (Sarcoma Kaposi)
     Seorang peneliti pada National Cancer Institute berpendapat bahwa merokok dapat mencegah pengembangan kanker kulit yang menimpa terutama orang tua di Mediterania, wilayah Italia Selatan, Yunani dan Israel.
     Bukan berarti merokok disarankan untuk populasi itu, kata Dr James Goedert, namun yang penting adalah merokok tembakau dapat membantu untuk mencegah kanker yang langka bentuk. Dan ini adalah sebuah peng-akuan dari peneliti di National Cancer Institute bahwa ada manfaat dari ro-kok. Goedert yang bergabung di American Association for Cancer Research (AACR) mengatakan bahwa ia tetap tidak akan merekomendasikan mero-kok, bahkan kepada anggota populasi yang telah diteliti. “Studi ini menun-jukkan merokok menghasilkan risiko lebih rendah penderita penyakit langka yang jarang dan berakibat fatal,” katanya ringkas. sumberSmoking Cuts Risk of Rare Cancer
http://www.data-yard.net/10b/kaposi.htm / back-up cache web / screenshot (back-up link lain tidak ditemukan).


7. Merokok mengurangi resiko terkena Kanker Payudara

 


Merokok mengurangi resiko terkena Kanker Payudara
     Sebuah penelitian baru dalam jurnal dari National Cancer Institute (20 Mei 1998) melaporkan bahwa pembawa mutasi gen tertentu (yang cenderung sebagai pembawa kanker payudara).
     Jika seorang wanita merokok hingga 4 pak tahun, pengurangan adalah 35 persen, untuk 4 pak atau lebih per tahun, pengurangan adalah 54 persen“, ujar Jean-Sebastien Brunet, pemimpin studi yang telah dipublikasikan pada Journal of the National Cancer Institute. 
     Yang merokok selama lebih dari 20 pak per tahun (yaitu, jumlah pak per hari dikalikan dengan jumlah lamanya tahun merokok) menurut statistik ternyata mengalami penurunan signifikan sebesar 54 persen dalam insiden kanker payudara bila dibandingkan dengan pembawa yang tidak pernah merokok. Salah satu kekuatan dari penelitian ini adalah bahwa penurunan insiden melebihi ambang 50 persen.




8. Nitrat Oksida dalam Nikotin mengurangi Radang Usus Besar

 


Nitrat Oksida dalam Nikotin mengurangi Radang Usus Besar
    Nikotin mengurangi aktivitas otot melingkar, terutama melalui pelepasan nitrat oksida, dalam kasus ulcerative colitis (UC) atau radang usus. Temuan ini dapat menjelaskan beberapa terapi manfaat dari nikotin (dan merokok) terhadap UC dan dapat menjelaskan mengenai disfungsi penggerak kolon pada penyakit aktif.
    (Sumber: Nitric oxide mediates a therapeutic effect of nicotine in ulcerative colitis

9. Efek transdermal nikotin pada kinerja kognitif (berpikir) penderita Down Syndrome

 


Efek transdermal nikotin pada kinerja kognitif (berpikir) penderita Down Syndrome
    Sebuah penelitian mengenai pengaruh rangsangan nikotin-agonis dengan 5 mg jaringan kulit implan lebih baik bahkan jika dibandingkan dengan plasebo (obat kontrol), pada kinerja kognitif pada lima orang dewasa dengan gangguan kinerja kognitif (berfikir).
    Perbaikan kemungkinan berhubungan dengan perhatian dan pengolahan informasi yang terlihat pada pasien Down Syndrom dibandingkan dengan kontrol kesehatan lainnya.
     (SumberEffects of transdermal nicotine on cognitive performance in Down’s syndrome
      Down syndrome adalah penyakit yang disebabkan adanya kelainan pada kromosom 21 pada pita q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down.


10. Merokok baik bagi ibu hamil untuk mencegah Hipertensi di masa kehamilan dan penularan ibu-anak infeksi Helicobacter pylori

 

     Merokok baik bagi ibu hamil untuk mencegah Hipertensi di masa kehamilan dan penularan ibu-anak infeksi Helicobacter pylori
     Konsentrasi urin cotinine (tembakau yang bermetabolis di dalam tubuh) mengkonfirmasi berkurangnya risiko Preeklamsia dengan papa-ran tembakau Eksposur. Pre-eklamsia adalah kondisi medis di mana hipertensi muncul dalam kehamilan (kehamilan dengan hipertensi) yang bekerjasama dengan sejumlah besar protein dalam urin.
     Pre-eklampsia ditandai dengan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar protein di dalam urin (proteinuria), dan pembengkakan pada tungkai (edema)
     Pre-eklampsia dialami oleh ibu yang sedang hamil, terutama para ibu muda yang baru pertama kali hamil. Penyebab pasti pre-eklampsia belum diketahui, sehingga masih sulit untuk dicegah kemunculannya.
     Jika pre-eklampsia bertambah parah pada masa kehamilan, maka akan menyebabkan eklampsia yang dapat berujung pada kematian. Studi ini, meskipun kecil, menunjukkan salah satu manfaat dari mero-kok selama kehamilan.
     “Temuan ini, diperoleh dengan menggunakan uji laboratorium, mengkonfirmasi penurunan risiko preeklamsia berkembang dengan paparan tembakau (Am J Obstet Gynecol 1999;. 181:1192-6.).
      (SumberUrinary cotinine concentration confirms the reduced risk of preeclampsia with tobacco exposure

    Sebuah penelitian lain menemukan hubungan terbalik yang kuat antara ibu yang merokok dan infeksi Helicobacter pylori di antara anak-anak prasekolah, di mana ditunjukkan kemungkinan bahwa penularan ibu-anak berupa infeksi mungkin kurang efisien jika ibu merokok.
     Untuk mengevaluasi hipotesis ini lebih lanjut, dilakukan studi berbasis populasi di mana infeksi H. pylori diukur dengan 13C-urea breath test (tes kandungan urea pada nafas) dalam 947 anak-anak prasekolah dan ibu-ibu mereka.
     Kami memperoleh informasi rinci tentang faktor-faktor risiko poten-sial untuk infeksi, termasuk ibu merokok, dengan menggunakan kuesioner standar.
    Secara keseluruhan, 9,8% (93 dari 947) dari anak-anak dan 34,7% (329 dari 947) dari ibu-ibu telah terinfeksi. Prevalensi (rasio jumlah keja-dian penyakit dengan unit pada populasi beresiko) infeksi jauh lebih rendah di antara anak-anak dari ibu yang tidak terinfeksi (1,9%) dibandingkan pada anak-anak dari ibu yang terinfeksi (24,7%).
     Ada hubungan terbalik yang kuat infeksi anak-anak dengan ibu yang merokok (odds ratio atau penyimpangan disesuaikan = 0,24; interval kepercayaan 95% = 0,12-0,49) di antara anak-anak dari ibu yang terin-feksi, tetapi tidak di antara anak-anak dari ibu yang terinfeksi.
     Hasil ini mendukung hipotesis dari peran utama untuk penularan ibu-anak berupa infeksi H. pylori, yang mungkin menjadi kurang efisien jika si ibu merokok.
     (Sumber: Forces The Evidence Smoking, Pregnancy, And Reproduction


Riset-Riset Yang Tak Pernah Dipublikasikan Secara Luas

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe35aewIxtbJJ_Ft_sPkk3BximT8YiONtk_rWFiyF461TKjV9EheQ4rJEVWmyeGRT7lfk-ybhvvCuQclpKxSOMlwN0-y8YKXvLWDgJzdwnlkGfnPYHrwwJDRCb2LpmKwdYRKbRojsmJS8Q/s320/22.jpg
     Barangkali anda mencurigai bahwa riset-riset yang telah disebutkan di atas tersebut didanai oleh perusahaan rokok.
     Tapi riset-riset ini ternyata justru tidak pernah dipublikasikan secara meluas, kalau memang bertujuan mendukung promosi rokok.
     Sedangkan informasi ilmiah mengenai bahaya merokok sudah kita ketahui sangat dominan dipublikasikan               
     Sebetulnya apapun itu tetap mempunyai dua sisi yang berbeda, dan propaganda anti-rokok inilah yang juga perlu dicurigai sebagai upaya mendongkrak penjualan obat-obatan dari perusahaan farmasi.
     Demikianlah artikel yang menguak temuan-temuan para peneliti dan ilmu-wan tentang rokok dalam sisi yang ber-beda dari sekian banyak artikel yang dominan.
     Namun sekali lagi untuk sekedar mengingatkan, bahwa artikel ini tentu tidak bermaksud mengajak anda untuk mulai merokok atau meneruskan kebi-asaan anda mengisap asap tembakau.
     Tetapi adalah hak anda untuk percaya atau tidak bahwa nikotin dan zat-
zat lain yang juga berasal dari alam dan berada di dalam rokok juga mempunyai kegunaan.
     Wallahua’lam.
(©2004 IndoCropCircles.com)



Komentar pengutip
     Sejarah rokok di dunia dapat kita bagi menjadi 6 tahap
Tahap 1. Tradisi merokok dimulai oleh orang Indian Amerika sejak 3000 tahun yang lalu.
     Rokok dipakai untuk obat bermacam penyakit, sebagai halusinogen (bersama Cannabis) untuk upacara agama, dan persembahan bagi roh yang mereka puja.
     Pada abad ke-16 orang Eropah menemukan  Benua Amerika.

Tahap 2  Setelah orang Inggris menguasai Ame-rika Utara, mereka menanam tembakau untuk obat bagi penyakit  pes, migrain, nyeri melahirkan, asthma bahkan untuk kanker.

 
Tahap 3  Pada abad ke-17 ditemukan man-faat rokok lainnya yaitu         
Rasanya yang nikmat

 
Bisa menimbulkan kegembiraan
Bisa menenangkan jiwa yang gelisah
Bisa mengurangi rasa nyeri
Bisa mempertajam pikiran, daya ingat dan konsentrasi.
Bisa mengurangi kenakalan remaja (pria).
Rokok diisap dalam bentuk cerutu dan pipa.
Lalu tembakau dan rokok diekspor ke Eropah dan  seluruh dunia.
Pada abad ke-18 ditemukan sigaret (rajangan daun tembakau yang dibungkus kertas).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGYO99qfaaB7TlXeoldjtjZDUaxR5BfY-5yHoa9gXfGFNJG3-3nHCRjE6txmpNocMjn14xz3MrWRxguGFgmh5JnWI_5IWofhfjIF_DkdUvnTLBCKVXG3SMDd19-QeKwQYex3JBuHZBbXQU/s1600/27.jpg
Tahap 4. Pada tahun 1881 James Bon-sack menciptakan mesin pembuat sigaret yang membuat budaya merokok tersebar ke seluruh dunia. Mesin ini bisa membuat sigaret 120,000 batang per hari.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_b8AS7E49sk2Ks7_AcHVjSCFv_ZdJ-Sab4tF92uhyLYtWDrZ9hPPg9CDb9HUK_a9T3hOqdBis3vZZAWVJovBmda-iGUz0PhEWOEW5QjbqOnZhbethVaXHtHXPAL2dkkzRyvlqEzgCNKJC/s1600/28.jpg
Tahap 5. Setelah perang Dunia ke-2 terjadi kenaikan insiden penyakit jantung dan kanker paru-paru di AS. akibat konsumsi minyak sayur (minyak kedelai dan kacang) dan margarin yang mengandung minyak trans.
     Masyarakat AS menyalahkan minyak kelapa dari daerah tropis. Ter-jadi perang dagang antara minyak sayur (minyak kedelai dan kacang) produksi dalam negeri dengan minyak kelapa impor dari daerah tropis

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV441sLlwhyzRpYTUH6OrhFIBfUe4yYdSlzvnWDHmlHHlu5GXPoxOj_nl_aS65Ba-wx_96sLJgGgkDva4uAu-TG4n4dBxH74hUSUZx3F8PA1TwGqBIMmFS0A4mSGceN639ApljdHGRlln6/s1600/29.jpg
      Pada tahun 1970, Procter dan Gamble (produsen minyak kedelai dan margarin) dijadikan konsultan nutrisi, mengontrol penelitian-penelitian dalam National Heart Lung and Blood Institute's Lipid Research Clinics (LRC). Disimpulkan bahwa minyak sayur (minyak kedelai dan kacang) tidak berbahaya.
       Bukti-bukti juga menunjukkan bahwa minyak kelapa tidak mengganggu kesehatan.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg92ZvNwYHnSjVLnhaTrcUIa70yT-GiJelwj3hwL8zCydswTwPxw2j4l33O_zVt7qdcZOyn3RJQMbDZI6sGzlpbNA-ARmAm4xviRDYJMt1n_9Xnirm2stF7pIvPlLYGSAYmPqa_HdjGe5CR/s1600/30.jpg
----------------------------------------------------
Maka rokok dijadikan kambing hitam
-----------------------------------------------------
    Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa orang ter-kaya di dunia, yaitu Michael Bloomberg

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFPJQmofO34gQwfyn59ONOBI_DR5w1MHxluVDGq6HB7TtwwMcqwt7VDPvLNB1XzEq4Jvl5tRzbRoRtuL5tns03ANP5d04-lMuGLAXWDG6t6AEwvxMH8Rb2vCtdiZiO1TTJsQMYVFYDYbmz/s1600/31.jpg
 dan Bill Gates 

 

menyumbangkan $500 juta untuk membantu pemerintah di negara-negara berkembang untuk meningkatkan pengawasan tembakau. Negara-negara yang diprioritaskan adalah  China, India, Indonesia, Federasi Rusia dan Bangladesh. Tentu saja bantuan ini akan meningkatkan suasana anti rokok di Indonesia. Di antaranya terjadinya perubahan fatwa rokok oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah. Dr. Sudibyo Markus salah seorang Ketua Muhammadiyah mengakui adanya kucuran dana Rp 3,6 miliar dari Bloomberg Initiative (BI) untuk memerangi rokok di Indonesia.    
Jember, 3 Desember 2018
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jalan Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember
Daftar Pustaka:
     Dari info yang kami terima bahwa beberapa daftar pustaka, abstraksi dan literatur dari hasil penelitian oleh para ilmuwan berikut ini sudah dipaksa untuk ditutup, terutama dari link: http://www.data-yard.net .
     Maka kami berusaha untuk mencari backupnya. Jika tautan berikut sudah mati (dead link), coba klik back-up link lain, atau jika sudah dihapus juga, cobalah untuk meng-copy & paste nama ilmuwan berikut judul dari penelitiannya, kemudian carilah di Google.
3. Parkinson’s Institute, Sunnyvale, CA 94089, USA. ctanner@parkinsoninstitute.org, Smoking and Parkinson’s disease in twins / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)
4. David J. Cohen, MD, MSc; Michel Doucet, MD;; Donald E. Cutlip, MD; Kalon K.L. Ho, MD, MSc; Jeffrey J. Popma, MD; Richard E. Kuntz, MD, MSc, Impact of Smoking on Clinical and Angiographic Restenosis After Percutaneous Coronary Intervention / back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)
7. Hjern A, Hedberg A, Haglund B, Rosen M., Department of Clinical Sciences, Huddinge University Hospital, Karolinska Institutet, Stockholm, Centre for Epidemiology, National Board of Health and Welfare, Stockholm and Department of Public Health and Clinical Sciences, Umea University, Umea, Sweden, Does tobacco smoke prevent atopic disorders? A study of two generations of Swedish residents / back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)
8. Robyn Suriano, Sentinel staff writer via University of Central Florida, Shocker: ‘Villain’ nicotine slays TB / back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)
9. Dr. James Goedert, National Cancer Institute, Bethesda, Md via United Press International, Smoking Cuts Risk of Rare Cancer / back-up cache web / screenshot (back-up link lain tidak ditemukan)
10. Dr. John A. Baron of Dartmouth Medical School and Dr. R. W. Haile of the University of Southern California, via Paul Recer, AP Science Writer, Cigarettes May Have an Up Side / back-up cache web / screenshot (back-up link lain (PDF)) (back-up link PDF)
11. Green JT, Richardson C, Marshall RW, Rhodes J, McKirdy HC, Thomas GA, Williams GT, via Department of Gastroenterology, University Hospital of Wales, Cardiff, UK; Department of Surgery, University Hospital of Wales, Cardiff, UK; Department of Pharmacology and Therapeutics, University of Wales College of Medicine, Cardiff, UK; Dep., Nitric oxide mediates a therapeutic effect of nicotine in ulcerative colitis / back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)
12. Rainer Seidl MD, Monika Tiefenthaler MSc, Prof. E Erwin Hauser MD, Prof. Gert Lubec FRSC, via Department of Pediatrics, University of Vienna, Austria, Effects of transdermal nicotine on cognitive performance in Down’s syndrome / back-up cache web / screenshot (back-up link lain (PDF)) atau (back-up link lain (PDF))
13.  Kristine Y. Lain, MD, Robert W. Powers, PhD, Marijane A. Krohn, PhD, Roberta B. Ness, MD, MPH, William R. Crombleholme, MD, James M. Roberts, MD, via: Pittsburgh, Pennsylvania, Urinary cotinine concentration confirms the reduced risk of preeclampsia with tobacco exposure / back-up cache web / screenshot (back-up link lain) (back-up link PDF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar