Rabu, 28 Januari 2015

Tafsir Taqwa dan Akhlaq



Taqwa dan akhlaq


Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi

A. Pendahuluan
Pada makalah-makalah tentang taqwa sebelumnya telah disebutkan bahwa arti taqwa di dalam Alquran adalah takut kepada Alloh.
Masalah akhlaq telah dibahas dalam makalah : Berbuat baik pada semua orang.
Maka dalam makalah ini penulis membahas masalah hubungan antara taqwa dasn akhlaq.
B. Hubungan antara taqwa dan akhlaq
Di dalam Alqur-an disebutkan bahwa :
1. Orang yang paling mulia di sisi Alloh adalah yang paling bertaqwa
Firman Allah Ta’ala,

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)
Di dalam hadits disebutkan bahwa:
2. Rosululloh adalah orang yang paling bertaqwa
Beliau bersabda:
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُكُمْ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ قَلْبًا
“Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling tahu terhadap Allah dan paling bertakwa di antara kalian.” (HR. Al-Bukhari (no. 5063) kitab an-Nikaah, Muslim (no. 1401) kitab an-Nikaah, an-Nasa-i (no. 3217) kitab an-Nikaah, Ahmad (no. 13122)
3. Tujuan diutusnya Rosululloh adalah menyempurnakan akhlaq
عن أبى هريرة رضى الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلمانما بعثت لاتمم مكارم
الاخلاق
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlaq (HR. Al-Baihaqy).
4. Orang yang terdekat kepada Rosululloh adalah yang terbaik akhlaqnya
Rasulullah bersabda, “Orang yang paling aku cintai dan paling dekat kepadaku di antara kalian di akhirat kelak adalah orang yang paling baik akhlaknya.
Orang yang paling kubenci dan paling jauh dariku di akhirat adalah orang yang paling buruk akhlaknya, yaitu orang yang banyak bicara, suka ngobrol dan suka melecehkan orang lain” (HR Ahmad)
5. Yang terbanyak masuk surga adalah yang paling bertaqwa dan terbaik akhlaknya
Ketika Rasulullah saw ditanya tentang kebanyakan orang yang masuk syurga, maka Rasulullah bersabda: "Yang paling bertaqwa kepada Allah dan paling baik akhlaknya." ( M. Husain Abdullah, Dirasat fil Fikr Al Islamiy)

Dari lima dalil di atas dapat disimpulkan bahwa:
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sifat mukmin yang paling mulia adalah : Bertaqwa dan berakhlaq yang baik.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
C. Iman, islam dan ikhsan
Umar mengisahkan, suatu hari tatkala ia dan para sahabat duduk bersama Rosululloh saw. tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang mengenakan pakaian sangat putih, rambutnya hitam legam dan tidak ada bekas melakukan perjalanan. Lalu lelaki itu duduk tepat di hadapan Nabi saw. Ia rapatkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau dan kedua tangannya bertumpu di atas lututnya.
“Ya Muhammad,” ucap lelaki itu. “Beritahukan kepadaku tentang agama Islam.” Muhammad Rosululloh saw. bersabda: “(A.) Islam itu adalah
(i.) kesaksiannya bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah Rosul-Nya. Lalu
(ii.) engkau tegakkan sholat,
(iii.) engkau bayar zakat,
(iv.) engkau puasa pada bulan Romadhon, dan
(v.) engkau haji ke Baitulloh jika kamu mampu." "Benarkah engkau," komentar lelaki itu.
Para sahabat tampak heran, lelaki itu yang bertanya dan ia juga yang membenarkannya.
"Beritahukan kepadaku tentang Iman," pinta lelaki itu lagi. Muhammad Rosululloh saw. bersabda: "(B.) Iman itu adalah
(i.) engkau beriman kepada Alloh,
(ii.) para malaikat-Nya,
(iii.) kitab-kitab-Nya,
(iv.) para Rosul-Nya, dan
(v.) hari kiamat.
(vi.) Engkau juga beriman kepada qodar yang baik dan yang buruknya." "Benarlah engkau," komentar lelaki itu lagi.
"Beritahukan kepadaku tentang Ikhsan." Muhammad Rosululloh saw. bersabda: Engkau sembah Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya. Sebab sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya, Dia pasti melihatmu."
"Beritahukanlah kepadaku tentang hari kiamat." "Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya," jawab Rosulullloh saw. "Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya." Muhammad Rosululloh saw. bersabda: "Tanda-tandanya hamba wanita melahirkan majikannya. Lalu orang-orang miskin dan pengembala kambing berlomba-lomba dalam pembangunan gedung."
Setelah lelaki itu pergi, Rosululloh saw. bertanya, "Hai Umar, tahukan engkau siapa lelaki yang bertanya tadi?" "Hanya Alloh dan Rosul-Nya yang paling mengetahui." Muhammad Rosululloh saw. bersabda: "Sesungguhnya dia itu Jibril. Dia hendak mengajarkan agama kalian." (H.R. Muslim).
Syekh Mahmud Syaltut menyamakan Iman, Islam dan ikhsan dengan Aqidah, Syariah dan Akhlaq.
Maka istilah ikhsan beliau samakan dengan akhlaq, yaitu: Engkau sembah Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya. Sebab sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya, Dia pasti melihatmu.
Bila kita selalu merasa bahwa Alloh Swt. senantiasa berada di hadapan kita atau selalu melihat kita maka akan timbullah rasa takut akan berbuat salah. Yaitu bertaqwa kepada Alloh Swt.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Maka : ikhsan atau akhlaq yang baik = bertaqwa.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
D. Pembagian Akhlak
Berdasarkan sifatnya ada 2:
1. Akhlaq mahmudah/akhlaq terpuji
    Akhlaq terpuji merupakan salah satu tanda bagi kesempurnaan iman seseorang. Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin bagian rubu’ munjiyat menerangkan bahwa gejala-gejala hati yang sehat merupakan cermin dari akhlaq terpuji di antaranya:
a. Takut dan berharap kepada Allah
    Takut maksudnya bahwa segala perbuatan manusia itu nantinya akan dimintai pertanggungjawabannya, maka dengan pengetahuan itulah seseorang takut kepada Allah, bukan berarti menjauh tetapi sebaliknya, harus berusaha mendekatkan diri kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
b. Taubat dan Nadam
    Yaitu kembali ke jalan kebenaran atas dosa-dosa yang telah dilaksanakan dan menyesali atas segala dosa-dosanya itu.
          Ada beberapa syarat bagi orang yang bertaubat:
1) Menghentikan perbuatan maksiat
2) Menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan
3) Bertekad untuk tidak mengulanginya lagi
4) Jika bersalah pada orang lain, maka harus minta maaf terlebih dahulu kepada yang bersangkutan.
5) Memperbanyak amal kebaikan.
c. Sabar dan syukur
          Sabar yaitu tabah dalam menghadapi segala sesuatu dari Allah. Sabar ada 3 macam :
1) Sabar karena taat kepada Allah yaitu sabar dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dan meningkatkan takwa.
2) Sabar karena maksiat yaitu bersabar diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama (sabar menahan hawa nafsu)
3) Sabar karena musibah yaitu sabar tatkala ditimpa kemalangan dan ujian, serta cobaan dari Allah.
          Sedangkan syukur adalah mengakui kebaikan terhadap apa yang terjadi atau diterima seseorang.
          Syukur terdiri atas 3 perkara :
1) Ilmu
2) Keadaan
3) Amal
2. Akhlaq Madzmumah / Akhlaq tercela
a. Kufur, yaitu segala ucapan, perbuatan dan keyakinan mengingkari adanya Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan kafir adalah orangnya. Di antara sebab-sebab menjadi kufur adalah: hilangnya kepercayaan kepada Allah. Tidak mengakui kebenaran atas semua hal, adanya keraguan dalam pikiran dan karena pengaruh lingkungan.
b. Syirik, yaitu kepercayaan terhadap sesuatu selain Allah. Orangnya disebut musyrik. Syirik sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pelakunya tidak diampuni dosanya.
c. Riya’ yaitu pamer atau menampilkan diri dalam beramal agar mendapat pujian.
d. Takabur yaitu sombong atas apa yang dimiliki.
e. Hasud yaitu perasan tidak suka atau iri terhadap nikmat yang diterima orang lain kemudian menyebarkan berita bahwa nikmat yang diperoleh orang itu di dapat dengan cara yang tidak wajar.
f. Dendam, yaitu keinginan untuk membalas perbuatan seseorang.

E. Pengertian Akhlak
Dikutip dari : Chocoayumu.Wordpress.com
Menurut bahasa akhlak berasal dari kata Al-Khulq yang artinya tabiat, kelakuan, perangai, tingkah laku, adat kebiasaan, dan malah akhlak juga bisa berarti agama itu sendiri. Perkataan Al-Khulq ini di dalam Al-Quran hanya terdapat pada dua tempat saja, antaranya ialah: “Dan bahawa sesungguhnya engkau (Muhammad) mempunyai akhlak yang amat mulia”. (Al-Qalam:4)
Menurut istilah akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri yang dapat mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa pemikiran, penelitian, dan paksaan. Ibn Miskawaih, ahli falsafah Islam yang terkenal mentakrifkan, akhlak itu sebagai keadaan jiwa yang mendorong kearah untuk melahirkan perbuatan tanpa pemikiran dan penelitian. Imam Ghazali radi Allahu anhu mengatakan akhlak adalah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan – perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan yang terkeluar itu baik dan terpuji menurut syarat dan akal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya apabila terkeluar perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk.
Akhlak menurut islam ada dua sumber yaitu Al – Quran dan As – Sunnah yang menjadi pegangan dalam menentukan segala urusan dunia dan akhirat. Kedua – dua sumber itulah juga yang menjadi sumber akhlak Islamiyyah. Prinsip – prinsip dan faedah ilmu akhlak Islam semuanya didasarkan kepada wahyu yang bersifat mutlak dan tepat neraca timbangannya.
Apabila melihat perbahasan bidang akhlak Islamiyyah sebagai satu ilmu berdasarkan kepada dua sumber yang mutlak ini, dapatlah dirumuskan definisinya seperti berikut:
1. Satu ilmu yang membahaskan tata nilai, hukum dan prinsip tertentu untuk mengenal pasti sifat – sifat keutamaan untuk dihayati dan diamalkan dan mengenal pasti sifat – sifat tercela untuk dijauhi bagi mencapai keridhaan Allah.
2. Manakala akhlak pula dapatlah kita rumuskan sebagai satu sifat atau sikap keperibadian yang melahirkan tingkah laku perbuatan manusia dalam usaha membentuk kehidupan yang sempurna berdasarkan kepada prinsip – prinsip yang telah ditetapkan oleh Allah.
Dengan kata lain, akhlak ialah suatu system yang menilai perbuatan zahir dan batin manusia baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan Allah, manusia sesama manusia, manusia dengan haiwan, dengan malaikat, dengan jin dan juga dengan alam sekitar.
 F.  Perbedaan Akhlak Dengan Moral dan Etika
Pengertian dari masing – masing
1. Moral berasal dari bahasa latin yaitu mos, yang berarti adat istiadat yang menjadi dasar untuk mengukur apakah perbuatan seseorang baik atau buruk. Dapat dikatakan baik buruk suatu perbuatan secara moral, bersifat lokal.
2. Akhlak adalah tingkah laku baik, buruk, salah benar, dan penilaian ini dipandang dari sudut hukum yang ada di dalam ajaran agama.
3. Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas.
Dari pengertian di atas bisa kita simpulkan bahwa perbedaan antara akhlak dengan moral dan etika dapat dilihat dari dasar penentuan atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standar baik dan buruk akhlak berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul, sedangkan moral dan etika berdasarkan adat istiadat atau kesepakatan yang dibuat oleh suatu masyarakat jika masyarakat menganggap suatu perbuatan itu baik maka baik pulalah nilai perbuatan itu. Dengan demikian standar nilai moral dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan standar akhlak bersifat universal dan abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam prilaku nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya: “ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.” (Hadits riwayat Ahmad)
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah akumulasi dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.


G. Kesimpulan / Penutup

Telah dibahas hubungan antara taqwa dan akhlaq.
Dapat disimpulkan bahwa taqwa = akhlaq./ ikhsan yaitu : Engkau sembah Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya. Sebab sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya, Dia pasti melihatmu.
Perasaan ini akan menimbulkan rasa taqwa atau takut kepada Alloh Swt. sehingga kita senantiasa berbuat baik/berakhlaq yang mulia.
Telah diuraikan tentang akhlaq yang terpuji dan akhlaq yang tercela.
Penulis yakin bahwa makalah ini tettu tidak sempurna. Bila pembaca menemukan kesalahan di dalamnya mohon diberitahukan kepada penulis.
Wallohu almuwaffiq ilaa aqmith thorieq.



Jember, 28 Januari 2015


Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jl. Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127

Jember, Jawa Timur.